You are on page 1of 9

MODUL 2 PENGUAT OP AMP DENGAN UMPAN BALIK

Alarik Unggul Yudhatama Sukadis (13221036)


Asisten: M. Rafli Bagaskara (13220027)
Tanggal Percobaan: 26/09/2023
EL3109 - Praktikum Elektronika 2
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak
2. STUDI PUSTAKA
Pada percobaan kedua ini merupakan modul yang
menjelaskan tentang bagaimana cara kerja sebuah penguat 2.1 SISTEM DENGAN UMPAN BALIK
Op-Amp dengan konfigurasi Open-Loop dan Closed-Loop,
Sistem dengan loop terbuka sangat rentan
serta bagaimana linearitas dari kedua konfigurasi tersebut.
terhadap gangguan dari luar. Berapapun besarnya
Terdapat 2 percobaan pada modul ini terdapat 2 buah
ketelitian sistem tersebut akan menghasilkan
rangkaian filter Low Pass Filter (LPF) dan High Pass
keluaran yang buruk saat gangguan misalnya
Filter (HPF). Setelah melakukan percobaan ini praktikan
derau masuk pada sistem, misalnya bercampur
akan bisa mengetahui kerakteristik dan keuntungan dari
dengan input. Untuk memperoleh sistem yang
penggunaan rangkaian Op-Amp tanpa feedback (Open-
lebih baik digunakan umpan balik. Pada seperti
Loop) dan dengan feedback (Closed-Loop). Selain itu,
ini output dikembalikan ke input untuk melihat
praktikan juga akan mengetahui bagaimana karakteristik
perbedaan output dengan rujukan yang
dari linearitas konfigurasi rangkaian tersebut dengan melihat
diharapkan. Sistem dengan umpan balik ini
Voltage Transfer Characteristics (VTC). Setelah
tampak pada Gambar 2-1 berikut.
melakukan praktikum ini praktikan bisa menganalisis dan
mengetahui trade-off dari konfigurasi yang ada serta sifat
linearitas dari keduanya.
Kata kunci: HPF, LPF, VTC, Op-Amp, Feedback.

1. PENDAHULUAN
Pada modul kedua praktikum elektronika akan
membahas bagaimana cara kerja penguat op-amp
serta penguat umpan balik (feedback). Olah
karena itu telah disusun beberapa tujuan sebegai Gambar 2.1 Block Diagram Sistem Feedback
capaian yang perlu diraih, diantaranya:
Pada grafik tersebut G(s) adalah fungsi transfer
1. Mengamati dan mengenali prinsip umpan maju dari sistem, H(s) fungsi transfer umpan balik,
balik pada rangkaian. X(s) sinyal input rujukan untuk sistem, Y(s) sinyal
2. Mengamati, mengukur, dan menganalisa keluaran yang diperoleh, dan ε(s) perbedaan
efek umpan balik pada frekuensi pole sinyal keluaran dengan rujukan atau galat (error).
rangkaian orde satu filter frekuensi Secara keseluruhan sistem dengan umpan balik
rendah dan filter frekuensi tinggi. tersebut akan memberikan fungsi transfer Gf(s)
seperti pada persamaan berikut:
3. Mengamati dan menganalisa efek umpan
balik pada rangkaian dengan distorsi
saturasi
Dengan tujuan yang telah dibuat, maka
Untuk sistem seperti diatas, baik G(s) maupun
dirancanglah beberapa percobaan untuk
H(s) dapat merupakan fungsi yang kompleks atau
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan tersebut,
juga fungsi sederhana. Sistem dengan fungsi
yaitu:
kompleks menjadi bagian dari studi bidang
1. Respons Umum Rangkaian Opamp kendali. Dalam bidang elektronika sistem dengan
dengan Umpan Balik umpan balik banyak digunakan dalam penguat
2. Linierisasi Rangkaian Opamp dengan dan filter. Sistem seperti ini menggunakan fungsi
Umpan Balik G(s) dan H(s) yang cenderung lebih sederhana. [1]

