You are on page 1of 53

ANALISIS BIBLIOMETRIK JENIS INTERVENSI

KEPERAWATAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA


ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

PROPOSAL SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat melakukan penelitian

Oleh :
NANDA SIFA’ FAUZIAH
G2A019060

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS BIBLIOMETRIK JENIS INTERVENSI


KEPERAWATAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA
ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan


Tim Penguji Proposal
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Ns. Siti Aisah., M.Kep., Sp.Kom Ns. Much Nurkharistna Al Jihad., M.Kep., Sp.Kep.Kom

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS BIBLIOMETRIK JENIS INTERVENSI


KEPERAWATAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA
ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

Proposal ini telah dipertahankan di hadapan


Tim Penguji Proposal
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Pada tanggal

Tim Penguji :

Dr. Edy Soesanto., SKp., M.Kes :

Dr. Ns. Siti Aisah., M.Kep., Sp.Kom :

Ns. Much Nurkharistna Al Jihad., M.Kep., Sp.Kep.Kom :

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “ANALISIS BIBLIOMETRIK JENIS INTERVENSI
KEPERAWATAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA ANEMIA PADA
REMAJA PUTRI”.
Proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini banyak hambatan serta kesulitan
yang penulis hadapi. Namun, tidak mengurangi semangat penulis untuk menyusun
proposal skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberi pengarahan, bimbingan serta semangat kepada penulis, antara lain:
1. Prof. Dr. Masrukhi., M.Pd Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. Dr. Ali Rosidi,SKM., M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. Ns. Machmudah., M.Kep., Sp.Kep,Mat selaku Ketua Progam Studi S1 Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
4. Dr. Ns. Siti Aisah., M.Kep., Sp.Kom selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya dengan senang hati untuk membimbing dan
mengarahkan penulis selama proses pembuatan sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini.
5. Ns. M. Nur Kharitsna Al Jihad., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku dosen
pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dengan senang hati untuk
membimbing dan mengarahkan penulis selama proses pembuatan sehingga
dapat menyelesaikan proposal ini.

iv
6. Dr. Edy Soesanto., S.Kp., M.Kes selaku penguji yang senantiasa dapat
meluangkan waktu sehingga ujian berjalan dengan lancar.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Li Ruei Min
dan Ibunda Kusmiyati, tidak lupa dengan adik tersayang Li Jia Huei. Serta
keluarga yang selalu memberikan semangat, perhatian, kasih sayang dan
juga doa untuk kelancaran dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini tidak lepas dari kekurangan
maupun kelebihannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan
dalam penyusunan proposal ini.

Semarang, 18 Juli 2023

Nanda Sifa’ Fauziah

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................iii

KATA PENGANTAR................................................................................iv

DAFTAR ISI...............................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................viii

DAFTAR TABEL.......................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................1

B. Tujuan Penelitian.....................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................7

A. Anemia Remaja Putri...............................................................7


1. Pengertian Anemia.............................................................7
2. Diagnosis dan Gejala Anemia Remaja Putri......................8
3. Penyebab Anemia Remaja Putri.........................................9
4. Gejala Anemia Remaja Putri............................................10
5. Faktor Penyebab Remaja Putri Rentan
Menderita Anemia............................................................11
6. Dampak Anemia...............................................................13
7. Anemia Pada Remaja Putri..............................................16
8. Analisis Bibliometrik.......................................................20

vi
BAB III METODE PENELITIAN............................................................23

A. Desain....................................................................................23

B. Sumber data...........................................................................23

C. Kriteria inklusi dan eksklusi artikel.......................................24

D. Selecting Data.......................................................................24

E. Dimensions............................................................................26

DAFTAR PUSTAKA................................................................................30

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5. PRISMA Flowchart 2020.........................................................25

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Lima langkah menganalisa data bibliometrik...........................22

Tabel 3.1 Kerangka Teori..........................................................................22

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia terutama wanita sebagian besar mengalami
anemia hal ini dikarenakan kurangnya konsumsi sumber makanan yang
mengandung zat besi yang mudah diserap oleh tubuh. Salah satu masalah yang
dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien, yakni sekitar
12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang
sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2018). Anemia saling berhubungan dengan target gizi
global seperti: stunting, wasting dan berat badan lahir rendah. Anemia menjadi
jenis malnutrisi dengan prevalensi tertinggi di dunia ditunjukan dengan
masuknya anemia dalam daftar Global Burden of Disease dengan jumlah
penderita sebanyak 1,159 miliar di seluruh dunia (sekitar 25% jumlah
penduduk dunia). Sekitar 50% dari semua penderita anemia mengalami
defisiensi besi (Safiri et al., 2021).
Anemia pada remaja sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World
Health Organization (WHO), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%.
Menurut WHO, angka kejadian anemia pada remaja di negara - negara
berkembang sekitar 53,7% dari semua remaja. Data prevalensi anemia di
kalangan remaja putri di Asia berkisar antara 17%-90% di setiap wilayahnya.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 terjadi kenaikan kasus
anemia remaja putri di tahun 2013 sekitar 37.1 % naik menjadi 48.9 % pada
tahun 2018. Proporsi anemia ini terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun
32%. Hal ini kontras dengan standar nasional kejadian anemia yaitu sebesar
20% (Riskesdas, 2018). Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang
rawan menderita anemia bersamaan dengan menstruasi yang akan
mengeluarkan zat besi yang diperlukan berumur 5-14 tahun, remaja putri usia
10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5% wanita
mempunyai resiko anemia paling tinggi terutama pada remaja putri (Angelina
et al., 2020).

1
Faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian anemia pada remaja
diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya misalnya vitamin
A, vitamin C, folat, riboflavin dan B12, kesalahan dalam konsumsi zat besi
misalnya konsumsi zat besi bersamaan dengan zat lain yang dapat
mengganggu penyerapan zat besi tersebut (Briawan, 2018). Penanganan
anemia yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian tablet tambah darah
(Fe) awalnya program pemberian pemberian suplementasi besi
direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) kepada ibu hamil,
namun seiring berjalannya waktu sasaran program ditambah menjadi remaja
putri (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau kadar
hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru-paru dan
mengantar ke seluruh tubuh. Remaja adalah salah satu kelompok rentan
anemia karena mengalami pertumbuhan sangat pesat disertai kegiatan-
kegiatan jasmani dan olahraga juga pada kondisi puncaknya. Anemia pada
remaja masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya
lebih dari 20% (Fradiba, 2018).
Anemia memiliki konsekuensi yang serius bagi masa remaja yaitu pada
gangguan pertumbuhan serta gangguan kinerja fisik dan kognitif. Zat besi
merupakan nutrisi yang penting untuk fungsi dalam tubuh. Beberapa
penelitian melaporkan bahwa kekurangan zat besi pada remaja dapat
berpengaruh pada gangguan perilaku yang tinggi dan berkurangnya kapasitas
belajar serta kinerja di sekolah maupun di rumah yaitu dalam mengerjakan
pekerjaan rumah, kemampuan fisik, perhatian dan konsentrasi, kemampuan
belajar dan daya ingat. Selain itu, remaja putri dengan anemia memiliki
dampak panjang baik pada dirinya ataupun anaknya nanti, remaja putri dengan
anemia cenderung memulai kehamilanya dengan peningkatan resiko
mordibitas dan mortalitas baik bagi ibu maupun anak (Novayanti & Sundari,
2020).
Anemia disebabkan karena kehilangan darah secara kronis, asupan zat
besi yang tidak cukup, penyerapan tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan
2
zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung
diantaranya pada masa pubertas dan karena aktifitas yang meningkat, diet
yang salah, pola makan yang tidak teratur dan mengalami menstruasi dimana
besi hilang bersama darah menstruasi. Beberapa penelitian mengemukakan
bahwa faktor pengetahuan tentang anemia dan tingkat asupan zat gizi (energi,
protein, zat besi) mempengaruhi tingkat kejadian anemia pada remaja (Suria,
2018).
Anemia pada remaja putri berisiko lebih tinggi karena remaja putri
mengalami menstruasi setiap bulan dan sedang dalam masa tumbuh kembang,
sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi. Selain itu, anemia pada remaja
juga disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan zat gizi. Salah satu faktor
penyebab anemia adalah kondisi menstruasi yang tidak normal (Kurniawan
Putri, 2021). Jika seorang wanita menderita anemia sejak usia remaja, maka
akan menghadapi banyak risiko seperti keguguran, berat badan lahir rendah,
kontraksi rahim yang tidak tepat, perdarahan pascapersalinan yang berujung
pada kematian (RI, 2018). Oleh karena itu, pencegahan anemia pada remaja
putri sangatlah penting. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah anemia
yaitu melalui penyuluhan. Dalam hal ini penyuluhan merupakan bagian dari
pendidikan gizi yang bertujuan untuk mengubah pengetahuan atau sikap
dalam hal konsumsi makanan (Safiri et al., 2021).
Upaya pencegahan Anemia umumnya dilakukan pada bayi, anak-anak,
ibu hamil dan ibu menyusui namun tidak berfokus pada remaja sehingga
akibat Anemia pada remaja masih menjadi masalah remaja (Habtegiorgis et
al., 2022). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
telah berupaya mencegah Anemia pada remaja dengan pemberian tablet
tambah darah pada remaja secara rutin melalui sekolah (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Penyuluhan kesehatan dapat menjadi salah satu intervensi terhadap
pencegahan anemia. Berdasarkan studi didapatkan nilai rata-rata pengetahuan
remaja putri setelah pemberian edukasi kesehatan dikategorikan
berpengetahuan baik 60%, dan cukup 40% dari 10 remaja putri (Pratiwi &

