Professional Documents
Culture Documents
DI LINGKUNGAN PUSKESMAS
SE-KABUPATEN BONE BOLANGO
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BONE BOLANGO
NOMOR : 440/Dikes-BB/1643/XI/2019
TENTANG TATA NASKAH DINAS DI
LINGKUNGAN PUSKESMAS
SE – KABUPATEN BONE BOLANGO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum mencakup pengaturan
tentang jenis, penyusunan, penggunaan lambang, logo, cap dinas, serta penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam naskah dinas.
Ketentuan tata naskah dinas yang berlaku untuk lingkungan ini berpedoman pada
Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia dan Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Tahun 2017.
1. Maksud
Maksud disusunnya Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas se-Kabupaten
Bone Bolango adalah untuk digunakan sebagai pedoman atau acuan bagi Puskesmas
dalam pengelolaan persuratan.
2
2. Tujuan
Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas se-Kabupaten Bone Bolango bertujuan
untuk menciptakan kelancaran komunikasi tulis intern maupun ekstern yang efektif
dan efisien dalam rangka mendukung tertib administrasi pelaksanaan tugas dan
fungsi di lingkungan Puskesmas.
C. Sasaran
D. Asas
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas se-Kabupaten Bone
Bolango meliputi pengaturan tentang jenis dan format, penyusunan, prinsip dan prosedur
penyusunan termasuk penggunaan logo, cap dinas dan amplop serta kewenangan
penandatanganan naskah dinas.
F. Pengertian
BAB II
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
Judul SOP
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya SOP
dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
2) Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/
Langkah- langkah
6. Diagram alir (jika
dibutuhkan)
7. Unit terkait
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : nama Puskesmas dan
logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tandatangan Kepala
Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/ langkah-
langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi kotak/ tabel.
Jika SOP yang disusun sudah mengalami perubahan/revisi, maka format SOP dapat
ditambahkan dengan “Rekam Historis”
Petunjuk Pengisian SOP
1) Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, nama
organisasi adalah nama Puskesmas, atau logo dan nama dari Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
10
Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut:
1) Pengertian : yang paling awal diisi judul SOP adalah, dan berisi penjelasan dan
atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan
salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
2) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
3) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya
SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP tersebut, contoh
untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala
Puskesmas No 445/SK/PKM-ST/007/XI/2019 tentang Pelayanan Imunisasi.
11
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
o Simbol Keputusan : ? Ya
tidak
o Penghubung :
o Dokumen :
o Arsip :
12
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Keputusan terdiri dari:
(a) kop naskah dinas, yang berisi logo Daerah dan logo Puskesmas
serta nama instansi Dinas Kesehatan dan Puskesmas, ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
(b) kata keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
(c) nomor Keputusan, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(d) kata penghubung tentang, ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
(e) judul Keputusan, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(f) kalimat Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa ditulis dengan
huruf kapital secara simetris; dan
(g) nama jabatan pejabat yang menetapkan Keputusan, ditulis dengan
huruf kapital secara simetris dan diakhiri dengan tanda baca koma.
2) Konsiderans
Bagian konsiderans Keputusan terdiri dari:
(a) kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat
alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlu
ditetapkannya Keputusan; dan
(b) kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan
perundang-undangan sebagai dasar hukum pengeluaran Keputusan.
3) Diktum
Bagian diktum Keputusan terdiri dari hal berikut:
(a) diktum dimulai dengan kata memutuskan ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital tanpa spasi diantara suku kata dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:) serta diletakkan ditengah margin.
(b) kata menetapkan dicantumkan sesudah kata MEMUTUSKAN,
disejajarkan kebawah dengan kata Menimbang dan Mengingat.
Huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua (:)
(c) Judul Keputusna ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca titik (.).
(d) untuk keperluan tertentu, Keputusan dapat dilengkapi dengan
salinan dan petikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
15
4) Batang Tubuh
Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh Keputusan
sama dengan ketentuan dalam penyusunan Peraturan, tetapi substansi
Keputusan diuraikan bukan dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan
bilangan bertingkat/diktum Kesatu, Kedua, Ketiga, dan seterusnya ditulis
dengan huruf kapital.
