You are on page 1of 17

MAKALAH

KORUPSI DAN PELAYANAN PUBLIK

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Civic Education
Dosen Pengampu: Muhajirin L, S.Pd, M.Pd

Oleh Kelompok 4 :
1. Hikmatul Azizah (PBA 1) (211422002)
2. Silfiani Aris (PGMI 1) (211424008)
3. Marhuni (PGMI 1) (211424005)
4. Rismayanti (PGMI 1) (211424007)
5. Usuwatun Sone (PGMI 3) (201424002)

FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-GHAZALI SOPPENG
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena


Keagungan dan Kemurahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan tepat waktu. Hembusan angin yang tidak ternilai harganya
semoga dapat menghantarkan salam kerinduan kita kepada baginda Nabi
Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen pada mata kuliah Fiqih 1. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Thaharah, Najis, Wudhu dan Tayammum bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Atirah, S.Ag, M.Pd.I, selaku
Dosen mata kuliah Fiqih 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Watansoppeng, 20 Januari 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………….……………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………........ ii
DAFTAR ISI…………………………………………………..………...……….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………..……………………..……………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………. 1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian korupsi…………………………………………...…..……...2
B. Ciri-ciri korupsi………………………………………………….….…...3
C. Jenis-jenis korupsi………………………………………..……………..4
D. Pengertian pelayanan publik…………………………………………...7
E. Unsur-unsur Pelayanan publik…………………………………………9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………...12
B. Saran…...………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kita mendengar kata yang satu ini, yaitu “KORUPSI”,
korupsi ada disekeliling kita, mungkin terkadang kita tidak menyadari itu.
Korupsi biasa terjadi dirumah, sekolah, masyarakat, maupun di instansi
tertinggi dan dalam pemerintahan. mereka yang melakukan korupsi
terkadang menganggap remeh hal yang dilakukan itu. Hal ini sangat
mengkhawatirkan, sebab bagaimanapun, apabila suatu organisasi dibangun
dari korupsi, maka korupsi akan dapat merusaknya. Ari kenyataan diatas
dapat ditarik dua kemungkinan melakukan korupsi, yaitu :
Metode yang digunakan oleh pendidik belum sesuai dengan
kenyataannya, sehingga pelajaran yang diajarkan tidak dapat dicerna
secara optimal oleh anak didik. Kita sering menganggap remeh bahkan
malas untuk mempelajari hal ini, karena kurangnya motivasi pada diri
sendiri, sehingga sering sekali berasumsi “untuk apa mempelajari “
padahal itu sangat penting untuk diketahui agar tahu hak dan kewajiban
kita untuk 'negara ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian korupsi ?
2. Apa ciri-ciri dari korupsi ?
3. Apa jenis-jenis korupsi ?
4. Apa pengertian pelayanan publik ?
5. Apa unsur-unsur pelayanan publik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri korupsi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis korupsi
4. Untuk mengetahui Pelayanan Publik.
5. Untuk mengetahui unsur-unsur pelayanan publik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang
artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Maka
dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan
Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.
Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana
pemerintah untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya menyangkut
korupsi moneter yang konvensional, akan tetapi menyangkut pula korupsi
politik dan administratif. Seorang administrator yang memanfaatkan
kedudukannya untuk menguras pembayaran tidak resmi dari para investor
(domestik maupun asing), memakai sumber pemerintah, kedudukan,
martabat, status, atau kewenangannnya yang resmi, untuk keuntungan
pribadi dapat pula dikategorikan melakukan tindak korupsi.
Korupsi adalah masalah mendesak yang harus diatasi, untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi dan peregangan sehat. Berbagai catatan
korupsi setiap hari dilaporkan oleh media massa baik cetak maupun
elektronik, mencerminkan perbaikan dan pengembangan model korupsi.
Retorika anti-korupsi itu tidak cukup kuat untuk menghentikan praktik
tercela.
Perundang-undangan dan peraturan yang merupakan bagian dari
hukum-hukum politik yang dilakukan oleh pemerintah, menjadi makna
yang kurang, jika tidak disertai dengan kesungguhan untuk manifestasi
dari hukum dan peraturan yang ada. Politik hukum tidak cukup, jika tidak
ada pemulihan terhadap pelaksana atau pelaku hukum.
Pengertian korupsi menurut pakar ahli diantaranya :
1. Menurut Huntington (1968)
Korupsi adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari
norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku

2
menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan
pribadi.
2. Menurut Dr. Kartini Karto
Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi,
merugikan kepentingan umum.
3. Menurut Heddy Shri Ahimsha Putra (2002)
Menyatakan bahwa persoalan korupsi adalah persoalan politik
pemaknaan.

B. Ciri-Ciri Korupsi
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri korupsi :
1. Melibatkan lebih dari satu orang
Setiap perbuatan korupsi tidak mungkin dilakukan sendiri, pasti
melibatkan lebih dari satu orang. Bahkan, pada perkembangannya
acap kali dilakukan secara bersama- sama untuk menyulitkan
pengusutan.
2. Serba kerahasiaan
Meski dilakukan bersama-sama, korupsi dilakukan dalam koridor
kerahasiaan yang sangat ketat. Masing-masing pihak yang terlibat
akan berusaha semaksimal mungkin menutupi apa yang telah
dilakukan.
3. Melibat elemen perizinan dan keuntungan timbal balik
Yang dimaksud elemen perizinan adalah bidang strategis yang
dikuasai oleh negara menyangkut pengembangan usaha tertentu.
Misalnya izin mendirikan bangunan, izin perusahaan,dan lain-lain.
4. Selalu berusaha menyembunyikan perbuatan/maksud tertentu
dibalik kebenaran.
5. Setiap tindak korupsi adalah pengkhianatan kepercayaan.
Ketika seseorang berjuang meraih kedudukan tertentu, dia pasti
berjanji akan melakukan hal yang terbaik untuk kepentingan semua

3
pihak. Tetapi setelah mendapat kepercayaanm kedudukan tidak
pernah melakukan apa yang telah ia janjikan.
6. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif
dari koruptor sendiri.
Sikap dermawan dari koruptor yang acap ditampilkan di hadapan
publik adalah bentuk fungsi ganda yang kontradiktif. Di satu pihak
sang koruptor menunjukkan perilaku menyembunyikan tujuan
untuk menyeret semua pihak untuk ikut bertanggung jawab, di
pihak lain dia menggunakan perilaku tadi untuk meningkatkan
posisi tawarannya.

C. Jenis-jenis korupsi
1. Korupsi dilingkungan pemerintahan
a. Korupsi uang negara
Jenis-jenis korupsi yang pertama adalah korupsi uang negara. Jenis
perbuatan yang merugikan negara ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan
merugikan negara serta menyalahgunakan jabatan untuk mencari
keuntungan dan merugikan negara.
Syaratnya harus ada keuangan negara yang masih diberikan.
Biasanya dalam bentuk tender, pemberian barang, atau pembayaran
pajak sekian yang dibayar sekian.
b. Korupsi suap menyuap
Jenis-jenis korupsi berikutnya adalah korupsi suap menyuap yang
merupakan tindakan pemberian uang atau menerima uang atau
hadiah yang dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajibannya sebagaimana perbedaan hukum formil dan materiil.
Contoh dari kasus korupsi suap-menyuap seperti menyuap pegawai
negeri yang karena jabatannya bisa menguntungkan orang yang
memberikan suap, menyuap hakim, pengacara, atau advokat.
Korupsi jenis ini telah diatur dalam UU PTPK.