3
Putri, 2023). Studi pemberian intervensi gizi menggunakan whatsapp grup
terbukti

4
efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi
remaja dalam pencegahan anemia (Lestari et al., 2022). Temuan studi
pencegahan anemia melalui kepatuhan konsumsi TTD ditemukan remaja yang
memiliki kontrol perilaku yang kuat akan memiliki niat untuk patuh konsumsi
TTD teratur 3,906 kali dibandingkan remaja putri dengan kontrol perilaku
lemah terhadap konsumsi TTD (Quraini et al., 2020).
Berdasarkan tingginya khasus tentang anemia pada remaja putri, peneliti
tertarik untuk mengetahui jenis intervensi keperawatan dengan menggunakan
metode bibliometrik. Analisis Bibliometrik adalah pendekatan berbasis
statistik dalam suatu penelitian yang memvisualisasikan kontribusi lembaga
akademik dan perubahan dalam hotspot penelitian (Fu et al., 2023). Analisis
bibliometrik merupakan metode ilmiah dan kuantitatif untuk menilai artikel
yang diterbitkan, yang dapat membantu para peneliti untuk menemukan tren
perkembangan dan hotspot penelitian dari bidang penelitian tertentu dan
memberikan perkembangan penelitian di masa depan bagi para peneliti
(Soytas, 2021).
Hasil penelusuran menggunakan google trends mengenai intervensi
anemia selama 5 tahun terakhir (Juli 2015-Juli 2023) di seluruh dunia, minat
pencarian mengenai intervensi anemia paling banyak terjadi di Amerika
Serikat. Amerika Serikat mendapatkan skala nilai 100 dimana berarti Amerika
Serikat menjadi lokasi paling populer dari total penelusuran diseruluh dunia.
Hasil penelusuran menggunakan google trends mengenai intervensi anemia
selama 5 tahun terakhir (Juli 2015-Juli 2023) di Amerika Serikat didapatkan
hasil bahwa intervensi anemia lebih banyak dicari dibandingkan di Indonesia
dimana Amerika Serikat lebih banyak mencari topik mengenai intervensi
keperawatan anemia, keberhasilan penanganan anemia, tingkat perawatan
penderita anemia serta pengaruh vitamin B dan defisiensi zat besi terhadap
karakteristik terjadinya anemia. Hasil penelusuran menggunakan google
trends mengenai intervensi anemia selama 5 tahun terakhir (Juli 2015-Juli
2023) di Indonesia didapatkan hasil bahwa catatan trends yang dimulai pada
tanggal 15

5
Juli 2018 didapatkan pencarian sebanyak 33/100, pencarian tertinggi terjadi
pada periode Oktober 2019 91/100 dan September 2020 85/100 sedangkan
pada periode berikutnya mengalami penurunan trends pencarian hingga 2023
dimana pada bulan Juli 2023 terdapat sebanyak 15/100. Pencarian mengenai
intervensi anemia ini terdiri dari 5 topik terbanyak yakni mengenai kadar
anemia, pengetahuan dasar mengenai anemia, sel darah merah, zat besi dan
kasus anemia di Indonesia. Trends intervensi anemia paling banyak dicari di
wilayah Jawa Barat 80/100, Jawa Tengah 100/100 dan Jawa Timur 83/100.
Hasil penelusuran selanjutnya mengenai pencegahan anemia diseluruh
dunia berdasarkan minat pencarian berdasarkan wilayah didapatkan data
paling banyak Filiphina 100/100 dilanjutkan Nigeria 24/100 Amerika Serikat
20/100, Kanada 11/100, India 11/100 dan Australia 6/100. Berbagai negara
tersebut melakukan pencarian paling banyak mengenai bagaimana pencegahan
anemia, pengertian anemia serta tanda gejala anemia. Trends pencegahan
anemia pada seluruh negara setiap tahun mengalami kenaikan namun beberapa
waktu terjadi penurunan dimana pencarian paling banyak dilakukan pada
periode Januari 2022 dan paling sedikit pencarian dilakukan pada Mei 2019,
November 2019, Mei 2021 dan Oktober 2021. Trends pencegahan anemia di
Indonesia paling banyak terjadi diwilayah Jawa Tengah 100/100, Jawa Timur
87/100 dan Jawa Barat 63/100. Pencegahan anemia menjadi trends 5 tahun
terakhir (Juli 2018 – Juli 2023) didapatkan data minat paling banyak untuk
melakukan penelurusan pencegahan anemia terjadi pada periode November
2020 100/100 dan November 2021 97/100 dengan topik pencarian paling
banyak berupa komplikasi anemia, organ yang dipengaruhi akibat anemia,
hubungan anemia dan thalasemia serta penyebab anemia.
Data tersebut menggambarkan minat terhadap topik interventions
anemia & prevent anemia yang bersifat umum. Para peneliti yang ingin
meneliti topik interventions anemia & prevent anemia memerlukan informasi
lebih khusus, misalnya publikasi ilmiah dalam bentuk artikel ilmiah dan
prosiding seminar ilmiah terhadap topik jenis intervensi keperawatan untuk
mencegah terjadinya anemia pada remaja putri.

