You are on page 1of 10

STRUKTUR DAN ROMANTISME DALAM KUMPULAN CERPEN

KIDUNG KAMPUNG BERDEBU KARYA SAIFUN ARIF KOJEH

Anggi Juniawati, Antonius Totok Priyadi, Sesilia Seli


Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra FKIP Untan Pontianak
Email: anggiejunia03@gmail.com

Abstract
The research focused on form of structure and romanticsm in Kidung Kampung Berdebu
short story colecction written by Saifun Arif Kojeh. The research work tried to find out
structure of short story, romanticism, and implementation of the short story at school. The
researc hopefully benefits school to give knowledge, develop research in prose, provide
materials, and be reference for next research in prose to streghten research work in prose
in West Kalimantan.The research eployed decriptive qualitative methodelogy using
structuralism approach. The data was taken from text of in Kidung Kampung Berdebu short
story collection, then was analysed based on the approach used. The research finding
showed that most structure forms in the short story are love and friendship theme. The
background are taken from daily activities. In addition, the characters tend to be
protagonist, the plot is chronological, and the massage is related to social life. In aspect
of romanticism, the story tends to describe environment, melancholy, primitivism shown by
extreme metal state, sentimentality shown by anger and sarcasm, individuality shown by
loneliness, and exoticism.
Keywords: Structure, Romanticsm, & Short Story

PENDAHULUAN dalam aliran karya sastra. Pada dasarnya


Cerpen merupakan prosa yang ditulis oleh romantisme adalah aliran dalam karya sastra
pengarang berdasarkan pandangan objektif dan yang mengedepankan rasa dalam penciptaan
imajinatif yang menghasilkan sebuah cerita karya sastra sehingga dapat menyentuh pikiran
baru serta diungkapkan dengan gaya tersendiri pembaca. Hal tersebutlah yang memunculkan
oleh pengarang. Sebagai representasi inisiatif peneliti untuk melakukan analisis
pemikiran dari pengarang, cerpen memuat romantisme dalam sebuah cerpen.
berbagai hal yang bisa diambil pesan sekaligus Penelitian ini akan menganalisis
amanat yang terkandung di dalamnya. Satu kumpulan cerpen secara menyeluruh. Adapun
diantaranya adalah pesan yang memuat maksud dari kumpulan cerpen adalah beberapa
romantisme dalam menjalin sebuah hubungan. cerpen yang dimuat dalam satu buku.
Cerpen yang merupakan bagian dari genre Penelitian ini akan menganalisis cerpen dari
sastra ini memiliki kompleksitas yang sangat segi struktur cerpen dan romantisme serta
baik diamati dari berbagai aspek. Satu diantara implementasinya terhadap mata pelajaran
aspek yang dapat ditinjau adalah romantisme bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan
yang terdapat di dalam cerpen. Kompleksitas pendekatan struktural dalam mengkaji dan
tersebut memuat persoalan yang ada dari menganalisis keseluruhan teks kumpulan
penokohan maupun dari amanat yang cerpen. Struktur cerpen yang diteliti meliputi
dikemukakan oleh pengarang. tokoh, alur, latar, tema, dan amanat. Secara
Saat ini romantisme mengalami khusus pada latar dibatasi dengan fokus kajian
penyederhanaan bahkan penyempitan makna pada latar tempat dan suasana. Alasannya, latar
dalam mendefenisikannya sebagai bagian

