You are on page 1of 5

VINCENT JUNIUS HIDAYAT /

JAWABAN NO.1

Untuk mengestimasi biaya pemeliharaan variabel per jam mesin dan biaya pemeliharaan tetap
per bulan menggunakan metode high-low, kita perlu menggunakan data dua titik tertinggi
(high) dan terendah (low).

A. Mengestimasi biaya pemeliharaan variabel per jam mesin menggunakan metode high-low:
Pilih data dengan biaya pemeliharaan tertinggi dan terendah, serta waktu
penggunaan mesin yang sesuai.

Data high: Bulan: Juni Jam: 1.300 Biaya Pemeliharaan: Rp 1.300.000

Data low: Bulan: Januari Jam: 750 Biaya Pemeliharaan: Rp 1.000.000

Selisih biaya pemeliharaan: Rp 1.300.000 - Rp 1.000.000 = Rp 300.000 Selisih waktu


penggunaan mesin: 1.300 jam - 750 jam = 550 jam

Biaya pemeliharaan variabel per jam mesin: Biaya pemeliharaan variabel per jam = Selisih
biaya pemeliharaan / Selisih waktu penggunaan mesin Biaya pemeliharaan variabel per jam =
Rp 300.000 / 550 jam Biaya pemeliharaan variabel per jam ≈ Rp 545,45 per jam

B. Mengestimasi biaya pemeliharaan tetap per bulan menggunakan metode high-low:


Pilih data dengan biaya pemeliharaan tertinggi dan terendah.

Data low: Bulan: Januari Biaya Pemeliharaan: Rp 1.000.000

Selisih biaya pemeliharaan: Rp 1.900.000 - Rp 1.000.000 = Rp 900.000

Biaya pemeliharaan tetap per bulan: Biaya pemeliharaan tetap per bulan = Selisih
biaya pemeliharaan Biaya pemeliharaan tetap per bulan = Rp 900.000

Jadi, biaya pemeliharaan tetap per bulan adalah Rp 900.000.

C. Fungsi biaya pemeliharaan bulanan menggunakan metode high-low: Fungsi


biaya pemeliharaan bulanan terdiri dari biaya pemeliharaan tetap per bulan dan
biaya pemeliharaan variabel per jam mesin.

Fungsi biaya pemeliharaan bulanan = Biaya pemeliharaan tetap per bulan +


(Biaya pemeliharaan variabel per jam × Jumlah jam mesin) Fungsi biaya pemeliharaan bulanan =
Rp 900.000 + (Rp 545,45 per jam × Jumlah jam mesin)
D. Mengestimasi jumlah biaya pemeliharaan jika jumlah jam mesin adalah 2500 jam mesin:
Menggunakan fungsi biaya pemeliharaan bulanan yang telah dibuat, kita dapat mengestimasi
jumlah biaya pemeliharaan dengan mengganti Jumlah jam mesin dengan 2500 jam mesin.

Jumlah biaya pemeliharaan = Rp 900.000 + (Rp 545,45 per jam × 2500 jam mesin)
Jumlah biaya pemeliharaan = Rp 900.000 + (Rp 1.363.625) Jumlah biaya
pemeliharaan ≈ Rp 2.263.625

Jadi, jika jumlah jam mesin adalah 2500 jam mesin, perkiraan biaya pemeliharaan akan menjadi
sekitar Rp 2.263.625.

JAWABAN NO.2

Untuk menghitung kos bernilai tambah, kos tidak bernilai tambah, dan kos sesungguhnya, kita
perlu memahami konsep-konsep tersebut terlebih dahulu.

Kos bernilai tambah adalah kos yang secara langsung berhubungan dengan produk atau jasa
yang dihasilkan, sedangkan kos tidak bernilai tambah adalah kos yang tidak memberikan nilai
tambah pada produk atau jasa.

Kos sesungguhnya adalah jumlah total biaya yang sebenarnya dikeluarkan


untuk aktivitas tersebut.

Berikut adalah perhitungan untuk masing-masing aktivitas:

1. Tenaga Kerja:
• Kos bernilai tambah untuk tenaga kerja = Actual Quantity × Standard Price = 84.000 jam × Rp
50.000/jam = Rp 4.200.000.000
2. Bahan Baku:
• Kos tidak bernilai tambah untuk bahan baku = (Actual Quantity - Standard Quantity) ×
Standard Price = (208.000 kg - 200.000 kg) × Rp 60.000/kg = Rp 480.000.000
3. Inspeksi:
• Kos tidak bernilai tambah untuk inspeksi = Actual Quantity × Standard Price = 60.000 jam
inspeksi × Rp 24.000/jam = Rp 1.440.000.000
4. Penerimaan:
• Kos sesungguhnya untuk penerimaan = Actual Quantity × Standard Price = 350 pesanan × Rp
1.000.000/pesanan = Rp 350.000.000
Jadi, berdasarkan data yang diberikan:

• Kos bernilai tambah untuk tenaga kerja adalah Rp 4.200.000.000.