6
Peneliti memerlukan informasi mengenai trend dan kebaruan di masa
mendatang. Hal ini merupakan permasalahan yang muncul di kalangan
peneliti. Namun, analisis bibliometrik tentang publikasi jenis intervensi
keperawatan untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri untuk
mengetahui trend dan kebaruan belum ada.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi tren banyaknya jurnal
yang membahas topik jenis intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya
anemia pada remaja putri
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah publikasi pada topik jenis intervensi keperawatan untuk
mencegah terjadinya anemia pada remaja putri
2. Mengetahui jumlah sitasi pada topik jenis intervensi keperawatan untuk
mencegah terjadinya anemia pada remaja putri
3. Mengetahui daftar jurnal terbanyak yang membahas topik jenis intervensi
keperawatan untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri
4. Menjelaskan network visualization pada topik jenis intervensi keperawatan
untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri
5. Menjelaskan overlay visualization pada topik jenis intervensi keperawatan
untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri
6. Menjelaskan density visualization pada topik jenis intervensi keperawatan
untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia Remaja Putri


1. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah salah satu
komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat
oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen
diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Kekurangan
oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain
kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk
sel darah merah/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang harus
dicari penyebabnya dan penanggulangannya dilakukan sesuai dengan
penyebabnya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Anemia merupakan keadaan tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
di dalam darah lebih rendah dibanding nilai normal. Anemia biasa dikenal
dengan kurang darah lebih tepatnya kekurangan sel darah merah
(eritrosit). Hemoglobin dibutuhkan untuk membawa oksigen. Apabila
tubuh memiliki sel darah merah terlalu sedikit atau dibawah normal maka
akan terjadi penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen ke
jaringan tubuh sehingga menyebabkan gejala kelelahan, lemas, pusing
ataupun sesak nafas (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Anemia merupakan kejadian saat kadar hemoglobin atau sel darah
merah berada kurang dari batas normal. Anemia juga dikenal sebagai
kondisi tidak cukupnya cadangan zat besi sehingga terjadi kekurangan
penyaluran zat besi ke jaringan dalam tubuh. Defisiensi besi dapat terjadi
ketika jumlah zat besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh terlalu sedikit,
berkurangnya zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan zat besi
(Pratiwi & Putri, 2023).

8
Rematri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia
gizi besi. Hal ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama
menstruasi. Selain itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi, dimana
zat besi pada rematri sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan
pertumbuhan dan perkembangan (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Novayanti, N., dan
Sundari, S. W. (2020) dengan tujuan mengkaji status anemia remaja putri
usia SMA di Kota Tasikmalaya memperoleh hasil 74,1 % dari 58 siswi
mengalami anemia (Novayanti & Sundari, 2020).
Penelitian yang dilakukan Hasyim, A. N., dkk. (2018)
menyebutkan bahwa usia memiliki keeratan hubungan dengan kejadian
anemia pada remaja putri. Karena pada usia remaja, khususnya remaja
putri biasanya cenderung melakukan diet karena ingin mendapatkan body
goals yakni berbadan langsing,sementara di usia tersebut juga para remaja
khususnya perempuan mengalami menstruasi setiap bulan yang menjadi
penyebab peluang terjadinya anemia lebih besar. Selain itu, pada
penelitian yang sama, ditemukan bahwa sebagian besar remaja putri
memiliki pengetahuan resiko anemia dengan kategori kurang (61,1%)
(Hasyim et al., 2018).

2. Diagnosis dan Gejala Anemia Remaja Putri


Indikator yang digunakan untuk menunjukkan kejadian anemia
dapat dilihat dari kadar Hb seseorang. Anemia ringan ditunjukkan dengan
kadar Hb 10-14 g/dL yang umumnya tidak menunjukkan gejala. Namun
gejala akan muncul seiring dengan peningkatan keparahannya. Anemia
sedang ditunjukkan dengan kadar Hb 6-10 g/dL dengan gejala yang dapat
berupa dyspnea, palpitasi, diaforesis saat aktivitas, dan kelemahan kronis.
Dan anemia berat ditunjukkan dengan kadar Hb < 6 g/dL yang dapat
terjadi asimtomatik karena berkembang secara bertahap, namun dapat
menunjukkan manifestasi klinis yang signifikan di berbagai organ tubuh
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

9
3. Penyebab Anemia Remaja Putri
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi,
defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia
terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang
kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Ada 3 penyebab anemia, yaitu:
a. Defisiensi zat gizi
1) Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan
pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk pembuatan
hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah/eritrosit. Zat
gizi lain yang berperan penting dalam pembuatan hemoglobin
antara lain asam folat dan vitamin B12.
2) Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS,
dan keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan
asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri.
b. Perdarahan
1) Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang
mengakibatkan kadar Hb menurun.
2) Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan
c. Hemolitik
1) Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadaikarena
terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zatbesi
(hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa.
2) Pada penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetik
yang menyebabkan anemia karena sel darah merah/eritrosit cepat
pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.
Di Indonesia diperkirakan sebagian besar anemia terjadi karena
kekurangan zat besi sebagai akibat dari kurangnya asupan makanan
sumber zat besi khususnya sumber pangan hewani (besi heme). Sumber
utama zat besi adalah pangan hewani (besi heme), seperti: hati, daging

10
(sapi dan

11
kambing), unggas (ayam, bebek, burung), dan ikan. Zat besi dalam sumber
pangan hewani (besi heme) dapat diserap tubuh antara 20-30%
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Pangan nabati (tumbuh-tumbuhan) juga mengandung zat besi
(besi non-heme) namun jumlah zat besi yang bisa diserap oleh usus jauh
lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan makanan hewani. Zat besi non-
heme (pangan nabati) yang dapat diserap oleh tubuh adalah 1-10%. Contoh
pangan nabati sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau tua (bayam,
singkong, kangkung) dan kelompok kacang-kacangan (tempe, tahu,
kacang merah). Masyarakat Indonesia lebih dominan mengonsumsi
sumber zat besi yang berasal dari nabati. Hasil Survei Konsumsi Makanan
Individu menunjukkan bahwa 97,7% penduduk Indonesia mengonsumsi
beras (dalam 100 gram beras hanya mengandung 1,8 mg zat besi). Oleh
karena itu, secara umum masyarakat Indonesia rentan terhadap risiko
menderita Anemia Gizi Besi (AGB) (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2018).
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus, sebaiknya
mengonsumsi makanan kaya sumber vitamin C seperti jeruk dan jambu
dan menghindari konsumsi makanan yang banyak mengandung zat yang
dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus dalam jangka panjang
dan pendek seperti tanin (dalam teh hitam, kopi), kalsium, fosfor, serat dan
fitat (biji-bijian). Tanin dan fitat mengikat dan menghambat penyerapan
besi dari makanan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Hasil survey menunjukan bahwa pola konsumsi makanan penduduk
Indonesia pada sayur-sayuran 6,96% (Statistik, 2022). Oleh karena itu
secara umum masyarakat Indonesia rentan terhadap risiko menderita
Anemia Gizi Besi (AGB) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2018).

4. Gejala Anemia Remaja Putri


Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L

12
(Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing
(“kepala

13
muter”), mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta
sulit konsentrasi. Secara klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat”
pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

5. Faktor Penyebab Remaja Putri Rentan Menderita Anemia


Penyebab dan faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia
terjadi secara berurutan dari faktor yang paling jauh adalah ekonomi,
ekologi, iklim, dan geografi yang mempengaruhi pendidikan,
kesejahteraan (pekerjaan dan kondisi ekonomi), dan norma budaya dan
perilaku. Tingkat pendidikan seseorang sangat bergantung pada kebijakan
politik di negaranya, kondisi ekonominya dan keadaan geografi yang
memungkinkannya dapat menjangkau tempat pendidikan. Kesejahteraan
juga bergantung pada kebijakan politik, kondisi ekonomi, ekologi, iklim,
dan geografi. Sedangkan norma budaya dan perilaku juga dipengaruhi oleh
politik, ekonomi, ekologi, iklim, dan geografi (Elisa & Oktarlina, 2023).
Faktor risiko tersebut antara lain, akses sumber makanan bergizi
termasuk kepatuhan minum tablet besi, akses sumber makananfortifikasi,
akses pelayanan kesehatan (misal: suplementasi tablet besi dan
penanganan kecacingan), akses pengetahuan dan pendidikan tentang
anemia, akses air bersih, sanitasi, dan kelambu anti nyamuk. Kelima akses
tersebut dapat menyebabkan asupan nutrisi dan absorbsi tidak adekuat
serta menyebabkan penyakit infeksi (Chakraborti et al., 2018).
Nutrisi dapat menunjang pembentukan sel darah merah seperti
protein, zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin A yang
mengakibatkan anemia karena defisiensi nutrisi sehingga terjadi penurunan
produksi sel darah merah (Sary, 2018). Selain itu, penyakit infeksi juga
dapat memengaruhi terjadinya anemia. Penyakit infeksi tersebut antara lain
kecacingan, malaria, tuberkulosis, AIDS, infeksi yang menyebabkan
gangguan penyerapan usus halus, dan sebagainya. Penyakit infeksi
tersebut dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah dan

