Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
19000029
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
Lahan Penelitian
Disetujui
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Hipotesis........................................................................................................3
1.4 Tujuan............................................................................................................3
2.1 Obesitas.........................................................................................................5
2.2 Kecemasan.....................................................................................................9
ii
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kecemasan............................................10
3.4.1 Sampel...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan waktu terjadinya banyak perubahan-
perubahan yang berlangsung baik secara lambat maupun cepat, baik secara
fisik, kognitif ataupun tingkah laku. Masa remaja dapat dikategorikan
sebagai tahap seseorang rentan terhadap masalah gizi sehingga akan
berisiko pada kesehatan mereka. Saat ini di Indonesia dihadapkan pada
double burden of nutrition problem yaitu masalah undernutrition dan
overnutrition atau obesitas, dengan prevalensi pada penduduk berusia di
atas 18 tahun di Indonesia yang berstatus obesitas mengalami peningkatan
sebesar 14,8% pada tahun 2013 hingga menjadi 21,8% pada tahun 2018.1
Di daerah Sumatera utara, proporsi obesitas sentral pada penduduk umur ≥
15 tahun menurut karakteristik Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa, pada
kelompok pendidikan yang dikategori ‘sekolah’, berkisar dari 10,0%-
10,9%. Dan pada kelompok dengan kategori umur 15-24 tahun berkisar
dari 12,3%-12,9%.
Data baseline dari survei UNICEF pada tahun 2017 menyebutkan
bahwa Indonesia memiliki angka obesitas yang tinggi pada orang dewasa
dan angka ini terus meningkat dengan pesat. Angka remaja usia 16–18
tahun dengan berat badan berlebih telah naik signifikan di Indonesia, dari
1,4% pada 2010 ke 8,1% pada 2018. Mengingat remaja masih
bertumbuh, kualitas gizi yang rendah akan membuat pertumbuhan ini
terhambat dan potensi fisik dan kognitif yang optimal tidak tercapai.
Perbaikan gizi secara khusus dapat memiliki dampak penting bagi remaja
khususnya perempuan yang kelak akan menjadi ibu, yaitu mencegah agar
kondisi malnutrisi tidak diteruskan ke generasi selanjutnya. Saat ini, gaya
hidup dari terlalu banyak remaja Indonesia meliputi konsumsi kudapan
yang tidak sehat di satu sisi dan minim gerak (sedenter) di sisi lain.2
Obesitas merupakan suatu keadaan yang terjadi jika kuantitas
jaringan lemak tubuh dibandingkan dengan berat badan total lebih besar
1
2
satu faktor risiko terjadinya obesitas baik pada usia kanak-kanak maupun
maupun muncul setelah usia dewasa.9 Sebuah studi yang dilakukan oleh
Ariana menyatakan bahwa, remaja dengan gangguan psikologis seperti
ansietas mempunyai risiko tinggi untuk menjadi obesitas. 8 Penelitian yang
dilakukan oleh Claudia juga menyimpulkan bahwa kecemasan memiliki
hubugan dengan kejadian obesitas apabila dihubungkan dengan makan
emosional (emotional eating).10 Studi yang dilakukan Motahar menyatakan
hal yang sama bahwa ansietas menjadi faktor dalam kejadian obesitas. 11
Studi yang dilakukan Robert dan Hao T juga menyimpulkan kecemasan
dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas.12 Akan tetapi, penelitian
yang dilakukan oleh Huriatul mengatakan hal yang sebaliknya bahwa,
tidak adanya hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan
obesitas.9
Oleh sebab itu, berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis
ingin melakukan penelitian mengenai hubungan antara kecemasan dengan
kejadian obesitas pada siswa SMA Katolik Budi Murni Medan.
1.3 Hipotesis
Terdapat hubungan antara kecemasan dengan kejadian obesitas
pada siswa SMA Katolik Budi Murni Medan.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan umum
5
6
dari 18% pada tahun 2016. Peningkatan tersebut terjadi secara serupa di
antara anak laki-laki dan perempuan: pada tahun 2016 18% anak
perempuan dan 19% anak laki-laki yang mengalami kelebihan berat
badan.14
Sementara itu, di Indonesia prevalensi obesitas pada penduduk
yang berumur diatas 18 tahun diklasifikasikan berdasarkan wilayah. Pada
daerah pedesaan angka obesitas dari tahun ke tahun yaitu, pada tahun 2013
sebanyak 21,5%, pada tahun 2016 sebanyak 28,5%, dan pada tahun 2018
sebanyak 30%. Disisi lain, pada daerah perkotaan angka kejadian obesitas
dari tahun ketahun yaitu, pada tahun 2013 30,7%, pada tahun 2016 38,5%
dan ditahun 2018 sebanyak 39,7%.15
Di Sumatera Utara, prevalensi obesitas pada remaja ditunjukkan
dengan angka sebagai berikut. Proporsi obesitas sentral pada penduduk
umur ≥ 15 tahun menurut karakteristik Riskesdas 2018 menunjukkan
bahwa, pada kelompok pendidikan yang dikategori ‘sekolah’, berkisar dari
10,0%-10,9%. Dan pada kelompok dengan kategori umur 15-24 tahun
berkisar dari 12,3%-12,9%. Melihat angka tersebut, kita diharuskan untuk
mencegah kemungkinan naiknya angka diatas dengan mengamati gaya
hidup anak remaja sekarang yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
obesitas.16
a. Aktivitas fisik
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Imelda,
aktivitas fisik terlihat pada remaja yang berisiko obesitas. Aktivitas
fisik yang rendah berisiko 3 kali mengalami obesitas dibandingkan
dengan aktivitas berat. Sebagian besar remaja berpendapat bahwa
aktivitas fisik cukup dengan olahraga di sekolah saja. Mereka
kurang termotivasi untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk
olahraga dikarenakan tidak menguasai satu bidang olah raga
7
2.2 Kecemasan
2.2.1 Definisi kecemasan
Kecemasan merupakan pengalaman perasaan yang menyakitkan
serta tidak menyenangkan. Ia timbul dari reaksi ketegangan-ketegangan
dalam atau intern dari tubuh, ketegangan ini akibat suatu dorongan dari
dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat saraf yang otonom.