1
tempat dan latar suasana memiliki intensitas dirumuskan dalam kalimat pernyataan. Sejalan
data yang tinggi. dengan pendapat tersebut, Sudjiman (1986:74)
Kumpulan cerpen yang akan diteliti ini menyatakan tema adalah gagasan, ide, atau
merupakan karya yang ditulis oleh penulis dari pikiran utama di dalam karya sastra yang
Kalimantan Barat yang bernama Saifun Arif terungkap ataupun tidak.
Kojeh. Saifun Arif Kojeh merupakan nama Unsur instrinsik selanjutnya dalah latar.
pena, sebelum menggunakan nama tersebut ia Menurut Sudjiman (1986:46), latar adalah
memakai Saifun Salakim sebagai nama pena. segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan
Secara historis, tidak ada penjelasan langsung suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.
dari penulis tentang filosofis nama pena Sejalan dengan pendapat tersebut, Abrams
tersebut. Karya yang telah dibukukannya (dalam Nurgiantoro, 2010:216) menyatakan
merupakan bagian penting dalam perjalanan bahwa latar atau setting yang disebut juga
perkembangan sastra di Kalimantan Barat. landas tumpu menyaran pada pengertian
Saifun Arif Kojeh adalah nama pena dari tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat
Raden Sarifudin yang berdomisili di Kayong terjadinya peristiwa-peristiwa yang
Utara. diceritakan. Pendapat ini menunjukkan bahwa
Judul kumpulan cerpen yang akan diteliti latar berada dalam konteks yang
adalah Kidung Kampung Berdebu yang berisi menggambarkan keadaan tempat, waktu,
10 cerpen dengan sub judul sebagai berikut, maupun peristiwa.
Kidung Kampung Berdebu, Kuncup Bersemi Unsur instrinsik selanjutnya adalah tokoh.
Gugur Terkulai, Kenangan di Sudut Hati, Tokoh adalah yang memegang peran di dalam
Ningrum, Kliping atau Cinta, Untuk Cinta, roman atau drama. Juga berarti daftar semua
Keinginan Terakhir, Terlalu Manis, Saya pemeran dan hubungan peran masing-masing
Bukan Sastrawan tetapi Penulis, dan Hanya (Sudjiman, 1986:22). Sedangkan, menurut
Sebuah Nama. 10 cerpen tersebut akan dikaji Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010:165),
dari struktur dan romantismenya. Alasan menyebutkan bahwa tokoh adalah orang-orang
memilih kumpulan cerpen Kidung Kampung yang ditampilkan dalam suatu karya naratif,
Berdebu yaitu untuk membedah karya-karya atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan
yang dimiliki penulis lokal. Selain itu, juga memiliki kualitas moral dan kecenderungan
untuk meningkatkan ketertarikan dalam tertentu seperti yang diekspresikan dalam
penelitian terhadap karya sastra lokal. ucapan dan apa yang dilakukan dalam
Setiap karya sastra sudah tentu memiliki tindakan. Tokoh pada dasarnya dibangun oleh
unsur-unsur yang mendukung karya sastra subjek (orang) di dalam cerita.
tersebut sehingga menjadi kesatuan yang baik. Unsur instrinsik selanjutnya adalah alur.
Unsur tersebut mencakup dari dalam karya Sudjiman (1986:4), menyebutkan bahwa alur
sastra itu sendiri (unsur intrinsik) ataupun adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra
unsur dari luar (unsur ekstrinsik) karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Pautannya dapat
itu yang secara tidak langsung mempengaruhi diwujudkan oleh hubungan temporal (waktu)
dan membangun cerita sebuah karya sastra dan oleh hubungan kausal (sebab-akibat).
secara baik. Adapun dalam penelitian ini akan Sejalan dengan pendapat tersebut, Forster
dikaji secara khusus terkait struktur cerpen (dalam Nurgiyantoro, 2010:113), menyatakan
(unsur intrinsik) meliputi tokoh, alur, latar, bahwa alur adalah peristiwa-peristiwa cerita
tema, dan amanat. yang mempunyai penekanan pada adanya
Unsur instriksik pertama adalah tema. hubungan kausalitas. Dengan demikian, alur
Tema merupakan gagasan, ide atau pokok memegang peranan penting dalam cerita
pikiran utama di dalam karya sastra yang sebagai sebuah kepaduan untuk membangun
terungkap ataupun tidak (Sudjiman, 1986:74). kesatuan cerita yang baik.
Menurut Zaidan, dkk (2007:204) tema adalah Selanjutnya adalah amanat, dimana
gagasan, ide, pikiran utama, atau pokok amanat merupakan simpulan atau pesan yang
pembicaraan di dalam karya sastra yang dapat dapat diambil dari sebuah karya sastra.

2
Menurut Sudjiman (1986:5) amanat bercirikan romantisme lebih memperhatikan
merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh kemurungan atau melankolis dalam setiap
pengarang kepada pembaca. Sependapat karya sastra. Hal tersebut dapat dilihat dari
dengan pernyataan tersebut, Kosasih (2008:5), deskripsi dalam karya sastra yang berwujud
menyatakan bahwa amanat adalah pesan yang ketenangan dengan gambaran mengunjungi
hendak disampaikan pengarang kepada tempat-tempat sunyi, serta memiliki isi yang
pembaca melalui karyanya itu. Pesan-pesan cenderung berkontemplasi terhadap sisi
yang disampaikan dalam amanat bisa kemanusiaan, kematian, dan kefanaan. Di sisi
menyangkut tentang realitas sosial, kondisi lain tema-tema pada kesusastraan kemurungan
kehidup, dan lain-lain. Hal tersebut sesuai atau melankolis dapat dikatakan seputar
dengan pernyataan Zaidan, dkk (2007:27) yang kemurungan akibat kebencian, cinta yang
menyatakan bahwa amanat adalah pesan berujung pada akhir yang tidak baik, dan
pengarang kepada pembaca baik tersurat tersiksa dalam hidup yang digambarkan dalam
maupun tersirat yang disampaikan melalui karya sastra.
karyanya. Ciri romantisme selanjutnya yaitu
Selain unsur instrinsik, penelitian ini juga primitivisme yang merupakan hubungan
mengkaji romantisme dalam kumpulan cerpen terhadap sesuatu yang alamiah atau natural,
Kidung Kampung Berdebu. Romantisme yaitu yang bebas dari batasan logis, aturan-
merupakan aliran yang menggunakan aturan, serta kesepakatan dalam masyarakat
pandangan bahwa karya sastra merupakan berbudaya. Dalam kesusastraan kaum
wujud kehidupan nyata yang menggambarkan primitivis percaya kepada spontanitas, ekspresi
kehidupan manusia yang berliku-liku dengan emosi secara bebas lepas, dan cara dalam
menggunakan bahasa yang indah sehingga berintuisi.
dapat menyentuh emosi pembaca. Keindahan Ciri selanjutnya yaitu sentimentalis.
menjadi fokus utama dalam romantisme Istilah sentimentalis lebih cenderung kepada
(Endaswara, 2013:33). Pandangan ini lebih pengungkapan emosi yang dilakukan secara
fokus pada estetika dalam romantisme. berlebihan serta tidak memiliki batas. Dalam
Khsusus dalam karya sastra, artinya ini akan karya sastra, emosi itu berupa kelembutan dan
lebih fokus pada estetika bernuansa kecenderungan terhadap sifat alamiah
romantisme. Hadimaja (1972:40), manusia. Namun, di sisi lain pengungkapan
mengungkapkan ada enam ciri-ciri yang perasaan ini tidak akan bersifat sentimental jika
muncul dari karya-karya romantis yaitu pembaca menganggap adanya sebuah
kembali ke alam, kemurungan atau melankolis, kewajaran, kenormalan, dan keseimbangan.
primitivisme, sentimentalis, individualis, dan Ciri selanjutnya yaitu individualisme.
eksotisme. Dalam makna sederhana individulisme
Adapun cirri-ciri tersebut akan cenderung mengarah pada makna kesendirian.
dikemukakan sebagai berikut. Pertama adalah Karya sastra pada aliran romantisme tidak
kembali ke alam. Ini merupakan ciri hanya menghilangkan esensi dirinya yang
romantisme yang mendukung dan menentukan menyepi untuk mampu menciptakan karya
perasaan hati manusia. Artinya, perasaan hati sastra. Lebih dari itu, individualisme yang
manusia itu tergantung dari keadaan alam yang dimaksud adalah pengalaman untuk
digambarkan dalam karya sastra. Dengan kata terciptanya emosional tersendiri dalam karya
lain, alam mempengaruhi dalam karya sastra sastra. Dalam kamus istilah sastra, eksotisme
yang bercirikan romantisme. Misalnya yang adalah keasingan, keunikan.
digambarkan adalah kesunyian desa Ciri selanjutnya yaitu eksotisme.
pemandangan yang dideskripsikan secara Eskotisme dalam romantisme mengandung
langsung dari kesejukan alam, pesonanya, dan daya tarik khas. Dalam sastra, eksotisme ini
sebagainya. menyangkut sifat dan ciri latar, tokoh, dan
Selanjutnya yaitu kemurungan atau peristiwa yang terasa asing dan unik.
melankolis. Dalam karya sastra yang Berdasarkan penjelasan yang telah

