Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 10 Bu Wilfa
Kelompok 10 Bu Wilfa
Eli Trinanda
Putri Permata Sari
Sri Hadi Ningsih
Suriana
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
BAB l PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB ll. PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1 Politik Dalam Asuhan Kebidanan.................................................................................3
2.1.1 Pengertian Bidan...................................................................................................3
2.1.2 Pengertian Politik..............................................................................................3
2.1.3 Pengertian Kesehatan........................................................................................3
2.1.4 Pengertian Politik Kesehatan.............................................................................4
2.1.5 Hubungan Politik Dan Kesehatan......................................................................4
...........................................................................................................................
2.1.6 Masalah Politik Dan Kesehatan.........................................................................4
...........................................................................................................................
2.1.7 Pengaruh Hubungan Politik Terhadap Kesehatan.............................................4
2.2 Framework Aspek Legal Dan Regulasi Kebidanan.......................................................6
2.2.1 Definisi Aspek Legal Dalam Pelayanan Kebidanan.............................................6
2.2.2 Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan................................7
2.2.3 Hak Kewajiban Dan Tanggung Jawab.................................................................8
.......................................................................................................................................
2.2.4 Aspek Legal..........................................................................................................11
.......................................................................................................................................
2.2.5 Legislasi, Registrasi, Dan Lisensi Dalam Kebidanan...........................................11
.......................................................................................................................................
2.2.6 Otonomi Dalam Praktek Kebidanan.....................................................................12
.......................................................................................................................................
BAB lll PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................................16
Daftar pustaka.....................................................................................................................17
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai kenikmatan
salah satunya adalah nikmat sehat sehingga kelompok mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Politik Dalam Asuhan Kebidanan, Framework Aspek Legal Dan Regulasi
Kebidanan ” dalam waktu yang sudah ditentukan. Terimakasih sebesar –besarnya kami ucapkan
kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuannya
sehingga kami dapat dengan mudah menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis
penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.semoga Tuhan yang Maha Esa melancarkan segala usaha kita.
2. Rumusan Masalah
1. Seberapa penting ilmu politik ?
2. Manfaat ilmu politik bagi tenaga kesehatan ?
3. Apa yang dimaksud dengan aspek legal dalam kebidanan?
4. Bagaimana aspek legal dalam kebidanan?
5. Apa yang dimaksud dengan regulasi kebidanan?
6. Bagaimana regulasi kebidanan dalam penerapannya?
PEMBAHASAN
Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai
sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka
bidan harus dapat memahami sejauh mana peran dan fungsinya sebagai seorang bidan. Bidan
dalam menjalankan profesinya mempunyai peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola,
pendidik dan peneliti.
Praktek profesional bidan yaitu suatu pelayanan kebidanan yang diberikan secara
profesional dan menyeluruh di pelayanan kesehatan diberikan kepada ibu dalam kurun waktu
masa reproduksi dan bayi baru lahir.
Perkataan politik berasal dari bahasa Yunani yaitu Polistaia, Polis berarti kesatuan
masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri sendiri (negara), sedangkan taia berarti urusan.
Dari segi kepentingan penggunaan, kata politik mempunyai arti yang berbeda-beda. Untuk
lebih memberikan pengertian arti politik disampaikan beberapa arti politik dari segi
kepentingan penggunaan, yaitu :
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan
tingkat fungsional dan atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendefinisikan kesehatan didefinisikan sebagai
"keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan" .
Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta
kemampuan fisik. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial, yang, bersama-sama sering disebut sebagai "Segitiga Kesehatan" .
Politik kesehatan adalah kebijakan negara di bidang kesehatan. Yakni kebijakan publik
yang didasari oleh hak yang paling fundamental, yaitu sehat merupakan hak warga negara.
