You are on page 1of 16

Disusun oleh:

Tim Modul Kewirausahaan LIPK UNM


2022
TOPIK 2
PELUANG BISNIS
BERDASARKAN BIDANG ILMU/KEAHLIAN

Durasi • 2 pertemuan

Capaian •Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan


menganalisis peluang bisnis

Pembelajaran •Mahasiswa mampu mengklasifikasi dan memilih


jenis usaha berdasarkan bidang keilmuan

A. Mulai Dari Diri


Setelah membahas tentang nilai, norma, dan etika wirausaha pada Topik 1,
selanjutnya pada Topik 2 ini, kita akan mempelajari tentang mengidentifikasi peluang
bisnis dan pemilihan jenis usaha sesuai bidang keilmuan/keahlian. Sebelum
mengeksplorasi lebih jauh, silakan Anda menyimak tayangan video berikut.

Gambar 1.1 Membaca Peluang Bisnis ala Jack Ma


Setelah menyimak tayangan tadi, Anda diharapkan memperoleh pencerahan terkait
peluang bisnis dan dapat memilih jenis usaha sesuai bidang keilmuan dan keahlian
masing-masing. Untuk lebih memahami konsep identifikasi dan analisis peluang
bisnis, maka Anda diminta untuk memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan
pemantik berikut.

1. Apakah anda memiliki keyakinan dapat melaksanakan usaha?


Pikirkan usaha seperti apa yang sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki!

2. Usaha apa saja yang ada dilingkungan sekitar Anda yang sama
dengan bidang keilmuan/keahlian yang dimiliki?

3. Jenis usaha apa yang memungkinkan untuk dilaksanakan yang


sesuai dengan bidang keilmuan/keahlian Anda?

B. Eksplorasi Konsep
1. Identifikasi cara atau memulai usaha

Sebelum melakukan eksplorasi tentang sebuah usaha dan teknik memulainya, maka
ada baiknya Anda menyimak tayangan berikut.

https://i.ytimg.com/an_webp/qYGzZ-YTPf0/mqdefault_6s.webp?du=3000&sqp=CKG9ypoG&rs=AOn4CLCRmIXvkG5T5P7t5bkuSwh7x4BCjg

Gambar 2.1. Peluang Membuka Usaha Mulai dari Nol


Hasil penelitian di lapangan menyimpulkan bahwa terdapat berbagai cara dan sebab
seseorang memulai wirausaha. Terdapat 5 (lima) sebab atau cara seseorang untuk
memulai merintis wirausaha, yaitu:

a. Faktor keluarga wirausahawan

Wirausahawan yang memulai wirausaha karena faktor keluarga cukup banyak


ditemui. Artinya seseorang memulai wirausaha karena keluarganya sudah
memiliki usaha sebelumnya, atau karena orang tua/saudara wirausahawan
tersebut menganjurkan untuk membuka usaha sendiri. Selain itu, bisa juga
disebabkan keluarga sengaja menyiapkan anggota keluarga lainnya untuk
meneruskan usaha dan membuka cabang atau usaha baru, mulai dari
menyiapkan modal, suplai bahan, sampai manajemen, sehingga pengusaha
pemula hanya tinggal mengikuti yang sudah disiapkan.

b. Sengaja terjun menjadi wirausahawan

Seseorang sengaja turun menjadi wirausahawan, artinya orang tersebut dengan


sengaja mendirikan usaha, biasanya belajar dari kesuksesan orang lain
seseorang mengikuti contoh dari wirausahawan yang ada dengan mencari modal
atau mitra dengan orang lain. Model ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang
berstatus pegawai, namun memiliki naluri bisnis. Kesuksesan dan kegagalan
orang lain menjadi tuntutan dan pedoman bagi wirausahawan ini dalam
menjalankan kegiatan usahanya.

c. Kerja sampingan.

Faktor berikutnya adalah berwirausaha dengan tidak disengaja, yang sering


disebut wirausaha sampingan. Untuk tambahan kegiatan titik wirausaha ini
biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mencoba menjual atau memproduksi
sesuatu skala kecil untuk mengisi waktu luang tetapi usahanya terus meningkat.
Permintaan yang meningkat juga terus dilakukan oleh pemilik dengan menambah
modal dan kapasitas produksinya sehingga kegiatan yang semula dilakukan
hanya untuk mengisi waktu senggang menjadi wirausaha yang memberikan hasil
yang luar biasa.
d. Coba-coba

Seseorang berwirausaha dengan cara coba-coba juga banyak dilakukan dan


menuai kesuksesan. Wirausahawan yang memulai dengan cara ini biasanya
dilakukan oleh orang-orang yang belum memiliki pengalaman dan sulit mencari
pekerjaan.

e. Terpaksa.

Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun berdasarkan hasil
penelitian ternyata ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena
keterpaksaan. Orang-orang ini biasanya berwirausaha karena kehilangan
pekerjaan atau menganggur.

2. Identifikasi dan menemukan peluang bisnis

Salah satu ciri yang membedakan seorang wirausaha dengan yang bukan
wirausahawan adalah memiliki kemampuan untuk mengenali peluang bisnis. Hal ini
penting dalam proses wirausaha terutama dalam pengembangan suatu bisnis.
Short, dkk., (2010:55) mendefinisikan ‘peluang’ (opportunity) sebagai “an
idea or dream that discovered or created by an entrepreneurial entity and
that is revealed through analysis over time to be potentially lucrative”.

Dari pengertian tersebut, terdapat tiga hal mendasar. Pertama, peluang


berasal dari ide atau mimpi. Kedua, peluang ditemukan atau diciptakan. Ketiga,
peluang diperoleh melalui analisis dari waktu ke waktu untuk menjadi ide atau mimpi
yang berpotensi menguntungkan. Artinya, seorang wirausaha tidak menunggu
diberikan peluang, tetapi dirinya yang menjadi sumber peluang. Selain itu, suatu ide
atau mimpi belum dapat disebut peluang, kecuali telah dianalisis dengan matang
untuk menjadi potensi yang menguntungkan. Karenanya, dibutuhkan usaha terus
menerus dari seorang wirausaha untuk memikirkan ide-ide pengembangan bisnis.
Suatu peluang bisnis dapat diciptakan lagi walaupun bisnis yang sedang dijalankan
telah memberikan keuntungan bagi pemiliknya. Suatu peluang bisnis adalah
kesempatan bagi wirausaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang belum
terpuaskan.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang adalah kegiatan yang sulit dilakukan.
Peluang bisnis yang baik tidak akan muncul begitu saja, tetapi dihasilkan dari
kewaspadaan seorang wirausaha terhadap berbagai kemungkinan yang ada, atau
pada kasus tertentu, merupakan hasil dari suatu mekanisme yang sengaja dibuat
untuk mengidentifikasi peluang yang potensial. Sebagai contoh, jika seorang
wirausaha menanyakan pada kenalannya apakah dari produk yang biasa mereka
gunakan masih ada yang belum sesuai dengan harapan mereka, maka wirausaha
tersebut sebenarnya sedang mencari tahu kebutuhan dan peluang untuk
menciptakan suatu produk yang lebih baik. Contoh lainnya, seorang wirausaha yang
selalu mengamati kebiasaan bermain anak-anak di sekitarnya, merupakan cara
yang digunakannya untuk mencari tahu apa saja permainan unik baru yang bisa
diproduksinya dan disukai oleh anak-anak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui bagaimana model proses pengenalan peluang dapat terjadi. Salah satu
model adalah yang diajukan oleh Ardichvili dan Cardozo (Hisrich, dkk., 2010), yang
dapat dilihat pada Gambar 2.2. Dalam model tersebut, pengenalan suatu peluang
biasanya dihasilkan dari pengetahuan dan pengalaman pribadi seorang wirausaha
dalam menjalankan proses bisnis.

Gambar 2.2. Model Proses Pengenalan Peluang

Sejalan dengan hal tersebut, berbagai sumber ide yang menjadi


peluang bisnis yang dikembangkan dari pendapat Longenecker, dkk (2007)
Small Business Management Edisi 12, dengan analisis skema berikut ini:
Gambar 2.3. Ide dan Peluang untuk memulai Usaha

Sebelum memulai sebuah usaha, seorang wirausaha haruslah memperhatikan


beberapa hal, diantaranya adalah:
1) Melihat karakter usaha Anda disesuaikan dengan karakter pribadi Anda.
2) Anda perlu mengenali karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah
untuk melihat apakah karakter dasar Anda sesuai dengan karakter usaha
Anda.
3) Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut.
4) Merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus menyukai usaha yang
akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha
akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam
menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik.
Memulai usaha dari hobi akan menjadi pertimbangan Anda, karena hobi
biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa berpotensi
menjadi usaha yang berhasil, tentukan diperlukan dukungan analisa
lainnya.
5) Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut.
6) Sangat penting untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk
melihat apakah mampu untuk menjalankan usaha tersebut. Anda dapat
mengukur kemampuan dengan mengadakan beberapa analisa atau riset
sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan
dengan kemampuan ada miliki.

Selain unsur-unsur di atas, masih terdapat beberapa unsur lainnya dalam


peluang usaha baru, yaitu:
1) Pemenuhan kebutuhan
Sebelum memulai usaha, ada baiknya dilakukan pengamatan tentang
kebutuhan pasar terhadap produk yang akan ditekuni. Pengamatan ini
diperlukan agar usaha yang dijalankan dapat berlanjut.
2) Membuat inovasi baru
Hal penting yang perlu dilakukan oleh seorang wirausaha adalah
melakukan inovasi untuk produk yang akan dijalani.
3) Sesuai keahlian
Usaha yang dilakukan berdasarkan pada keahlian yang dimiliki hasilnya
akan lebih memuaskan.
4) Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
Menyesuaikan kondisi usaha yang akan dijalani dengan kebutuhan sekitar
akan berpengaruh pada permintaan pasar, khususnya pasar-pasar
terdekat yang mudah dijangkau.
5) Memanfaatkan koneksi dan relasi
Koneksi dan relasi yang kita miliki juga sangat berguna, baik dalam hal
promosi maupun pengembangan usaha.
6) Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada.
Melakukan pengamatan terhadap produk atau jasa merupakan hal
terpenting yang harus dilakukan oleh usahawan agar kekurangan pada
produk atau jasa yang dihasilkan dapat diperbaiki, sehingga hasilnya
diharapkan akan memuaskan.
7) Pemanfaatan produk dari perusahaan lain.
Memanfaatkan produk dari perusahaan lain juga dapat dilakukan untuk
menjadi bahan pembantu dalam produk atau jasa yang dihasilkan.
8) Usaha Keluarga/ Warisan
Suatu usaha yang dijalankan juga dapat dilakukan melalui usaha turun
temurun.
9) Ikut-ikutan trend
Sebuah usaha yang ditekuni oleh wirausahawan karena mengikuti
perubahan yang sedang trend.
10) Coba-coba
Usaha juga dapat ditemukan dengan cara coba-coba pada awalnya.
Bentuk usaha yang diawali dengan

3. Pemilihan Jenis/ Bidang usaha

Setelah memahami sebab dalam melakukan bisnis dan identifikasi peluang


wirausaha, maka selanjutnya melakukan pilihan jenis/ bidang usaha yang akan
dikerjakan. Beberapa pilihan yang lazim dilakukan saat memulai bisnis adalah:

a. Mendirikan usaha baru,

Seseorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan baru, dalam hal ini
yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan
dengan badan usaha, mulai dari akta notaris sampai ke pengadilan negeri.
Tugas lainnya adalah mencari lokasi yang tepat dan menyediakan peralatan
atau mesin yang sesuai dengan usahanya.

b. Membeli perusahaan

Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau
sudah berjalan sebelumnya. Pembelian usaha dapat dilakukan terhadap
perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi
masih memiliki badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut aset
perusahaan yang dimiliki.
c. Kerjasama manajemen dengan sistem waralaba (franchising).

Model ini dikembangkan dengan memakai nama dan manajemen perusahaan


lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor)
dan perusahaan pemberi waralaba disebut franchise.

d. Mengembangkan usaha yang sudah ada.

Pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada


sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan
kapasitas lebih besar. Kegiatan seperti ini biasanya dilakukan perusahaan
keluarga.

Berdasarkan kategori usaha dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Sumber: Panduan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2022

Gambar 2.4. Klasifikasi Usaha


a. Makanan dan Minuman

Menghasilkan produk makanan dan minuman baik dari bahan mentah yang
didominasi sumber bahan baku lokal menjadi setengah jadi, bahan setengah
jadi diolah menjadi produk akhir (bukan reseller)
Contok: makanan, snack, dan minuman

b. Produksi/Budidaya

Proses produksi dari hulu ke hilir bidang-bidang agrokomplek.


Contoh: pertanian tanaman pangan, hortikultura, kehutanan, peternakan, dan
perikanan.

c. Usaha Kreatif, Seni, Budaya & Pariwisata

Proses penciptaan produk dan jasa yang menggunakan bahan baku lokal,
memiliki nilai kreativitas dan ide yang dijadikan produk ekonomi dalam bidang
seni, budaya, dan pariwisata.
Contoh: desa wisata, pembuatan produk kerajinan/craft, kerajinan kain lokal
(songket, batik, dan lain-lain)

d. Jasa dan Perdagangan

Melakukan aktivitas jual beli barang dan/atau jasa unik, inovatif dan kreatif serta
mahasiswa berperan sebagai penyedia jasa.
Contoh: marketplace, laundry, jasa konsultasi, bimbingan belajar dan lain-lain)

e. Teknologi Terapan

Penerapan teknologi tepat guna diberbagai sektor kehidupan untuk bisnis,


terutama UMKM yang dapat meningkatkan nilai tambah atau daya saing
produk/jasa.
Contoh: Machine Learning, Digital Marketing, Kesehatan, dan lain-lain
4. Pertimbangan dalam Memilih Bentuk Usaha

Secara garis besar ada tiga masalah pokok dalam pemilihan bentuk usaha
sebagaimana terlihat dari ulasan yang telah diberikan. Masalah pokok tersebut
adalah motivasi usaha, efisiensi (akuntabilitas) serta bentuk usaha yang dipilih.
Dalam motivasi usaha, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dengan cermat
menyangkut pengertian bentuk usaha yang akan dijalankan, kelompok bentuk usaha
yang akan didirikan, maksud pendirian usaha, perundingan pendirian usaha dan
kesepakatan pendirian usaha. Pada efisiensi usaha, faktor-faktor yang
dipertimbangkan menyangkut pertanggungjawaban yang harus diberikan, fungsi
manajemen dan kontrol yang harus diadakan, aspek formalitas, fleksibilitas dan
permodalan yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar Pada faktor yang
terakhir yaitu bentuk usaha yang dipilih, banyak ditentukan oleh jenis badan usaha
tersebut, bentuk permodalan, tanggung jawab usaha keanggotaan, pembagian laba,
publikasi atas perkiraan tahunan, dan masih banyak lagi. (akan lebih dijelaskan pada
Topik 7)

5. Menilai dan Mengevaluasi Peluang Usaha

Dalam realita, seringkali terjadi seseorang yang ingin membuka usaha


didorong oleh rasa optimis yang berlebihan. Untuk menetralisir rasa optimis yang
berlebihan perlu dilakukan evaluasi. Bagaimana cara mengevaluasi dan menilai
peluang usaha (business opportunity review) tersebut? Dalam mengevaluasi
peluang usaha, harus berhati-hati dan tidak boleh gegabah asal membuka usaha
baru, tetapi harus memperhitungkan segala kemungkinan yang akan dihadapi, maka
perlu dibuat sebuah prosedur yang sistematis untuk menilai berbagai ide peluang
usaha baru (evaluating business idea). Beberapa kemungkinan tersebut antara lain,
mitra yang akan diajak kerja sama, sumber modal, komoditi yang akan dijual, dan
kemungkinan daya serap pasar. Secara rinci ada 2 langkah yang perlu diperhatikan
dalam menilai/mengevaluasi peluang rencana usaha yaitu: penetapan kelayakan
usaha dan penerapan manajemen risiko usaha. (akan dijelaskan pada Topik 5
tentang Rencana Bisnis).
C. Ruang Kolaborasi

Setelah mengeksplorasi konsep peluang bisnis, tentu Anda telah memahami


bagaimana “peluang” dapat dijalankan menjadi ide bisnis. Juga dapat merefleksikan
pengalaman empiris dengan konsep menganalisis peluang yang terbaik. Untuk
membuktikan hal tersebut, mari lakukan kegiatan berikut;

1. Kegiatan Kelompok

Diskusikan dengan teman satu kelompok tentang hal berikut.


Berdasarkan hasil analisis materi pada eksplorasi konsep, silahkan Anda
melakukan identifikasi jenis usaha berdasarkan ide/peluang bisnis dan dilengkapi
dengan contoh produk dari masing-masing bagian.

Tabel 2.1. Lembar Kerja Aspek Identifikasi Peluang Usaha

No Sumber Ide/Peluang Usaha Uraian Contoh Produk


1 Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM)
2 Pengalaman Pekerjaan
3 Kesenangan/Hobi
4 Kesempatan untuk Berubah
5 Saran-saran dari Pihak Lain
6 Pendidikan atau Kursus
7 Usaha Keluarga
8 Teman atau Kerabat
9 Dan lain-lain

2. Kegiatan 2 (Individu)

Berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok di Kegiatan 1, Anda diminta untuk


membuat peta konsep jenis usaha yang akan Anda kembangkan berdasarkan
aspek keilmuan yang dibutuhkan untuk membangun usaha tersebut.
D. Demonstrasi Kontekstual

Setelah menyelesaikan kegiatan 1 pada ruang kolaborasi, Anda akan


mencermati hasil diskusi kelompok lain. Masing-masing kelompok dipersilakan
untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang berupa laporan hasil kerja kelompok
identifikasi dan analisis peluang usaha. Silakan saling memberi tanggapan dan
menambah informasi yang telah anda ketahui.