• Kos tidak bernilai tambah untuk bahan baku adalah Rp 480.000.000.
• Kos tidak bernilai tambah untuk inspeksi adalah Rp 1.440.000.000.
• Kos sesungguhnya untuk penerimaan adalah Rp 350.000.000.
JAWABAN NO 3
1. Dengan pendekatan variable costing:

a. Unit sediaan akhir dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Unit sediaan akhir = Unit sediaan awal + Unit yang diproduksi - Unit yang terjual
Unit sediaan akhir = 0 + 25,000 - 9,000
Unit sediaan akhir = 16,000

b. Biaya produksi per unit dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya variabel per unit:

Biaya produksi per unit = Biaya variabel per unit + Biaya tetap per unit yang diproduksi
Biaya produksi per unit = Rp90,000 + Rp30,000
Biaya produksi per unit = Rp120,000

c. Nilai sediaan akhir dapat dihitung dengan mengalikan unit sediaan akhir
dengan biaya produksi per unit:

Nilai sediaan akhir = Unit sediaan akhir * Biaya produksi per unit
Nilai sediaan akhir = 16,000 * Rp120,000 Nilai sediaan akhir = Rp1,920,000,000

2. Dengan pendekatan absorption costing:

a. Unit sediaan akhir tetap sama dengan perhitungan pendekatan variable costing, yaitu
16,000 unit.

b. Biaya produksi per unit dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya variabel
per unit dan biaya tetap per unit yang diproduksi:

Biaya produksi per unit = Biaya variabel per unit + Biaya tetap per unit yang diproduksi
Biaya produksi per unit = Rp90,000 + Rp30,000
Biaya produksi per unit = Rp120,000

c. Nilai sediaan akhir dapat dihitung dengan mengalikan unit sediaan akhir
dengan biaya produksi per unit:

Nilai sediaan akhir = Unit sediaan akhir * Biaya produksi per unit
Nilai sediaan akhir = 16,000 * Rp120,000
Nilai sediaan akhir = Rp1,920,000,000
Jadi, berdasarkan data yang diberikan, hasil perhitungan untuk kedua pendekatan adalah:

1. Dengan pendekatan variable costing:

a. Unit sediaan akhir: 16,000 unit


b. Biaya produksi per unit: Rp120,000
c. Nilai sediaan akhir: Rp1,920,000,000

2. Dengan pendekatan absorption costing:

a. Unit sediaan akhir: 16,000 unit


b. Biaya produksi per unit: Rp120,000
c. Nilai sediaan akhir: Rp1,920,000,000

JAWABAN NO.4

Berikut ini laporan laba-rugi PT Serba Guna tahun 2022 :

Penjualan Rp123.000.000,- Kos barang terjual Rp75.000.000,-


Laba kotor Rp48.000.000,-
Biaya penjualan dan administrasi Rp22.000.000,-
Laba operasi Rp26.000.000,-
Pada awal tahun, nilai aset operasi sebesar Rp970.000.000,-
dan pada akhir tahun nilai aset operasi adalah Rp102.000.000,-.

Jawaban:

1. Membuat anggaran kas untuk CV Bangun Abadi pada bulan Maret:

• Penerimaan kas dari penjualan: Rp80.000.000,-


• Penerimaan kas dari penjualan properti: Rp38.500.000,- Total penerimaan kas:
Rp118.500.000,-
• Pengeluaran kas untuk pembayaran bahan baku dan persediaan: Rp45.000.000,-
• Pengeluaran kas untuk gaji tenaga kerja langsung: Rp47.500.000,-
• Pengeluaran kas lainnya: Rp40.000.000,- Total pengeluaran kas: Rp132.500.000,-

Saldo akun kas awal (1 Maret): Rp36.000.000,-

Dengan menggunakan persamaan kas:


Saldo akun kas akhir = Saldo akun kas awal + Total penerimaan kas - Total pengeluaran kas
Saldo akun kas akhir = Rp36.000.000 + Rp118.500.000 - Rp132.500.000 Saldo akun kas akhir =
Rp22.000.000,-
2. Diasumsikan bahwa CV Bangun Abadi menginginkan minimum saldo kas sebesar
Rp26.000.000,- dan bisa meminjam dari bank dengan kelipatan Rp1.500.000,- dengan bunga
12% per tahun.

Untuk mencapai minimum saldo kas tersebut, CV Bangun Abadi perlu meminjam sebesar:
Jumlah yang perlu dipinjam = Minimum saldo kas - Saldo akun kas akhir
Jumlah yang perlu dipinjam = Rp26.000.000 - Rp22.000.000 Jumlah yang perlu dipinjam =
Rp4.000.000,-
Bunga yang harus dibayarkan oleh CV Bangun Abadi adalah 12% dari jumlah pinjaman, yaitu:
Bunga = 12% x Jumlah yang dipinjam Bunga = 12% x Rp4.000.000 Bunga = Rp480.000,-

3. Pada bulan April, CV Bangun Abadi harus membayar kembali jumlah pinjaman yang telah
diperoleh.

Jumlah pinjaman adalah Rp4.000.000,-.


Oleh karena itu, bunga yang harus dibayarkan oleh CV Bangun Abadi pada bulan April adalah
Rp480.000,-.

JAWABAN NO.5

Untuk menghitung aset operasi rerata (average operating assets), kita dapat menggunakan
rumus berikut:

Aset operasi rerata = (Nilai aset operasi awal + Nilai aset operasi akhir) / 2

Dalam kasus ini, nilai aset operasi awal adalah Rp970.000.000,- dan nilai aset operasi akhir
adalah Rp102.000.000,-.

a.Aset operasi rerata = (Rp970.000.000,- + Rp102.000.000,-) / 2


= Rp1.072.000.000,- / 2
= Rp536.000.000,-
Jadi, aset operasi rerata adalah Rp536.000.000,-.

b.ROI = (Laba operasi / Aset operasi rerata) * 100%


Dalam kasus ini, laba operasi adalah Rp26.000.000,- dan aset operasi rerata adalah
Rp536.000.000,-.
Mari kita hitung ROI:
ROI = (Rp26.000.000,- / Rp536.000.000,-) * 100%
= 0,0485 * 100%
= 4,85%
Jadi, Return on Investment (ROI) adalah 4,85%.

You might also like