You are on page 1of 4

Teks Khutbah Jum’at

Korps Mubaligh Hidayatullah


Edisi 13 Rabiul awwal 1445 H / 29 September 2023

Etika Berinteraksi di Media Sosial


Oleh . Dr. Dudung Abdullah, MH

Khutbah Pertama

ْ ْ ‫ى‬ َ ُّ ‫ت َع ىَل ْال َع َب َاد ب ىأ ْن َي ْج َع َل نف ُك ِّل َز َمان َف ْ َتة َم َن‬


،‫الر ُس َل َبق َايا َ ىم ْن أ ْه َل ال َعل َ ىم‬ َّ‫ْال َح ْم ُد َ هّلِل هالذي ْام َْ ن‬
َ َ
ُ َ ْ ْ َ ْ ‫ه‬ ٍ
َ ُ ْ َُ َ َ َ ‫َ َ ْ َُ َ ْ ُ ْ َيَ ى‬ َ ُ ْ ‫َ ْ ُ َ َ ْ َ َّ ى‬
َ َ َ
‫ أشهد‬،‫اّلِل أهل ى العَم‬ َ ‫ ويحيون بكتاب‬،‫ ويص ِتون منهم عَل األذى‬،‫يدعون من ضل إَل الهدى‬
َ َ ِّ َ َّ ُ َ ْ ‫ى ْ َ ى َ َّ ُ َ َ ْ َ ُ َ ََ ْ َ ى ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ ٌ َّ َ ً َ ى ْ َ َ َُ َ َ ًّ َ ى‬
‫ وأشهد أن سيدنا‬.‫ شهادة من هو خ ْت مقاما وأحسن ن َديا‬،‫شيك له‬ ‫أن ال إله إال هللا وحده َل‬
َ ‫ ى ه ُ َّ َ ِّ َ َ ِّ ْ َ ى َ ِّ َ ُ َ َّ ى‬. ًّ َ َ ً َ ‫ُ َ َّ ًَ َ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ ْ ُ َّ ِ ُ ْ َ ى‬
‫ارم َكبارا وص َبيا اللهم صل وسلم عَل سي َدنا محم ٍد كان‬ َ ِ ‫سوله الم ًت َ َصف َب َ ىالمك‬ ‫محمدا عبده ور‬
َ ًْ َ َُْ َْ ْ‫ه ْ َ ُ ْ ُْ َ ْ ََُ ْ َى‬ َ ‫ى‬ ْ َ
،‫ وعَل َآل َه وصح َب َه ال َذين يح َسنون َإسالمهم ولم يفعلوا شيئا ف ِريا‬،‫ى َص َادق ال َو ْع َد َوكان رسوال ن َب ًّيا‬
ًّ ْ َ َ َ ْ ُ َ
ُ
،‫أ َّما َب ْعد‬

ُ ‫ال‬ َ ‫ َق‬.‫ َف َق ْد َف َاز ْال ُم َّت ُق ْون‬،‫هللا‬ َ ْ َ ْ ُ َّ َ ْ َ ْ ‫َ َ ى ُّ َ ْ َ ن ُ ْ َ َ َ ُ ُ ُ ُ ْ ْ ن‬


‫هللا‬ َ ‫ى‬‫و‬ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ب‬
َ ‫م‬ ‫اك‬‫ي‬ ‫إ‬
َ ‫و‬ ‫ن‬
‫ي‬ ‫س‬َ ‫نىن‬
‫ف‬ ‫ي‬ َ ‫ او َصي‬،‫اضون ر َحم َّكم هللا‬ َ ُ ‫َفيا ىأيها ى الح‬
ُ ْ ‫ى‬ َّ ُ َ َ ٰ ُ َّ َ ‫ه‬ ُ َّ ُ ٰ ‫ه‬ َ ٰٓ َ ْ ‫ أ ُع‬:‫ت َعاَل‬
‫الر َج ْي َم ٰيا ُّيها ال َذ ْي َن ا َمنوا اتقوا اّلِل َحق تقى َت َه َوَل ت ُم ْوت َّن َاَل َوانت ْم‬ ‫ى‬
َّ ‫اهلل َم َن الش ْيطان‬
َ َ ‫ب‬َ ‫ذ‬ ‫و‬
ّ َ َ َ ً ‫َ َ ى ه‬ ً َ َ ‫ َو َق َ ُ َ ى‬..‫ُّم ْسل ُم ْو َن‬
‫ال َإن َ ن ين َم َن‬ ‫اّلِل َو َع َم َل َص َالحا وق‬ َ ‫ و َم ْن أ ْح َس ُن ق ْوال ّم ّمن دعآ َإَل‬:‫ال هللا ت َعاَل‬ َ
‫ْال ُم ْس َل َم ْ ن‬
َ‫ت‬

Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah,

Pada Moment yang Mulia ini, khatib mengajak kepada kita semua, terutama kepada diri khatib
pribadi, untuk mengevaluasi diri, Apakah pesan dan ajakan peningkatan takwa dari Khatib pada
Jumat yang lalu sudah kita lakukan? Apakah sepekan belakangan ini kita sudah berupaya maksimal
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT? Jika nurani kita dengan jujur menyatakan tidak
atau belum maksimal, maka pada momen yang mulia ini, Khatib mengajak jamaah untuk sama-
sama bertekad meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Semoga kita disatukan Allah dengan kaum muttaqin lintas generasi. Aamiin Ya Rabb

Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah,

Era digital dewasa ini, telah membuat arus informasi demikian deras memenuhi diskursus ruang-
ruang publik, apalagi sejak maraknya kultur media sosial ditengah masyarakat. Trend penggunaan
Media Sosial dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan di negeri ini.

Menurut laporan We Are Social,1 jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 213 juta
orang per Januari 2023. Jumlah ini setara 77% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 276,4
juta orang pada awal tahun ini. Jumlah pengguna internet di Tanah Air naik 5,44% dibandingkan
tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pada Januari 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia
baru sebanyak 202 juta orang.

Adapun jumlah pengguna media sosial di Indonesia hingga Januari 20232, tercatat mencapai 167
juta orang. Jumlah tersebut setara 78 persen dari jumlah total pengguna internet di Indonesia
yang mencapai 212,9 juta.

1https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/20/pengguna-internet-di-indonesia-tembus-213-juta-
orang-hingga-awal-2023
2 https://uici.ac.id/ini-7-media-sosial-paling-banyak-digunakan-di-indonesia/
Teks Khutbah Jum’at
Korps Mubaligh Hidayatullah
Edisi 13 Rabiul awwal 1445 H / 29 September 2023

Kondisi ini menunjukan betapa dengan manjanya orang Indonesia dalam mengkonsumsi
informasi, serta betapa mudahnya dalam berkomunikasi. Kultur menerima dan mengirim berita
dengan segera membuat berita dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Luas Bola Dunia
yang mencapai lebih dari setengah miliar kilometer persegi seolah mengkerut. Informasi beredar
secara instan, kehidupan sosial banyak bergeser ke dunia maya, dan sebagian orang bahkan rela
menghabiskan separuh waktunya tenggelam dalam interaksi lintas dunia.

Lebih Radikalnya, pola interaksinya sudah semakin bebas dan semakin sulit untuk dibatasi.
Masing-masing orang menggunakan media sosial untuk kepentingannya sendiri-sendiri; dari
sekedar mencari popularitas, ajang pamer, mengais rejeki, bahkan Medsos disesaki debat kusir
saling menjatuhkan, ghibah (gosip), fitnah, berita bohong (hoax), hingga peningkatan jumlah
musuh-musuh baru.

Media Sosial juga sering digunakan unutk tujuan politik tertentu. Aroma persaingan menjelang
tahun politik 2024. Sudah mulai memanas di komunikasi dunia maya. Saling Caci, Saling Hujat,
Saling Fitnah, tidak hanya dengan bahas Literal dan Verbal, namun juga dengan media Visual yang
diedit dan dibuat dengan cara yang menjijikan dan kotor.

Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Islam bukan agama yang anti perkembangan teknologi. Namun demikian memiliki prinsip-prinsip
yang tidak boleh dilanggar. Islam juga memiliki ajaran Akhlak yang agung, bukan hanya sekedar
konsep namun dipraktekan dan ada contoh real yang dilakukan Rosulullah. Oleh karenanya
menyikapi pola interaksi dunia maya yang sekang ini sudah menjadi budaya di masyarakat kita,
sebagai seorang beriman kita dituntut bijak. Sudah seyogianya kita memposisikan media sosial tak
lebih dari sekadar alat untuk melakukan kebaikan dan mempermudah melakukan kebaikan.

Terlebih menjelang tahun politik 2024, dimana tensi persaingan meraih simpati masyarakat untuk
mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan demikian tinggi. Oleh Karenanya Jamaah sekalian,
Mari kita jadikan Media Sosial untuk Ibadah dan Kebaikan. Mari kita jaga jari kita dalam
menggunakan Gawai dengan memperhatikan hal-hal berikut :

Pertama, Pahami aturan hukum yang berlaku.