14
beberapa

15
diantaranya mengakibatkan kehilangan darah yang pada akhirnya menjadi
anemia. Kehilangan darah juga disebabkan oleh kelainan hemoglobin
genetik seperti talasemia dan anemia sel sabit (Afiah & Husen, 2022).
Remaja putri lebih mudah menderita anemia, karena :
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018)
a. Remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan
pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat untuk meningkatkan
pertumbuhannya. Remaja putri memiliki risiko sepuluh kali lebih besar
untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini
dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan
sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat
besi yang lebih banyak (Astuti & Kulsum, 2020).
a. Remaja putri seringkali melakukan diet yang keliru yang bertujuan
untuk menurunkan berat badan, diantaranya mengurangi asupan
protein hewani yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin
darah. Selain itu, ketidakseimbangan asupan zat gizi juga menjadi
penyebab anemia pada remaja. Remaja putri biasanya sangat
memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang membatasi
konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap makanan. Bila
asupan makanan kurang maka cadangan besi banyak yang
dibongkar. Keadaan seperti ini dapat mempercepat terjadinya
anemia (Astuti & Kulsum, 2020)
b. Remaja putri yang mengalami haid akan kehilangan darah setiap
bulan sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat saat haid.
Remaja putri dan WUS juga terkadang mengalami gangguan haid
seperti haid yang lebih panjang dari biasanya atau darah haid yang
keluar lebih banyak dari biasanya. Perlunya kesiapsiagaan aspek
reproduksi salah satunya adalah penyediaan kit individu khusus
bagi kelompok rentan yaitu WUS, remaja putri diharapkan dapat
meminimalisir dampak penyakit kesehatan reproduksi (Kemenkes
RI, 2021).

16
Pengabdian masyarakat melalui kegiatan edukasi dengan
metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab bertujuan agar
mempunyai pengetahuan yang baik sehingga kesiapsiagaan
masyarakat terhadap kesehatan reproduksi meningkat yang
ditunjukan dengan kemampuan menyiapkan kit individu bagi
kelompok rentan yaitu remaja putri, WUS dan ibu hamil di Desa
Beka Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Setelah mengikuti kegiatan
pengabdian ini peserta diharapkan mampu memahami konsep dan
konsteks bencana di Indoneis, menjelaskan pentingnya
kesiapsiagaan terhadap kesehatan reproduksi dalam mengadapi
situasi bencana, menjelaskan teknis pengurangan risiko bencana
terhadap kesehatan reproduksi, dan menjelaskan kebutuhan-
kebutuhan yang perlu disiapkan dalam kit individu (Batjo et al.,
2022).

6. Dampak Anemia
Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada remaja
putri (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018), diantaranya:
a. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah
terkena penyakit infeksi karena kondisi jumlah sel darah merah tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Gejala
anemia biasanya tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat,
mudah lelah, berdebar, dan sesak nafas. Kepucatan bisa diperiksa
pada telapak tangan, kuku dan konjungtiva palpebra (Kumalasari et
al., 2019). Sedangkan gejala/tandatanda anemia menurut (Depkes,
2018) antara lain 5 L (lelah, lesu, lemah, letih, lalai), bibir tampak
pucat, nafas pendek, lidah licin, denyut jantung meningkat, susah
buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-kadang pusing, dan
mudah mengantuk (Afiah & Husen, 2022).
b. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya
oksigen ke sel otot dan sel otak. Menurunnya prestasi belajar dan

17
produktivitas kerja/kinerja. Dampak dari kejadian anemia pada
remaja dapat menurunkan konsentrasi dan prestasi belajar, serta
mempengaruhi produktivitas di kalangan remaja.
c. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja.
Dampak anemia pada remaja putri akan terbawa hingga dia menjadi
ibu hamil anemia yang dapat mengakibatkan : (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018)
a. Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),prematur,
BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak diantaranya stunting
dan gangguan neurokognitif. Akibat dari jangka panjang penderita
anemia gizi besi pada remaja putri yang nantinya akan hamil, maka
remaja putri tersebut tidak mampu memenuhi zat–zat gizi pada
dirinya dan janinnya sehingga dapat meningkatkan terjadinya risiko
kematian maternal, prematuritas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah),
dan kematian perinatal. Beberapa penelitian terdahulu telah
menunjukkan pendidikan ibu yang lebih tinggi dapat meningkatkan
kemampuan ibu untuk memahami dan menanggapi perubahan
perilaku gizi sehingga, mempermudah dalam menerima metode
persiapan makanan alternatif serta membaca dan menafsirkan label
makanan dengan benar (Sari et al., 2022).
b. Perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayinya. Mencegah anemia pada remaja putri
menjadi sangat penting, karena nantinya wanita yang menderita
anemia dan hamil akan menghadapi banyak resiko, yaitu abortus,
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, mengalami penyulit
lahirnya bayi karena rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik
ataupun karena tidak mampu meneran, perdarahan setelah persalinan
yang sering berakibat kematian. Bila sejak remaja menderita anemia,
saat hamil dan melahirkan bayinya juga akan mengalami anemia.
Padahal zat besi sangat penting untuk perkembangan otak.
Akibatnya akan lahir bayi dengan kecerdasan di bawah rata-rata

18
(Sulaiman et al.,

19
2022). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (Sari et al.,
2022) di dapatkan hasil penelitian bahwa anemia dapat mengurangi
daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi
kehamilan serta persalinan. Anemia juga menyebabkan peningkatan
risiko perdarahan post partum. Rasa cepat lelah pada penderita
anemia disebabkan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan
secara sempurna karena kekurangan ksigen (Maesaroh and Iwana,
2018). Ibu yang memiliki kadar Hb < 11 gr% atau anemia diyakini
mendahului terjadinya perdarahan pasca persalinan Kurangnya kadar
hemoglobin pada tubuh ibu yang menyebabkan pengenceran darah
yang berlebihan pada saat persalinan. Anemia pada ibu hamil adalah
suatu keadaan yang menunjukkan kadar haemoglobin (Hb) didalam
darah lebih rendah dari nilai normal yaitu 11g/100 ml.
c. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan berlanjut
menderita anemia pada bayi dan usia dini. Kejadian anemia tidak
terlepas dari masalah kesehatan lainnya, faktor yang mendorong
terjadinya anemia antara lain adanya menstruasi setiap bulan pada
remaja putri, remaja putri yang sering kali menjaga penampilan,
ingin kurus sehingga berdiet dan mengurangi makan. Penyebab
utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan
makanan sumber Fe, sedangkan kebutuhan Fe pada remaja putri
meningkat karena kehilangan darah saat menstruasi (Kumalasari et
al., 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Kurniati,
2020), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan
kejadiananemia pada ibu hamil. Kepatuhan mengkonsumsi
tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet
yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat
besi dan frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia

20
kekurangan zat besi. Suplementasi besi

21
merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi
asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam
folat.

d. Meningkatnya risiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi.


