You are on page 1of 4

Nama : Septi Handayani

NIM : X902308822
Kelas : IPA 1

Tugas 2.1: Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara

1. Pertanyaan panduan tulisan reflektif kritis terkait konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara
tentang Pendidikan:
a. Apa yang Anda ketahui dan pahami dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang
pendidikan dan pengajaran?

Jawaban :

Menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pengajaran merupakan bagian tak terpisahkan


dari pendidikan. Aktivitas pengajaran diartikan sebagai proses pendidikan dalam
memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak, baik secara lahir maupun batin. Sementara
itu, pendidikan dimaknai sebagai aktivitas memberi tuntunan terhadap segala kodrat
yang dipunyai anak supaya ia dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
tingginya. Keselamatan dan kebahagiaan itu meliputi statusnya sebagai individu
ataupun sebagai anggota dari suatu masyarakat. Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa
salah satu kunci untuk menciptakan Indonesia yang beradab adalah pendidikan.
Pendidik hanya mampu menuntun tumbuh serta hidupnya kodrat yang melekat pada diri
anak-anak, supaya dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup. Peran pendidik
dapat diibaratkan sebagai petani yang merawat tanaman sesuai kebutuhan tanaman
tersebut supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman yang berbeda
tentu akan membutuhkan perlakuan dan perawatan yang berbeda. Artinya, guru selaku
pendidik harus mampu melayani beragam bentuk kebutuhan metode belajar peserta
didik. Hal itulah yang dimaksud sebagai pendidikan yang berorientasi pada anak. Ki
Hadjar Dewantara juga mengingatkan kepada guru maupun pendidik agar bersikap
terbuka dan senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Namun, tidak semua
perkembangan zaman itu baik. Maka dari itu, perlu diselaraskan terlebih dahulu.
Penyelarasan ini berkaitan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam
berhubungan dengan sifat serta bentuk lingkungan tempat anak berada. Sementara itu,
kodrat zaman berhubungan dengan isi dan irama.

b. Apa relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia


saat ini dan konteks pendidikan saat Anda bersekolah?

Jawaban :

Adapun relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia


saat ini dan konteks pendidikan saat saya bersekolah yaitu:

 Keimanan dan ketaqwaan

Keimanan dan ketaqwaan merupakan hal yang sangat utama dalam proses mendidik
anak. Oleh karena itu penyelenggara pendidikan merumuskan keimanan dan
ketaqwaan menjadi fungsi pendidikan nasional dalam undang undang Nomor 20 tahun
2003. Keimanan dalam pandangan islam bukan hanya percaya dan yakin kepada Allah,
akan tetapi, juga bertawakal serta patuh untuk meninggalkan segala larangan Allah dan
melaksanakan segala perintah-Nya dengan penuh keikhlasan. Pendidikan keimanan
mengajarkan manusia agar dalam dirinya tertanam kecintaan kepada Allah, wujud dari
keimanan itu salah satunya adalah memiliki akhlak yang baik, sebab akhlak atau
karakter yang baik merupakan bagian dari keimanan. Manusia yang yakin dengan Allah
akan berusaha terus menjadikan dirinya menjadi pribadi yang berakhlak dan banyak
berbuat kebaikan supaya menjadi bagian dari manusia yang dicintai Allah serta memiliki
rasa malu dan takut kepada Allah itulah yang menjadi pondasi dasar dari keimanan dan
ketakwaan manusia.

Dengan keimanan yang kuat akan tumbuh jiwa yang kuat dan selalu condong pada
kebaikan dan anak-anak akan selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan yang
dilakukan. Pendidikan yang paling dasar adalah mendidik anak bagaimana anak-anak
tersebut bisa menjadi pribadi yang mengerti tentang baik dan buruk, nilai dan norma
sehingga ia bisa hidup dengan baik ditengah-tengah masyarakat dan berguna bagi
nusa dan bangsa. Undang-undang Nomor 201 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada bab V tentang peserta didik pasl 12 ayat 1 a yang berbunyi setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang scagama. Jadi
untuk dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik maka akan salah
satunya diberikan dasar pendidikan agama disetiap tingkatan pendidikan.

• Pembentukan karakter atau akhlak

Dalam kurikulum 2013, pendidikan disebut juga sebagai pendidikan karakter. Kurikulum
2013 memuat dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dituangkan mulai dari
standar Kompetensi Lulusan SKL. Kompetensi Inti dan kompetensi Dasar, yang
dikembangkan sesuai dengan perkembangan psikologis siswa serta diimplementasikan
sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing. Penerapan muatan kurikulum
dimensi sikap pada kurikulum 2013 dilakukan secara langsung dan pengajaran tidak
langsung.