3
dikemukakan di atas ciri-ciri romantisme di disajikan sesuai dengan kondisi dan situasi
atas maka penelitian romantisme dilihat tempat siswa berdomisili.
berdasarkan ciri-ciri romantisme yang terdapat Implementasi kurikulum 2013 yang
dalam Kumpulan Cerpen Kidung Kampung menitikberatkan pada hal-hal yang berada
Berdebu Karya Saifun Arif Kojeh. dalam lingkungan siswa, sangat baik jika
Aliran romantik sendiri terbagi atas dua memanfaatkan karya penulis lokal. Hal itu
yaitu, romantik idealisme dan romantik sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) bagian 2
realisme. Romantik idealisme adalah aliran yaitu, menghargai dan menghayati perilaku
yang mengutamakan perasaan yang yang jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
tinggi hingga ke dalam fantasi dan cita-cita. (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri,
Sementara itu, romantik realisme dalam berinteraksi secara efektif dengan
mengutamakan perasaan yang memiliki lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
kontradiksi atau bertolak belakang dari pergaulan dan keberadaannya. Oleh karena itu,
kenyataan yang ada. kumpulan cerpen yang ditulis oleh pengarang
Cerpen merupakan genre sastra yang lokal sangat berpotensi untuk dijadikan bahan
diajarkan pada pembelajaran bahasa Indonesia ajar apresiasi sastra.
pada Kurikulum 13 kelas VII semester genap. Adapun terkait materi ajar, akan memilih
Hal tersebut, dapat dilihat pada silabus satu diantara cerpen dalam kumpulan cerpen
pembelajaran ke-lima tepatnya pada Kidung Kampung Berdebu. Dasar pemilihan
pembelajaran terakhir sekaligus penutup bahan ajar tersebut akan mempertimbangkan
pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas VII kedekatan lokal siswa dan cerpen yang akan
mengenai “Teks Cerpen” dengan satu diantara lebih mudah dipahami oleh siswa. Hal tersebut
penilaiannya menemukan contoh teks cerpen dengan kata lain mengarah pada aspek
yang dan satu di antara sumber kontekstual dalam pembelajaran.
pembelajarannya menggunakan buku Berdasarkan alasan-alasan yang telah
kumpulan cerpenSelain kompetensi dasar, peneliti kemukakan diatas, maka peneliti
indikator pencapaian kompetensi dalam tertarik untuk meneliti karya sastra lokal yang
penelitian ini adalah sebagai berikut ada di Kalimantan Barat yaitu kumpulan
Tabel 1. Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Mengidentifikasi isi teks cerpen Kidung
Memahami teks hasil observasi,
Kampung Berdebu.
tanggapan deskriptif, eksposisi,
Mengidentifikasi struktur teks cerpen
eksplanasi, dan cerita pendek baik lisan
Kidung Kampung Berdebu.
maupun tulisan.
cerpen Kidung Kampung Berdebu karya Saifun
Cerpen diimplementasikan dalam Arif Kojeh dari aspek struktur cerpen dan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan romantisme serta rancangan implementasi
peningkatan apresiasi siswa terhadap karya pembelajaran terhadap mata pelajaran Bahasa
sastra. Sesuai dengan dasar bahwa karya yang Indonesia
berada dekat dengan siswa atau bersifat
kontekstual akan memudahkan siswa dalam METODE PENELITIAN
mempelajari karya sastra tersebut pada mata Metode yang digunakan dalam penelitian
pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, ini adalah metode deskriptif. Kuntoro (dalam
bahan ajar yang masih memiliki kedekatan Jauhari, 2007:35) mengungkapkan bahwa
secara lokalistik dari lingkungan siswa dapat metode deskriptif merupakan metode
dijadikan ruang lingkup pengembangan, penelitian yang memberikan gambaran atau
penggabungan, dan penyesuaian bahan yang uraian atas suatu keadaan dengan jelas tanpa
ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