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


2.2 RESPONS UMUM PENGUAT DENGAN Gambar 2.5 Rangkaian Penguat Transresistansi
UMPAN BALIK
Untuk dapat menggunakan persamaan di atas
Untuk penguat dengan umpan balik, G(s) rangkaian perlu terlebih dahulu dikenali
merupakan fungsi penguatan A. Fungsi transfer konfigurasinya. Hubungan series menambah atau
umpan baliknya H(s) merupakan fungsi skalar β. tegangan pada input dan mencuplik arus pada
Sinyal yang diperkuat dalam elektronika dapat output. Hubungan shunt menambah atau
berupa tegangan atau arus. Representasi sinyal mengurangi arus pada input dan mencuplik
tersebut dapat dinyatakan dengan Rangkaian tegangan pada output. [1]
Thevenin atau Norton. Untuk penguat dengan
umpan balik maka ada empat kemungkinan jenis 2.3 RESPONS FREKUENSI PENGUAT
penguat, yaitu: penguat tegangan, penguat arus, DENGAN UMPAN BALIK
penguat transkonduktasi, dan penguat
Secara alamiah setiap penguat mempunyai
transresistansi. Tabel 2.2 hingga 2.5 menunjukkan
penguatan dengan pada frekuensi terbatas.
efek umpan balik pada penguatan resistansi input
Perilaku ini seringkali dimodelkan dengan orde
dan output seluruh konfigurasi tersebut.
satu, misalnya untuk respons filter frekuensi
rendah (LPF) satu pole maka fungsi transfer
penguat dapat ditulis seperti pada persamaan
berikut:

Dalam kasus seperti ini persamaan fungsi transfer


untuk penguat dengan umpan balik skalar β akan
memberikan penguatan keseluruhan Af(s) seperti
Gambar 2.2 Rangkaian Penguat Tegangan
pada persamaan berikut:

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa pada


penguat LPF orde satu dengan umpan balik,
Gambar 2.3 Rangkaian Penguat penguatan akan terskala turun sebesar (1+Amβ)
Transkonduktansi dan sebaliknya frekuensi pole atau frekuensi
sudut (corner frequency) akan terskala naik
sebesar (1+Amβ). Frekuensi pole menjauh menuju
tak hingga dengan peningkatan penguatan loop
terbuka. Perkalian penguatan keseluruhan dan
frekuensi pole akan tetap. Besaran terakhir ini
disebut Gain Bandwidth Product (GBW Product)
sebuah amplifier. Besaran ini merupakan figure of
merit dari sebuah penguat.
Untuk penguat dengan kopling kapasitif, penguat
juga mempunyai respons HPF pada frekuensi
Gambar 2.4 Rangkaian Penguat Arus rendahnya. Fungsi transfer penguat dapat ditulis
seperti pada persamaan berikut:

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


Dalam kasus HPF orde 1 ini, penguatan akan
terskala turun sebesar (1+Amβ) dan frekuensi pole
juga akan terskala turun sebesar (1+Amβ).
Frekuensi pole mendekati nol (letak zero) dengan
peningkatan penguatan loop terbuka. [1]

2.4 UMPAN BALIK UNTUK LINIERISASI


Umpan balik dapat digunakan untuk menekan
nonlinieritas penguat. Salah satu contoh umpan
balik untuk menekan cross over distortion yang
muncul pada penguat push-pull kelas B seperti Gambar 3.2 Rangkaian HPF Orde 1
yang dilakukan pada percobaan penguat daya.
Umpan balik juga dapat digunakan untuk Siapkan Osiloskop, Power Supply DC,
menekan nonlinieritas saturasi pada penguat.[1] Kit Penguat Op-Amp dan Feedback,
Multimeter, Generator Sinyal dan
3. METODOLOGI beberapa kabel banana-banana.
Berdasarkan tujuan yang telah dibuat, serta
percobaan yang telah dirancang untuk modul
kedua ini, maka dibutuhkan alat dan bahan yang
mendukung kegiatan praktikum, diantaranya:
Susun rangkain sepeti gambar 4.1 (LPF)
1. Kit Praktikum Umpan Balik dan hubungkan generator sinyal sebagai
2. Generator Sinyal input dan osiloskop sebagai output.
3. Osiloskop
4. Multimeter
5. Catu Daya Ter-regulasi (2 buah)
Gunakan selector S1 untuk memilih RA,
6. Kabel dan aksesori pengukuran RB, RC untuk memilih nilai skala
Berikut ini adalah cara melakukan praktikum feedback ke input.
pada modul kedua ini:

3.1 RESPONS UMUM RANGKAIAN OPAMP


DENGAN UMPAN BALIK
Amati Perilaku rangkaian pada frekuensi
passband (rendah, sekitar 1kHz atau
kurang).

