Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2
Kelompok 2
NIM : 23175005
Pada teori terdapat sub bab kajian teori yang memuat esensi-esensi hasil
penelitian literatur yaitu berupa teori-teori. Uraian teori tersebut dapat disusun
dengan kata-kata yang berasal dari penulis atau kutipan dari tulisan orang lain.
Yang mana teori tersebut harus relevan dengan permasalahan penelitian yang
akan dilakukan.
2. Tujuan Kajian Teori
Menurut Surahman (2020) ada beberapa fungsi teori, yaitu:
a. Masalah penelitian diperjelas, sehingga para peneliti dan pembaca pada hasil
penelitian dapat dengan mudah mengidetifikasi masalah yang ada dalam
objek penelitian.
b. Sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis penelitian. Dengan demikian
peneliti dapat menyusun dugaan sementara yang didasarkan pada masalah
yang temukan dengan membandingkan pada teori—teori yang ada.
c. Sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Sebagaimana
diketahui bahwa penyusunan instrumen penelitian didasarkan pada kajian
teori yang relevan.
Fungsi tersebut sejalan dengan pendapatnya (Bennett, Borg, & Gall, 1984;
Gall, Borg, & Gall, 2003) yang menyatakan bahwa ada beberapa tujuan dari
proses kajian teori diantaranya, yaitu:
a. Membatasi masalah penelitian
b. Menemukan benang baru yang diteliti
c. Menghindari pendekatan yang tidak sesuai
d. Memperoleh metodologi yang mencerahkan
e. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian yang lebih jauh dan mencari
bahan teori pendukung.
3. Jenis-jenis teori penelitian
Ada beberapa macam teori pada suatu penelitian, yaitu:
a. Teori Induktif
Teori ini menerangkan suatu hal dari data yang diperoleh ke arah teori.
b. Teori Deduktif
Teori ini memberikan keterangan dimulai dari suatu perkiraan atau spekulasi
tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
c. Teori Fungsional
Pada teori ini nampak adanya suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data yang mempengaruhi terbentuknya suatu teori dan
pembentukan teori tersebut mempengaruhi pada data.
4. Langkah-langkah dalam Penyusunan Kajian Teori
Langkah-langkah dalam melakukan kajian teori menurut Gall et al (2003),
yaitu:
a. Mencari sumber utama yang dapat dirujuk dari berbagai sumber, seperti pada
artikel jurnal, buku-buku, laporan penelitian dan publikasi lain yang dapat
digunakan sebagai rujukan utama penelitian.
b. Menggunakan sumber tambahan dari hasil pemikiran seseorang yang di
rangkum dari berbagai rujukan dengan mengkaji secara mendalam.
c. Membaca sumber utama. Yang mana setelah semua sumber teridentifikasi
maka selanjutnya peneliti harus membaca seluruh sumber bacaan untuk dapat
menemukan berbagai cara pandang tentang riset yang akan dilakukannya.
Mensintesis bahan bacaan. Tahap ini merupakan tahapan yang penting,
karena biasanya peneliti tergoda untuk melakukan tindakan copy paste dari
rujukan yang dibacanya, dimana seharusnya peneliti melakukan kajian
analisis dan melihat apakah relevan dengan hasil penelitian lainnya.
Lihat referensi
Tetapkan
Mencari dan pilih yang
variabel yang
sumber terkait pada
diteliti
topik
Cari dan
Baca seluruh isi
Deskripsikan banadingkan
topik yang
teori dengan teori variabel
sesuai dengan
Bahasa sendiri dari berbagai
variabel
sumber bacaan
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
(Jakarta: Kencana Prenda Media, 2008), hal 54
7
I Wayan Dasna dan Sutrisno. Model-model Pembelajaran
Konstruktivistik dalam Pembelajaran Sains-Kimia. (Malang: Jurusan
Kimia FMIPA UM, 2006), hal 13
8
Sanjaya, Strategi Pembelajaran..., 30
5. Jika seorang pengarang memiliki dua karya tulis atau lebih dan disebutkan
untuk pertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki, nama
penulis urutan kedua diganti dengan kata idem. Tanda titik koma
digunakan untuk memisahkan kata idem dengan kata atau angka yang
mengakhiri catatan kaki sebelumnya. Perhatikan contoh berikut ini :
9
I Wayan Dasna dan Sutrisno. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik
dalam Pembelajaran Sains-Kimia. (Malang: Jurusan Kimia FMIPA UM,
2006), hal 13; Idem, Karakteristik Siswa (Malang: Jurusan Kimia FMIPA
UM, 2010), 54
c. Daftar Pustaka
Merupakan serangkaian daftar yang memuat sumber acuan, rujukan, maupun
referensi yang digunakan, baik itu data yang diambil dari buku, jurnal,
internet ensiklopedia hingga media massa. Daftar pustaka ditempatkan
dibagian akhir dari sebuah artikel atau laporan secara berurutan sesuai abjad.