4
c. Korupsi tindakan pemerasan
Tindakan pemerasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh
pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk menguntungkan
diri sendiri atau orang lain dengan cara melawan hukum atau
dengan menyalahgunakan kekuasaannya dengan memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri.
d. Korupsi penggelapan jabatan
Penggelapan dalam jabatan termasuk juga ke dalam kategori yang
sering dimaksud sebagai penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan
seorang pejabat pemerintah dengan kekuasaan yang dimilikinya
melakukan penggelapan laporan keuangan, menghilangkan barang
bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti
yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan
merugikan negara.
e. Korupsi Gratifikasi
Jenis-jenis korupsi berikutnya adalah korupsi gratifikasi yang
merupakan tindakan pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negara dan tidak dilaporkan kepada
KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi.
f. Korupsi benturan kepentingan dalam pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menghadirkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh suatu instansi
atau perusahaan. Orang atau badan yang ditunjuk untuk pengadaan
barang atau jasa ini dipilih setelah melalui proses seleksi yang
disebut dengan tender.
2. Korupsi dilingkungan sekolah
1. Bolos sekolah
Bolos sekolah termasuk ke dalam jenis korupsi karena seorang
siswa yang kewajibannya adalah untuk belajar, tapi malah
meninggalkan kewajibannya tersebut untuk melakukan hal lain

5
yang lebih menyenangkan, bahkan tak jarang mereka sampai
berbohong kepada orangtuanya. Perilaku menyeleweng tersebut
itulah yang dimaksud dengan korupsi waktu.
2. Datang terlambat kekelas
Sama seperti bolos sekolah, korupsi jenis ini juga termasuk ke
dalam korupsi waktu. Mirisnya, pelaku dari korupsi ini tidak hanya
dilakukan oleh siswa, tetapi juga oleh guru.
Misalnya, ada siswa yang ketika jam pelajaran, tetapi ia malah
pergi ke kantin untuk jajan tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Sedangkan untuk guru, biasanya korupsi waktu pelajaran dilakukan
ketika ia dengan sengaja datang telat di kelas karena sedang asyik
bercengkrama dengan guru-guru lain di ruang guru.
3. Melebihkan jumlah iuran sekolah
Melebih-lebihkan biaya sekolah sudah jelas merupakan tindakan
korupsi yang mirip seperti yang dilakukan oleh koruptor-koruptor
besar. Parahnya, oknum-oknum yang melebih-lebihkan biaya
sekolah ini bukan hanya siswa yang ingin mengambil uang iuran
untuk keperluan pribadinya.
Tak jarang kedapatan kasus kalau justru sekolah lah yang
melebihkan jumlah biaya sekolah dengan alasan untuk membantu
pembangunan sekolah. Padahal hal tersebut bisa saja merupakan
pungutan liar, terutama jika dilakukan oleh oknum sekolah negeri.
4. Menyebarkan kunci jawaban ketika ulangan
Mirisnya, pada beberapa kasus juga kedapatan kalau kunci
jawaban tersebut justru disediakan oleh gurunya dengan berbagai
alasan. Misalnya untuk memperbaiki akreditasi sekolah agar
mendapat predikat lebih baik jika hasil ujian siswa-siswanya juga
baik.
5. Guru yang memberi nilai pada siswa secara subjektif
Tak berhenti pada penyebaran kunci jawaban, terkadang guru-guru
di sekolah juga memberikan nilai yang sifatnya bukan berasal dari
hasil jerih payah siswa itu sendiri, melainkan hasil subjektivitas
mereka, sehingga oknum guru tersebut bisa

6
dengan sesuka hati memberi nilai siswanya. Hal tersebut tentu juga
merupakan bentuk tindakan korupsi.
Biasanya alasan oknum guru tersebut memberikan nilai secara
subjektif adalah untuk memperbaiki akreditasi sekolah. Selain itu,
pemberian nilai secara subjektif tersebut bisa saja dilakukan karena
pandangan baik atau buruknya seorang siswa di mata guru,
sehingga ia tidak akan melihat prestasi, melainkan perilaku
siswanya.

D. Pengertian pelayanan publik


Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik yaitu setiap institusi penyelenggara Negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk
semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Kegitan tersebut
dilaksanakan oleh pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang
bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan
tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.
Dalam pelaksanaan pelayanan publik harus berdasarkan standar pelayanan
sebagai tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan
janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Pelayanan publik diatur
dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
pengaturan ini dimaksudan untuk memberikan kepastian hukum
dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan
publik. Selain itu, pengaturan mengenai pelayanan publik bertujuan agar
terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik; agar terwujudnya sistem
penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas

7
umum pemerintahan dan korporasi yang baik; agar terpenuhinya
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan agar terwujudnya perlindungan dan kepastian
hukum bagi masyarakat dalam penyelengaaran pelayanan publik.
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik
dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam
perundang-undangan. Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan
pelayanan publik diperlukan Pembina dan penanggung jawab. Pembina
tersebut terdiri atas pimpinan lembaga Negara, pimpinan kementerian,
pimpinan lembaga pemerintah non kementerian, pimpinan lembaga komisi
Negara atau yang sejenis, dan pimpinan lembaga lainnya; gubernur pada
tingkat provinsi; bupati pada tingkat kabupaten; dan walikota pada tingkat
kota. Para Pembina tersebut mempunyai tugas melakukan pembinaan,
pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dari penanggung
jawab. Sedangkan penanggung jawab adalah pimpinan kesekretariatan
lembaga atau pejabat yang ditunjuk Pembina. Penanggung jawab
mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan kelancaran penyelenggaraan
pelayanan publik sesuai dengan standar pelayanan pada setiap satuan
kerja; melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik; dan
melaporkan kepada Pembina pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan
publik di seluruh satuan kerja unit pelayanan publik.
Penyelenggaraan pelayanan publik meliputi pelaksanaan
pelayanan; pengelolaan pengaduan masyarakat; pengelolaan informasi;
pengawasan internal; penyuluhan kepada masyarakat; dan pelayanan
konsultasi. Apabila terdapat ketidakmampuan, pelanggaran dan kegagalan
penyelenggaraan pelayanan yang bertanggung jawab adalah
penyelenggara dan seluruh bagian organisasi penyelenggaran. Dalam
rangka mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan publik,
dapat dilakukan penyelenggaraan sistem pelayan terpadu. Selain itu, dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan, dapat dilakukan
kerja sama antar penyelenggara meliputi kegiatan yang berkaitan dengan
teknis operasional pelayanan dan/atau pendukung pelayanan. Dalam hal
penyelenggara yang memiliki lingkup kewenangan dan tugas pelayanan
publik tidak dapat dilakukan sendiri karena keterbatasan sumber daya
dan/atau dalam keadaan darurat, penyelenggara dapat meminta bantuan

8
kepada penyelenggara lain yang mempunyai kapasitas memadai. Dalam
keadaan darurat, permintaan penyelenggara lain wajib dipenuhi oleh
penyelenggara pemberi bantuan
sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi penyelenggara yang
bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

E. Unsur-unsur pelayanan publik


Yang dimaksudkan sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan
publik adalah instansi pemerintah. Instansi pemerintah merupakan satuan
kerja atau satuan organisasi kementerian, departemen, lembaga,
pemerintah non departemen, kesekretariatan lembaga tertinggi dan tinggi
negara, dan dan instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah
termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Daerah. Sedangkan penerima pelayanan publik adalah
orang, masyarakat, instansi pemerintah, dan badan hukum.
Sebagaimana dikutip dalam Moenir, A.S (2008: 186), unsur-unsur
pelayanan publik tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena
keempatnya akan membentuk proses kegiatan (activity). Keempat unsur
tersebut yakni:
Unsur-Unsur Penting Penyelenggaraan Pelayanan Publik
1. Tugas layanan
Dalam pelayanan umum pemerintah harus memberikan pelayanan
sesuai dengan tugas yang diterima untuk melayani semua
kepentingan masyarakat.
2. Sistem atau prosedur layanan
Yaitu dalam pelayanan umumperlu adanya sistem informasi,
prosedur dan metode yang mendukung kelancaran dalam
memberikan pelayanan.
3. Kegiatan pelayanan
Dalam pelayanan umum kegiatan yang ditujukan kepada
masyarakat harus bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan tanpa
adanya diskriminasi.