4
Pernyataan tersebut berarti, untuk mampu menjelaskan secara objektif kenyataan
mendeskripsikan atau menggambarkan objek yang ada di lapangan. Hal ini disebabkan
masalah dalam penelitian sesuai dengan fakta. peneliti melibatkan penafsiran sejak
Penelitian deskriptif berupa pencatatan, pengumpulan data, seleksi data, klarifikasi, dan
perekaman, memoranda, atau catatan-catatan analisis data.
resmi lainnya. Penelitian yang bersifat Ada beberapa langkah yang akan
deskriptif merupakan data terurai dalam bentuk digunakan dalam melakukan pengumpulan
kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam data dalam penelitiani ini, diantaranya :
bentuk angka-angka. Tujuan dari penelitian (1)Membaca secara kritis kumpulan cerpen;
deskriptif adalah untuk menggambarkan (2)Identifikasi; (3)Klasifikasi berdasarkan
menjelaskan atau melukiskan secara fokus penelitian; (4)Pengkodean; (5)Menguji
sistematis, faktual dan akurat. Data yang keabsahan data.
terkumpul kemudian dianalisis dan diuraikan Analisis data dimaksud untuk
dalam bentuk kata-kata atau kalimat-kalimat. memperoleh gambaran yang konkrit tentang
Berdasarkan pernyataan yang telah aspek-aspek yang diteliti guna menjawab
dikemukakan di atas, peneliti akan masalah-masalah yang dibahas. Data
mendeskripsikan masalah penelitian ini yaitu penelitian ini dianalisis secara kualitatif
struktur cerpen dan romantisme yang dengan menggunakan pendekatan
terkandung dalam kumpulan cerpen Kidung strukturalisme berdasarkan langkah-langkah
Kampung Berdebu karya Saifun Arif Kojeh berikut, (1)menganalisis struktur cerpen yang
serta memberikan pemaparan dengan data terdiri dari dari tema, latar, tokoh, alur, amanat
yang diperoleh. berdasarkan data dari 10 cerpen dalam
Sumber data penelitian dari adalah teks kumpulan cerpen Kidung Kampung Berdebu,
kumpulan cerpen Kidung Kampung Berdebu (2)menganalisis ciri romantisme cerpen yang
karya Saifun Arif Kojeh yang menjadi objek terdiri dari ciri kembali ke alam, kemurungan
penelitian. Kumpulan cerpen ini diterbitkan atau melankolis, primitivisme, sentimentalis,
oleh Forpeka Ketapang pada tahun 2015. individualis, eksotisme, berdasarkan data dari
Kumpulan cerpen ini berjumlah 147 halaman. 10 cerpen dalam kumpulan cerpen Kidung
Teknik pengumpulan data dalam Kampung Berdebu, (3)menarik kesimpulan.
penelitian ini adalah teknik studi dokumenter.
Menurut Moleong (2013:217), dokumen sudah HASIL PENELITIAN DAN
lama digunakan dalam penelitian sebagai PEMBAHASAN
sumber data karena dalam banyak hal dokumen Hasil Penelitian
sebagai sumber data dimanfaatkan untuk Struktur Cerpen dalam Kumpulan Cerpen
menguji, menafsirkan, bahkan untuk Kidung Kampung Berdebu Karya Saifun
meramalkan. Teknik ini digunakan akan diteliti Arif Kojeh.
dokumen, yaitu kumpulan cerpen. Teknik studi Struktur cerpen dalam kumpulan cerpen
dokumenter dilakukan dengan cara menelaah Kidung Kampung Berdebu meliputi tema,
dan menganalisis kumpulan cerpen Kidung latar, tokoh, alur, dan amanat. Tema terdiri dari
Kampung Berdebu karya Saifun Arif Kojeh keyakinan, percintaan, kecemburuan, hobi,
yang relevan dengan fokus penelitian yaitu permohonan terakhir, hikmah, penulis puisi
struktur cerpen dan romantisme. dan persahabatan. Latar meliputi tempat dan
Alat pengumpul data dalam penelitian ini suasana. Tokoh meliputi nama tokoh dan sifat
adalah peneliti sebagai kunci dalam yang dimiliki oleh tokoh untuk
pengumpulan data. Ini merupakan ciri-ciri dari menggambarkan perbedaan karakter pada tiap-
penelitian kualitatif. Manusia menjadi sebagai tiap pemeran didalam cerpen. Alur yang
instrumen utama dalam pengumpulan data. Hal digunakan adalah alur maju dan alur maju
ini dikarenakan manusia memahami mundur. Amanat yang disampaikan oleh
keseluruhan konteks yang tidak mampu penulis di dalam Kumpulan Cerpen Kidung
dideteksi alat-alat lain. Manusialah yang Kampung Berdebu adalah amanat yang baik
dari segi norma dan nilai di dalam kehidupan