Faktor yang dapat menyebabkan BBLR adalah kadar hemoglobin
yang tidak mencukupi pada ibu hamil. Kadar hemoglobin (Hb) di
bawah 11 g/dL menunjukkan bahwa ibu hamil tersebut menderita
anemia. Menurut penelitian (Muliani et al., 2021), anemia pada
ibu hamil meningkatkan risiko pada berat badan lahir rendah
(BBLR) pada bayi, perdarahan sebelum dan pada saat persalinan,
bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi jika anemia
ibu tergolong anemia berat. Tentunya hal ini dapat berdampak
signifikan terhadap kematian ibu dan bayi. Bayi berat lahir
rendah (BBLR) 35 kali lebih mungkin meninggal dibandingkan
bayi berat lahir normal. Diperkirakan satu bayi meninggal
setiap10 detik di negara berkembang karena penyakit dan infeksi
yang berhubungan dengan bayi berat lahir rendah (Rahadinda et
al., 2022)

7. Anemia Pada Remaja Putri


Anemia bukan merupakan suatu penyakit, namun kondisi
patologis yang disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Oleh karena
itu, penting untuk mengetahui terlebih dahulu penyebab anemia yang
terjadi sebelum memutuskan cara mengatasinya (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2018).
a. Pendidikan Kesehatan
Sekumpulan pengalaman yang mendukung
kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang berhubungan dengan
kesehatan individu, masyarakat dan ras. Proses perubahan
perilaku kesehatan yang dinamis, bukan hanya proses

22
pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan

23
pula seperangkat prosedur. Profesi yang mendidik
masyarakat tentang kesehatan. wilayah di dalam profesi ini
meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan fisik, kesehatan
sosial, kesehatan emosional, kesehatan intelektual, dan
kesehatan rohani. Hal ini dapat didefinisikan sebagai prinsip
dengan mana individu dan kelompok orang belajar untuk
berperilaku dengan cara yang kondusif untuk promosi,
pemeliharaan, atau restorasi kesehatan (Widyawati, 2020).
b. Suplementasi zat besi
Pada keadaan dimana zat besi dari makanan tidak
mencukupi kebutuhan terhadap zat besi, perlu didapat dari
suplementasi zat besi. Pemberian suplementasi zat besi secara
rutin selama jangka waktu tertentu bertujuan untuk
meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan perlu
dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi di dalam
tubuh (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada
rematri dan WUS merupakan salah satu upaya pemerintah
Indonesia untuk memenuhi asupan zat besi. Pemberian TTD
dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia dan
meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Tablet
tambah darah merupakan tablet untuk suplementasi
penanggulangan anemia gizi dimana setiap tablet sekurangnya
mengandung Zat besi setara dengan 60 mg besi elemental
(dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro
Gluconat); dan Asam Folat 0,400 mg. Sedangkan untuk dosis
pemberiannya tablet tambah darah diberikan setiap hari
selama masa kehamilan sebanyak 1 tablet sehari atau minimal
90 (sembilan puluh) tablet (Nuraisya et al., 2019).

24
Pemerintah menetapkan dosis pemberian TTD pada
remaja putri yaitu 1 kali seminggu. Pemberian TTD dengan
do- sis yang tepat dapat mencegah anemia dan meningkatkan
ca- dangan zat besi di dalam tubuh. Sasarannya merupakan
anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) (Nuraisya et al., 2019).
Sumber daya manusia adalah salah satu aspek yang
mendukung keberhasilan dalam suatu program. Tenaga yaitu
orang yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan
suatu program di masyarakat, untuk itu tenaga kesehatan harus
disesuaikan berdasarkan kuantitas dan kualitasnya dengan
latar belakang pendidikan, lama bekerja, pelatihan yang
pernah diikutinya, dan disesuaikan dengan kebutuhan yang
diperlukan. Sarana dan prasarana yang tersedia baik dari segi
kuantitas dan kualitas akan mendukung untuk mencapai tujuan
dari suatu program. Adapun sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam program pemberian TTD ini antara lain alat
pengukuran kadar Hb dalam darah, brosur/leaflet/booklet,
formulir pencatatan dan pelaporan, kartu suplementasi gizi,
serta gudang penyimpanan sementara (Nuraisya et al., 2019).
Program pemberian suplementasi zat besi atau Tablet
Tambah Darah (TTD) pada remaja putri diharapkan dapat
berkontribusi untuk memutus lingkaran malnutrisi
antargenerasi. Pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 telah
menjalankan program pencegahan dan penanggulangan
anemia gizi pada Wanita Usia Subur (WUS) dengan
mengintervensi WUS lebih dini, yaitu sejak usia remaja.
Program ini bertujuan untuk mendukung upaya penurunan
angka kematian ibu dengan menurunkan risiko terjadinya
perdarahan akibat anemia pada ibu hamil. Pemberian TTD
pada remaja putri yaitu sebanyak 1 tablet/minggu dan 1

25
tablet/hari ketika menstruasi (Nuraisya et

26
al., 2019).
c. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
dengan pola makan bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka
ragam makanan, terutama sumber pangan hewani yang kaya
zat besi (besi heme) dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
AKG. Selain itu juga perlu meningkatkan sumber pangan
nabati yang kaya zat besi (besi non-heme), walaupun
penyerapannya lebih rendah dibanding dengan hewani.
Makanan yang kaya sumber zat besi dari hewani contohnya
hati, ikan, daging dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu
sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan. Untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber nabati perlu
mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C,
seperti jeruk, jambu. Penyerapan zat besi dapat dihambat oleh
zat lain, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat
(Kemenkes RI, 2019).
d. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu
atau lebih zat gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai
gizi pada pangan tersebut. Penambahan zat gizi dilakukan pada
industri pangan, untuk itu disarankan membaca label kemasan
untuk mengetahui apakah bahan makanan tersebut sudah
difortifikasi dengan zat besi. Makanan yang sudah difortifikasi
di Indonesia antara lain tepung terigu, beras, minyak goreng,
mentega, dan beberapa snack. Zat besi dan vitamin mineral
lain juga dapat ditambahkan dalam makanan yang disajikan di
rumah tangga dengan bubuk tabur gizi atau dikenal juga
dengan Multiple Micronutrient Powder (Kemenkes RI, 2019).

27
8. Analisis Bibliometrik
a. Pengertian Bibliometrik
Bibliometrik adalah kajian ilmu pengetahuan yang mengkaji
mengenai analisis literatur informasi yang diukur dengan metode
matematika dan statistik yang dapat melihat perkembangan atau
melakukan evaluasi pada literatur informasi tersebut melalui
penelitian secara ilmiah. (Suyono, 2021) Analisa bibliometrik adalah
metode kuantitatif untuk menganalisis data bibliografis yang terdapat
dalam sebuah jurnal. Analisa bibliometrik memungkinkan penulis
untuk mengetahui siapa saja yang mensitasi jurnal, jurnal apa yang
disitasi, dan jumlah penulis yang mensitasi jurnal tersebut. (Wiji
Astutik, 2022).
b. Tujuan Bibliometrik
Tujuan umum analisis kuantitatif terhadap bibliografi adalah sebagai
sistem pengolah informasi yang efisien dan ekonomis yang berguna
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang dikaji.
(Suyono, 2021) Analisis bibliometrik bertujuan untuk menganalisis
dan atau mengidentifikasi proses pengembangan komunikasi ilmiah
secara tertulis dan mengkaji penggunaan dan perkembangan literatur
melalui analisis sitiran. Dengan menganalisis data rujukan, peneliti
dapat mengukur dampak suatu karya ilmiah. Semakin tinggi
frekuensi suatu artikel dirujuk oleh peneliti semakin besar
dampaknya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(Effendi, 2021)
c. Manfaat Bibliometrik
1) Mengidentifikasi tren dan pola dibidang penelitian untuk
membantu peneliti memahami kondisi lapangan saat ini serta
mengidentiikasi area yang siap untuk penelitian lebih lanjut;
2) Mengukur dampak publikasi atau penulis dengan menganalisis
data kutipan dan indikator pengaruh lainnya;