Misalnya, apabila seseorang menghadapi keadaan yang berbahaya dan
menakutkan, maka jantungnya akan bergerak lebih cepat, nafasnya
menjadi sesak, mulutnya menjadi kering dan telapak tangannya
berkeringat, reaksi semacam inilah yang kemudian menimbulkan reaksi
kecemasan. Orang yang dilanda kecemasan bisa mengganggu
keseimbangan pribadi seperti; tegang, resah, gelisah, takut, gugup,
berkeringat, dan sebagainya. Orang yang cemas merasakan dirinya
terkungkung dan jauh dari perasaan bebas, sehingga untuk mendapatkan
rasa bebas maka orang harus keluar dari kecemasan.22 Dampak dari
10
Karakteristik
individu : Aktivitas
Faktor psikologi : Pola makan
- Umur fisik
- Kecemasan
- Jenis kelamin
- Riwayat keluarga
OBESITAS
= Diteliti
= Tidak diteliti
Gambar 2. 1 Kerangka teori
Kecemasan
Obesitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini berjenis analitik observasional dengan menggunakan
metode studi potong-lintang (cross sectional).
( )
2
Zα √ 2 PQ+ Zβ √ P 1Q 1+ P 2Q 2
n 1=n2=
( P1−P2 )
( )
2
1 , 96 √2 × 0,555× 0,455+0 , 84 √(0 , 67 ×0 , 33)+(0 , 44 ×0 , 56)
n 1=n2=
( 0 ,67−0 , 44 )
12
13
sekolah.
14
hubungan variabel.
kecemasan sangat
berat
IMT IMT (Indeks Massa Microtoice/ Nominal Obesitas : >25
(Indeks Tubuh adalah indeks meteran dan kg/m2
Massa sederhana dari berat timbangan
Tidak obesitas :
Tubuh) badan terhadap tinggi
18,5 – 24,9 kg/m2
badan yang
digunakan untuk
mengklasifikasikan
kelebihan berat badan
dan obesitas pada
orang dewasa. IMT
didefinisikan sebagai
berat badan seseorang
dalam kilogram
dibagi dengan
kuadrat tinggi badan
dalam meter (Kg/m2)
17
18
14. WHO. Obesity and overweight [Internet]. World health organization. 2021
[cited 2022 Nov 15]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/obesity-and-overweight
15. Statistik B pusat. Prevalensi obesitas pada penduduk umur diatas 18 tahun
2013-2018. 2022.
16. Indonesia KKR. Penyakit jantung penyebab kematian terbanyak ke-2 di
indonesia [Internet]. Kementerian Kesehatan RI. 2019 [cited 2022 Nov 9].
Available from:
https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-
penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html
17. Telisa I, Hartati Y, Haripamilu AD. Faktor risiko terjadinya obesitas pada
remaja SMA. Faletehan Heal Journal. 2020;7(03):124–31.
18. Hendra C, Manampiring AE, Budiarso F. Faktor-faktor risiko terhadap
obesitas pada remaja di kota bitung. Jurnal e-Biomedik. 2016;4(1):2–6.
19. Weni K. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2015;11(04):179–90.
20. Lutfah H. Gambaran faktor-faktor yang menyebabkan kejadian obesitas
pada remaja. Prosiding HEFA (Health Events All). 2018;2(1):73–82.
21. Handayani DR. Faktor dominan obesitas pada siswa sekolah menengah atas
di tangerang selatan indonesia.Jurnal kedokteran dan kesehatan. 2018;14(1)
:1–10.
22. Abdul H. Kecemasan dan metode pengendaliannya. Jurnal Khazanah.
2014;12:52–62.
23. Linda F, Ifdil I. Kecemasan remaja pada masa pandemi Covid -19. Jurnal
Pendidikan Indonesia. 2020;6(1).
24. Solehah LFN. Faktor-faktor penyebab kecemasan siswa. Jurnal perspektif
ilmu pendidikan 2012;25(April):16–32.