You are on page 1of 14

13

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


KEPUTUSAN BUPATI BANJAR
NOMOR 855 TAHUN 2015
TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

BUPATI BANJAR,
Menimbang : a. bahwa Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk
memberikan perlindungan hukum bagi Kepala Daerah
dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai
Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara
baik sebagai orang pribadi atau badan hukum yang
dalam pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan
pemerintahan terkena masalah hukum seperti
pengaduan dan/atau tuntutan terhadap kebijakan
maupun keputusan Pejabat Pemerintah Kabupaten
Banjar di pengadilan dalam Perkara Perdata, Perkara
Pidana, Perkara Tata usaha Negara atau Perkara
Hubungan Industrial;
b. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan
pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, maka perlu ditetapkan Pedoman
Pemberian Bantuan Hukum Dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Bupati Banjar;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang


Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3344);
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
2

dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang


Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 160,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5079);
5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4356);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2014
tentang Pedoman Penanganan Perkara Di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
214);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Dan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten Banjar
Tahun 2008 Nomor 09, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 09) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kelima Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Banjar Nomor 09 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Dan
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2015
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Banjar Nomor 6);
11. Peraturan Bupati Banjar Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Penyelenggaraan Pemerintahan Di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banjar (Berita Daerah
Kabupaten Banjar Tahun 2014 Nomor 12);
3

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR TENTANG PENETAPAN


PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR.
KESATU : Menetapkan Pedoman Pemberian Bantuan Hukum
Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran
III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Martapura
pada tanggal 4 Desember 2015

PENJABAT BUPATI BANJAR,

ttd

H. RACHMADI KURDI
4

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR


NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DILINGKUNGAN PEMERINTAH


KABUPATEN BANJAR

I. PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugas pemerintahan, Pemerintah Daerah melalui
Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur
Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja) menghadapi berbagai resiko
pekerjaan, mulai dari pengaduan masyarakat, tuntutan hukum/gugatan,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan persidangan baik perdata, tata
usaha negara maupun pidana. Karenanya sudah selayaknya Pemerintah
Daerah memberikan bantuan hukum bagi Kepala Daerah dan/atau Wakil
Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur
Sipil Negara yang menghadapi perkara hukum dalam menjalankan tugas
tersebut. Hal ini sesuai dengan salah satu tugas Kepala Daerah
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Pasal 65 ayat (1) huruf e adalah mewakili
daerahnya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Selain itu, juga didasarkan pada ketentuan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pasal 92 ayat (1)
huruf d dan Pasal 106 ayat (1) huruf e, yang menentukan salah satu
kewajiban pemerintah terhadap ASN adalah memberikan perlindungan
berupa bantuan hukum.

II. DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penanganan Perkara Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintah Daerah.
5

III. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEMBERIAN BANTUAN HUKUM


1. Tujuan dari bantuan hukum ini adalah memberikan perlindungan
hukum kepada subyek bantuan hukum guna memperoleh keadilan
ketika berhadapan dengan perkara hukum yang terkait dengan
pelaksanaan tugasnya sebagai penyelenggara pemerintahan.
2. Bantuan hukum yang diberikan pemerintah daerah adalah berupa
konsultasi hukum untuk mendapatkan keterangan/petunjuk/saran (non
litigasi) dan/atau penanganan perkara (litigasi) yang dihadapi subyek
bantuan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
pemerintahan/kedinasan.
3. Pemerintah Daerah tidak memberikan Bantuan Hukum kepada subyek
bantuan hukum yang mengajukan gugatan dengan tergugat Pemerintah
Daerah dan/atau kepentingan pribadi/diluar pelaksanaan tugas
pemerintahan/kedinasan.

IV. SUBYEK BANTUAN HUKUM


Subyek bantuan hukum yang dapat diberikan bantuan hukum oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar adalah Bupati Banjar dan/atau
Wakil Bupati Banjar dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau
Pegawai Aparatur Sipil Negara Kabupaten Banjar yang menghadapi perkara
hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya dalam menjalankan
tugas pemerintahan/kedinasan.

V. PENYELENGGARA BANTUAN HUKUM


1. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum berupa konsultasi hukum
dan/atau penanganan perkara hukum di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar dilaksanakan oleh :
1) Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Banjar (Bagian
Hukum) untuk perkara perdata, tata usaha negara dan hubungan
industrial.
2) Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Korps Pegawai Republik
Indonesia Kabupaten Banjar (LKBH KORPRI Kabupaten Banjar)
untuk perkara pidana.
2. Dalam penyelenggaraan bantuan hukum berupa penanganan perkara
perdata, tata usaha negara dan hubungan industrial, Bagian Hukum
bertindak sebagai kuasa hukum berdasarkan Surat Kuasa dari subyek
bantuan hukum serta Surat Izin/Surat Tugas dari Bupati Banjar.
6

3. Dalam penyelenggaraan bantuan hukum berupa penanganan perkara


pidana, LKBH KORPRI Kabupaten Banjar bertindak sebagai kuasa
hukum berdasarkan Surat Kuasa dari subyek bantuan hukum.
4. Kuasa hukum melaksanakan penanganan perkara pada semua tingkat
peradilan.
5. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada
angka 1 dilaksanakan sesuai dengan hukum acara yang berlaku.