28
3) Membandingkan produktivitas kelompok penelitian yang
berbeda dengan menganalisis data jumlah dan kualitas publikasi
penulis;
4) Menilai kualitas dan dampak jurnal;
5) Mengidentiikasi pemain kunci dan area penelitian di suatu
bidang dengan menganalisis data penulis dan publikasi dibidang
tersebut. (Ascarya Acedemia, 2023)
d. Langkah Analisis Bibliometrik
1) Menentukan topik / kata kunci / istilah / konsep dari dokumen
yang akan dicari;
2) Pencarian referensi/data/dokumen untuk mengumpulkan
dokumen yang represnetati untuk studi literatur sehingga
tahapan pencarian referensi menjadi tahapan kunci dalam proses
analisis bibliometrik;
3) Mencari literatur yang relevan dengan topik/kata kunci dari
dokumen yang akan dicari;
4) Mengumpulkan data bibliograi pada publikasi yang dipilih
seperti penulis, jurnal, tahun publikasi dan jumlah kutipan;
5) Analisis data. (Suyono, 2021) (Effendi, 2021)

29
B. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi
1. Pendidikan
2. Umur
3. Status kesehatan

Faktor pemungkin
1. Ketersediaan informasi Upaya pencegahan anemia
Intervensi Keperawatan
2. Pendidikan gizi tentang pada remaja putri
anemia

Faktor pencetus
1. Anemia kurang zat besi
2. Pendarahan
3. Menstruasi
4. Kurang asupan gizi

Tabel 3.1 Essential for Nursing Practice . Notoatmodjo 2014

30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain

Analisis Bibliometrik sangat penting dalam menilai dampak penelitian


di mana penelitian diberi peringkat berdasarkan kutipan yang diterima (Pahwa
et al., 2022).
Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka (literature
re- view) dengan pendekatan bibliometriks. Tinjauan pustaka harus dilakukan
dengan metode sistematis, eksplisit dan dapat direproduksi atau metode
pemetaan pikiran yang menekankan batas pengetahuan. (Nurfauzan, 2021) An-
alisis bibliometrik digunakan dalam disiplin ilmu dan berfokus pada studi
kuantitati makalah jurnal, buku atau jenis komunikasi tertulis lainnya.
(Heersmink, 2011) Metode analisis bibliometrik dalam penelitian ini
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pendefinisian kata “anemia intervention” dan “prevent anemia” sebagai
kunci pencarian awal (defining search keywords);
2) Hasil pencarian awal (initial search result);
3) Penyempitan hasil pencarian (refinement of the search result);
4) Kompilasi statistik pada data awal (compiling statistics on the initial data);
5) Analisis data (data analysis). (Fahimnia, 2015)

B. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada
penelusuran online melalui https://www.dimensions.ai/ dengan kata kunci ane-
mia interventions dan prevent anemia. Data dikumpulkan pada tanggal 14 juni
2023. Pencarian literatur menggunakan tahapan yang mengikuti alur tabel
langkah menganalisa data bibliometrik (Effendi, 2021).

31
C. Kriteria inklusi dan eksklusi artikel
1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi :
Makalah dibatasi pada publikasi tahun 2018-2023, dengan fokus pada bidang
ilmu kesehatan, nutrisi dan dietetika, kesehatan masyarakat, keperawatan, ilmu
klinis, ilmu biomedis dan klinis. Jenis publikasi berupa artikel dimasukan
sebagai kriteria inklusi penelitian ini.
2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini meliputi :
Artikel yang bukan membahas anemia pada remaja putri, artikel periode terbit
<2018.
D. Selecting Data
Tahapan PRISMA meliputi identifikasi (identification), penyaringan
(screening), dan termasuk (include) seperti yang ditujukan pada Gambar 5.
Tahap 1 (Identifikasi) mendeteksi 130,547 catatan dari dimensions.ai, dengan
mempertimbangkan, untuk setiap istilah pencarian utama (jenis intervensi
keperawatan untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri), “jenis
dokumen artikel dan proseding” dan “semua data yang dipublikasikan dalam
rentang data dari tahun 2018 hingga 2023. Pada tahap 2 (penyaringan), opsi
“judul artikel, abstrak” dipilih pada kolom setiap istilah pencarian, sehingga
menghasilkan 62,901 artikel yang dikeluarkan. Pada tahap 3 (termasuk),
sampel akhir menghasilkan 67,646 artikel. Detail prosesnya seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5

32
Catatan diidentifikasi melalui pencarian basis
data app.dimensions.ai. termasuk semua
Identification

bidang, semua jenis dokumen yang terkait


dengan jenis intervensi keperawatan untuk
mencegah terjadinya anemia pada remaja
putri
Articles exclude after filtering (n= 62,901)
 Dibatasi dari tahun 2018-2023 (n= 38,036)
Screening

Jumlah total  Fokus dibidang ilmu kesehatan,ilmu


artikel (n = biomedis dan klinis, nutrisi dan
dietetika, kesehatan masyarakat,
keperawatan, ilmu klinis (n= 14,912)
 Publikasi dengan jenis artikel (n= 9,953)

Artikel yang termasuk


dalam sintesis kuantitaif (n
Included

= 67,646)

Gambar 5. PRISMA Flowchart 2020

Metode perhitungan yang digunakan oleh VOSviewer terdapat dua,


yaitu full counting dan fractional counting. Full counting akan menghitung apa
adanya sesuai dengan dokumen yang diamati atau diuji, sedangkan fractional
counting dipengaruhi oleh beberapa co-author dalam sebuah dokumen yang
diuji. Jika data yang hendak dibaca adalah bagian judul dan abstrak, maka
VOSviewer akan memangkas kata dalam judul atau abstrak tersebut, kemudian
menampilkan keterkaitan antar potongan kata/term (istilah) dalam bentuk
visual. Selain itu VOSviewer memiliki fitur tesaurus yang dapat mengganti
beberapa nama atau term (istilah) yang bervariasi apabila pada dokumen
ditemukan ketidakrapihan data. (Zakiyyah, 2022)
A. Analisis data
Data penelitian akan dianalisis menggunakan VOSviewer. VOSviewer
merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk memvisualisasikan dan
menganalisis data bibliometrik. VOSviewer akan melakukan pemetaan dan vis-
ualisasi yang membuat peta jaringan interaktif berdasarkan data bibliografi.