E. Elaborasi Pemahaman

Setelah Anda mempresentasikan hasil Kegiatan 3 dan berdiskusi, saatnya


untuk mengenal lebih jauh pemahaman tentang identifikasi dan analisis peluang
serta memilih jenis usaha sesuai bidang keilmuan Anda, maka Anda akan kembali
melakukan diskusi secara pleno dengan membahas pertanyaan berikut ini:

1. Apakah Anda pernah menyaksikan usaha yang telah


maju/ berhasil mulai dari saat awal berdirinya? uraikan seperti
apa proses awal memulai bisnis dan cara berbisnisnya?
2. Bagaimana proses yang Anda lakukan saat mengidentifikasi
peluang bisnis?
3. Mengapa kelayakan usaha perlu dianalisis dalam menilai jenis
usaha yang baru akan dijalankan ?
4. Seperti apa unsur-unsur yang dianalisis saat memilih/menentukan
jenis usaha yang sesuai dengan bidang keilmuan anda?

F. Koneksi Antar Materi

Pada tahap Setelah Anda melewati beberapa tahapan belajar, Anda telah
sampai pada tahap mengkoneksikan materi peluang bisnis dan penentuan jenis
usaha. Silahkan menjawab pertanyaan berikut ini (LK. 2.3.).
1. Masalah apa yang Anda ingin diselesaikan? Deskripsikan secara
singkat masalah yang ingin diselesaikan.
2. Siapa yang berdampak jika masalah tersebut tidak diselesaikan?
Deskripsikan kelompok masyarakat yang terdampak atas
masalah yang dikemukakan di atas.
3. Deskripsikan solusi dan bagaimana Anda dapat menyelesaikan
masalah tersebut.

G. Aksi Nyata

Setelah Anda mengkoneksikan antar materi, menganalisis peluang usaha dan


kelayakan untuk memulai usaha ideal, serta mengidentifikasi berbagai jenis bentuk
usaha yang ada, selanjutnya Anda diminta untuk menyusun aksi nyata. Tahap ini
direalisasikan dengan kegiatan menentukan pilihan potensi usaha yang dapat
dikembangkan berdasarkan pengetahuan/bidang keilmuan yang dimiliki dengan
format sebagai berikut:

Tabel 2.3. Lembar Kerja Pemilihan Peluang Usaha Berdasarkan


Bidang Ilmu/Keahlian

Rancangan Usaha yang dapat


No Klasifikasi Usaha
dikembangkan

1. Produk Makanan & Minuman


2. Usaha Kreatif, Seni, Budaya dan
Pariwisata
3. Teknologi Terapan
4. Produksi/Budidaya
5. Jasa dan Perdagangan
Daftar Pustaka

1. Adrian J. Slywotzky dan Benson P. Shapiro, "Leveraging to Beat the Odds:


The New Marketing Mind-Sets", Harvard Business Review, September-
Oktober 1993, hal. 97-107.
2. Buchari Alma. (2006) Kewirausahaan. Edisi kesepuluh. Bandung: Alfabeta.
3. Geoffrey G. Meredith dkk. (1996) Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Edisi
kelima. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
4. Longenecker, dkk (2007) Small Business Management Edisi 12
5. Saiman, Leonardus (2011) Kewirausahaan : Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus.
Jakarta: Salemba Empat.
6. Justin G. Longenecker dkk.(2001) Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil.
Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.
7. Rusman Hakim. (1998). Kiat Sukses Berwiraswasta. Edisi Kedua. Jakarta: PT
Elex Media Media Komputindo.
8. http://images.google.co.id/imglanding?q=aneka%20kuliner&imgurl=http://jogj
anews.com/wordpress_j09j4/wp-com
9. http://images.google.co.id/imglanding?q=service
motor&imgurl=http://foto.detik.com
10. Yuliati Kiki, Sukino, Virasari Charoline Dewi, dkk. 2022. Panduan Program
Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW). Jakarta:
https://kesejahteraan.kemdikbud.go.id/uploads/downloads/panduan_p2mw_t
ahun_2022_1654346369.pdf

You might also like