Naikkan Frekuensi hingga mencapai


frekuensi sudut (cut-off 3 dB), dan
lakukan untuk rangkaian loop terbuka dan
tertutup.

Gambar 3.1 Rangkaian LPF Orde 1

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


Dengan menggunakan resistor tambahan Susun rangkain sepeti gambar 4.3 (Non-
pada input, amati resistansi resistansi Linier) dan hubungkan generator sinyal
input rangkaian pada loop terbuka dan sebagai input dan osiloskop sebagai
rangkaian feedback untuk semua nilai output.
skala feedback yang tersedia.

Gunakan osiloskop pada mode dual trace.


Susun rangkain seperti gambar 4.2 (HPF),
Gen. Sinyal sebagai input dan Osiloskop
sebagai Output. Amati perilaku rangkaian
pada frekuensi passband (12-15 kHz) Pada keadaan loop terbuka berikan
amplitude sinyal input yang besar
sehingga output menampakkan saturasi
pada puncak dan lembah sinyal.
Turunkan frekuensi hingga frekuensi
sudut (cut-off 3 dB) untuk rangkaian loop
terbuka dan tertutup serta rangkaian
feedback. Amati kurva alih tegangan (VTC) dalam
mode xy.

Bandingkan hasil yang didapatkan antara


rangkaian 4.1 dan 4.2 Dengan menggunakan selekstor S1 pilih
RA, RB, dan RC untuk menentukan skala
3.2 LINIERISASI RANGKAIAN OPAMP feedback output ke inputnya
DENGAN UMPAN BALIK

Dalam mode xy amati VTC untuk


rangkaian feedback dan amati juga sinyal
output dalam mode dual trace.

4. HASIL DAN ANALISIS

4.1 RESPONS UMUM RANGKAIAN OPAMP


DENGAN UMPAN BALIK

Percobaan pertama menjelaskan tentang


Gambar 3.3 Rangkaian Lineritas bagaimana sebuah penguat Op-Amp bekerja
dengan 2 konfigurasi yaitu Low-Pass Filter (LPF)
Siapkan Osiloskop, Power Supply DC, dan High-Pass Filter (HPF). Percobaan dilakukan
Kit Penguat Op-Amp dan Feedback, untuk melihat perbedaan dari penggunaan Open-
Multimeter, Generator Sinyal dan Loop dan Closed-Loop serta perbedaan dari
beberapa kabel banana-banana. resistansi Rf terhadap penguatan, nilai resistansi
input, serta frekuensi cut-off dari rangkaian
tersebut.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


Gambar 4.1 Dual Trace LPF Open-Loop Gambar 4.5 Dual Trace LPF Closed-Loop Rf =
220 kΩ

Gambar 4.2 Dual Trace LPF Cut-Off Open-Loop Gambar 4.6 Dual Trace LPF Cut-Off Closed-Loop
Rf = 220 kΩ

Gambar 4.7 Dual Trace LPF Closed-Loop Rf =


Gambar 4.3 Dual Trace LPF Closed-Loop Rf = 440 kΩ
110 kΩ

Gambar 4.4 Dual Trace LPF Cut-Off Closed-Loop Gambar 4.8 Dual Trace LPF Cut-Off Closed-Loop
Rf = 110 kΩ Rf = 440 kΩ
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
disebabkan oleh ketidakpastian dan toleransi pada
rangkaian yang digunakan sehingga
mengakibatkan nilai Rin yang berbeda, namun
perbedaan nilai resistansinya tidak signifikan
hanya berbeda ratusan ohm sehingga tidak terlalu
Param No FB FB (A) FB (B) FB (C) mempengaruhi kondisi dan nilai penguatan serta
frekuensi cut-off dari masing-masing variasi
Rf (kΩ) 0 110 220 440 rangkaian.