33
Jaringan bibliometrik dapat mencakup jurnal, peneliti atau publikasi individu
yang dapat dibangun berdasarkan kutipan, visualisasi bibliograi, kutipan ber-
sama atau hubungan antara tulisan secara bersama-sama. VOSviewer juga
mena- warkan fungsionalisas penambangan teks yang dapat digunakan untuk
mem- bangun dan memvisualisasikan jaringan atau alur pemetaan literasi dari
berbagai sumber. (Ascarya Acedemia, 2023) (Sholeha, n.d.) Langkah-langkah
penggunaan VOSviewer untuk bibliometrik yaitu :
1) Mengumpulkan data bibliografi. Eksport data dari file dalam format
khusus yang sesuai dengan program VOSviewer;
2) Memuat data ke VOSviewer;
3) Membuat peta jaringan dengan menjalankan fungsi buat peta untuk mem-
buat peta jaringan berdasarkan data yang telah di eksport;
4) Menganalisis data dengan VOSviewer berdasarkan pola dan tren dalam
data;
5) Memvisualisasikan dan menyajikan hasil. (Ascarya Acedemia, 2023)

B. Prosedur Co-occurrence
Prosedur Co-occurrence merupakan tahap untuk mengungkap topik
pen- leitian secara statistik. Prosedur co-occurrence merupakan perhitungan
data ber- pasangan dalam unit pengumpulan. Semakin sering terjadi pasangan
antara dua kata kunci (anemia intervention dan prevent anemia) semakin dekat
hubungan mereka. (Sidiq, 2019)
E. Dimensions
Dimensions adalah sebuah insfrastruktur dan alat riset yang modern dan
inovati yang digunakan untuk menata ulang dan mengakses penelitian seperti
publikasi, kutipan, uji klinis dan hak cipta disatu tempat. Dimensions mengum-
pulkan berbagai data yang diterbitkan terkait dengan keberagaman penelitian,
menyediakan sarana untuk mengukur dampak publikasi menggunakan nilai sta-
tis dan menemukan sumber referensi penelitian. (Garcia-Sanchez, 2019)
Dimensions bertujuan untuk 1) memenuhi kebutuhan organisasi
penelitian, penyandang dana dan penerbit dalam menyediakan platorm data

34
publikasi penelitian yang mutakir, 2) menurunkan hambatan akses dan biaya
akses data penelitian dan 3) menyediakan platform untuk metrik (statistik)
yang relevan dan jelas. (Safitri, 2023)
Dimensions menginformasikan tentang status akses terbuka (open ac-
cess) dan indeksasi suatu publikasi yang teruptodate.. Pencarian data melalui
Di- mensions dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut :
1) Akses Dimensions melalui https://www.dimensions.ai/ ;
2) Pilih Access Dimensions ;

3) Ketikkan kata kunci / topik penelitian yang dicari pada kolom search en-
gine ;

4) Pilih file atau data sesuai dengan topik penelitian, peneliti dapat memilih
publications, datasets, grants, patents, clinical trials, policy documents
setelah mengetikkan kata kunci/topik penelitian dibawah kolom search en-
gine ;
5) Data metrik publikasi akan muncul sesuai dengan kata kunci yang dicari;

35
6) Data metrik publikasi yang tampil pada Dimensions mencakup :
a) Kutipan publikasi (publication citatons) yang menunjukkan berapa kali
artikel dalam satu publikasi dikutip oleh artikel lain;
b) Nilai rujukan altmetrik (almetric attention score) yang menunjukkan
nilai tertimbang dari semua rujukan publikasi online yang ditemukan
Almetrik untuk data penelitian individu;
c) Rasio kutipan relatif (ralatif citation ratio) yang menunjukkan nilai
kinerja kutipan relati dari suatu artikel dengan membandingkan tingkat
kutipannya dengan artikel lain pada bidan penelitian. Nilai >1,0
menun- jukkan tingkan kutipan diatas rata-rata;
d) Rasio sitasi subyek (field citation ratio) menunjukkan data metrik ting-
kat artikel yang menunjukkan bahwa nilai kinerja kutipan relati dari
suatu artikel bila dibandingkan dengan artikel yang berusia sama
dibidang subyeknya;
e) Kutipan terbaru (recent citations) menunjukkan jumlah kutipan yang
diterima dalam dua tahun terakhir;

36
f) Kutipan paten (patent citations) menunjukkan berapa kali data
publikasi telah dikutip oleh dokumen paten;

7) Setelah memilih satu artikel yang muncul maka Dimensions akan menam-
pilkan metrik analisis data publikasi berdasarkan subjek penelitian, akses
publikasi, nama peneliti dan judul sumber publikasi. (Nashihuddin, 2020)

37
DAFTAR PUSTAKA

Angelina, C., Siregar, D. N., Siregar, P. S., & Anggeria, E. (2020).


Pengetahuan Siswi Kelas XiTentang Dampak Anemia Terhadap
Kesehatan Reproduksi. Jurnal Keperawatan Priority, 3(1), 99.
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jukep/article/view/856/651
Anuar, A., Marwan, N. F., Smith, J., Siriyanun, S., & ... (2022). Bibliometric
analysis of immigration and environmental degradation: evidence from
past decades. … Science and Pollution ….
https://doi.org/10.1007/s11356-021-16470-1
Briawan, B. (2018). Masalah Gizi pada Remaja Wanita (1st ed.). Jakarta EGC
2018.
Chellappandi Ph Assistant Professor, P. D., & Vijayakumar, C. (2018).
Bibliometrics, Scientometrics, Webometrics / Cybermetrics, Informetrics
and Altmetrics-An Emerging Field in Library and Information Science
Research. International Journal of Education, 7(1), 5–8.
Fradiba, D. (2018). HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI FE, PROTEIN
DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA SISWI
DI MTSN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI. Bitkom Research,
63(2), 1–3.
Fu, Z., Lv, J., Gao, X., Zhang, B., Li, Y., & ... (2023). Research trends and
hotspots evolution of cardiac amyloidosis: a bibliometric analysis from
2000 to 2022. In European …. eurjmedres.biomedcentral.com.
https://doi.org/10.1186/s40001-023-01026-5
Habtegiorgis, S. D., Petrucka, P., Telayneh, A. T., Shitu Getahun, D.,
Getacher, L., Alemu, S., & Birhanu, M. Y. (2022). Pevalence and
associated factors of anemia among adolescent girls in Ethiopia: A
systematic review and meta- analysis. PLoS ONE, 1, 17.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0264063
Hasyim, A. N., Mutalazimah, M., & Muwakhidah, M. (2018). Pengetahuan
Risiko, Perilaku Pencegahan Anemia Dan Kadar Hemoglobin Pada
Remaja Putri. Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian,
15(2), 33. https://doi.org/10.26576/profesi.256
Kemenkes RI. (2019). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
pada Remaja Putri dan Wanita usia Subur. Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). edoman Pencegahan dan
Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
38
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governan
ce/lin%0Ak/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://
www.econ.upf.edu/~reynal/%0ACivil wars_12December2010.pdf
%0Ahttps://think-%0Aasia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://
www.jstor.org/stable
Kurniawan Putri, N. (2021). engaruh Video Tik Tok terhadap Pengetahuan
Tentang Gizi Seimbang pada Siswa SD di Kecamatan Moyudan.
Poltekkes Kemenkes Jogja.
Lam, W. H., Lam, W. S., Jaaman, S. H., & Lee, P. F. (2022). Bibliometric
Analysis of Information Theoretic Studies. Entropy, 24(10).
https://doi.org/10.3390/e24101359
Lestari, S., Kartini, A., & Shaluhiyah, Z. (2022). Intervensi Gizi Melalui
Whatsapp Group Mengenai Pengetahuan dan Sikap Konsumsi Makanan
Remaja Putri dalam Pencegahan Anemia. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal
Ilmiah STIKES Kenda, 12, 1.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM
Murugesu, G. V, Khalid, S. A., & ... (2022). Bibliometric Analysis on
Microbial Fuel Cell Research Trend in Electronic Engineering
Perspective. ASEANA Science and ….
Novayanti, N., & Sundari, S. W. (2020). Gambaran Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri. Jurnal Asuhan Ibu Dan Anak, 5(2), 7–12.
https://doi.org/10.33867/jaia.v5i2.183
Nuraisya, W., Luqmanasari, E., & Setyowati, A. (2019). Efektifitas Pemberian
TTD Melalui Program Gelang Mia Terhadap Tingkat Anemia Remaja.
Media Nusa Creative.
Pahwa, B., Goyal, S., & Chaurasia, B. (2022). Understanding anterior
communicating artery aneurysms: A bibliometric analysis of top 100
most cited articles. In … of Cerebrovascular and ….
synapse.koreamed.org.
Pratiwi, T. M., & Putri, N. R. (2023). Edukasi Pencegahan Anemia Sebagai
Upaya Penurunan Angka Anemia Pada Wanita Subur Usia 15-24 Tahun.
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 7(2), 1857–1865.
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm
Quraini, D. F., Ningtyias, F. W., & Rohmawati, N. (2020). Perilaku Kepatuhan
Konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri di Jember, Indonesia.
Urnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and
Health Education, 8(2), 154–162.
RI, K. K. (2018). Laporan Riskesdas 2018. In Badan Penelitan dan
PengembanganKesehatan.
39
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FI%0ANAL.pdf
Riskesdas. (2018). Indonesian Ministry of Health.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/
Hasil-%0Ariskesdas-2018_1274.pdf
S.F, S., & O.S, S. (2019). Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Remaja Putri
Berhubungan Dengan Status Anemia. Buletin Penelitian Kesehatan, 1,
175–18.
Safiri, S., Kolahi, A., Noori, M., Nejadghaderi, S. A., Karamzad, N., Bragazzi,
N. L., Sullman, M. J., Abdollahi, M., Collins, G. S., Kaufman, J. S., &
Grieger, J. A. (2021). Burden of anemia and its underlying causes in 204
countries and territories, 1990–2019: Global Burden of Disease Study,
14, 1–16. https://doi.org/10.1186/s13045-021-01202-2
Soytas, R. B. (2021). A bibliometric analysis of publications on covid-19 and
older adults. In Annals of Geriatric Medicine and Research (Vol. 25,
Issue 3, pp. 197–203). ncbi.nlm.nih.gov.
https://doi.org/10.4235/agmr.21.0060
Statistik, B. P. (2022). Data Pola Konsumsi Makan Masyarakat Indonesia
2020-2022. https://rembangkab.bps.go.id/indicator/5/131/1/pola-
konsumsi-makanan.html
Suria, R. N. (2018). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Anemia ,
Menengah Atas Di SMAN 3 Ponorogo. Skripsi, 29.
Syros, A., Perez, O. F., Luxenburg, D., Cohen, J. L., & ... (2022). The most
influential studies concerning revision shoulder arthroplasty research.
Journal of ….
Widyawati. (2020). Buku Ajar Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita Sudama Medan.
Zhang, Y., Lim, D., Yao, Y., Dong, C., & Feng, Z. (2022). Global research
trends in radiotherapy for gliomas: a systematic bibliometric analysis.
World Neurosurgery.
Garcia-Sanchez, P. (2019). A Bibliometric study o the research area of
vidiogames using Demensions.ai database. Procedia Computer Science
Vol 162, 737-744.
Habtegiorgis, S. D., Petrucka, P., Telayneh, A. T., Shitu Getahun, D.,
Getacher, L., Alemu, S., & Birhanu, M. Y. (2022). Pevalence and
associated factors of anemia among adolescent girls in Ethiopia: A
systematic review and meta- analysis. PLoS ONE, 1,
17.https://doi.org/10.1371/journal.pone.0264063