Terkait dengan kehidupan era baru di dunia maya saat ini, ada hal-hal yang perlu dipedomani agar
tidak membawa dampak buruk terhadap psikologi dan hubungan kita dengan orang lain. Undang-
undang (UU) No. 19 Tahun 2016 perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah aturan hukum yang berlaku di negeri ini.
Didalamnya terdapat ketentuan, beberapa larangan dan konsekwensi hukuman.

Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menerbitkan Fatwa MUI Nomor 24 tahun 2017
tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial. Fatwa ini sangat bermanfaat
bagi umat Islam untuk menjadi pedoman dan panduan dalam menyikapi derasnya informasi di era
media sosial saat ini.

Oleh karenanya, kiranya sangat tepat jika kaum muslimin juga memahami dan menelaah
peraturan yang berlaku dinegeri ini, sehingga interaksi kita tidak berujung jeruji besi. Ketikan jari
kita tidak berakhir di penjara.
Teks Khutbah Jum’at
Korps Mubaligh Hidayatullah
Edisi 13 Rabiul awwal 1445 H / 29 September 2023

Kedua, Gunakan Etika yang baik

Mari kita jadikan media sosial sebagai sarana berbuat kebaikan dan Menyebarkan kebaikan. Oleh
karenya perlu dibingkai dengan cara-cara yang baik, rangkai kata- kata dan kalimat yang baik.
Gunakan tanda baca dan emot yang baik dan tepat. Buat dan kirim gambar serta video, baik yang

mendorong orang berbuat baik. Hindari mengirim kata, kalimat, tanda baca, maupun emot yang
menjelekan dan menghinakan. Jaga jari kita mengirim gambar dan video yang berisi fitnah dan
provokasi. Bukankah Allah SWT sudah mengingatkan, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat
Al-Hujurat (49): 11,

ْ ‫ى‬ ۤ ِّ ۤ َ ْ َ ُ ُ ْ ‫ى‬ َ َ َ َ ُ ٰ ‫ه‬ ‫ٰٓ ى‬


‫ٰيا ُّي َها ال َذ ْي َن ا َمن َّۚ ْوا َل َي ْسخ ْر ق ْو ٌم ِّم ْن ق ْو ٍم َع ٰٰٰٓس ان َّيك ْون ْوا خ ْْ ًتا ِّمن ُه ْم َوَل َن َسا ٌء ِّم ْن ن َسا ٍء َع ٰٰٰٓس ان‬
‫ه‬ َّۚ َ ْ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ُ ْ ُ ْ َ ْ ِۗ َ ْ َ ْ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ُ ْ ‫َّ ُ َّ َ ْ ً ِّ ْ ُ َّ َ َ َ ْ ُ ْٰٓ ى‬
‫ان َو َم ْن ل ْم‬ َ ‫اب َبئس ا َِلسم الفسوق بعد َاَليم‬ َ ‫تا م َنه ُن وَل ه تل َمز َوا انفسكم وَل تنابزوا َبااللق‬ ٰۤ ْ ‫خ‬ ‫يكن‬
ْ ُ ُ َُ ْ َُ
‫يتب فاول ِٕىك هم الظ َلمون‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-
olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi
perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah
kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang
zalim.”

Bukankah Rasulullah SAW sdh menegaskan:


ْ ََ َ ْ َ َ َّ ‫ى ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ َّ َ َ ه‬
َ ‫ش وَل ال َب َذ‬
‫يء‬ ِ ‫اح‬
َ ‫ف‬ ‫ان وَل ال‬
َ ‫ان وَل اللع‬
َ ‫ليس المؤ َمن َبالطع‬
Artinya:“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak
melaknat, bukan orang yang keji, dan bukan pula orang yang kotor omongannya.” (HR. Ahmad
dan Tirmidzi)

Ketiga, Cek and reccheck

Saat informasi tampil dilayar HP kita, Sebaiknya terlebih dahulu kita cek dan re-check apakah
informasi tersebut sesuai kenyataan atau hoaks. Sebaiknya kita cari informasi pembanding untuk
melihat validitas informasi yang kita dapatkan. Sebaiknya kita konfirmasi terlebih dahulu ke pihak
yang terkait. Sebaiknya kita lakukan cover both sides, mengkonfirmasi kepada kedua belah pihak
apabila menyangkut dua pihak yang berkonflik.