Rin (kΩ) 2.2 2.6 2.5 2.3

Gain (v/v) 19.8 14.1 15.1 16.4

Fp (kHz) 16 19 18 17

Tabel 4.1 Tabel Rangkaian LPF Orde 1


Ketika menggunakan penguat LPF dapat dilihat
pada tabel 4.1 nilai Rf, nilai penguatan (gain),
Frekuensi Passband (Fp), serta nilai resistansi
input (Rin) dari seluruh konfigurasi rangkaian.
Pada Rangkaian Open-Loop didapatkan nilai
penguatan mendekati 20 v/v yaitu sekitar 19.8
v/v. Nilai tersebut sudah akurat karena sesuai Gambar 4.9 Dual Trace HPF Open-Loop
dengan perhitungan penguatan yang dihasilkan
adalah 20 v/v. Untuk nilai frekuensi passband
pada rangkaian Open-Loop memiliki nilai ... kHz
yang cukup mendekati dengan hasil teoritis yaitu
20.1 kHz. Kemudian untuk nilai resistansi input
dari Open-Loop memiliki nilai 2.2 kΩ, nilai ini
didapatkan dari nilai R1 pada rangkaian LPF yaitu
resistor pertama setelah port input.
Pada rangkaian LPF Closed-Loop Terdapat 3 buah
variasi dengan perbedaan nilai Rf yaitu 110 kΩ,
220 kΩ, dan 440 kΩ.
Nilai-nilai yang dihasilkan pada seluruh variasi
rangkaian closed-loop bisa dikatakan cukup
sesuai dengan teori. Pada rangkain closed-loop
variasi C memiliki nilai penguatan yang paling Gambar 4.10 Dual Trace HPF Cut-off Open-Loop
besar, hal tersebut dikarenakan variasi C memiliki
nilai Rf yang besar sehingga mempengaruhi nilai
penguatan yang didapatkan yang sesuai dengan
teori dimana penguat inverting memiliki nilai Av
= - Rf/Rin. Selain itu, nilai dari frekuensi cut-off
paling besar dimiliki oleh variasi A, hal tersebut
menandakan bahwa frekuensi passband dari
variasi A lebih besar dibandingkan variasi lainnya
karena variasi lainnya memiliki frekuensi cut-off
pada nilai yang lebih kecil sehingga bandwidth
frekuensi pada rangkain B dan C lebih kecil
dibandingkan dengan rangkaian A. Kemudian
untuk nilai Rin yang paling besar didapatkan oleh
rangkaian variasi C dan diikuti oleh B lalu A, Hal
ini tidak sesuai dengan teori yang didapatkan
pada perhitungan, karena nilai yang didapatkan
bahwa nilai Rin pada variasi rangkaian A hingga
C seharusnya semakin kecil. Hal ini bisa
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
Gambar 4.11 Dual Trace HPF Closed-Loop Rf =
110 kΩ

Gambar 4.15 Dual Trace HPF Closed-Loop Rf =


440 kΩ

Gambar 4.12 Dual Trace HPF Cut-off Closed-


Loop Rf = 110 kΩ

Gambar 4.16 Dual Trace HPF Cut-Off Closed-


Loop Rf = 440 kΩ

Param No FB FB (A) FB (B) FB (C)

Rf (kΩ) 0 110 220 440


Gambar 4.13 Dual Trace HPF Closed-Loop Rf =
220 kΩ Rin (kΩ) 2.2 2.5 2.4 2.3

Gain (v/v) 20 13.9 15.5 16.8

Fp (Hz) 650 729 850 900

Tabel 4.2 Tabel Rangkaian HPF Orde 1


Pada rangkaian HPF dapat dilihat nilai yang
didapatkan untuk masing-masing rangkaian pada
tabel 4.2, yang terdapat nilai Rf, nilai penguatan
(gain), frekuensi passband (Fp), serta nilai
resistansi input (Rin) dari seluruh konfigurasi
rangkaian.
Pada rangkaian open-loop didapatkan nilai
penguatan sebesar 20 v/v, dimana nilai tersebut
sesuai dengan hasil perhitungan yaitu juga
Gambar 4.14 Dual Trace HPF Cut-Off Closed-
sebesar 20 v/v sehingga dapat dikatakan nilai
Loop Rf = 220 kΩ
penguatan tersebut sangat baik karena sama
dengan nilai hasil perhitungan. Kemudian untuk
nilai frekuensi cut-off dari rangkaian tersebut

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7


berada pada 650 Hz yang sudah cukup mendekati perhitungan dengan nilai variabel yang berbeda-
hasil teoritis sebesar 709 Hz. Kemudian pada nilai beda.
resistansi input didapatkan nilai sebesar 2.2 kΩ
yang didapatkan dari nilai R1 pada rangkaian 4.2 LINIERISASI RANGKAIAN OPAMP
HPF yaitu resistor pertama setelah port input. DENGAN UMPAN BALIK

Kemudian untuk rangkaian HPF closed-loop sama


seperti LPF closed-loop, terdapat 3 buah variasi
dengan perbedaan nilai Rf yaitu 110 kΩ, 220 kΩ,
dan 440 kΩ.
Pada hasil percobaan rangkaian closed loop
didapatkan nilai penguatan terbesar pada
rangkaian variasi C sama seperti pada LPF dengan
nilai Rf terbesar akan menghasilkan penguatan
terbesar karena secara perhitungan nilai gain
sesuai dengan persamaan, Av = - Rf/Rin.
Kemudian pada perhitungan nilai frekeunsi cut-
off pada rangkaian HPF didapatkan nilai
frekuensi cut-off terkecil ada pada rangkaian Gambar 4.17 Linearitas Rangkaian Open-Loop
variasi A, yang memiliki nilai frekuensi cut-off
pada 729 Hz yang merupakan nilai yang cukup
jauh jika dibandingkan dengan hasil perhitungan
yaitu 443 Hz, hal tersebut bisa dikarenakan
kondisi rangkaian yang merupakan kondisi aktual
dan terdapat banyak variable yang mempengaruhi
seperti toleransi nilai komponen serta
ketidakpastian dalam pengukuran, serta kondisi
lab dan suhu rangkaian ketika percobaan. Nilai
frekuensi cut-off pada variasi B dan C akan
semakin besar seiring bertambahnya nilai Rf. Oleh
karena itu nilai frekuensi passband dari A lebih
kecil dengan bandwidth frekuensi paling besar
Gambar 4.18 Linearitas Rangkaian Closed-Loop
dibandingkan dengan variasi B dan C. Untuk nilai
resistansi input dari rangkaian didapatkan nilai Rf = 110 kΩ
yang mengecil dari varaisi A hingga variasi C
sehingga sesuai dengan hasil teoritis bahwa
semakin mengecil nilai dari Rin. Namun
perbedaan Rin pada rangkaian tidak terlalu
signifikan dengan perbedaan hanya sebatas 100 –
200 Ω dari masing-masing konfigurasi. Jika
dibandingkan dengan nilai hasil perhitungan, nilai
resistansi tersebut cukup jauh karena terdapat
perbedaan yang signifikan pada variasi A dengan
hasil perhitungan bernilai 3,52 kΩ. Perbedaan
tersebut dikarenakan toleransi dari komponen
yang digunakan serta suhu dari komponen
tersebut ketika melakukan percobaan sehingga
Gambar 4.19 Linearitas Rangkaian Closed-Loop
menghasilkan nilai yang berbeda pada percobaan
yang dilakukan. Rf = 220 kΩ

Seluruh faktor ketidakpastian dan perbedaan


antara hasil percobaan dan hasil perhitungan
disebabkan oleh toleransi dan kondisi lab ketika
melakukan percobaan sehingga hasil yang
didapatkan bukan kondisi ideal melainkan
mendekati kondisi tersebut, dimana hasil yang
didapatkan sudah mendekati dengan hasil