5
masyarakat dengan menggunkan seluruh jalan
cerita didalam cerpen mengenai sifat tokoh dan Pembahasan
peristiwa yang terjadi di dalam cerpen. Kumpulan Cerpen Kidung Kampung
Struktural Romantisme dalam Kumpulan Berdebu memuat beberapa tema yang terdiri
Cerpen Kidung Kampung Berdebu. dari keyakinan, percintaan, kecemburuan,
Romantisme dalam Kumpulan Cerpen hobi, permohonan terakhir, hikmah, penulis
Kidung Kampung Berdebu meliputi kembali ke puisi dan persahabatan. Secara tersirat penulis
alam, kemurungan dan melankolis, memuat tema yang telah disajikan untuk
primitivisme, sentimentalis, individualis dan menggambarkan gagasan, ide atau pokok
eksotisme. Pada romantisme kembali ke alam, pikiran utama di dalam karya sastra yang
meliputi suasana desa, musim atau cuaca, terungkap ataupun tidak sehingga pembacaan
pantai dan goa. Pada romantisme kemurungan mendalam akan memberikan jawaban atas
dan melankolis meliputi perenungan tokoh tema yang penulis sajikan.
perenungan hujan, kesedihan atas perbedaan Pada latar tempat berada pada jalanan,
status sosia, melamun , perjodohan, tangisan, kampus, rumah Widi, rumah sakit, warung
keterpanaan, penderitaan cinta, harapan cinta, pojok Pecel Lele, pantai Kukup dan Pantai
tekad untuk memenuhi keinginan terakhir, baron, ruang tamu, restoran Seruni, depan
kebimbangan dalam hati, lamunan, keretakan rumah Husin, rumah Pak Diran, taman
hubungan persahabatan. Pada romantisme kampus, di bawah pohon rindang himpunan,
primitivisme, meliputi luapan emosi, kafe Wapress, toko buku Kharisma, Kota
mempertegas ucapan dan ungkapan cinta, Yogyakarta, kasur, ruang tamu, depan diskotik
kecemburuan, ungkapan emosi yang Mawar, rumah makan, warung emperan, alun-
berlebihan, prasangka buruk karena alun Kapuas, Perigi, dan pelabuhan.
kecurigaan, rasa tidak percaya, sikap spontan. Sedangkan latar suasana meliputi kekecewaan,
Pada romantisme sentimentalis, meliputi emosi hangat dan akrab, semangat yang menggebu-
yang meluap, makian, ungkapkan cinta, gebu, hujan, riang, riuh, bimbang, akrab, suka
kecemburuan, kemarahan, gairah, semangat, ria, kegelisahan, riang gembira, kasmaran,
tertawa lepas, menangis, kebahagiaan yang bahagia, rasa cemas dan semangat, kekhilafan,
berlebihan, perhatian berlebih. Pada santai, menyenangkan, dan kehilangan.
romantisme individualis, ditunjukan dari Tokoh dalam kumpulan cerpen meliputi
kebiasaan menyendiri, merenung, menahan nama dan sifat dari tokoh. Nama tokoh dan
sakit sendiri, menyelesaikan pekerjaan dengan sifat yang ditunjukan tokoh dalam kumpulan
sendiri, asyik sendiri acuh, menunggu cerpen meliputi Ibnu mempunyai sifat
sendiri,dan menyembunyikan rasa sakit dan pemarah, sadar, bimbang, dan pasrah. Tokoh
menahan sendiri. Pada romantisme eksotisme Qori menunjukkan sifat yakin dan teguh
meliputi suasana pedesaan, keramahtaman, Pendirian. Tokoh Rana menunjukkan sifat
perasaan jatuh cinta ,perumpaan, perenungan yakni pemarah dan cepat berubah. Tokoh
religius, hubungan manusia dengan Tuhan dan Arifin menunjukkan sifat ramah. Tokoh toto
manusia lainnya, hikmah dari sebuah menunjukkan sifat akrab dan pendengar.
pekerjaan, dan keindahan. Tokoh Sur menunjukkan sifat rahasia dan
pembujuk. Tokoh Widi menunjukkan sifat
Implementasi Pembelajaran Sastra di cemburu. Tokoh Dewi menunjukkan sifat baik
Sekolah hati, dewasa, dan penyabar. Tokoh Rifki
Implementasi hasil penelitian terhadap menunjukkan sifat bimbang dan percaya diri.
pembelajaran sastra di sekolah berdasarkan Tokoh Ningrum menunjukkan sifat tegas dan
Kurikulum 2013 dari cerpen yang diteliti yaitu perhatian. Tokoh Rafiq menunjukkan sifat
Kumpulan cerpen ini pada dasarnya dapat pasrah. Tokoh Sakim menunjukkan sifat gemar
digunakan sebagai bahan ajar dilihat dari aspek mengoleksi kliping, ingkar janji, dan
kurikulum, aspek pembelajaran sastra, aspek pembujuk. Tokoh Sache menunjukkan sifat
pemilihan bahan ajar, dan aspek keterbacaan. curiga. Tokoh Has menunjukkan sifat baik hati.