• Pembentukan jiwa mandiri atau merdeka

Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pembentukkan


kemandirian pada diri peserta didik merupakan salah satu tujuan dari Pendidikan
Nasional hal tersebut telah jelas dibuktikan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 saat ini.
Dimana anak dituntut untuk lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran. Guru
hanya sebagai fasilitator, motivator bagi siswa dan mengontrol kegiatan siswa di dalam
kelas hal tersebut bertujuan untuk menanamkan kepercayaan diri siswa, mandiri dan
dapat menyelesaikan permasalahan sendiri dengan cara yang baik. 15 Hal tersebut
relevan dengan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa
beliau menegaskan jiwa mandiri siswa itu melalui kata-kata merdeka lahir batin. Bahwa
siswa diberikan kebebasan untuk berkreatifitas sehingga mereka bisa menjadi lebih
mandiri serta menjadi peserta didik yang aktif dan lebih percaya diri. Hal tersebut telah
terealisasikan dalam pelaksanaan sistem among dimana siswa dididik dengan penuh
kasih sayang.

Hal tersebut sejalan dan relevan dengan pendidikan pada saat ini dimana guru tidak
diperkenankan untuk menghukum siswa dengan melakukan kontak fisik yang dapat
melukai siswa ataupun tidak sampai terluka seperti mencubit, memukul, dan tindakan
kekerasan lainnya. Banyak fakta yang terjadi bahwa guru yang melakukan hal tersebut
akan dikenakan sanksi hukuman pidana karena hal tersebut sudah diatur dengan
sebaik-baiknya dalam peraturan perundangan-undangan. Tertera dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang
pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan satuan

c. Apakah Anda merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda menjadi peserta didik?
Apakah Anda juga merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda memilih profesi
guru?

Jawaban :

Saat saya menjadi peserta didik saya belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan
dalam belajar Karena waktu saya mesih menjadi peserta didik, saya masih
menggunakan kurikulum 13. Dimana kurikulum tersebut masih mempunyai standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, dan apabila peserta didik tidak bisa
mencapai standar tersebut maka peserta didik dianggap tidak lulus. Selain itu dalam
proses pembelajaran masih sering berpusat kepada guru sehingga peserta didik kurang
mempunyai kemerdekaan dalam berpendapat. Saat saya menjadi guru saya sudah
merasakan kemerdekaan dalam belajar, karena untuk saat ini sudah menggunakan
kurikulum merdeka. Hanya saja guru masih terpaku dengan asesmen yang dibuat oleh
pemerintah.

2. Harapan dan Ekspektasi

Apa saja harapan yang ingin Anda lihat Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang
pada diri Anda sebagai seorang pendidik Anda harapkan ada dalam topik ini?
dan pada peserta didik Anda setelah
mempelajari topik ini

untuk diri sendiri: untuk diri sendiri:


Setelah mempelajari topic mengenai Ki Setelah mempelajari topic ini, saya berharap
Hajar Dewantara, saya berharap sebagai mampu menerapkan konsep merdeka
seorang pendidik bisa menerapkan belajar dalam setiap kegiatan pembelajaran,
pemikiran-pemikiran KHD secara serta membuat materi pembelajaran yang
menyeluruh dalam pembelajaran. Dengan bisa memerdekakan peserta didik.
penerapan pemikiran KHD, saya yakin bisa
menjadi guru yang merdeka dalam
mengajar. Dengan merdeka mengajar, saya
akan lebih menikmati proses pembelajaran
dan tugas mengajar menjadi sesuatu yang
membahagiakan dan tentunya bukan suatu
beban.

untuk peserta didik: untuk peserta didik:


Harapan saya kepada murid-murid setelah Harapan saya kepada peserta didik saya
saya mempelajari topik ini adalah murid bisa terkait topic ini adalah peserta didik saya
mengoptimalkan potensi yang ada di dalam dapat menerapkan prinsip kemerdekaan
dirinya. Mereka bisa belajar tanpa adanya dalam setiap kegiatan yang dilandasi
tekanan. Mereka bisa mendapatkan dengan prinsip pelajar pancasila
pembelajaran bermakna, yakni
pembelajaran yang bisa dirasakan
manfaatnya oleh para siswa.

You might also like