5) Kaki
Bagian kaki Keputusan terdiri dari:
(a) tempat dan tanggal penetapan Keputusan;
(b) jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf kapital, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
(c) tanda tangan pejabat yang menetapkan Keputusan; dan
(d) nama lengkap pejabat tanpa gelar yang menandatangani
Keputusan, ditulis dengan huruf kapital, dan tidak mencantumkan
NIP.
d. Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan.
e. Hal yang perlu diperhatikan
1) naskah yang asli yang diparaf harus disimpan sebagai arsip.
2) penomoran Keputusan mengacu pada Pola Klasifikasi Arsip dan Kode
Unit Pengolah di lingkungan Puskesmas.
(1) kop naskah dinas, yang berisi logo Daerah dan logo
Puskesmas serta nama instansi Dinas Kesehatan dan
Puskesmas, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(2) kata surat perintah, ditulis dengan huruf kapital
secara simetris; dan
(3) nomor, berada di bawah tulisan Surat Perintah.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Perintah terdiri dari hal berikut:
(1) konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar:
pertimbangan memuat alasan ditetapkannya Surat Perintah;
dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan
ditetapkannya Surat Perintah tersebut.
(2) diktum dimulai dengan kata memberi perintah, ditulis dengan
huruf kapital dicantumkan secara simetris, diikuti kata kepada di
tepi kiri serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat tugas.
Di bawah kata kepada ditulis kata untuk disertai tugas-tugas
yang harus dilaksanakan.
c) Kaki
Bagian kaki Surat Perintah terdiri dari:
(1) tanggal Surat Perintah;
(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan
huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri
dengan tanda baca koma;
(3) tanda tangan pejabat yang menugasi;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani Surat Perintah,
ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya
dan mencantumkan NIP; dan
(5) cap dinas.
4) Distribusi dan Tembusan
a) Surat perintah disampaikan kepada yang mendapat tugas
b) Tembusan surat perintah disampaikan kepada unit kerja/satuan
kerja yang terkait
5) Hal yang Perlu diperhatikan
a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.
b) Surat Perintah tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat
selesai dilaksanakan.
c) Penomoran Surat Perintah mengacu pada Pola Klasifikasi Arsip
dan Kode Unit Pengolah di Lingkungan Puskesmas.
17
b. Surat Tugas
1) Pengertian
Surat Tugas adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau pejabat
yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang diberi tugas,
yang memuat apa yang harus dilakukan.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Tugas dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat yang
berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya. Apabila atasan yang berwenang menandatangani lokasinya
terletak jauh, maka dapat menggunakan atas nama pejabat tersebut.
Contoh:
a.n. Kepala Puskesmas Bonepantai
Kepala Tata Usaha
(1) Kop naskah dinas, yang berisi logo daerah disebelah kiri dan
logo Puskesmas di sebelah kanan serta Nama Dinas
Kesehatan dan Nama dan alamat Puskesmas;
(2) Kata nota dinas, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(3) Kata nomor, ditulis dengan huruf awal kapital, secara
simetris;
(4) Kata Yth, ditulis dengan huruf awal kapital diikuti dengan
tanda baca titik;
(5) Kata Dari, ditulis dengan huruf awal kapital;
(6) Kata Hal, ditulis dengan huruf awal kapital;dan
(7) Kata Tanggal, ditulis dengan huruf awal kapital.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Nota Dinas terdiri dari alinea pembuka, isi
dan penutup yang singkat, padat, dan jelas.
c) Kaki
Bagian kaki Nota Dinas terdiri dari tanda tangan, nama pejabat
dengan gelar dan tembusan (jika perlu) tanpa mencantumkan NIP.
