Professional Documents
Culture Documents
Ekma 4314
Ekma 4314
JAWABAN NO.1
Untuk mengestimasi biaya pemeliharaan variabel per jam mesin dan biaya pemeliharaan tetap
per bulan menggunakan metode high-low, kita perlu menggunakan data dua titik tertinggi
(high) dan terendah (low).
A. Mengestimasi biaya pemeliharaan variabel per jam mesin menggunakan metode high-low:
Pilih data dengan biaya pemeliharaan tertinggi dan terendah, serta waktu
penggunaan mesin yang sesuai.
Biaya pemeliharaan variabel per jam mesin: Biaya pemeliharaan variabel per jam = Selisih
biaya pemeliharaan / Selisih waktu penggunaan mesin Biaya pemeliharaan variabel per jam =
Rp 300.000 / 550 jam Biaya pemeliharaan variabel per jam ≈ Rp 545,45 per jam
Biaya pemeliharaan tetap per bulan: Biaya pemeliharaan tetap per bulan = Selisih
biaya pemeliharaan Biaya pemeliharaan tetap per bulan = Rp 900.000
Jumlah biaya pemeliharaan = Rp 900.000 + (Rp 545,45 per jam × 2500 jam mesin)
Jumlah biaya pemeliharaan = Rp 900.000 + (Rp 1.363.625) Jumlah biaya
pemeliharaan ≈ Rp 2.263.625
Jadi, jika jumlah jam mesin adalah 2500 jam mesin, perkiraan biaya pemeliharaan akan menjadi
sekitar Rp 2.263.625.
JAWABAN NO.2
Untuk menghitung kos bernilai tambah, kos tidak bernilai tambah, dan kos sesungguhnya, kita
perlu memahami konsep-konsep tersebut terlebih dahulu.
Kos bernilai tambah adalah kos yang secara langsung berhubungan dengan produk atau jasa
yang dihasilkan, sedangkan kos tidak bernilai tambah adalah kos yang tidak memberikan nilai
tambah pada produk atau jasa.
1. Tenaga Kerja:
• Kos bernilai tambah untuk tenaga kerja = Actual Quantity × Standard Price = 84.000 jam × Rp
50.000/jam = Rp 4.200.000.000
2. Bahan Baku:
• Kos tidak bernilai tambah untuk bahan baku = (Actual Quantity - Standard Quantity) ×
Standard Price = (208.000 kg - 200.000 kg) × Rp 60.000/kg = Rp 480.000.000
3. Inspeksi:
• Kos tidak bernilai tambah untuk inspeksi = Actual Quantity × Standard Price = 60.000 jam
inspeksi × Rp 24.000/jam = Rp 1.440.000.000
4. Penerimaan:
• Kos sesungguhnya untuk penerimaan = Actual Quantity × Standard Price = 350 pesanan × Rp
1.000.000/pesanan = Rp 350.000.000
Jadi, berdasarkan data yang diberikan:
Unit sediaan akhir = Unit sediaan awal + Unit yang diproduksi - Unit yang terjual
Unit sediaan akhir = 0 + 25,000 - 9,000
Unit sediaan akhir = 16,000
b. Biaya produksi per unit dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya variabel per unit:
Biaya produksi per unit = Biaya variabel per unit + Biaya tetap per unit yang diproduksi
Biaya produksi per unit = Rp90,000 + Rp30,000
Biaya produksi per unit = Rp120,000
c. Nilai sediaan akhir dapat dihitung dengan mengalikan unit sediaan akhir
dengan biaya produksi per unit:
Nilai sediaan akhir = Unit sediaan akhir * Biaya produksi per unit
Nilai sediaan akhir = 16,000 * Rp120,000 Nilai sediaan akhir = Rp1,920,000,000
a. Unit sediaan akhir tetap sama dengan perhitungan pendekatan variable costing, yaitu
16,000 unit.
b. Biaya produksi per unit dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya variabel
per unit dan biaya tetap per unit yang diproduksi:
Biaya produksi per unit = Biaya variabel per unit + Biaya tetap per unit yang diproduksi
Biaya produksi per unit = Rp90,000 + Rp30,000
Biaya produksi per unit = Rp120,000
c. Nilai sediaan akhir dapat dihitung dengan mengalikan unit sediaan akhir
dengan biaya produksi per unit:
Nilai sediaan akhir = Unit sediaan akhir * Biaya produksi per unit
Nilai sediaan akhir = 16,000 * Rp120,000
Nilai sediaan akhir = Rp1,920,000,000
Jadi, berdasarkan data yang diberikan, hasil perhitungan untuk kedua pendekatan adalah:
JAWABAN NO.4
Jawaban:
Untuk mencapai minimum saldo kas tersebut, CV Bangun Abadi perlu meminjam sebesar:
Jumlah yang perlu dipinjam = Minimum saldo kas - Saldo akun kas akhir
Jumlah yang perlu dipinjam = Rp26.000.000 - Rp22.000.000 Jumlah yang perlu dipinjam =
Rp4.000.000,-
Bunga yang harus dibayarkan oleh CV Bangun Abadi adalah 12% dari jumlah pinjaman, yaitu:
Bunga = 12% x Jumlah yang dipinjam Bunga = 12% x Rp4.000.000 Bunga = Rp480.000,-
3. Pada bulan April, CV Bangun Abadi harus membayar kembali jumlah pinjaman yang telah
diperoleh.
JAWABAN NO.5
Untuk menghitung aset operasi rerata (average operating assets), kita dapat menggunakan
rumus berikut:
Aset operasi rerata = (Nilai aset operasi awal + Nilai aset operasi akhir) / 2
Dalam kasus ini, nilai aset operasi awal adalah Rp970.000.000,- dan nilai aset operasi akhir
adalah Rp102.000.000,-.