6
Tokoh Fahmi menunjukkan sifat peminjam. yaitu Bertahan dalam keadaan apapun, ingin
Tokoh Husin menunjukkan sifat penasaran, selalu berlaku mandiri dalam hidup, serta
pasrah dan sensitif. Tokoh Trio Sanama melakukan sesuatu selama masih mampu
menunjukkan sifat kompak. Tokoh Veli dilakukan dengan sendiri.Memuja Yang Maha
menunjukkan sifat suka membantu dan tenang. Kuasa ketika hati tidak tenang dan selalu
Tokoh Arka menunjukkan sifat suka membaca. berusaha menenangkan diri sendiri.
Tokoh Farid menunjukkan sifat jatuh cinta dan Amanat pada cerpen kelima adalah
baik hati. Tokoh Novi menunjukkan sifat pentingnya sebuah kesabaran dan ketelatenan,
murah senyum dan mengalah. Tokoh Rima efektifitas waktu dalam waktu yang senggang.
menunjukkan sifat solehah. Tokoh Zahid Pentingnya untuk memberikan manfaat pada
menunjukkan sifat religisu dan mempererat lingkungan sekitar dan manfaat tersebut dapat
silaturahmi. Tokoh Pradimi menunjukkan sifat diberikan dalam bentuk apapun juga. Amanat
baik hati dan beraya hidup mewah. Tokoh Ibu pada cerpen keenam yaitu Apapun keadaannya
Pradimi menunjukkan sifat tenang dan tegas. jangan sampai menyakiti perasaan orang lain.
Tokoh Indah menunjukkan sifat sabar dan Segala sesuatu yang dipaksakan pasti akan
telaten. Tokoh Kalam menunjukkan sifat berdampak tidak baik. Amanat pada cerpen
rendah hati dan bik hati. Tokoh Tia ketujuh yaitu Sebesar-besarnya cinta terhadap
menunjukkan sifat pendengar yang baik, manusia, harusnya cinta jauh lebih besar
penggemar dan penasaran. Tokoh Lani terhadap Tuhan Yang Maha Esa, perbanyaklah
menunjukkan sifat acuh dan subjektif. Tokoh bergaul dengan orang-orang baik, maka akan
Dodi menunjukkan sifat menduga-duga, menjadi baik pula diri kita, dan menjadi orang
emosional dan penyesalan. Tokoh Kintan pemaaf serta harus mengikhlaskan kesalahan
menunjukkan sifat perhatian. orang lain. Amanat pada cerpen kedelapan
Struktur selanjutnya adalah alur. Terdapat yaitu jangan terlalu cepat menyimpulkan
dua jenis alur yang digunakan dalam kumpulan sesuatu, apalagi tanpa penelusuran yang
cerpen meliputi alur maju dan alur maju- mendalam.Kegagalan tidak harus dikenang
mundur. Pada struktur terakhir adalah amanat lagi dan ambil hikmah dari setiap kegagalan.
dalam kumpulan cerpen yang meliputi Menjadikan ibadah sebagai satu diantara
beberapa hal. Amanat yang terkandung pada alternatif dalam menenangkan pikiran yang
cerpen pertama adalah arti penting bersyukur sedang kacau. Jangan sampai kita
terhadap segala yang berkaitan dengan menginjakkan kaki ke tempat-tempat yang
ketentuan-nya dan mengambil hikmah dari dilarang dalam agama.
setiap kejadian yang dihadapi oleh manusia. Amanat pada cerepen kesembilan adalah
Bersyukur bahwa manusia sudah tentu Sesama manusia harus saling menghargai,
memiliki hal yang lebih dibanding manusia tidak boleh menilai orang lain hanya dari
lainnya. Pentingnya mengingatkan kepada luarnya saja, dan bersyukur pada Yang Maha
sesama manusia dan kesejahteraan dalam Kuasa. Selagi muda berusahalah sekuat tenaga.
segala hal akan dicapai melalui pendidikan Mencari rezeki yang halal dengan dilandasi
selain itu pentingnya menjaga hubungan niat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
persaudaraan sesama manusia dengan tetap Amanat pada cerpen kesepuluh adalah ketika
mengikat tali silaturahmi. makan janganlah terlalu cepat sebab makan
Amanat pada cerpen kedua yaitu cinta yang cepat akan menyebabkan sendawa dan
tidak harus menghilangkan konsentrasi. kenikmatan makanan juga akan berkurang.
Amanat pada cerpen ketiga yaitu harus belajar Makan dengan pelan merupakan representasi
dan mampu menerima kenyataan dalam hidup rasa syukur terhadap rezeki yang didapatkan.
dan keinginan orang tua menjadi prioritas Sebagai teman yang baik harusnya kita saling
utama bagi anak yang baik dan berbakti. menasehati dan tidak membiarkan teman kita
Meskipun besar permasalahan yang sedang masuk ke dalam hal-hal yang buruk.
dihadapi, semuanya harus diselesaikan dengan Struktur Romantisme dalam Kumpulan
kepala dingin. Amanat pada cerpen keempat Cerpen Kidung Kampung Berdebu meliputi