(1) Kop surat dinas hanya digunakan pada halaman pertama surat
dinas;
(2) Sifat surat dinas tidak dicantumkan apabila surat dinas
bersifat biasa;
(3) Jika surat dinas disertai lampiran, pada kolom lampiran
dicantumkan jumlahnya;
(4) Lampiran tidak dicantumkan apabila tidak ada lampiran yang
menyertainya; dan
(5) Hal berisi pokok surat sesingkat mungkin ditulis dengan
huruf awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa diakhiri tanda
baca.
(6) Penomoran Surat Dinas mengacu pada Pola Klasifikasi Arsip
dan Kode Unit Pengolah di lingkungan Puskesmas.
22
1. Surat Perjanjian
a. Pengertian
Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama tentang
sesuatu hal yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan
tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
Kerja sama antar lembaga dibuat dalam bentuk kesepahaman bersama atau
perjanjian kerja sama.
a) Wewenang dan penandatanganan
Perjanjian yang dilakukan antar lembaga di dalam negeri, baik di
tingkat pusat maupun daerah dibuat dan ditandatangani oleh
pejabat sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
b) Susunan
(1) Kepala
Bagian kepala terdiri dari:
(a) Logo Puskesmas dan Logo Instansi yang melakukan
perjanjian kerja sama yang diletakkan di sebelah kanan
dan kiri atas, disesuaikan dengan penyebutan nama
Instansi;
(b) Judul perjanjian; dan
(c) Nomor.
2. Surat Kuasa
a. Pengertian
Surat Kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada
badan hukum/kelompok orang/ perseorangan atau pihak lain dengan atas
namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan;
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Surat Kuasa terdiri dari:
a) Kop naskah dinas, yang berisi Logo Pemda dan Logo Puskesmas
yang diletakkan di sebelah kanan dan kiri atas, serta Nama Dinas
Kesehatan dan Nama dan Alamat Puskesmas;
b) Judul surat kuasa; dan
c) Nomor surat kuasa.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Kuasa memuat materi yang dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki Surat Kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan, dan
tahun pembuatan serta nama, NIP (bila ada) dan tanda tangan para pihak
yang berkepentingan, dan dibubuhi meterai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
c. Hal yang Harus Diperhatikan
Penomoran Surat Kuasa mengacu pada Pola Klasifikasi Arsip dan Kode Unit
Pengolah di Lingkungan Puskesmas.
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi tentang pernyataan bahwa
memang telah terjadi suatu proses pelaksanaan kegiatan pada waktu tertentu
yang harus ditandatangani oleh para pihak dan para saksi. Berita acara dapat
disertai lampiran.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian Kepala berita acara terdiri dari:
a) kop naskah dinas, yang berisi logo Daerah dan logo Puskesmas
serta nama instansi Dinas Kesehatan dan Nama dan Alamat
Puskesmas, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
b) judul berita acara ditulis dengan huruf kapital dan diletakan secara
simetris; dan
24
c) nomor berita acara ditulis dengan huruf kapital dan diletakan secara
simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari:
a) tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan jabatan para pihak
yang membuat berita acara;
b) substansi berita acara;
c) keterangan yang menyebutkan adanya lampiran; dan
d) penutup yang menerangkan bahwa berita acara ini dibuat
dengan sebenar-benarnya.
3) Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan penandatanganan
nama jabatan/pejabat dan tanda tangan para pihak dan para saksi.
c. Hal yang Harus Diperhatikan
Penomoran Berita Acara mengacu pada Pola Klasifikasi Arsip dan Kode Unit
Pengolah di Lingkungan Puskesmas.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat keterangan memuat pejabat yang menerangkan
mengenai sesuatu hal, peristiwa, atau tentang seseorang yang
diterangkan, maksud dan tujuan diterbitkannya surat keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat, tanggal, bulan,
tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan nama pejabat yang membuat surat
keterangan tersebut. Posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan bawah.
d. Hal yang Harus Diperhatikan
Penomoran Surat Keterangan mengacu pada Pola Klasifikasi Arsip dan Kode
Unit Pengolah di Lingkungan Puskesmas.