9
4. Pelaksana pelayanan
Pemerintah sebagai pelaksana pelayanan semaksimal mungkin
mengatur dan merencanakan program secara matang agar proses
pelayanan akan menghasilkan struktur pelayanan yang mudah,
cepat, tidak berbelit-belit dan mudah dipahami masyarakat
Pengawasan terhadap pelayanan publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
menyebutkan bahwa: “Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik
dilakukan oleh pengawas internal dan pengawas eksternal”
ayat tersebut menjelaskan bahwa fungsi pengawasan dalam
pelayanan publik dapat dilakukan oleh pengawas internal dan pengawas
eksternal. Pengawas internal berfungsi sebagai fungsi pengawasan pada
level dasar, karena pengawas internal berada di dalam instansi diharapkan
dapat lebih banyak mengetahui seluk beluk dan karakter pelaksana
pelayanan publik beserta potensi penyimpangan yang mungki terjadi, jika
fungsi pengawasan oleh pengawas internal gagal bereaksi atau berfungsi
dengan baik, maka harus ada peran dari fungsi pengawasan level lanjutan,
yakni pengawasan eksternal.
Menurut Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan
publik dilakukan melalui:
a. Pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
Dalam hal ini artinya pengawasan langsung dilakukan oleh atasan
langsung atau kepala instansi penyelenggara pelayanan publik. Jika
sebuah pelayanan publik terdapat penyimpangan, maka sebenarnya
yang harus bertanggung jawab atau harus dicari terlebih dahulu
guna dimintai penjelasan selain dari pelaksana pelayanan
publiknya sendiri adalah pimpinan instansi / atasan langsung dari
pelaksana pelayanan publik, hal ini tidak lepas dari kewajiban
jabatan pimpinan instansi pelayanan publik yang artinya

10
penanggung jawab setiap penyelenggaraan pelayanan publik di
suatu instansi adalah pimpinan instansinya.
b. Pengawasan oleh pengawas fungsional sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
Selain atasan langsung atau kepala instansi penyelenggara
pelayanan publik, pihak berikutnya yang harus melaksanakan
fungsi pengawasan adalah pengawas fungsional sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, contohnya satuan pengawas
internal Instansi penyelenggara pelayanan publik, Inspektorat, serta
aparat pengawas intern pemerintah lainnya.
Selain pengawas internal, fungsi pengawasan dalam pelayanan
publik juga dapat dilaksanakan oleh pengawas eksternal, hal ini sesuai
dengan Pasal 35 ayat (3) yang menyatakan bahwa: Pengawasan eksternal
penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui:
a. Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
c. Pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang
artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Maka
dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan
Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.
Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana
pemerintah untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya menyangkut
korupsi moneter yang konvensional, akan tetapi menyangkut pula korupsi
politik dan administratif. Seorang administrator yang memanfaatkan
kedudukannya untuk menguras pembayaran tidak resmi dari para investor
(domestik maupun asing), memakai sumber pemerintah, kedudukan,
martabat, status, atau kewenangannnya yang resmi, untuk keuntungan
pribadi dapat pula dikategorikan melakukan tindak korupsi.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik yaitu setiap institusi penyelenggara Negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk
semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Kegitan tersebut
dilaksanakan oleh pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang
bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan
tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.

B. Saran
Pemakalah menyarankan bagi pembaca agar dapat memahami
pengertian korupsi dan pelayanan publik. Bagi pembaca dan mahasiswa

12
lain yang ingin mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai
materi ini, maka dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi.
Pemakalah juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

"Syarat dan tata cara pegaduan pelayanan


publik".https://pn-seirampah.go.id/syarat-dan-tata-cara-pengaduan-pelayan
an-publik/
"Unsur unsur pelayanan
publik"https://etalasepustaka.blogspot.com/2016/05/unsur-unsur-penting-p
enyelenggaraan-pelayanan-publik
" Pengawasan pelayanan
publik".https://kumparan.com/ombudsman-ri-kalsel/pengawasan-pelayana
n-publik
Triananda.Anjar.2019."jenis jenis korupsi di
sekolah"https://www.idntimes.com/life/inspiration/anjar-triananda-ramadh
ani-1/jenis-korupsi-di-sekolah

14

You might also like