7
kembali ke alam dengan wujud suasana desa berlebihan karena pelayanan pengobatan yang
Bentang, musim penghujan dibulan Desember, diberikan oleh tokoh Ningrum dan tokoh Rafiq
panatai dan di dalam goa, suasana hujan, pohon yang tidak dapat berkata-kata karena cintanya
di taman, suasana malam hari, embun dipagi ditolak. Prasangka buruk karena kecurigaan
hari dan awan Komulus. atas sikap Sakim yang berubah. Prasangka
Pada romantisme kemurungan dan buruk karena kecurigaan atas sikap Sakim yang
melankolis diwujudkan dengan perenungan berubah. Emosional yang meningkat dari
tokoh Ibnu dan tokoh Qori. Renungan melihat tokoh Arka saat membaca cerpen Nurani Rina
hujan oleh tokoh Rana, kesedihan atas yang mengingatkan masa lampaunya dengan
perbedaan status sosialnya dengan tokoh abangnya Farid. Rasa tidak percaya tokoh
Arfini, dan tokoh Rana melamun saat Pradimi karena tidak hadirnya tokoh Zahid dan
menyeberang jalan sehingga tertabrak. saat tokoh Zahid dibawa ke Diskotik Mawar
Perjodohan antara tokoh Dewi dan Widi dan oleh tokoh Pradimi. Sikap sponta tokoh Kintan
tangisan ibu Sur yang melihat Sur terbujur yang membenarkan kerah kemeja Dodi, dan
kaku di Rumah Sakit. Keterpanaan tokoh Rifki saat tokoh Dodi yang mengurungkan
memandang tokoh Ningrum, penderitaan cinta kemarahannya karena melihat Kintan sedang
tak terbalas yang dihadapi oleh tokoh Rafiq, menangis.
harapan cinta dari tokoh Ningrum terhadap Pada romantisme sentimentalis
tokoh Rifki, dan cinta tokoh Rapiq ditoloak diwujudkan dengan emosi yang meluap dari
oleh tokoh Ningrum. Tokoh Sache menunggu tokoh Ibnu karena ditempatkan di desa
tokoh Sakim di Kafe Lestari dan Harapan pedalaman Bentang. Makia tokoh Rana
meluangkan waktu dari tokoh Sache terhadap terhadap Arfini karena cipratan air dari mobil
tokoh Sakim. Sikap melamun tokoh Husin atas yang sedang dikendarainya dan Tokoh Rana
teror yang sedang dihadapinya dan renungan mengungkapkan cintanya saat ia
tokoh Husin dalam mengetahui peneror yang menghembuskan napas untuk terakhir kalinya.
sedang dihadapinya. Harapan cinta tokoh Farid Ujian dalam hubungan asmara antara Widi
terhadap tokoh Novi, rasa cinta terhadap tokoh dengan Sur yang dihadapkan pada perjodohan
Novi oleh tokoh Farid, persoalan hati dengan orang tua dan kecemburuan yang tinggi dari
tokoh Rima, tekad untuk memenuhi keinginan Widi terhadap Sur. Tokoh Ningrum yang
terakhir dari tokoh Arka terhadap tokoh Farid, memarahi Rifki karena tiba-tiba merasakan
dan kebimbangan dalam hati tokoh Rima. sembuh dari sakitnya, kemarahan Rifki karena
Tokoh Pradimi yang sedang menunggu Ningrum diperlakukan dengan kekerasan, dan
kedatangan tokoh Zahid dan tokoh Zahid perasaan Rifki yang tidak menentu saat
berada di Rumah Sakit dan memohon ampunan membonceng Ningrum. Tokoh Sakim yang
akibat teguran yang diterima dari-Nya. ingkar janji, gairah dan semangat dalam
Lamunan atas harapan cinta dari tokoh Dodi mengkliping dari tokoh Sakim, adik Sakim
terhadap tokoh Kintan, penyesalan atas sebuah yang marah, semangat kreatifitas, harapan agar
kejadian yang melanda tokoh Kintan dan Dodi dimengerti oleh tokoh Sache, serta Sache yang
yang menyebabkan keretakan hubungan tidak bisa bersabar lagi dari sikap Sakim.
persahabatan mereka, permohonan maaf oleh Perasaan amarah dari tokoh Sakim yang
tokoh Dodi atas tokoh Kintan, dan sadar atas diteror, memaksa untuk dicintai dari tokoh
perbuatan yang dilakukan Dodi terhadap Tivi, dan Tivi yang berteriak menyuruh tokoh
Kintan. Sakim untuk pergi dari hadapannya. Tertawa
Pada romantisme primitivisme lepas yang kuat dari tokoh Novi, semangat
diwujudkan dengan luapan emosi terhadap yang kuat dalam mengejar cinta dari tokoh
tokoh Qori dalam bentuk kekhwatiran. Tokoh Farid, dan tokoh Rima yang menangis kuat
Arfini mempertegas ucapannya dan ungkapan sekali. Kebahagiaan yang berlebihan saat
cinta yang ingin disampaikan secara tiba-tiba. tokoh Pradimi lulus Ujian Skripsi dan
Kecemburuan yang mendalam dalam hati Widi kemarahan tokoh Pradimi akibat kegagalannya
sembari menangis. Ungkapan emosi yang dalam kontes busana. Perhatian berlebihan dari