Bukankah dalam Al Qur’an, surat Al Hujurat ayat 6, Allah SWT memerintahkan untuk
melakukan tabayyun (klarifikasi):

ْ َ ٰ َ ‫ى‬ ۢ َ ُ ْ ‫ٰٰٓ ى ُّ َ ه ْ َ ٰ َ ُ ْٰٓ ْ َ ۤ َ ُ ْ َ ٌۢ َ َ ُ ٰٓ ى‬


‫اس ٌق َبن َب ٍا ف َت َب َّين ْوا ان ت َص ْي ُب ْوا ق ْو ًما َب َج َهال ٍة ف ُت ْص َب ُح ْوا َعَل َما ف َعل ُت ْم‬
َ ‫ٰيايها ال َذين امنوا َان جاءكم ف‬
)٦( ‫ت‬ َ‫ندم ْ ن‬
ََْ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita
penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.
Teks Khutbah Jum’at
Korps Mubaligh Hidayatullah
Edisi 13 Rabiul awwal 1445 H / 29 September 2023

Keempat, Saring sebelum Sharing

Tidak semua informasi boleh disampaikan dan dikabarkan kepada khalayak ramai. Walaupun
sesuai kenyataan, apakah cara kita menyampaikan informasi tersebut akan menyebabkan
kerugian bagi sekelompok orang. Pendek kata, yang lebih aman bagi kita menyebarkan informasi
yang di dalamnya mengandung kebaikan dan kemaslahatan bagi orang banyak.

Kita harus menyadari bahwa informasi yang berasal dari media sosial memiliki dua kemungkinan
yakni benar dan salah. Dari dua hal ini kita harus mengetahui bahwa yang baik di media sosial itu

belum tentu benar. Yang benar belum tentu bermanfaat. Yang bermanfaat belum tentu cocok
untuk disampaikan ke ranah publik. Tidak semua informasi yang benar itu boleh dan pantas
disebar ke ranah publik. Kita tidak boleh langsung menyebarkan informasi. Jika dahulu, orang yang
cerdas adalah orang yang memiliki banyak informasi. Maka sekarang, orang yang cerdas adalah
orang yang mampu menyaring banyak informasi.”

Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Kelima, Gunakan seperlunya

Yang paling rentan dilupakan saat bermedsos adalah betapa berharganya waktu. Berbagai
kemudahan yang disediakan sering membuat pengguna berselancar berjam-jam melewati batas
kebutuhan semestinya. Orang kadang tidak hanya bertegur sapa dengan sesama atau publikasi
aktivitas di Medsos, tapi juga sampai pada kegiatan-kegiatan mubazir bahkan maksiat, yang
kesemuanya menghabiskan banyak waktu. Seringkali kita mengabaikan waktu terbaik dengan
keluarga, dengan pasangan dan anak-anak kita. Kita sering lihat orang berkumpul tapi asyik dengan
komunikasi gawainya. Mulai sekarang Mari kita gunakan media sosial seperlunya, kita perkokoh
waktu terbaik dengan orang sekeliling kita.

Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Manusia dianugerahi akal sehat, hati nurani, yang memungkinkan dia berlaku bijaksana.
Sebagaimana perangkat dunia lainnya, tidak seharusnya manusia diperbudak Medsos, justru
semestinya ia mengendalikannya.

َ ُ‫ى‬ ْ ْ ِّ َ ‫ن َوإ َّي ُاك ْم ب َما ف ْيه م َن ْاْل‬ َََ ْ ‫ْ َىُْ ن ُْْ ْ ى‬ َ َ َ
‫ أق ْو ُل ق ْو َ ي َْل‬.‫ات َوالذك ِر ال َح َك ْي َم‬ َ ‫ي‬ َ َ َ َ َ
ْ
‫ي‬
‫ن‬ َ
َ
‫ع‬ ‫ف‬ ‫ن‬‫و‬ ، ‫م‬َ ‫ي‬‫ر‬ِ ‫ك‬ ‫ال‬ ‫آن‬
َ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ف‬‫ي‬ َ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬‫و‬ ‫َل‬
‫ي‬ َ ‫هللا‬‫ى‬ ‫ك‬‫بار‬
ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ َّ ُ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ِّ ُ ْ َ ْ ْ َ ُ ‫ى‬ َ َ ْ َ ْ َ
.‫الر َح ْي ُم‬
َّ ‫ فاستغ َف ُروه إنه هو الغفور‬،‫ت َمن كل ذنب‬
َ ٍ
‫هذا وأستغ َف ُر هللا َْل ولك ْم ول َسا َئر ال ُم ْس َل َم ْ ن‬
ِ َ ‫َي‬

You might also like