VI. MEKANISME PENANGANAN PERKARA


A. Perkara Perdata/Tata Usaha Negara/Hubungan Industrial
1. Gugatan terhadap Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar
1) Gugatan yang disampaikan Pengadilan diteruskan ke Bagian
Hukum.
2) Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan
registrasi gugatan dalam buku register bantuan hukum yang
memuat keterangan-keterangan sebagai berikut :
a. Nama Penggugat;
b. Tanggal Gugatan:
c. Jenis perkara; dan
d. Uraian singkat mengenai perkara;
3) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kajian/penelaahan
terhadap gugatan.
4) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan koordinasi dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait guna meminta
penjelasan/kronologis tertulis terkait perkara yang dihadapi
Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar.
5) Bagian Hukum menyampaikan hasil kajian/penelaahan kepada
Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah dengan telaahan staf.
6) Telaahan staf sebagaimana dimaksud pada angka 5 minimal berisi
dasar hukum, objek gugatan dan kedudukan Bupati dan/atau
Wakil Bupati Banjar dalam gugatan, serta saran penanganan
perkara.
2. Gugatan terhadap Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN
1) Gugatan yang diterima dari Pengadilan disampaikan ke Bagian
Hukum disertai :
a. surat pengantar permohonan bantuan hukum/penanganan
perkara;
b. surat/relaas panggilan sidang dari pengadilan;
c. copy keputusan pangkat terakhir;
7

d. penjelasan/kronologis tertulis mengenai objek/pokok perkara;


dan
e. dokumen yang berkaitan dengan objek/pokok perkara.
2) Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan
registrasi permohonan dan gugatan yang memuat keterangan-
keterangan sebagai berikut :
a. Tanggal pengajuan permohonan;
b. Nama pemohon;
c. Jabatan pemohon;
d. Nomor Induk Pegawai;
e. Alamat Kantor pemohon;
f. Nama Penggugat;
g. Tanggal Gugatan:
h. Jenis perkara;
i. Uraian singkat mengenai perkara yang dimohonkan bantuan
hukum; dan
j. Jenis layanan bantuan hukum yang dimohonkan.
3) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kajian/penelaahan
terhadap gugatan.
4) Bagian Hukum menyampaikan hasil kajian/penelaahan kepada
Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah dengan telaahan staf.
5) Telaahan staf sebagaimana dimaksud pada angka 4 minimal berisi
dasar hukum, objek gugatan dan kedudukan Calon Pegawai ASN
dan/atau Pegawai ASN dalam gugatan, serta saran penanganan
perkara.
3. Pemerintah Daerah dapat mengajukan gugatan perdata/tata usaha
negara apabila pemerintah daerah dan/atau pejabat terkait
menyimpulkan terdapat kerugian/pelanggaran hukum oleh pihak
lain.
4. Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud pada angka 3 didasarkan
pada hasil kajian/telaahan dari SKPD terkait.
5. Dalam hal melaksanakan penanganan perkara/memberikan bantuan
hukum sebagaimana dimaksud angka 1 dan angka 2, Bagian Hukum
melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kegiatan antara
lain:
1) menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa khusus untuk
ditandatangani subyek bantuan hukum dan penerima kuasa;
2) mendaftarkan surat kuasa khusus di Pengadilan;
8

