Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Ke 8 Defleksi
Jurnal Ke 8 Defleksi
Abstract
Machining is one of the processes in a manufacturing of a product. Manufacturing design
is needed for improving the quality of a product. The desired manufacturing process is the
achievement of a product with a smooth level of roughness and a short time. Bracket is one
component of a series of machines. Work on bracket using CNC milling and Turning machine.
The material used is aluminum alloy 6063. The main variables in this machining process are the
speed of feeding, cutting speed and feeding motion. The results achieved in the machining
process of this bracket are for the roughness on the surface of the N5 with Ra (ideal) = 0.4 μm
of Ra (actual) = 0.410 μm. As for the roughness of N6 with Ra (ideal) = 0,8 μm obtained result
Ra (actual) = 0,832 μm and 0,625 μm. Total machining time for one workpiece are 1 hour 57
minutes 25 seconds.
Keywords: surface roughness, cutting speed, feed rate, depth of cut.
PENDAHULUAN
Proses Permesinan dapat dilakukan hampir
Permintaan pasar akan produk pada semua bahan teknik, sekalipun hanya
manufaktur berbahan dasar logam yang menggerinda atau menghaluskan [4]. Salah
berkualitas dan variatif kiat meningkat seiring satu aplikasinya yakni dalam pembuatan
dengan ditemukan berbagai macam metode bracket. Untuk pembuatan bracket dapat
dalam memproduksi barang. Produk yang menggunakan mesin CNC dengan/tanpa
berkualitas ditentukan dari fungsi dan jangka proses pengecoran terlebih dahulu. Nantinya
waktu penggunaan. Jangka waktu pemakaian bracket dapat melengkapi proses perakitan
produk juga ditentukan oleh pemilihan
khususnya pada sealed shaft unit (rangkaian
material, proses pengerjaan dan Permesinan,
poros tertutup). Sealed shaft unit merupakan
dan kontrol kualitas sebelum produk sampai ke
rangkaian dari beberapa komponen dalam
tangan customer.
sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi
Proses Permesinan merupakan proses untuk sebagai penghalang / pengeblok
mendapatkan geometri dan kualitas produk keluar/masuknya cairan/gas, baik itu fluida
yang dikehendaki dengan cara memotong proses maupun pelumas.
logam (ditunjukkan dengan terbentuknya Berdasarkan geometri dari
geram/chips) [1]. Dalam perkembangannya, produk/komponen mesin yang variatif dan
sesuai dengan kemajuan teknologi pembuatan kompleks, maka proses Permesinan yang
komponen logam yang lain (proses diterapkan beranekaragam dan dapat
penuangan/casting dan proses direncanakan langkah pengerjaan dengan
pembentukan/forming), proses Permesinan urutan yang paling baik . Termasuk di
sampai saat ini masih tetap merupakan proses dalamnya penentuan jenis pahat yang
yang paling banyak digunakan (60% sampai digunakan sesuai dengan urutan/langkah
dengan 80%) didalam membuat suatu mesin pengerjaan [5,6]. Penentuan kondisi
yang komplit [2]. pemotongan (cutting speed, feeding speed,
Oleh karena itu, proses Permesinan depth of cut) juga perlu ditentukan sedemikian
merupakan salah satu parameter penting rupa guna mendapatkan komponen yang
dalam industri manufaktur. Keberadaannya diminta [7]. Penentuan parameter dan proses
menjadi salah satu faktor penentu dalam Permesinan ini mengacu pada penggunaan
mempengaruhi kinerja suatu produk, terutama waktu yang efisien dalam menghasilkan
yang berbahan dasar logam [3]. produk dan kualitas permukaan hasil
Permesinan sesuai dengan desain yang dibuat
[8]. Oleh karena itu, perlu adanya suatu
1
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.2 Tahun 2018: 119- ISSN 0216-
rancangan konseptual guna memenuhi fungsi Tabel 1. Nilai Kekasaran dan Toleransinya
yang dimaksud, dimana agar tercapai minimal
waktu Permesinan dan tingkat
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang akan digunakan di dalam
perencanaan ini adalah true experimental
design (percobaan desain secara nyata).
Variabel bebas pada perencanaan ini adalah
kedalaman pemotongan (depth of cut), gerak
makan. Sedangkan variabel terikat adalah
kekasaran permukaan. Dan variabel terkontrol
pada pengerjaan adalah kecepatan potong
sebesar 25 m/min.
Bahan yang digunakan
Desain Bracket Bahan yang digunakan untuk percobaan
Dimensi beserta tingkat kekasaran Permesinan ini adalah aluminium 6063 dengan
permukaan dari benda kerja yang ingin dicapai karakteristik material sebagai berikut:
terlihat seperti lampiran [9]. Untuk gambar Tabel 2. Data Material Al-6063
potongan sebagai berikut: Si (%) 0.588
Fe (%) 0.3127
Cu (%) 0,1620
Mn (%) 0.0289
Mg (%) 0.747
Cr (%) 0.0765
Zn (%) 0.0396
Ni (%) 0.0055
Pb (%) 0.0031
Al (%) 61
2
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.2 Tahun 2018: 119- ISSN 0216-
150 – 4500 rpm dan feed motor 1.2 Kw. Tabel 5. Kondisi Pemotongan
Percobaan Permesinan milling dilakukan di
Bengkel CNC Departemen Mesin dan CNC
PPPPTK – VEDC Malang serta uji kekasaran di
Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Mesin
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dengan
alat Surface Roughness Tester SJ 301.
3
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.2 Tahun 2018: 119- ISSN 0216-
a
fz mm/gigi v (m/min)
(mm)
Pengasaran
milling 0.75 0.2 25
Penghalusan
N5 =0.25 N5 =0.007
25
N6 =0.5 N6 =0.004
drilling 2.5 0.06 17.97
pengecoran dan pemotongan saluran
penuangan [11-13]:
Berikut mesin CNC Milling Machine
EMCOVMC200 yang digunakan dan
pemasangan benda kerja:
4
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.2 Tahun 2018: 119- ISSN 0216-
kecepatan potong baik pada proses penghasil geram [14]. Gerak makan
pengasaran maupun penghalusan dipilih berdasarkan bahan dan pahat
mengacu pada karakteristik yang digunakan. Sedangkan pemilihan
pemotongan pada pahat yang dipakai. nilai kecepatan potong baik pada
proses pengasaran maupun
Proses penghalusan penghalusan mengacu pada
Kondisi pemotongan untuk proses karakteristik pemotongan pada pahat
penghalusan, gerak makan yang dipakai [15].
disesuaikan dengan nilai kekasaran Proses penghalusan
permukaan yang ingin didapatkan Kondisi pemotongan untuk proses
Sedangkan kedalaman potong penghalusan, gerak makan
direncanakan sedemikian dengan disesuaikan dengan nilai kekasaran
penurunan interval sebesar 0.25 mm permukaan yang ingin didapatkan
dari nilai kedalaman potong Sedangkan kedalaman potong
maksimum. direncanakan sedemikian dengan
penurunan interval sebesar 0.25 mm
dari nilai kedalaman potong
maksimum.
Pahat
Benda kerja
6
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.2 Tahun 2018: 109- ISSN 0216-
7
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.2 Tahun 2018: 109- ISSN 0216-
Finishing Ø35 mm
14 dengan panjang 34.5 35 0.02 25 HSS
28mm
Finishing
kemiringan 30o
15 25 - 0.05 - 25 HSS
dengan panjang
2.64 mm
Finishing
kemiringan 30o
16 25 - 0.02 - 25 HSS
dengan panjang
2.64 mm
Finishing Ø26mm
17 dengan panjang 25 26 0.5 - 25 HSS
20mm
Finishing Ø26mm
18 dengan panjang 25 26 0.02 - 25 HSS
20mm
Buat fillet r = 1 mm
19 pada lingkaran luar - - 0.5 - 25 HSS
Ø125mm
Lepas benda kerja dan atur ulang posisi pada cekam
Buat lubang
Ø31.80mm dengan
20 panjang 25 31.50 0.5 - 25 T225
pemotongan 18.98
mm
finishing Ø31.80mm
dengan panjang 31.50 31.80 0.02 - 25 HSS
21
pemotongan 19mm
Lepas benda kerja kemudian pasang dan atur pada alat drilling konvensional
Buat lubang Ø3mm
pada sisi luar
Drill
22 lingkaran - 3 3 - 25
Ø3mm
Ø63.45mm dengan
kedalaman 23.5mm
Buat ulir M6.3
Ulir
23 dengan kedalaman 5 6.3 12 - 25
Ø6.3mm
12 mm
Lepas benda kerja dan ukur geometri berserta kualitas permukaan
8
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.2 Tahun 2018: 109- ISSN 0216-
Karena sistem yang berada pada level [3] Boothroyd, G. (1988). Fundamentals of
sedang (L/D 4 ≥ x ≤10) dengan rasio Metal Machining and Machine Tools.
panjang terhadap diameter (L/D) untuk London: CRC Press.
pahat utama yang digunakan ( Ø10 mm [4] Sujianto. (1998). Perencanaan Proses
dan Ø16 mm) sebesar 7.5 dan 4. 6875. Permesinan Gear Blank forging Dies
Sehingga adanya lenturan atau defleksi dengan Menggunakan CNC Turning.
pada pahat atau benda kerja relatif lebih Malang: Jurusan Teknik Mesin FT-UB.
kecil [5] Sriyanto, J. (2012). Analisis Pengaruh
Pertumbuhan BUE (built up edge) yang Cairan Pendingin Semisintetik dan Soluble
lambat karena dalam proses Permesinan Oil terhadap Keausan Pahat High Speed
menggunakan cairan pendingin. Steel (HSS) pada Proses End Milling, Hal.
9-14.
KESIMPULAN [6] Zulhendri, G. k. ( Juni 2007). Pengaruh
1. Tahapan proses pemesinan untuk Tipe Pahat dan Arah Pemakanan
komponen bracket adalah melalui Permukaaan Berkontur pada Pemesinnan
pengecoran benda kerja terlebih dahulu, Milling Awal dan Akhir terhadap Kekasaran
kemudian dilakukan penggerindaan Permukaan, Vol. 4 No.1 Hal. 16-18.
sehingga dimensi mendekati dimensi [7] Rochim, T. (2001). Spesifikasi, Metrologi,
sesuai desain. Selanjutnya proses dan Kontrol Kualitas Geometrik. Bandung:
penghalusan sisi terluar lingkaran d = 125 Institut Teknologi Bandung.
mm, setelah itu pengasaran dan
penghalusan permukaan sehingga [8] Hricova, J. (2014). Design of End Mill
membentuk profil sesuai gambar. Geometry for Aluminium Alloy Machining,
Dilanjutkan dengan membuat lubang di XIX, 2014 (2) 97-105.
tengah dengan diameter akhir 25 mm [9] Thomas E. French, C. J. (1993).
sepanjang 53 mm. Setelah selesai benda Engineering Drawing and Graphic
kerja dibalik, pengerjaan penghalusan sisi Technology: International Editions. New
terluar lingkaran d = 63.45 mm sesuai York: McGraw-Hill.
gambar, dilanjutkan membentuk lingkaran [10] Munadi, S. (1980). Dasar-dasar Metrologi
dengan diameter yang lebih kecil serta Industri. Jakarta: Proyek Pengembangan
membuat fillet di sisi terluarnya. Dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja
mesin bubut, dilakukan pelebaran lubang Kependidikan.
di tengah sesuai dengan ukuran dan [11] G. Takeshi Sato, N. H. (2003).
membuat fillet pada sisi lingkaran d = 125 Menggambar Mesin menurut Standar ISO.
mm dan terakhir melubangi sisi lingkaran d Jakarta: Pradnya Paramita.
= 63.45 mm. [12] Surdia, T. K. (1984). Teknik Pengecoran
2. Kekasaran permukaan aktual yang Logam. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
diperoleh setelah proses pengukuran [13] Modul dan Laporan Praktikum Pengecoran
adalah untuk tingkat kekasaran N5, Raaktual Logam. (2016). Laboratorium Pengecoran
= 0.410 μm; N6 Raaktual = 0.832 μm dan Logam Teknik Mesin FT-UB.
0.625 μm. [14] A.Schey, J. (1996). Proses Manufaktur:
3. Total waktu Permesinan untuk satu Introduction to Manufacturing Processes.
komponen bracket adalah 1 jam 57 menit New York: Andi Publishing.
25 detik. [15] Groover, M. P. (2013). Fundamentals of
Modern Manufacturing: Material,
DAFTAR PUSTAKA Processes, and Systems (Fifth Edition).
[1] Kalpakjian S., S. S. (2010). Manufacturing United States of America: John Wiley &
Procesess for Engineerings Materials: 6th Sons, Inc.
ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall,
Upper Saddle River.
[2] Rochim, T. (1993). Teori dan Teknologi
Proses Permesinan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
9
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.2 Tahun 2018: 109- ISSN 0216-
10