5. Surat Pengantar
a. Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk mengantar/
menyampaikan barang atau naskah.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat baik yang mengirim
dan menerima sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat pengantar terdiri dari:
a) Kop naskah dinas;
b) Nomor;
c) Tanggal;
d) Nama jabatan/alamat yang dituju; dan
e) Tulisan surat pengantar ditulis dengan huruf kapital dan
diletakan secara simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat pengantar dalam bentuk kolom terdiri dari:
a) Nomor urut;
b) Jenis yang dikirim;
c) Banyaknya naskah dan barang; dan
d) Keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat pengantar terdiri dari:
a) Pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi:
(1) Nama jabatan pembuat pengantar;
26
6. Pengumuman
a. Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang suatu
hal yang ditujukan kepada semua pejabat/pegawai/perseorangan/ lembaga baik
di dalam maupun di luar Puskesmas.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang atau
pejabat lain yang ditunjuk.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala pengumuman terdiri dari:
a) Kop naskah dinas, yang berisi logo Daerah dan logo Puskesmas
serta nama instansi Dinas Kesehatan dan Puskesmas, ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
b) Tulisan pengumuman keterangan ditulis dengan huruf kapital dan
diletakan secara simetris;
c) Nomor surat keterangan ditulis dengan huruf kapital dan diletakan
secara simetris;
d) Kata tentang, yang dicantumkan di bawah pengumuman ditulis
dengan huruf kapital dan diletakan secara simetris; dan
e) Rumusan judul pengumuman, ditulis dengan huruf kapital secara
simetris di bawah tentang.
27
2) Batang Tubuh
Batang tubuh pengumuman hendaknya memuat:
a) Alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;
b) Peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman; dan
c) Pemberitahuan tentang hal tertentu.
3) Kaki
D. Laporan
1. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu
kegiatan/kejadian.
2. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Wewenang pembuatan laporan dilakukan oleh pejabat/staf yang diberi tugas.
Laporan ditandatangani oleh pejabat/staf yang diserahi tugas.
3. Susunan
a) Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan ditulis dengan huruf kapital dan
diletakkan secara simetris.
b) Batang Tubuh
28
E. Telaahan Staf
1. Pengertian
Telaahan Staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau staf yang
memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan dengan memberikan
jalan keluar/pemecahan yang disarankan.
2. Susunan
a) Kepala
Bagian kepala telaahan staf terdiri dari:
1) judul telaahan staf diletakkan secara simetris di tengah atas; dan
2) uraian singkat tentang permasalahan.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari:
1) Persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan
yang akan dipecahkan;
2) Praanggapan, yang memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data
yang ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan
merupakan kemungkinan terjadi di masa yang akan datang;
3) Fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang merupakan
landasan analisis dan pemecahan masalah;
29
F. Sertifikat
1. Pengertian
Sertifikat adalah surat penghargaan atau surat keterangan tertulis yang tercetak dan
dikeluarkan oleh instansi dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang sebagai
bukti telah mengikuti suatu kegiatan atau telah memenuhi standar/prosedur/syarat
yang ditetapkan.
2. Wewenang Penandatanganan
Sertifikat ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan
tanggung jawabnya.
Tata naskah dinas untuk sertifikat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
30
BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Prinsip
B. Prosedur
1. Penyusunan Konsep
Setiap naskah dinas yang akan ditindaklanjuti wajib dilakukan dengan penyusunan
konsep yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Konsep naskah dinas disusun/disiapkan oleh pejabat dengan menggunakan
verbal konsep.
b. Setiap verbal konsep yang diajukan kepada pimpinan wajib terlebih dahulu
diteliti oleh pejabat tata usaha mengenai:
1) Redaksi, sesuai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar; dan
2) Bentuk, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Konsep naskah dinas dicetak di balik verbal, jika konsep naskah dinas lebih
dari satu halaman dapat menggunakan lembar berikutnya.
2. Persetujuan Konsep
Dalam persetujuan konsep harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Apabila isi naskah dinas dan lampirannya menyangkut lebih dari satu unit
kerja, verbal konsep tersebut harus terlebih dahulu diedarkan dan disetujui oleh
pejabat-pejabat secara hierarki dari unit terkait.