3) menyiapkan dan menyampaikan jawaban, duplik, alat bukti dan


saksi, kesimpulan;
4) menghadiri sidang di Pengadian Negeri/Pengadilan Tata Usaha
Negara/Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara/Pengadilan
Hubungan Industrial/tempat lain sesuai agenda sidang yang
ditetapkan;
5) menyatakan dan mengajukan Banding, menyiapkan dan
menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding kepada
Pengadilan Tinggi/Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara melalui
Pengadilan Tingkat Pertama; dan
6) menyatakan dan mengajukan Kasasi/Peninjauan Kembali,
menyiapkan dan menyampaikan Memori Kasasi/ Kontra Memori
Kasasi, Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan
Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tingkat
Pertama.
6. Dalam hal penanganan perkara dengan kedudukan hukum
Pemerintah Daerah/SKPD terkait sebagai penggugat/mengajukan
gugatan, Bagian Hukum melakukan antara lain :
1) menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa khusus untuk
ditandatangani subyek bantuan hukum dan penerima kuasa;
2) menyiapkan dan menyampaikan gugatan serta mendaftarkan
surat kuasa khusus di Pengadilan;
3) menyiapkan dan menyampaikan replik, alat bukti dan saksi, serta
kesimpulan;
4) menghadiri sidang di Pengadian Negeri/tempat lain sesuai agenda
sidang yang ditetapkan;
5) menyatakan dan mengajukan Banding, menyiapkan dan
menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding kepada
Pengadilan Tinggi melalui Pengadilan Tingkat Pertama; dan
6) menyatakan dan mengajukan Kasasi/Peninjauan Kembali,
menyiapkan dan menyampaikan Memori Kasasi/ Kontra Memori
Kasasi, Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan
Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tingkat
Pertama.
7. Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 5
dan 6, Bagian Hukum berkoordinasi dengan subyek bantuan hukum
dan/atau SKPD terkait.
9

B. Perkara Pidana
1. Penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum
dilaksanakan sepenuhnya oleh Lembaga Konsultasi dan Bantuan
Hukum Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar (LKBH
KORPRI Kabupaten Banjar).
2. Mekanisme penanganan perkara pidana mengacu pada Keputusan
Bupati Banjar Nomor 750 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar
Operasional Prosedur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum
Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar.

C. Peran Serta SKPD/Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN


1. Subyek bantuan hukum dan/atau SKPD terkait berperan secara aktif
menyediakan data, informasi, alat bukti yang berkaitan dengan
perkara yang ditangani penyelenggara bantuan hukum dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan tersebut dan berkoordinasi dengan
pihak terkait lainnya.
2. Dalam penanganan perkara, pejabat dan/atau pegawai ASN yang
berdasarkan pertimbangan berkaitan dan/atau mengetahui
kronologis mengenai objek/pokok perkara yang ditangani wajib
bersedia memberikan keterangan dan/atau menjadi saksi di
persidangan apabila dibutuhkan.

VII. KUASA HUKUM


1. Tim kuasa hukum terdiri dari :
1) Kepala Bagian Hukum;
2) Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum; dan
3) Pelaksana Sub Bagian Bantuan Hukum;
2. Selain kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1, kuasa
hukum juga dapat berasal dari Pegawai ASN dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Banjar yang memiliki pengetahuan di bidang hukum
dan/atau yang memahami objek perkara yang dihadapi.
3. Kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
malaksanakan tugasnya setelah adanya surat kuasa dari subyek
bantuan hukum serta Surat Izin/Surat Tugas dalam penanganan
perkara litigasi.
4. Pemberian kuasa penanganan perkara adalah kuasa khusus dan
diberikan pada semua tingkat peradilan.
10

5. Surat izin/surat tugas dan surat kuasa diberikan kepada kuasa hukum
dan/atau pendamping hanya untuk penanganan satu perkara yang
diperintahkan dan/atau dimintakan sesuai dengan permohonan
bantuan hukum.
6. Kuasa Hukum yang ditunjuk memberikan bantuan hukum bertindak
sebagai kuasa hukum subyek bantuan hukum untuk memberikan
bantuan hukum dalam penanganan perkara perdata/tata usaha negara/
hubungan industrial subyek bantuan hukum di Pengadilan.
7. Penunjukkan kuasa hukum dalam penanganan perkara dilakukan oleh
Bupati Banjar dan/atau Sekretaris Daerah berdasarkan telaahan staf
dari Kapala Bagian Hukum.

VIII. KOORDINASI DAN PELAPORAN


1. Bagian Hukum dalam penanganan perkara perdata/tata usaha negara/
hubungan industrial berkoordinasi dengan subyek bantuan hukum,
SKPD terkait, Biro Hukum Provinsi Kalimantan Selatan dan Biro Hukum
Kementerian Dalam Negeri.
2. LKBH KORPRI Kabupaten Banjar dalam penanganan perkara pidana
yang dihadapi subyek bantuan hukum, berkoordinasi dengan Inspektorat
Kabupaten Banjar mengenai pelaksanaan koordinasi antara aparat
penegak hukum yang hendak melakukan pemeriksaan atas pengaduan
yang disampaikan oleh masyarakat tentang dugaan penyimpangan yang
dilakukan oleh aparatur sipil negara di instansi daerah dengan Aparat
Pengawas Internal Pemerintah.
3. LKBH KORPRI Kabupaten Banjar menyampaikan/melaporkan
penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum serta
tahap perkembangan penanganan perkara tersebut kepada Bagian
Hukum dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjar.
4. Bagian Hukum menyampaikan hasil penanganan perkara kepada subyek
bantuan hukum dan/atau Bupati Banjar setelah adanya putusan
pengadilan pada setiap tingkat peradilan.
5. Bagian Hukum secara berkala menyampaikan laporan penanganan
perkara kepada Bupati Banjar, Biro Hukum Provinsi Kalimantan Selatan
dan Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri.
6. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud angka 5 disampaikan
setiap bulan April, Agustus dan Desember.
11

IX. PEMBIAYAAN
Segala biaya dalam penanganan perkara/pemberian bantuan hukum
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjar.