40
Hasyim, A. N., Mutalazimah, M., & Muwakhidah, M. (2018). Pengetahuan
Risiko, Perilaku Pencegahan Anemia Dan Kadar Hemoglobin Pada
Remaja Putri. Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi
Penelitian,15(2), 33. https://doi.org/10.26576/profesi.256
Kemenkes RI. (2019). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
pada Remaja Putri dan Wanita usia Subur. Kemenkes RI.
Kurniawan Putri, N. (2021). engaruh Video Tik Tok terhadap Pengetahuan
Tentang Gizi Seimbang pada Siswa SD di Kecamatan
Moyudan.Poltekkes Kemenkes Jogja.
, W. H., Lam, W. S., Jaaman, S. H., & Lee, P. F. (2022).
BibliometricAnalysis of Information Theoretic
Studies. Entropy, 24(10).
https://doi.org/10.3390/e24101359
Lestari, S., Kartini, A., & Shaluhiyah, Z. (2022). Intervensi Gizi Melalui
Whatsapp Group Mengenai Pengetahuan dan Sikap Konsumsi
MakananRemaja Putri dalam Pencegahan Anemia. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kenda, 12, 1.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM
Shrugesu, G. V, Khalid, S. A., & ... (2022). Bibliometric Analysis on
Microbial Fuel Cell Research Trend in Electronic Engineering
Perspective. ASEANA Science and ….
Nashihuddin, W. (2020). Dimensions : Media Visualisasi Data Riset.
Retrieved from Pustakapusdokinfo:
https://pustakapusdokinfo.files.wordpress.com/2020/01/2020-database-
dimensions-1.pdf
Novayanti, N., & Sundari, S. W. (2020). Gambaran Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri. Jurnal Asuhan Ibu Dan Anak, 5(2),
7–12. https://doi.org/10.33867/jaia.v5i2.183
Nuraisya, W., Luqmanasari, E., & Setyowati, A. (2019). Efektifitas Pemberian
TTD Melalui Program Gelang Mia Terhadap Tingkat Anemia Remaja.
Media Nusa Creative.
Nurfauzan, M. I. (2021). Analisis bibliometrik trend penelitian covid-19 di
Indonesia pada bidang bisnis dan manajemen. Jurnal bisnis STRATEGI
Vol 30 No 2, 90-100.
Pahwa, B., Goyal, S., & Chaurasia, B. (2022). Understanding anterior
communicating artery aneurysms: A bibliometric analysis of top 100
most cited articles. In … of Cerebrovascular and
….synapse.koreamed.org.

41
Shtiwi, T. M., & Putri, N. R. (2023). Edukasi Pencegahan Anemia Sebagai
Upaya Penurunan Angka Anemia Pada Wanita Subur Usia 15-24 Tahun.
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 7(2), 1857–1865.
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm
Quraini, D. F., Ningtyias, F. W., & Rohmawati, N. (2020). Perilaku Kepatuhan
Konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri di Jember, Indonesia.
Urnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and
Health Education, 8(2), 154–162.
RI, K. K. (2018). Laporan Riskesdas 2018. In Badan Penelitan dan
PengembanganKesehatan.
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FI%0ANAL.pdf
Riskesdas. (2018). Indonesian Ministry of Health.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/
Hasil-%0Ariskesdas-2018_1274.pdf
S.F,S., & O.S, S. (2019). Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Remaja Putri
Berhubungan Dengan Status Anemia. Buletin Penelitian Kesehatan, 1,
175–18.
Safiri, S., Kolahi, A., Noori, M., Nejadghaderi, S. A., Karamzad, N.,
Bragazzi,N. L., Sullman, M. J., Abdollahi, M., Collins, G. S., Kaufman,
J. S., & Grieger, J. A. (2021). Burden of anemia and its underlying
causes in 204 countries and territories, 1990–2019: Global Burden of
Disease Study,14, 1–16. https://doi.org/10.1186/s13045-021-01202-2
Safitri, A. (2023). Analisis bibliometrik pada database dimensions
dengankata kunci "psikologi agama". Gunung Djati Coneference Series
Volume 23 (pp. 602-612). Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Sholeha, A. W. (n.d.). VosViewer, Pengertian dan Langkah-langkah
penggunaan. Retrieved from Ebizmark: https://ebizmark.id/artikel/vos-
viewer-pengertian-dan-langkah-langkah-penggunaan/

42
Lam

43
44

You might also like