31
b. Verbal konsep naskah dinas yang akan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas,
terlebih dahulu diajukan dan disetujui oleh Kepala Tata usaha Puskesmas.
c. Sebagai tanda persetujuan konsep tersebut, Kepala Tata Usaha Puskesmas,
wajib membubuhkan paraf dan tanggal pada verbal konsep naskah dinas.
d. Pada setiap verbal, lembar draft dan naskah dinas akhir (net) untuk naskah
dinas arahan dan naskah dinas khusus wajib dibubuhi paraf oleh Kepala Tata
Usaha Puskesmas.
e. Pada verbal untuk naskah dinas korespondensi wajib dibubuhi paraf Kepala
tata usaha dipojok kanan bawah.
4. Pengetikan
Setelah naskah dinas tersebut diregistrasi, konsep diteruskan kepada unit pengolah
untuk dibuat naskah akhir (net). Beberapa hal harus diperhatikan dalam pengetikan
naskah:
a. Bentuk Naskah Dinas
Naskah dinas dalam bahasa Indonesia menggunakan bentuk setengah lurus
atau setengah balok (semi block style).
5. Pembubuhan Paraf
Naskah akhir (net) terlebih dahulu diteliti dan diparaf oleh KTU Puskesmas di
bawah pejabat penanda tangan di awal nama jabatan.
Contoh:
Paraf KTU Kepala Puskesmas,
6. Warna Tinta
Tinta yang digunakan untuk penulisan surat berwarna hitam, demikian pula warna
tinta yang digunakan dalam pembubuhan paraf dan tanda tangan.
Kebijakan : SK
Standar Operasional Prosedur : SOP
Kerangka Acuan Kegiatan : KAK
Daftar Tilik : DT
Check List : CL
Pedoman Mutu/Manual Mutu : PM
Surat Tugas : ST
- Nama Puskesmas dalam bentuk akronim ditulis dengan huruf kapital
- Nomor urut dokumen menggunakan 3 digit angka
Ketentuan : Dokumen dimulai lagi dari penomoran awal pada pergantian
tahun terbit
- Bulan ditulis dengan angka romawi
- Tahun terbit
Contoh :
445/SK/PKM-BT/234/XI/2019
Jenis Dokumen
Nama Puskesmas
Kode
Tahun Terbit
Contoh :
445/PKM-ST/120/XI/2019
Nama Puskesmas
Kode Bulan
Tahun Terbit
Logo, dan cap dinas digunakan dalam tata naskah dinas sebagai tanda pengenal atau
identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk memperoleh keseragaman dalam
penyelenggaraan Tata Naskah Dinas di lingkungan Puskesmas, perlu ditentukan
penggunaan logo, dan cap dinas pada kertas surat dan amplop.
1. Penggunaan Logo
a. Logo adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol atau huruf yang
digunakan dalam tata naskah dinas instansi pemerintah sebagai identitas agar
publik lebih mudah mengenalnya.
b. Logo yang digunakan di Lingkungan Puskesmas se-Kabupaten Bone Bolango
adalah Logo Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango dan Logo
Puskesmas. Logo Pemerintah Daerah ditempatkan di sebelah kiri kepala surat,
sedangkan Logo Puskesmas ditempatkan di sebelah kanan kepala surat.
Keterangan:
1) Logo Pemerintah Daerah diletakan di sebelah kiri dan logo Puskesmas di
sebelah kanan.
2) Tulisan DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONE BOLANGO
menggunakan huruf Tahoma ukuran 14 pt dan tebal.
3) Tulisan nama PUSKESMAS menggunakan huruf Tahoma ukuran 16 pt dan
tebal.
4) Tulisan alamat dan nomor telepon menggunakan huruf Tahoma ukuran 10 pt,
5) garis batas menggunakan ukuran 4.5 pt.
4. Penggunaan Cap Dinas
a. Warna
Cap dinas menggunakan tinta berwarna ungu atau hijau.
b. Penggunaan
1) Cap Puskesmas digunakan untuk menyertai tanda tangan Kepala
Puskesmas.
2) Penggunaan cap dinas terletak di sebelah kiri tanda tangan naskah dinas
dan mengenai tanda tangan pejabat yang berwenang.
d. Bentuk ukuran, huruf dan isi tulisan
1) Bentuk
Bentuk cap dinas di lingkungan Puskesmas adalah bulat.
2) Ukuran
Ukuran setiap lingkaran pada cap dinas di lingkungan Puskesmas dengan
ukuran diameter sebagai berikut:
a) R1 dengan garis tengah 40 mm dan tebal garis 1,5 mm
b) R2 dengan garis tengah 38 mm dan tebal garis 1 mm
c) R3 dengan garis tengah 30 mm dan tebal garis 1,5 mm
3) Huruf-huruf yang digunakan adalah huruf kapital dengan ukuran yang
disesuaikan dengan besarnya cap serta jumlah atau banyaknya huruf yang
ada didalam cap tersebut.
4) Isi tulisan pada cap instansi Puskesmas
Isi tulisan pada cap di lingkungan Puskesmas di atur sebagai berikut:
36
(1) Isi tulisan diantara lingkaran kedua dan ketiga adalah DINAS
KESEHATAN pada bagian atas.
(2) Di bagian bawah bertuliskan KAB. BONE BOLANGO
(3) Pemisah antara tulisan DINAS KESEHATAN dengan
KAB. BONE BOLANGO diberikan dua tanda bintang
bersudut lima pada sisi kiri dan kanan.
(4) Di dalam garis lingkaran ketiga terdapat tulisan
PUSKESMAS dan NAMA PUSKESMAS yang ditulis secara
simetris diantara logo Puskesmas
Contoh cap Puskesmas:
10. Lampiran
Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut
dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari
halaman sebelumnya.
39
BAB IV
KEWENANGAN PENANDATANGANAN
Format:
Nama Pejabat
NIP
Format:
Nama lengkap
NIP
Format :
Nama lengkap
NIP
42
BAB V
PENGENDALIAN NASKAH DINAS
d. Pengarahan
1) Pengarahan naskah dinas masuk dengan kategori sangat rahasia, rahasia,
dan terbatas disampaikan langsung kepada unit pengolah/pejabat yang
dituju; dan
2) Pengarahan naskah dinas masuk dengan kategori biasa/terbuka dilakukan
dengan membuka, membaca dan memahami keseluruhan isi dan maksud
naskah dinas untuk mengetahui unit pengolah/pejabat yang akan
menindaklanjuti naskah dinas tersebut.
e. Penyampaian
1) Naskah dinas masuk disampaikan kepada unit pengolah sesuai dengan
arahan disertai bukti penyampaian naskah dinas.
2) Bukti penyampaian naskah dinas masuk memuat informasi tentang:
a) Nomor urut pencatatan;
b) nomor dan tanggal naskah dinas;
c) Asal naskah dinas;
d) Isi ringkas naskah dinas;
e) Unit kerja yang dituju;
f) Waktu penerimaan; dan
g) Tandatangan dan nama penerima di unit pengolah.
3) Bentuk bukti penyampaian naskah dinas dapat berupa:
a) Buku ekspedisi;
d. Kecepatan penyampaian
a. Amat Segera/Kilat adalah surat dinas yang harus
diselesaikan/dikirim/disampaikan pada hari yang sama dengan batas
waktu 24 jam.
b. Segera adalah surat dinas yang harus diselesaikan/dikirim/disampaikan
dalam waktu 2 x 24 jam.
45
BAB VI
PENGENDALIAN DOKUMEN
A. Jenis Dokumen
1. Jenis dokumen dalam sistem manajemen mutu yang dikendalikan dikategorikan dalam
struktur dokumen :
Manual/Pedoman, Kebijakan, dan Sasaran Mutu
Kerangka Acuan & Standar Operasional Prosedur
Daftar Tilik, Check List atau dokumen pendukung lainnya
Rekaman atau catatan mutu
2. Rincian dokumen yang dikendalikan dicatat pada Daftar Dokumen.
3. Dokumen dari luar Puskesmas yang menjadi acuan kerja juga dikendalikan distribusi dan
perubahannya.
B. Identitas Dokumen
1. Dokumen dikenali melalui judul dan/atau nomor dokumen.
2. Format Penomoran dokumen diatur sesuai dengan Pola Klasifikasi Arsip dan Kode Unit
Pengolah di Lingkungan Puskesmas dengan ketentuan semua dokumen harus diberi
nomor.
3. Status revisi dokumen dikenali melalui nomor revisi dan/atau tanggal
pengesahan/berlaku dokumen.
4. Daftar Dokumen merincikan identitas dokumen dan status revisi dokumen
5. Dokumen baru yang diterbitkan harus dicatat dalam Daftar Dokumen Internal setelah
mendapat pengesahan dari pihak yang berwenang.
6. Daftar Dokumen di-update/direvisi setiap kali ada revisi dokumen yang terdaftar.
7. Dokumen baru yang telah dicatat dalam daftar dokumen ditetapkan distribusinya dalam
form Matriks distibusi
C. Penyusunan Dokumen
Kepala Subag Tata Usaha Puskesmas, Penanggung Jawab Admen dan Penanggung
Jawab UKM dan UKP bertanggung jawab terhadap pelaksanaan identifikasi/perubahan
serta penyusunan dokumen.
Identifikasi kebutuhan, dilakukan pada tahap self-assesment dalam Pendampingan
Akreditasi. Hasil self-assesment digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi dokumen
sesuai Standar Akreditasi yang sudah ada di puskesmas. Bila dokumen sudah ada, dapat
diidentifikasi dokumen tersebut masih efektif atau tidak.
Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu Puskesmas
Bulango Timur dengan mekanisme sebagai berikut :
47
1. Dokumen yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan kepada tim
mutu
2. Fungsi tim mutu Puskesmas di dalam penyusunan dokumen adalah :
a. Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen yang telah disusun
oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun penulisan,
b. Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi duplikasi/tumpang
tindih dokumen antar unit,
c. Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas.
D. Pengesahan Dokumen
1. Dokumen diperiksa kecukupannya dan disahkan oleh Kepala Puskesmas sebelum
diterbitkan dan didistribusikan.
2. Dokumen yang mengalami perubahan atau revisi harus diperiksa dan disahkan ulang
oleh pihak yang berwenang sebelum diterbitkan dan distribusikan kembali.
3. Tanda keabsahan dokumen ditunjukkan oleh identitas dokumen dan tanda tangan dari
Kepala Puskesmas.
TERKENDALI
2. Salinan dokumen yang tidak bertanda cap berwarna merah tersebut dianggap sebagai
dokumen yang tidak dikendalikan.
3. Dokumen yang lebih dari satu halaman dibuat dalam keadaan terjilid, tidak terdiri dari
lembar-lembar lepas, sehingga tanda keabsahan, status revisi, dan tanda terkendali
cukup dibubuhkan pada lembar terdepan saja.
4. Semua dokumen, kecuali yang berasal dari luar (eksternal), harus ada “master”nya
(dokumen asli), yang disimpan oleh pengendali dokumen yang bersangkutan.
Penggandaan dokumen hanya dilakukan dari “master”.
5. Pengendali dokumen memutakhirkan (update) semua dokumen yang dikendalikan.
6. Penerima dokumen bertanggung jawab untuk pengendalian dokumen yang diterimanya,
baik pengendalian dari penggandaan yang tidak sah ataupun validitas dokumen
terkininya.
7. Semua dokumen yang dikendalikan harus jelas distribusinya, dan bukti tanda terima
dokumen disimpan oleh pengendali dokumen yang bersangkutan.
48
G. Dokumen Kadaluarsa
1. Dokumen lama, yang digantikan oleh dokumen yang direvisi, disingkiran dari tempat
pemakaiannya oleh pemegang dokumen atau ditarik kembali oleh pengendali dokumen
yang bersangkutan, untuk digantikan dengan yang baru.
2. Dokumen lama yang tidak berlaku (kadaluarsa) tidak boleh digunakan untuk
acuan/rujukan kerja.
3. Jika diperlukan, dan dengan pengecualian, dokumen yang lama mungkin tidak ditarik
kembali, asalkan diberi tanda khusus sebagai berikut :
DOKUMEN KADALUARSA
JANGAN DIPAKAI
H. Dokumen Eksternal
1. Dokumen dari luar (eksternal) Puskesmas dicatat dalam Daftar Dokumen dan diberi
stempel contoh sebagai berikut :
D O dokumen
2. Bila terjadi perubahan (revisi) pada K U M Eluar tersebut, maka pengendali dokumen
NEXTERN
mengganti dokumen lama yang telah didistribusikan.
A L 01 NOV
3. Distribusi dokumen eksternal dikendalikan sesuai ketentuan yang berlaku pada dokumen
tersebut dan pemakaiannya di puskesmas.
49
BAB VII
PENGENDALIAN REKAMAN
A. Identifikasi Rekaman
1. Tim Manajemen Mutu Puskesmas melakukan pendataan semua rekaman yang berkaitan
dengan penerapan sistem manajemen mutu diseluruh unit pelayanan.
2. Melakukan identifikasi terhadap penyimpanan semua rekaman dengan cara sebagai
berikut:
a. Tempat penyimpanan rekaman harus mempunyai identitas minimal judul rekaman,
unit pelayanan, masa retensi.
b. Pemberian identifikasi pada tempat penyimpanan rekaman diisi oleh unit pelayanan
terkait yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga memudahkan dalam pencarian
dan penelusuran rekaman tersebut.
.
B. Penyimpanan Rekaman
1. Pengumpulan dan pengelompokan
Semua rekaman dikumpulkan dan dikelompokan sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan setiap unit pelayanan puskesmas
2. Sarana penyimpanan
Unit layanan terkait bertanggung jawab untuk melindungi rekaman dari kerusakan
dengan menyimpannya ditempat yang memadai, masing-masing rekaman dapat
dimasukan dalam odner, map, box, kotak karton dll, dan dapat juga diletakkan dalam
filing cabinet, lemari file, dll.
3. Lokasi penyimpanan
Tempat penyimpanan ditetakkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh masing-masing
unit pelayanan Puskesmas sesuai dengan kebutuhan dan fungsi masing-masing.
4. Masa Retensi
1. Masa retensi untuk untuk masing-masing rekaman atau kelompok rekaman
ditentukan oleh unit pelayanan terkait dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Untuk rekaman yang menyangkut kepegawaian disimpan selama pegawai tersebut
bekerja di Puskesmas.
C. Pemusnahan Rekaman
a. Tim Manajemen Mutu Puskesmas akan memberitahu unit pelayanan terkait jika
rekaman sudah harus dimusnahkan sesuai batas waktu penyimpanan yang disepakati
dengan membuat Berita Acara Pemusnahan Rekaman.
50
D. Identitas Rekaman
Tim manajemen mutu Puskesmas memberikan kode tersendiri untuk Daftar Induk
Rekaman, Berita Acara Pemusnahan Rekaman dan Daftar rekaman yang sudah
dimusnahkan sebagai berikut :
1. Daftar Induk Rekaman : DIR
2. Berita Acara Pemusnahan Rekaman : BAPR
3. Daftar Rekaman yang sudah dimusnahkan : DRM
Untuk Penomoran sesuai Pola Klasifikasi Arsip dan Kode Unit Pengolah di Lingkungan
Puskesmas.
51
E. Format
1. Daftar Induk Rekaman
No. ...................
DAFTAR INDUK REKAMAN
No. .........
DAFTAR REKAMAN YANG DIMUSNAHKAN
Unit Layanan :……………………
No.urut Nomor Jenis Tgl Paraf keterangan
Dokumen Pemusnahan Persetujuan