Sehingga dalam pengambilan keputusan politik khususnya kesehatan berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat sebaliknya politik juga dipengaruhi oleh kesehatan dimana jika derajat
kesehatan masyarakat meningkat maka akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat
2.1.6 Masalah politik dan kesehatan
Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Masalah politik dalam kesehatan adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan
dalam upaya pembangunan di bidang kesehatan. Saat ini, apa yang dipikirkan oleh ahli
kesehatan masyarakat sangat berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh para pemimpin politik
dalam melihat pembangunan. Para ahli kesehatan masyarakat selalu memandang kesehatan
adalah utama dan satu satunya cara dalam mencapai kesejahteraan, kesehatan ibu dan anak
adalah prioritas, ketimpangan kaya dan miskin adalah sumber masalah kesehatan. kebijakan
dan politik kesehatan harus berbasis bukti dan pendekatan pencegahan penyakit adalah yang
utama. Sayangnya para pemimpin politik, tidak memandang sama dalam melihat persoalan
pembangunan kesehatan, keputusan-keputusan politik lebih didasari kepada hasil survey
popularitas dan prioritas pembangunan lebih kepada yang terlihat cepat di mata konstituen.
perbedaan masalah ini berakar dari para ahli kesehatan masyarakat yang enggan untuk
memahami masalah politik pembangunan, terutama pembangunan dalam bidang kesehatan.
Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa masalah kesehatan adalah masalah politik.
Masalah kesehatan bukan lagi hanya berkaitan erat dengan tehnis medis, tetapi sudah
lebih jauh memasuki area-area yang bersifat social, ekonomi dan politik karena masalah
kesehatan merupakan masalah politik maka untuk memecahkannya diperlukan komitmen
politik. Namun, untuk memecahkan masalah tersebut ternyata tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Disini aktor politik kesehatan belum mampu meyakinkan
bahwa kesehatan adalah investasi, sector produktif dan bukan sector konsumtif. Praktisi
kesehatan juga belum mampu memperlihatkan secara jelas di dalam mempengaruhi para
pemegang kebijakan tentang manfaat investasi bidang kesehatan yang dapatmenunjang
pembangunan bangsa.
Tidak ada batasan yang jelas siapa aktor politik kesehatan yang sesungguhnya, namun
dapat dikatakan bahwa aktor politik kesehatan adalah orang, lembaga atau profesi yang
berjuang untuk mewujudkan rakyat yang sehatdan sejahtera. Akan tetapi karena masalah
politik adalah masalah kesehatan, maka tentu saja tidak perlu semua aktor politik adalah
orang kesehatan atau orang dengan latar belakang kesehatan akan tetapi yang terpenting
adalah bagaimana para aktor politik mempunyai wawasan kesehatan.
Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan
(power) dan kewenangan (authority) yang akan digunakan baik untuk membina kerjasama
maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses itu. Cara-cara yang
digunakan dapat bersifat meyakinkan (persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion).
Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya merupakan perumusan keinginan (statement of intent)
belaka.
Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik politik
dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu
menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi
seseorang (private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai
politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (individu).
Politik Kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat
dalam satu wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut dalam sebuah wilayah
atau negara untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan sehat secara keseluruhan. Untuk
meraih tujuan tersebut diperlukan kekuasaan. Dengan kekuasaan yang dimiliki, maka akan
melahirkan kebijakan yang pro rakyat untuk menjamin derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
Kebijakan pemerintah dapat terwujud dalam dua bentuk.
Biaya ekonomi dan sosial yang ditimbulkan akibat konsumsi tembakau terus
meningkat dan beban peningkatan ini sebagian besar ditanggung oleh masyarakat miskin.
Angka kerugian akibat rokok setiap tahun mencapai 200 juta dolar Amerika, sedangkan
angka kematian akibat penyakit yang diakibatkan merokok terus meningkat. Di
Indonesia, jumlah biaya konsumsi tembakau tahun 2005 yang meliputi biaya langsung di
tingkat rumah tangga dan biaya tidak langsung karena hilangnya produktifitas akibat
kematian dini, sakit dan kecacatan adalah US $ 18,5 Milyar atau Rp 167,1 Triliun.
Jumlah tersebut adalah sekitar 5 kali lipat lebih tinggi dari pemasukan cukai sebesar Rp
32,6 Triliun atau US$ 3,62 Milyar tahun 2005 (1US$ = Rp 8.500,-).