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8


linearitas rangkaian tersebut akan semakin baik.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan grafik yang
dihasilkan dengan seiring bertambahnya nilai Rf
maka grafik kurva VTC akan semakin Panjang
jangkauan linearnya sehingga semakin baik dalam
menghadapi fluktuasi input.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan
didapatkan beberapa kesimpulan dari data yang
didapatkan:

Gambar 4.20 Linearitas Rangkaian Closed-Loop 1. Prinsip sebuah rangkaian umpan balik
(feedback) adalah rangkaian yang
Rf = 440 kΩ mengambalikan hasil outputnya kedalam
inputnya dengan tujuan untuk membuat
Param NoFB FB (A) FB (B) FB (C) rangkaian lebih stabil, dapat diprediksi
dan lebih mudah untuk dikonfigurasikan
Rf (kΩ) 0 110 220 440 untuk menghasilkan output yang
diinginkan.
Batas 3.0 2.9 2.8 2.7
Saturasi 2. Pada rangkaian penguat feedback, pada
(Vpp) percobaan ini terdapat konfigurasi LPF
dan HPF. Dimana LPF berfungsi sebagai
Tabel 4.3 Tabel Rangkaian Linearitas filter frekuensi rendah dan
menghilangkan frekuensi tinggi, dan HPF
Pada percobaan 2 dilakukan pengukuran
menghilangkan frekuensi rendah dan
linearitas rangkaian penguat Op-Amp Open-Loop
filter frekuensi tinggi. Hasil ayng
serta Closed-Loop. Bertujuan untuk membuktikan
didapatkan bahwa dengan perbedaan Rf
kekonsistenan dari rangkaian penguat jika
pada kedua rangkaian tersebut akan
diberikan gangguan atau nilai input yang
mengubah bandwidth dari frekuensi
berubah-ubah, dengan harapan rangkaian tersebut
passband keduanya dan mengubah nilai
dapat mempertahankan nilai penguatan yang
penguatan serta resistansi input rangkaian
sama ketika inputnya mengalami fluktuasi.
tersebut.
Untuk mengecek linearitas sebuah rangkaian kita
3. Pada rangkaian op-amp feedback distorsi
dapat menggunakan mode XY pada osiloskop
saturasi akan lebih sulit dicapai jika
sehingga menampilkan kurva Voltage Transfer
dibandingkan dengan rangkaian op-amp
Characteristics (VTC) yang membandingkan
tanpa feedback. Sehingga ketika diberikan
sinyal input dengan output rangkaian.
fluktuasi dan perubahan input akan
Jika dilihat dari gambar yang dihasilkan pada mempengaruhi pada linearitas rangkaian
gambar 4.17 hingga 4.20, didapatkan kurva VTC dimana rangkaian penguat op-amp tanpa
dari 4 buah variasi rangkaian yang sama seperti feedback memiliki linearitas yang lebih
sebelumnya (1 open-loop dan 3 closed-loop buruk jika dibandingkan dnegan
bervariasi Rf). rangkaian penguat op-amp dengan
feedback yang lebih resistif terhadap
Pada kurva grafik VTC open loop didapatkan
fluktuasi input.
grafik yang berbentuk linear dengan distorsi pada
tegangan 3 Vpp, dimana ketika kita melakukan
DAFTAR PUSTAKA
percobaan dengan konfigurasi closed-loop nilai
tegangan yang menyebabkan distorsi lebih kecil [1] Hutabarat, Mervin T 2023. Petunjuk Praktikum
jika dibandingkan dengan open-loop yang dapat Elektronika II.
dilihat pada tabel 4.3 dimana semakin besar nilai
[2] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Rf pada rangkaian closed-loop maka nilai
Microelectronic Circuits 7th Edition, 2015.
tegangan distorsinya semakin kecil. Korelasi dari
kedua hal tersebut adalah dengan semakin
besarnya nilai tegangan distorsi maka semakin
buruk linearitas dari rangkaian tersebut dan
semakin kecil nilai tegangan distorsi maka

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 9

You might also like