X. LAIN-LAIN
1. Dalam penanganan perkara Bagian Hukum dilarang menerima
pemberian hadiah baik berupa uang maupun benda dalam bentuk
apapun (gratifikasi).
2. Bagian Hukum dilarang mengambil keuntungan pribadi dari
permohonan bantuan hukum yang diajukan Subyek Bantuan Hukum.

PENJABAT BUPATI BANJAR,

ttd

H. RACHMADI KURDI
12

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR


NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015

Contoh Surat Permohonan :

KOP DINAS

180/ /KUM …………..., ….. …………… 20…


Lampiran : ….. (……) berkas
Perihal : Permohonan penanganan Kepada Yth :
perkara SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
BANJAR
Cq. KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDA BANJAR
di-
Tempat

Sehubungan dengan adanya surat/relaas panggilan


pengadilan …………. Nomor :……………, Perihal : ……………,
tanggal :……………….. dan gugatan terhadap …….……, saya yang
bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
NIP :
Pangkat :
Jabatan :
Alamat kantor :
dengan ini menyampaikan permohonan penanganan
perkara/gugatan tersebut. Dalam rangka penanganan perkara
tersebut dengan ini dilampirkan :
1. surat/relaas panggilan sidang dari pengadilan………………;
2. copy keputusan pangkat terakhir;
3. penjelasan/kronologis tertulis mengenai objek/pokok perkara;
dan
4. dokumen yang berkaitan dengan objek/pokok perkara.
Demikian disampaikan, atas kerjasama dan perhatiannya
diucapkan terimakasih.

Pemohon,

…NAMA JELAS…
…Pangkat…
….Nomor Induk Pegawai….

PENJABAT BUPATI BANJAR,

ttd

H. RACHMADI KURDI
13

LAMPIRAN III : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR


NOMOR 855 TAHUN 2015
TANGGAL 4 DESEMBER 2015
FLOWCHART PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
Pelaksana Mutu Baku
Sub Bag Kepala
No Uraian Kegiatan
SBH Bantuan Bagian Sekda Bupati Kelengkapan Waktu Output Ket
Hukum Hukum
1. Subyek bantuan hukum - Surat panggilan sidang 1 hari Disposisi
memerintahkan/ dan gugatan
menyampaikan - Surat Permohonan
permohonan - Kronologis tertulis
penanganan perkara objek perkara
- Copy SK Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara

2. Melaksanakan registrasi - Surat panggilan sidang 1 hari - Registrasi dalam


dan gugatan buku registrasi
- Surat Permohonan
- Kronologis tertulis
objek perkara
- Copy SK Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara
- Disposisi

3. Malakukan kajian - Surat panggilan sidang 3 hari - Rancangan kajian/


hukum dan dan gugatan telaahan staf
berkoordinasi dengan - Surat Permohonan
SKPD terkait - Kronologis tertulis
objek perkara
- Copy SK Pangkat
terakhir
- Dokumen terkait objek
perkara

4. Menyampaikan hasil Rancangan kajian/ 1 hari Telaahan staf


kajian (telaahan staf) telaahan staf
untuk ditandatangani
14

5. Menyampaikan telaahan Telaahan staf 1 hari Disposisi


staf mengenai perkara

6. Menindaklanjuti hasil Telaahan staf 1 hari - Telaahan staf


disposisi - Disposisi

7. Administrasi Kuasa - Rancangan Surat 2 hari - Surat Kuasa


Hukum Kuasa - Surat Izin
- Rancangan Surat Izin
8. Kuasa hukum - Surat panggilan sidang Tentatif Beracara di Pengadilan
melakukan penanganan dan gugatan
perkara sampai selesai. - Telaahan staf
- Surat Kuasa
- Alat Bukti
9. Koordinasi dan laporan - Laporan 2 hari Laporan penangan
penanganan perkara perkembangan perkara perkara
yang selesai. - Putusan Pengadilan

PENJABAT BUPATI BANJAR,

ttd

H. RACHMADI KURDI

You might also like