Sedangkan kata Legal sendiri berasal dari kataleggal (bahasa Belanda)yang artinya
adalah sah menurut undang-undang. Atau menurut kamus BahasaIndonesia, legal diartikan
sesuai dengan undang-undang atau hukum. Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat
disimpulkan, pengertian Aspek Hukum Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan Norma
hukum yang telah disahkanoleh badan yang ditugasi untuk itu menjadi sumber hukum yang
paling utama dansebagai dasar pelaksanaan kegiatan membantu memenuhi kebutuhan
seseorang atau pasien/kelompok masyarakat oleh Bidan dalam upaya peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan.
d. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
e. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan
apaalasannya
f. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suat
masalah
i. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar
atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
m. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di
dalam organisasi profesi
n. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
disebut kode etik profesi.
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosialsehari-hari.
Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan
dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyaikewajiban/keharusan untuk pasien,
jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien.Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan
oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus
diberikan oleh pasien.
a. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
6) Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan
berlangsung.
7) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya
dansesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritisdan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
9) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakittersebut terhadap penyakit yang dideritanya,sepengatahuan dokter yang merawat.
10) Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritatermasuk
data-data medisnya.
d) Prognosisnya
e) Perkiraanbiaya pengobatan
12) Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan dilakukanoleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
13) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya
danmengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri
sesuadahmemperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
16) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
dirumah sakit.
17) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
18) Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasusmal¬praktek
b. Kewajiban Bidan
1) Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukumantara
bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2) Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien.
6) Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7) Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akandilakukan
serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
8) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.
10) Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya
melalui pendidikan formal atau non formal.
11) Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
Tujuan umum :
Agar pada bidan mengetahui tugas otonomi atau mandiri independen sesuaidengan hal
kewenangan berdasarkan undang-undang kesehatan yang berlaku.
Tujuan khusus :
MENURUT IBI:
Adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku,dicatat, diberi ijin secara
sah untuk menjalankan praktik.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidandan lulus
ujian sesuai persyaratan yang berlaku.
MENURUT WHO:
Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan
kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana iaditempatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izinmelaksanakan praktek kebidanan.
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh
negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di
negara itu.
Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah tenagakesehatan tersebut layak
bekerja sesuai dengan keahliannya. Mengingat maraknyasekolah-sekolah ilmu kesehatan yang
terus tumbuh setiap tahunnya.Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak
bisamenjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izinyang
dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi.
Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang
telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi :
b)Memberi kewenangan
d)Meningkatkan p rofisionalisme
SIB adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang menyatakan bahwa
bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan .
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan
dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhisyarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
badan tesebut. Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuanterhaap
bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal
yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampumelaksanakan praktik profesinya.
(Registrasi menurut keputusan menteri Kesehatan republik indonesia nomor
900/MENKES/SK/VII/2002).
Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkanhaknya untuk ijin praktik
( lisensi ) setelah memenuhi beberapa persyaratanadministrasi untuk lisensi.
Tujuan Registrasi:
Aplikasi proses regisrtasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut, bidan yang
baru
SIB tidak berlaku lagi karena: dicabut atas dasas ketentuan perundang-undanganyang
berlaku, habis masa berlakunya dan tidak mendaftar ulang, dan atas permintaan sendiri.
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan di
tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia,
adalah pertanggung jawaban dan tanggung guguat(accountability) atas semua tindakan yang
dilakukanya. Sehingga semua tindakanyang dilakukan oleh bidan harus berbasis kopetensi dan
didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan suatu landasan hukum yang
mengatur batas- batas wewenang profesi yang bersangkutan.
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memilikihak otonomi dan
mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasikemampuan berfikir logis dan
sistematis serta bertindak sesuai standar profesi danetika profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui:
c.Akreditasi
d.Sertifikasi
e.Registrasi
f.Uji kompetensi
g.Lisensi
Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut:
Pengaturan yang terkait dengan kebidanan yaitu undang-undang nomor 36 tahun 2009tentang
kesehatan, undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.