8
tokoh Kintan kepada Dodi, kemarahan tokoh dengan kerudung dan perlengkapan belajar,
Dodi terhadap Kintan yang melarangnya serta hikmah tidak boleh cepat makan saat
berpacaran dengan tokoh Rasti, dan emosi menghadapi rezeki.
yang memuncak dari tokoh Kintan atas Implementasi hasil penelitian terhadap
tuduhan tokoh Dodi. pembelajaran sastra di sekolah berdasarkan
Pada romantisme indivisualis diwujudkan Kurikulum 2013 dari cerpen yang diteliti yaitu
dengan tokoh Ibnu yang menyendiri di tengah Kumpulan cerpen ini pada dasarnya dapat
keramaian. Tokoh Rana yang merenung di digunakan sebagai bahan ajar dilihat dari aspek
tengah-tengah hujan. Tokoh Dewi yang kurikulum, aspek pembelajaran sastra, aspek
menangis melihat kematian Sur lalu pemilihan bahan ajar, dan aspek keterbacaan.
menyendiri di rumah sakit. Menahan sakit Adapun dilihat dari aspek kurikulum pada
sendiri yang dilakukan oleh tokoh Rifki. Tokoh intinya Berkaitan dengan kurikulum 2013
Bang Don yang berinisiatif sendiri, Sakim ditekankan untuk pembelajaran yang menuntut
yang ingin selalu menyelesaikan pekerjaannya keaktifan siswa serta harus menyeseuaikan
dengan sendiri, tingkah tokoh Sache yang materi pembelajaran dengan lingkungan
asyik sendiri di Mall, dan acuhnya tokoh Sakim belajar dan daerah lokal siswa. Maka, penting
terhadap Sache. Tokoh Husin yang menunggu pula untuk adanya penyesuaian materi belajar
sendirian di Cafe Wappress kedatangan tokoh siswa yang masih berada di areal domisili
Veli. Keacuhan dari tokoh Novi terhadap tokoh siswa. Jadi, dengan demikian kurikulum 2013
Farid. Tokoh Zahid yang sendirian dalam di sekolah sesuai dengan kondisi masing-
mengetik skripsi dan tak ingin diganggu masing daerah, begitu juga dengan bahan ajar
siapapun. Tokoh Dodi yang menyembunyikan yang digunakan guru bisa lebih kreatif. Dalam
rasa sakitnya dan menahannya sendiri. hal ini, pengajaran sastra dapat dilakukan
Pada romantisme eksotisme diwujudkan dengan cara yang multi kreatif. Satu
dengan pedesaan yang dirasakan baru oleh diantaranya adalah bahan ajar yang
tokoh Ibnu. Keramahtaman dari tokoh Arfini menggunakan karya sastra penulis lokal.
yang membuat Arka terpesona dan benih-benih Dilihat dari aspek pembelajaran, Cerpen
cinta yang mulai tumbuh dari tokoh Arfini dan termasuk satu di antara karya sastra prosa dan
Rana. Suasana malam hari yang dirasakan bahan pengajaran sastra. Selain itu, cerpen
tokoh Sur di rumah Widi dan tokoh Sur yang merupakan narasi yang singkat sehingga tidak
masih sempat menulis di saat ajal akan perlu waktu yang banyak untuk membacanya.
menjemputnya. Perasaan jatuh cinta yang Maka dari itu, penting untuk adanya
dihadapi oleh tokoh Rifqi terhadap tokoh pembelajaran yang menggunakan cerpen
Ningrum, analogi Ningrum yang seperti sebagai bahan ajar sastra.
bidadari, dan ujian yang dihadapi oleh Rifqi Dilihat dari aspek pemilihan bahan ajar,
sehingga ia mendekatkan diri kepada Yang meliputi latar belakang sosial budaya, aspek
Maha Kuasa. Perumpaan kliping yang sangat psikologis, aspek keragaman karya sastra, dan
memberikan manfaat dalam kehidupan. Ujian tidak mengandung usnur pornografi yang ada
dalam hidup yang sedang dihadapi oleh tokoh pada Kumpulan Cerpen Kidung Kampung
Husin dan ungkapan cinta yang disampaikan Berdebu.
dengan indah. Analogi waktu oleh tokoh Arka, Dilihat dari aspek keterbacaan dapat
perenungan religius oleh tokoh Farid, dan memuat tujuan pembelajaran sastra dan
kenangan masa lampau dari tokoh Farid yang rencana implementasi pembelajaran cerpen
dikenang Arka. Hubungan manusia dengan terhadap bahasa Indonesia yang meliputi
Tuhan dan manusia lainnya yang diungkapkan materi, media, metode, model dan pelaksanaan
melalui tokoh Zahid, keadaan malam yang pembelajaran yang disesuaikan dengan
diibaratkan kejahatan dunia malam adalah kebutuhan peserta didik dalam mengasah
burung gagak, serta hikmah dari sebuah kemampuan pembelajaran bahasa Indonesia
pekerjaan yang disampaikan oleh tokoh Indah agar dapat tercapai secara maksimal.
kepada Zahid. Keindahan saat tokoh Kintan

9
SIMPULAN DAN SARAN khusunya Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
Simpulan FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.
Berdasarkan hasil analisis data dari Selain itu, dalam pembelajaran sastra
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat khususnya untuk cerpen, pemilihan bahan ajar
disimpulkan bahwa: (1) Struktur cerpen yang merupakan hal yang perlu dipertimbangkan
dominan digunakan adalah tema percintaan dengan memperhatikan tingkat pemahaman
dan persahabatan, latar yang digunakan siswa serta kedekatan dengan siswa.
berdasarkan lingkungan sehari-hari, tokoh
cenderung berkarakter protagonis, alur maju, DAFTAR RUJUKAN
dan amanat berisi refleksi kehidupan sosial; Endraswara, Suwardi. (2013). Metodologi
(2)Ciri romantisme, kembali ke alam Penelitian Sastra: Epistemologi, model
cenderung menggambarkan alam atau Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS
lingkungan hidup, kemurungan atau (Center for Academic Publishing
melankolis yang bersifat kesedihan, Service).
primitivisme yang digambarkan melalui Hadimaja, Aoh K. (1972). Aliran-Aliran
amarah yang meledak-ledak, sentimentalis Klasik, Romantik, dan Realisme.
yang digambarkan dengan amarah dan Jakarta: Pustaka Jaya.
sindiran, individualis yang digambarkan Kojeh, Saifun Arif.(2015). Kidung Kampung
dengan menyendiri dalam kesedihan, dan Berdebu. Ketapang: Forpeka.
eksotisme dalam sesuatu yang khas pada cerita; Moleong, Lexi. J. (2013). Metode Penelitian
(3)Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
guru dan siswa dalam proses balajar dengan Rosdakarya.
materi cerpen. Guru dan siswa dapat Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Teori
menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
referensi untuk pembelajaran kontekstual yang Mada. University Press.
terkandung di dalam cerpen. Sudjiman Panuti. (1986). Kamus Istilah
Hasil penelitian ini cocok untuk impelementasi Sastra. Jakarta: PT Gramedia.
kurikulum 2013 yang menekankan Zaidan, Abdul Rozak dkk. (2007). Kamus
pembelajaran berbasis kontekstual atau dekat Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.
dengan siswa.

Saifun Arif Kojeh merupakan penulis


Kalimantan Barat. Maka dari itu, karyannya
sangat cocok untuk penerapan pembelajaran
sastra di domisili Kalimantan Barat juga.

Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan, saran yang
peneliti dapat sampaikan melalui penelitian
struktur dan romantisme dalam cerpen ini
diharapkan dapat menjadi referensi tambahan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
khususnya dalam kajian sastra di Kalimantan
Barat oleh guru, siswa, dan mahasiswa

10

You might also like