You are on page 1of 18

Sindrom

Nefrotik
PEMBIMBING: DR. RICHARD TOGI L.T.
Halaman 02

Definisi
Kumpulan tanda dan gejala dari:
Proteinuria masif (Protein urin > 3,5 g/dL) dengan protein
Esbach.
Hipoalbuminemia (Albumin serum < 3,5 g/dL)
Hiperkolestrolemia (Kolesterol total > 200 mg/dL)
Edema
Lipiduria
Halaman 03
Sekitar 1/3 kasus disebabkan

Epidemiologi
oleh focal segmental
glomerulosclerosis yang lebih
banyak ditemukan pada orang
berkulit hitam
Nefropati membranosa lebih
Laki-laki : perempuan (2:1) banyak ditemukan pada orang
Pada dewasa insiden sebanyak berkulit putih
3 per 100.000 orang
Sekitar 80-90% sindrom
nefrotik pada anak dan dewasa
termasuk dalam sindrom
nefrotik primer
Halaman 04 Sindrom Nefrotik Sekunder
Metabolik: DM, amiloidosis

Etiologi
Imunologis: SLE, Henoch
Schonlein purpura
Infeksi: virus (hepatitis B,
hepatitis C, HIV), bakteri (sifilis,
lepra), protozoa (cacing,
Sindrom Nefrotik Primer
malaria)
Minimal change disease
Obat: litium, OAINS
Focal segmental
glomerulosclerosis
Nefropati membranosa
Sindrom Nefrotik Kongenital
(0-3 bulan)
Halaman 05 Patofisiologi
Halaman 06 Patofisiologi
Penegakan Diagnosis Halaman 07

Gambaran Klinis
01 Anamnesis: edema yang progresif pada ekstremitas
bawah, peningkatan berat badan dan lemah, dan
urin berbusa. Pada kondisi yang lebih serius, akan
terjadi edema periorbital dan genital (skrotum),
ascites, efusi pleura. Bengkak hebat dan
generalisata dapat bermanifestasi sebagai anasarka.
Pemeriksaan fisik: pretibial edema, edema
periorbita, edema skrotum, edema anasarka, ascites.
Penegakan Diagnosis Halaman 08

02
Penegakan Diagnosis Halaman 09

Pemeriksaan Radiologi -> USG ginjal


02
Pemeriksaan Histopatologi -> Biopsi ginjal (gold
standard). Kontraindikasi absolut jika ada atrofi
ginjal (pasien CKD)
Halaman 10

Diagnosis Banding
Edema dan asites
akibat penyakit hepar
atau malnutrisi,
diagnosis etiologic
SN
Halaman 11 Komplikasi
Keseimbangan nitrogen Hiperkoagulasi Gangguan metabolisme
negatif. kalsium
Kaskade koagulasi terganggu akibat
Diet tinggi protein --> protein semakin peningkatan sintesis protein di hepar dan Vitamin D terikat pada protein.
banyak diekskresikan. ekskresi protein melalui urin. Peningkatan ekskresi protein melalui urin
Diet rendah protein --> mengurangi menyebabkan penurunan kadar protein
proteinuria, tetapi menurunkan sintesis plasma.
albumin dan berakhir pada keseimbangan Hiperlipidemia dan lipiduria
nitrogen negatif.
Hiperlipidemia dapat dicetuskan oleh
menurunnya tekanan onkotik plasma. Infeksi

Hiperlipidemia bersifat reversibel.


Penurunan sistem imun baik humoral,
seluler, dan gangguan sistem komplemen
Tatalaksana Halaman 12

Diuretik

Diuretik secara bertahap dan disesuaikan dengan berat badan harian, dengan target

01 1 - 2 kg/ hari

Furosemide (lasix) = 2 x 40 mg PO, atau bumetanide 2 x 1 mg PO sebagai dosis awal.


Batas atas penggunaan Furosemide adalah 240 mg per dosis atau total 600 mg per
hari.

ACE-inhibitor

ACE-inhibitor dapat menurunkan proteinuria dengan menurunkan tekanan darah,

02 tekanan intra-glomerular, aksi langsung pada podosit. Dosis rekomendasi masih


belum jelas, tetapi dapat digunakan Enalapril dosis 2,5 - 20 mg/ hari.
Tatalaksana Halaman 13

Kortikosteroid

Terapi immunosupressan menggunakan golongan glukokortikoid: prednison,

03 prednisolon, dan metilprednisolon


1. Pada 4 minggu pertama --> Prednison 60 mg/ hari (2 mg/ kgBB) dibagi dalam 3 -
4 dosis sehari.
2. Pada 4 minggu kedua --> Prednison dilanjutkan dengan dosis 40 mg/ hari,
diberikan secara intermitten
3. Tappering off prednison perlahan, diturunkan setiap minggunya menjadi 30 mg,
20 mg, dan 10 mg/ hari. Diberikan secara intermitten atau alternate
4. Jika relaps, pengobatan diulangi dengan cara yang sama.
Penggunaan steroid di malam hari harus lebih rendah karena kerja kortikosteroid
dipengaruhi oleh kortisol. Kortisol rendah di malam hari shgg percuma jika
diberikan dalam dosis tinggi.
5 mg prednison = 4 mg metilprednisolon
Tatalaksana Halaman 14

Antibiotik

Jenis antibiotik yang banyak dipakai yaitu golongan penisilin dan sefalosporin.

04

Anti-koagulan

Terapi anti-koagulan dapat diberikan sebagai profilaksis pada pasien sindrom

05 nefrotik dengan riwayat tromboemboli


Tatalaksana Halaman 15

Non-farmakologis

Batasi asupan natrium <3 gram/ hari dan restriksi cairan <1500 ml/ hari. Diet

03 rendah garam bertujuan menurunkan derajat edema dan sebaiknya <35% kalori
berasal dari lemak untuk mencegah obesitas dan mengurangi
hiperkolesterolemia.

Restriksi asupan protein sebesar 0,8 gram/ kgBB ideal/ hari serta ekskresi protein
urin per 24 jam, diet rendah kolesterol <600 mg/hari, dan berhenti merokok
Halaman 16

Prognosis
Prognosis bergantung pada penyebab dasarnya, pemeriksaan histologi,
dan faktor risiko pasien. Sebagian besar pasien membaik dengan terapi
suportif dan tidak memerlukan terapi spesifik. Akan tetapi pada beberapa
pasien mengalami perburukan secara agresif sehingga memerlukan terapi
spesifik.
Halaman 17

SNPPDI
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil
pemeriksaan penunjang dan memberikan usulan
terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat
darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan
yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya dalam konteks penilaian kemampuan
Terimakasih

You might also like