Jenis-jenis penulisan daftar pustaka berdasarkan sumber:
1) Daftar pustaka dari buku
1. Nama penulis
Ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal dan nama tengah tanpa gelar
akademik. Berikut ini beberapa ketentuannya:
a. Jika pengarang terdiri dari dua atau tiga orang, nama pengarang
dituliskan semuanya dengan ketentuan nama orang pertama dibalik
sedangkan nama orang kedua dan ketiga tetap. Di antara kedua nama
pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”.
Contoh:
• Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.
• Kusmadi, Ismail. Dini A., dan Eva R.
b. Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik
lalu ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan) atau et all.
Contoh:
• Kartika, Salma dkk.
• Susan, Alberta et. all.
c. Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang
cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama. Selanjutnya
cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri dengan tanda
titik. Setelah nama pengarang, cantumkan tahun terbit dengan
dibubuhkan tanda titik. Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar
pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan yang paling lama ke
yang paling baru.
Contoh:
• Keraf, Gorys. 1979.
• _________ . 1982.
• _________ . 1984.
d. Jika diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutannya
berdasarkan pola abjad judul buku. Kriteria pembedaannya adalah
setelah tahun terbit dibubuhkan huruf, misalnya a, b, c tanpa jarak.
Contoh:
• Bakri, Oemar. 1987a.
• __________ . 1987b.
2. Tahun penerbitan
Setelah mencantumkan nama pengarang, kemudian mencantumkan tahun
terbit. Biasakan meneliti terlebih dahulu pada tahun cetakan awal karena
bisa saja buku yang dipakai merupakan cetakan kedua, ketiga maupun
terakhir
3. Judul, termasuk sub judul
Penulisan judul atau sub judul pada buku biasanya ditulis dengan italic
(miring)
4. Kota tempat penerbitan
5. nama penerbit
Contoh Daftar Pustaka dari Buku
Data Buku:
Judul : Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran
Penulis : Ngalim Purwanto
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Kota Penerbit : Bandung
Tahun Terbit : 2009
Cara Penulisan:
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Cara Penulisan:
Eisencraft, Arthur. 2013. “A Journal For Educators Science Publisher”
dalam A Nasional Science Teacher Assosiation Volume 6 (hlm. 56-59).
Colombus: A Nasional Science Teacher Assosiation
1. Nama
Cara penulisan nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan
nama dari sumber buku maupun artikel cetak.
2. Tahun Penayangan
Tuliskan tahun penayangan dari artikel tersebut.
3. Judul
Judul artikel daring tidak ditulis secara italic, melainkan hanya diapit tanda
kutip (“).
4. URL
Jangan lupa menyalin alamat URL dari artikel tersebut agar dapat diakses
jika ada yang ingin membuktikan kesahihannya.
5. Waktu Pengambilan
Di bagian akhir, jangan lupa mencantumkan waktu pengambilan artikel
daring itu secara lengkap, yakni tanggal dan jam saat kamu mengunduh
ataupun menjadikannya referensi.
Faktor-faktor yang
berhubungan:
1. Kurikulum 2013
2. Pembelajaran fisika
3. Model pembelajaran Hasil belajar
Learning Cycle 7 E
4. Bahan ajar fisika
berintegrasi nilai
karakter
2. Hipotesis
a. Pengertian hipotesis
Hipo artinya bawah, tesis artinya pendapat. Jadi hypotesis berarti pendapat
yang kebenaranya masih dangkal dan perlu diuji, patokan duga, atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya
melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Setelah melalui pembuktian dari
hasil penelitian, maka hypotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau
ditolak.
Hypotesis seyogyanya diturunkan dari suatu teori, sehingga rumusan
hipotesis harus dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yang mengandung
hubungan dua variabel atau lebih. Sumber hipotesis bisa dari hasil kajian teoritis
atau melalui proses menghubung-hubungkan sejumlah bukti empiris dan juga bisa
hasil perenungan atau reka-reka rasional.
Ada beberapa alasan mengapa hipotesis itu harus dibuat yaitu 1) Hipotesis
yang dirumuskan peneliti dapat dijadikan bukti kuat, bahwa peneliti mempunyai
penguasaan yang cukup luas dan mendalam mengenai fokus kajian. 2) Hipotesis
merupakan panduan peneliti dalam rangka pengumpulan data dan analisa data,
penentuan prosedur kerja dan data yang harus dicari selama proses penelitian.
Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban atau dugaan sementara
terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010). Hipotesis berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri atas 2 kata, yaitu hypo berarti di bawah dan thesis berarti
pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian (Soekadijo, 1993). Dapat
diartikan, hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam
rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar,
teliti, dan terarah. Sedangkan menurut Gay & Diehl (1992) hipotesis atau hipotesa
adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis merupakan panduan bagi peneliti dalam pengumpulan dan
analisa data, serta penentuan prosedur kerja dan data yang harus dicari selama
proses penelitian. Sumber hipotesis bisa dari hasil kajian teoritis atau melalui
proses menghubungkan sejumlah bukti empiris dan hasil perenungan yang
rasional. Untuk merumuskan hipotesis digunakan dengan dua cara, yaitu cara
berpikir secara induktif dan deduktif. Berpikir induktif merupakan cara berpikir
melalui penarikan kesimpulan umum dari serangkaian gejala yang spesifik dari
peristiwa nyata, sedangkan berpikir induktif merupakan cara berpikir melalui
penarikan kesimpulan khusus dari sejumlah atau serangkaian gejala umum dari
peristiwa nyata. Hipotesis dapat diuji apakah dapat diterima atau tidak dengan
melakukan perbandingan antara nilai sampel dengan nilai populasi yang diajukan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya perlu diuji. Nasir (1990) menyatakan bahwa hipotesis tersusun
berdasarkan teori, maka belum tentu isinya selalu mutlak benar: Untuk itulah
diperlukan data empiris untuk menguji apakah jawaban yang tertera dalam
hipotesis itu masih relevan kebenanarannya. Hampir senada dengan pernyataan di
atas, Margono (1997:80), mengemukakan bahwa "Hipotesis merupakan suatu
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan, dan ini merupakan dugaan
yang bijaksana dari si peneliti yang diturunkan dari teori yang telah ada".
Tuckman (1999) menyatakan bahwa tanpa adanya hipotesis tak akan ada progress
dalam wawasan atau pengertian ilmiah dalam pengumpulan fakta ernpiris.
Sedangkan Kerlinger (1980) berpendapat bahwa hipotesis dapat diajukan apabila
peneliti akan rnenghubungkan atau membandingkan dua atau beberapa variabel.
Oleh karena itu penelitian yang tidak menghubungkan atau membandingkan
variabel-variabel, sebaiknya menggunakan pertanyaan penelitian. Ini berarti
bahwa tidak semua penelitian harus mencantumkan hipotesis.
b. Kegunaan hipotesis
Secara garis besar, kegunaan hipotesis dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1) Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan dan kerja penelitian.
2) Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antara fakta yang
kadang kala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3) Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa kodisi dalam satu kesatuan.
4) Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian fakta dan antar fakta.
Menurut Mardalis (1995), ada beberapa ha1 yang perlu diperhatikan dalam
mengemukakan hipotesis diantaranya adalah:
1) Hipotesis hendaknya dikemukakan dalam bentuk kalimat pernyataan, bukan
dalam kalimat tanya.
2) Hipotesis hendaknya dirumuskan secara jelas dan padat.
3) Hipotesis hendaknya menyatakan berhubungan atau perbedaan antara dua
atau lebih variabel.
4) Hipotesis hendaklah dapat diuji, yaitu dengan tersedianya data yang akan
dikumpulkan untuk mengujinya,
e. Ciri-ciri hipotesis
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan
sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu hipotesis
harus memiliki landasan teoritis, bukan hanya sekadar suatu dugaan yang tidak
mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan.
Ciri-ciri suatu hipotesis adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement),bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
2) Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti
bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan
yang sedang atau akan diteliti.
3) Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesis harus mengandung
atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-
bandingkan.
4) Hipotesis harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas
sifatnya.
g. Bentuk Hipotesis
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu :
1) Hipotesis nol (hipotesis statistik)
Pada penelitian, hipotesis nol ini diartikan sebagai tidak adanya hubungan
atau perbedaan antara dua fenomena yang diteliti. Diberi notasi atau symbol
dengan (H0).
Contoh :
Tidak terdapat pengaruh berarti dari penerapan bahan ajar fisika
terintegrasi nilai karakter dalam model learning cycle 7E terhadap hasil
belajar siswa kelas XI SMAN 4 Bukittinggi.
2) Hipotesis alternatif (hipotesis penelitian)
Hipotesis alternatif adalah lawannya hipotesis nol, yang berbunyi adanya
perbedaan atau adanya hubungan antara dua fenomena yang diteliti
(variabel bebas dengan variabel terikat), diberi notasi atau simbol dengan
(HI).
Contoh :
Terdapat pengaruh berarti dari penerapan bahan ajar fisika terintegrasi
nilai karakter dalam model learning cycle 7E terhadap hasil belajar
siswa kelas XI SMAN 4 Bukittinggi.
h. Jenis Rumusan Hipotesis
Menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan
hipotesis dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif yaitu hipotesis yang menggambarkan spesifik ciri – ciri
suatu tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau
hubungan.
Contoh :
Jika rumusan masalah sebagai berikut :
Seberapa besar peran bahan ajar fisika terintegrasi nilai karakter
dalam model learning cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI
di SMAN 4 Bukittinggi ?
Bagaimanakah bentuk bahan ajar fisika terintegrasi nilai karakter
dalam model learning cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI
di SMAN 4 Bukittinggi?
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA