You are on page 1of 12

MAKALAH SIRAH NABAWIYAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Sirah Nabawiyah

Dosen Pengampu : Dr. H. MAHMUDIN BIN BUNYAMIN, Lc.MA

Disusun Oleh :

1. Ahmad Fachrriza (2231030026)


2. Yuhilmi Nurzam (2231030052)

PROGRAM STUDI IIMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI-STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan Rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya mampu menyusun makalah yang berjudul
Definisi dan ruang lingkup sirah nabawiyah dengan baik dan tepat waktu guna untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Sirah Nabawiyah. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan
kepada junjungan kita yakni Nabi besar Muhammad Saw. Kepada keluarganya, sahabatnya, dan
kita selaku umatnya.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, 22 Februari 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................ 4


B. Rumusan masalah .......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5

A. Pengertian Sirah Nabawiyah ...................................................................... 5


B. Ruang Lingkup Sirah Nabawiyah ..............................................................6
C. Perbedaan Sirah Nabawiyah Dengan Sejarah ............................................8
D. Kedudukan Rasullullah SAW ................................................................... 9
E. Sumber-Sumber Sirah Nabawiyah ...........................................................10
F. Tujuan Mengkaji Sirah Nabawiyah ..........................................................10

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11

A. Kesimpulan .............................................................................................. 11

B. Saran ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nabi Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh umat


manusia, penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi dan
tidak ada nabi atau wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya Baginda
Muhammad saw. Rasulullah SAW adalah utusan termulia yang diturunkan oleh
Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh semesta alam. Dalam diri beliau
tercakup semua kebaikan ciptaan Allah. Dalam mengemban risalah dakwah, beliau
dibantu oleh para sahabatnya. Para sahabat nabi merupakan generasi terbaik yang
terlahir dari hasil didikan madrasah langsung Rasulullah. Mereka selalu menjadikan
tindak tanduk, tutur kata dan segala perbuatan Nabi Muhammad sebagai contoh dan
tauladan hidup. Mereka telah menjadi generasi terbaik karena mengikuti cahaya
Islam yang dibawa Rasulullah.dan sebagai generasi islamiyah maka sudah
sewajarnya kita selalu mengingat semua hal tentang nabi Muhammad saw dan
jadikan nabi Muhammad sebagai suri tauladan kita.

Sesungguhnya Sirah Nabawiyah (perjalanan hidup Nabi SAW) termasuk


setinggi-tinggi, semulia-mulia, dan seagung-agungnya ilmu dari segi tujuan maupun
tuntutan. Dengan ilmu ini seorang muslim bisa mengenal keadaan agama dan
nabinya, mengenal dengan apa Allah telah memuliakan beliau, mengenal pula apa
yang telah beliau alami berupa musibah-musibah serta ujian dalam perjalan masa
kecilnya dan lain sebagainya, dalam makalah kali ini akan kami bahas mengenai
sejarah kalahiran beliau sampai pada beliau menikah dengan istri pertamanya yaitu
Siti Khadijah.
B. Rumusan Masalah

A. Pengertian Sirah Nabawiyah


B. Ruang Lingkup Sirah Nabawiyah
C. Perbedaan Sirah Nabawiyah dan sejarah
D. Kedudukan Rasullah SAW
E. Sumber – sumber Sirah Nabawiyah
F. Tujuan mengkaji Sirah Nabawiya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sirah Nabawiyah :

Sirah Nabawiyah berasal dari bahasa arab saara-yasiiru yang berarti perjalanan,dan
kata Nabawiyah yang berarti nabi. Sirah Nabawiyah berarti sejarah perjalanan Rasulullah
saw, baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun setelah diangkat menjadi Rasul, serta
suatu kondisi yang melingkupinya.1

Dengan mempelajari Sirah Nabawiyah kita dapat mengetahui bagaimana Rasulullah


2
memahami dan merespons perintah-perintah Tuhannya. Uniknya, kadang perintah
tersebut direspons Rasulullah tidak secara kontekstual. Contohnya adalah cara berwudhu.

ِ ِ‫ﺼ ٰلوةِ فَا ْغسِ لُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم َوا َ ْي ِد َي ُك ْم اِلَى ْال َم َرا ف‬


‫ق َوا‬ ‫ي ٰ◌ ۤ◌ـاَيﱡ َها الﱠ ِذيْنَ ٰا َﻣﻨُ ۤ ْوا اِذَا قُ ْمت ُ ْم اِلَى ال ﱠ‬
◌ۗ ‫ْﻣ َس ُح ْوا ِب ُر ُء ْو ِس ُك ْم َوا َ ْر ُج َل ُك ْم اِلَى ْالـ َك ْع َبي ِْن‬
“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki,… ”. (QS Al-Maidah (5): 6).

berkumur, memasukkan dan megeluarkan air dari hidung serta membasuk kedua telinga.
Dan Allah swt tidak melarang hal tersebut. 3Artinya Sang Khalik meridhoi apa yang
dilakukan nabi. Jadi selama Allah swt mendiamkan dan tidak menegur apa yang
dilakukan Rasulullah, wajib kita mencontohnya.

B. Ruang Lingkup Sirah Nabawiyah :

1
Dalam prakteknya Rasulullah menyempurnakan wudhu dengan membasuh tapak tangan, Amin. Miska Muhammad, Epistemoligi Islam:
Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam. Jakarta: Ul Press, 1983

2
Anshari, H. Endang Sacfuddin, Ilmu, Filsafat dan Agama, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987 Azizy, A. Qodri, Perkembangan Ilmu-Ilmu
Keislaman Jakarta: Direktorat PTAI Departemen Agama RI, 2003 Abu Abbas Syamsuddin bin Khalikan, Wafayat al-Ayan wa Anba Abná
az-Zaman,

3
muhaqqiq: Dr. Ihsan Abbas, Beirut: Dar Shadir, 1982 Abdul Qadir Isa, Haga ig an at-Tashawwuf, Halab Suriah: Dar Ma'arif, 2001 Abdul
Wahhab asy-Sya'rani, Thabaqat al-Kubra, 1, Beirut: Dar al-Fikr, It
Sirah Nabawiyah berisi perincian kisah hidup Rasullah,yakni asal-muasal,suku dan
nasab,dan keadaan masyarakat,sebelum beliau di lahirkan. Berlanjut kepada saat beliau
lahir,masa kecil,masa remaja,masa dewasa,masa pernikahan,masa menjadi nabi,serta
perjuangan beliau dalam menegakkan islam hingga akhir hayatnya. 4

C. Perbedaan Sirah Nabawiyah dengan sejarah :

• Sirah berasal dari kata saara yasiiru yang berarti perjalanan. Sedangkan sejarah berasal
dari kata syajaratun yang berarti pohon
• Pembahasan Sirah Nabawiyah bertumpu pada perjalanan dan kisah hidup nabi
Muhammad SAW secara rinci. Pembahasan juga menekankan sifat
pribadi,akhlak,serta cara beliau menjalani kehidupan sehari-hari. Sedangkan sejarah
pembahasannya hanya mengenai peristiwa yang terjadi pada masa lampau,yang di
anggap penting. Lebih di fokuskan pada perkembangan peradaban/perubahan suatu
zaman.
• Sirah Nabawiyah bersumber pada al quran,hadits nabi,riwayat para sahabat nabi
Muhammad SAW. Sedangkan sejarah melalui sumber primer (Bukti dan Rujukan
yang kukuh),sumber sekunder (Penyelidikan),dan lisan (saksi).
• Sirah mengkhususkan pada seorang individu sedangkan sejarah kepada peristiwa dan
pelakunya.
• Kedudukan fakta Sirah Nabawiyah tidak bisa di ubah karena bersumber dari Al-
Quran,hadits,riwayat sahabat Rasullah. Sedangkan sejarah bisa berubah setelah di
temukannya bukti baru,yang lebih jelas dari bukti sebelumnya.

D. Kedudukan Rasullullah SAW :

• Menurut Abid min Ibadillah


Rasul seperti manusia yang melakukan kegiatan makan,minum,pergi ke
pasar,berniaga,berkeluarga,dan segala aktivitas manusia. Dari kegiatan ini dapat di
simpulkan bahwa rasul seperti manusia mampu menjalankan perintah Allah SWT maka
kita sebagai manusia juga harus menjalankan perintah Allah SWT.
 Insan

4
Ahmad al-Kumsyakhnawi. Jami' al- Ushul fi al-Auliya Surabaya: Mathba'ah al- Haramain, t A. Luthfi Assyaukanie, Oksidentalisme:
Kajian Barat setelah Kritik Orientalisme, Ulumul Qur'an: Jurnal Ilmu dan Kebudayaant, Edisi Khusus, Volume 5, 1994
5
Perilaku rasul seperti manusia yaitu makan,minum,berniaga. Memudahkan dakwahnya
untuk mudah di laksanakan dan mudah di terima,tidak ada alasan bagi manusia untuk
menolaknya. Namun apabila Rasul sebagai nabi banyak alasan untuk menolak perintah
Allah SWT. Kaum Yahudi senantiasa menyoal kehadiran Rasul yang berasal dari
manusia. Sebetulnya mereka hanya mengkufurkan Allah SWT.
 Nasab
Rasul berasal dari kaum Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah,ibunya bernama Aminah.
Beliau mempunyai sejarah dan kelurga yang jelas. Begitupun tentang sejarah dan asal
usulnya. Sejarah mengenai nabi di besarkan,nabi menjadi rasul semua ada di buku sirah
nabi.
 Jism
Penggambaran nabi Muhammad SAW seperti rambutnya yang rapi,selalu
keramas,badannya kuat,tingginya sederhana. Dari gambaran ini nabi sama seperti
manusia biasa.
 Sirah Nabawiyah
Penggambaran ini di jadikan sebagai pengajaran,menerangkan sesuatu,petunjuk bagi
umat manusia.Dari Sirah Nabawiyah dapat di simpulkan bahwa nabi seperti
manusia,yang melakukan aktivitas sehari-hari.
• Menurut Rasul minal Mursalin
Muhammad SAW selain sebagai manusia juga sebagai rasul yang mempunyai
keutamaan dan ciri-ciri kerasulan. Muhammad dan rasul yang lainnya mempunyai
mukjizat dan tugas-tugas mulia. Namun seperti manusia,rasul juga akan meninggal.
 Tabligh Risalah
Peranan Rasul adalah menyampaikan risalah kepada manusia. Perbedaan Rasul dengan
manusia,rasul membawa manusia untuk mengabdi pada Allah SWT.
 Adaul Amanah
Rasul telah menunaikan amanatnya yaitu menyampaikan risalah kepada manusia. Bukti
bahwa rasul telah menyampaikan amanah adalah pengikut-pengikutnya yang setia yang
menyampaikan risalah kepada manusia.
 Immatul Ummat

5
Abu 'Ubaid al-Qasim bin Salam, Kitab al-Amwal, Dar al-Fikr, 1978 Adnin Armas, "Kritik Arthur Jeffery Terhadap Al-Qur'an, Majalah
Islamia, Tahun I
• Rasul bertanggung jawab kepada umatnya. Pada hari kiamat Rasul bertanggung jawab
atas apa yang Secara Sunnah
ia sampaikan kepada umatnya. Ketika di hari perhitugan rasul juga bertanggung jawab
kepada umatnya.6
 Dakwah Nabawiyah
Al-Quran dan sirah menjelaskan dakwah nabi. Dari kedua hal tersebut muncul fiqh
dakwah yang sesuai dengan realitas,tuntutan,keadaan,respon tempat. Contoh :
Perjalanan hijrah nabi ke gua tsur bersama Abu Bakar kemudian mereka bertemu
banyak ular dan hewan buas. Nabi berkata janganlah takut sesungguhnya Allah
bersama kami.
Segala sesuatu yang di jalankan,di amalkan,di lakukan oleh nabi Muhammad SAW.
Sunnah nabi bernilai syar’i dan wajib untuk di ikuti.
 Fiqhul Ahkam
7
Seorang muslim dalam menyampaikan dakwah tentu mendapat olokan. Peranan
hukum untuk ke arah yang lebih baik sangatlah di perlukan. Untuk itu rasul sebagai
tempat ketaatan dan ikutan,dan rujukan hukum.

E. Sumber-Sumber Sirah Nabawiyah :

 Al-Qur’an merupakan rujukan pertama untuk memahami sifat-sifat umum


Rasulullah Sunnah-sunnah yang Shahih yakni apa yang terkandung di dalam kitab-
kitab para imam hadits yang terkenal jujur dan amanah. Seperti Muwaththa’ Imam
Malik. Sumber kedua ini lebih luas dan lebih rinci. Hanya saja belum tersusun
secara urut dan sistematis
 saw dan mengenal tahapan-tahapan umum dari Sirahnya yang mulia ini. Dalam
mengungkap sirah Nabi, al-Qur’an menggunakan dua metode:
a) Mengemukakan sebagian kejadian dan sirah-nya, seperti perang khandaq.
b) Mengomentari kasus dan kejadian sebagai jawaban atas masalah yang terjadi
saat itu atau untuk menarik perhatian kaum Muslim kepada pelajaran dan
nasehat yang terkandung di dalamnya.
Penyebab belum tersusun secara urut dan sistematis adalah :

6
No.2, 2004 Ahmad Muhammad Jamal. Membuka Tabir Upaya Orientalis dalam Memalsukan
7
Islam, terj: As'ad Yasin BA, Cet. ke-1, Bandung: CV. Diponegoro, 1991.
a) Sebagian besar kitab-kitab ini disusun hadits-haditsnya berdasarkan bab-
bab fikih atau sesuai dengan satuan pembahasan yang berkaitan dengan
syari’at Islam.
b) Para Imam hadits, khususnya penghimpun al Kutub as-Sittah, ketika
mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah saw tidak mencatat riwayat
sirahnya secara terpisah,tetapi hanya mencatat dalil-dalil syari’ah secara
umum yang diperlukan.8

 Kitab-kitab Sirah Kajian-kajian Sirah di masa lalu diambil dari riwayat-riwayat pada
masa sahabat yang disampaikan secara turun-temurun tanpa ada yang
memperhatikan untuk menyusun atau meghimpunnya dalam suatu kitab, kendatipun
sudah ada beberapa orang yang memperhatikan secara khusus Sirah Nabi saw
dengan rincian-rinciannya. Contoh lseperti Muhammad bin Ishaq (dianggap kitab
terpercaya dalam siroh nabawiyah)

F. Tujuan Mengkaji Sirah Nabawiyah

9
1) Memahami pribadi kenabian Rasulullah saw melalui celah-celah kehidupan dan
kondisi-kondisi yang pernah dihadapinya. Untuk menegaskan bahwa rasulullah saw
bukan hanya seorang yang terkenal genial di antara kaumnya, tetapi seorang Rasul
yang didukung oleh Allah dengan wahyu dan taufiq dari-Nya.
2) Agar manusia mendapatkan gambaran al-Matsatl al A’la menyangkut seluruh aspek
kehidupan yang utama untuk dijadikan undang-undang dan pedoman kehidupan
Rasulullah saw secara jelas dan sempurna. Karena itu, Allah menjadikannya qudwah
bagi seluruh manusia. Firman Allah:
‫َكثِي ًْرا‬ ٰ ْ ‫سﻨَةٌ ِلّ َم ْن َكا نَ يَ ْر ُجوا ﱣ َ َوا ْليَ ْو َم‬
َ ‫اﻻ ِخ َر َوذَ َك َر ﱣ‬ َ ‫لَقَ ْد َكا نَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُ ْو ِل ﱣ ِ ا ُ ْس َوة ٌ َح‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
yang banyak mengingat Allah“ (QS Al-Ahzab: 21)

8
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Jogjakarta: Ponpes Al-Munawwir. 1984 Anwar Al-Jundy, Pembaratan di Dunia Islam,
terjemahan: Ahsin Mohammad, Cet
9
ke-1, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1991
3) Agar manusia dapat mengkaji Sirah Rasulullah yang dapat membawanya untuk
memahami kitab Allah dan semangat tujuannya. Sebab,banyak ayat-ayat al-Quran
yang baru bisa ditafsirkan dan dijelaskan maksudnya melalui peristiwa-peristiwa yang
pernah dihadapi Rasulullah saw dan disikapinya.
4) Melalui kajian Sirah Rasulullah saw ini seorang Muslim dapat mengumpulkan sekian
banyak tsaqofah dan pengetahuan Islam yang benar, baik menyangkut aqidah, hukum
ataupun akhlak.
5) Agar setiap pembina dan da’i Islam memiliki contoh hidup menyangkut cara-cara
pembinaan dan dakwah. Rasulullah saw adalah seorang da’i pemberi nasehat dan
pembina yang baik, yang tidak segan-segan mencari cara-cara pembinaan pendidikan
terbaik selama beberapa periode dakwahnya.10

10
Ash-Shiddiqie, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan Bintang. 1987
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan :

Mempelajari sirah nabawiyah sangatlah penting,karena dengan belajar pelajaran


tersebut. Kita mengetahui sejarah nabi Muhammad SAW,baik sebelum menjadi rasul
maupun setelah menjadi rasul.

B. Saran
Dengan sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami menyarankan kepada pembaca untuk memberikan sumbangan saran serta kritikan
dalam memperbaiki makalah kami untuk yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
1
Amin. Miska Muhammad, Epistemoligi Islam: Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam.
Jakarta: Ul Press, 1983
2
Anshari, H. Endang Sacfuddin, Ilmu, Filsafat dan Agama, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987
Azizy, A. Qodri, Perkembangan Ilmu-Ilmu Keislaman Jakarta: Direktorat PTAI Departemen
Agama RI, 2003 Abu Abbas Syamsuddin bin Khalikan, Wafayat al-Ayan wa Anba Abná az-
Zaman,
3
muhaqqiq: Dr. Ihsan Abbas, Beirut: Dar Shadir, 1982 Abdul Qadir Isa, Haga ig an at-
Tashawwuf, Halab Suriah: Dar Ma'arif, 2001 Abdul Wahhab asy-Sya'rani, Thabaqat al-
Kubra, 1, Beirut: Dar al-Fikr, It
4
Ahmad al-Kumsyakhnawi. Jami' al- Ushul fi al-Auliya Surabaya: Mathba'ah al- Haramain, t
A. Luthfi Assyaukanie, Oksidentalisme: Kajian Barat setelah Kritik Orientalisme, Ulumul
Qur'an: Jurnal Ilmu dan Kebudayaant, Edisi Khusus, Volume 5, 1994
5
Abu 'Ubaid al-Qasim bin Salam, Kitab al-Amwal, Dar al-Fikr, 1978 Adnin Armas, "Kritik
Arthur Jeffery Terhadap Al-Qur'an, Majalah Islamia, Tahun I
6
No.2, 2004 Ahmad Muhammad Jamal. Membuka Tabir Upaya Orientalis dalam
Memalsukan
7
Islam, terj: As'ad Yasin BA, Cet. ke-1, Bandung: CV. Diponegoro, 1991.
8
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Jogjakarta: Ponpes Al-Munawwir. 1984
Anwar Al-Jundy, Pembaratan di Dunia Islam, terjemahan: Ahsin Mohammad, Cet.
9
ke-1, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1991
10
Ash-Shiddiqie, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan Bintang. 1987

You might also like