You are on page 1of 26

STRUKRUR DAN ORGANISASI TUBUH TUMBUHAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : DINI MAWADDAH BUGIS


PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
SEMESTER : I (SATU)
MATA KULIAH : BIOLOGI UMUM

DOSEN PENGAMPU :
NATALIA KRISTIANI LASE, M.Pd.

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan kepada saya untuk dapat mengerjakan tugas mata kuliah Biologi
yang berjudul STRUKTUR DAN ORGANISASI TUBUH TUMBUHAN.

Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa saja struktur dan organisasi dari tumbuhan
tersebut. Makalah ini berisikan tentang informasi struktur tumbuhan yang terdiri akar, batang,
daun, dan bunga. Makalah ini akan membahas satu per satu bagian dari tumbuhan tersebut

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan ada kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
makalah ini

Akhir kata saya, sampaikan terima kasih semoga apa yang diharapkan penulis dapat
dicapai dengan sempurna.

Gunungsitoli, 03 Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB II : ISI

2.1 STRUKTUR JARINGAN PADA TUMBUHAN

A. JARINGAN MERISTEM

B. JARINGAN DEWASA

2.2 ORGAN PADA TUMBUHAN

2.3 TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

2.4 TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada awalnya perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan
tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya,pembelahan sel menjadi terbatas
hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan
selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan
sel dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang,
tetapi pembelahannya sangat terbatas.
Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan emngalami spesialisasi
membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi menpunyai kemampuan membelah diri.
Jaringan inilah yang disebut jaringan dewasa.
Struktur utama tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berbji) terdiri atas akar, batang
dan daun, disamping struktur tersebut tumbuhan ada juga yang dilengkapi dengan bunga dan
buah, sedangkan tumbuhan tingkat rendah (tumbuhan tak berbiji) umumnya tidak memiliki
struktur seperti akar,batang, dan daun.
Seperti halnya tubuh hewan, tubuh tumbuhan pun tersiri atas sel yang tersusun secara
teratur membentuk suatu jaringan. Sel-sel yang membentuk suatu jaringan tersebut berasal
dari hasil pembelahan sel zigot, yaitu sel hasil peleburan antar sel kelamin jantan dengan sel
kelamin betina. Dari sel zigoot itulah kemudia berkembang melalui proses pembelahan sel
menjadi berbagai macam sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda. Proses
pertumbuhan dan terbentukya kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang
berbeda itu disebut dengan peristiwa Deferensiasi.
Dari peristiwa deferensiasi akan terbentuk berbagai macam jaringan, selanjutnya dari
berbagai macam jaringan akan membentuk organ tumbuhan seperti akar, batang dan daun.
Karena organ-organ tubuh tumbuhan mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda maka stuktur
dan organ pun berbeda.
Unutk memudahkan memahami struktur dan organ tubuh tumbuhan maka lebih
dahulu dibahas sedikit tentang berbagai macam jaringan yang menyusun organ-organ tubuh
tumbuhan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaiman pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ?


2. Apa saja jaringan-jaringan pada tumbuhan tersebut ?
3. Apakah yang dimaksud tumbuhan tingkat rendah ?
4. Apakah yang dimaksud tumbuhan tingkat tinggi ?

1.3 TUJUAN
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang struktur dan organ pada tumbuhan
agar pembaca dapat mengerti tentang analogi dn morfologi pada tumbuhan tersebut.
BAB II
ISI

2.1 STRUKTUR JARINGAN PADA TUMBUHAN

Apakah jaringan itu ? Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi,
dan sifat-sifat yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang
jelas di seluruh bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang berfungsi dalam
pengangkutan air dan makanan akan membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan.
Jaringan-jaringan tersebut akan menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ batang
maupun daun.

A. JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu mengalami
pembelahan diri secara terus menerus.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhann, meristem dibedakan menjadi tiga,
yaitu:

a. Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
b. Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada
pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-rumputan.
c. Meristem llateral,, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya.
Contohnya adalah cambium dan cambium gabus (felogen)

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (contoh:


meristem apikal). Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar
bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
b. Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah
mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kegiatan jaringan
meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi
besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam
akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih
aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang
lebih tipis dibandingkan kayu.
B. JARINGAN DEWASA
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat
jaringan dewasa antara lain:
a. Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri,
b. Mempunyai ukuran sel yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem,
c. Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang
menempel pada dinding sel,
d. Kadang-kadang selnya telah mati,
e. Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,
f. Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung
(epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan pengangkut
(vaskuler), dan jaringan sekretoris.

B.1. Jaringan pelindung (epidermis)

Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ tumbuhan,
seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis
adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. bentuk, ukuran, dan
susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri
khas sel epidermis adalah sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa
ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di
bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal
dan mengandung lignin.
Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus, dinding luar sel epidermis biasanya
mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap di antara selulosa penyusun dinding
sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di
permukaan luar kutikula kadangkala kita temukan lapisan lilin yang kedap air untuk
mengurangi penguapan air.
Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate epidermis,
misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus.

1) Stoma

Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ
tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi
oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya, dan disebut
sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup yang mengatur lebar stomata. Letak stomata kebanyakan berada di permukaan
bawah daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaraan gas.

2) Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Ada
juga trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah sebagai
berikut:
a) Mengurangi penguapan
b) Meneruskan rangsang
c) Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
d) Membantu penyebaran biji
e) Membantu penyerbukan bunga
f) Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.

3) Sel kipas
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku atau family Gramineae
atau Cyperaceae. Sel kipas tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang
lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi
penguapan dengan menggulung daun.
B.2 Jaringan Parenkim
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-
beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun
telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya
memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar,
mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan
lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa
sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk
kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang
lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi
sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki
banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan
fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel
yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk
dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada
sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal
(amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun
jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi
berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan
dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang
berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai
tempat berlangsungnya proses fotosintesis.
2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar,
umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan
yang berupa gula, tepung, lemak atau protein.
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi
masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.

4) Parenkim Udara
Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air,
misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok
3 Jaringan Penyokong (Penguat)
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan
bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan
sklerenkim.
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan
dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak
dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun,
bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang
menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari
kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut
dengan ujung tumpul.

Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan
dinding sel pada bagian sudut sel;
2. kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya
membujur;
3. kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian
dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim

Sklerenkim merupakan jaringan


penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan
menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan
serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel
– selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel -
sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan
yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk
pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan
pengangkut.
B.3 Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang
membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan
mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

1) Xilem

Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang
berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air
dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong.
Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan
dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang
membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem.
Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak
mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah
pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa
plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.

Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor
air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid
berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun
sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung)
membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa
cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel
yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang.
Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa
sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil
fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Tipe-tipe berkas pengankut
Berdasarkan posisi xylem dan floem dibedakan atas :
a) Tipe kolateral

 Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium


 Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium

b) Tipe konsentris

 Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
 Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem

c) Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran
B.4 Jaringan sekretori
Disebut juga kelenjar internal karena senywa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh.
Penyusun jaringan sekretori adalah :
a) Sel kelenjar, sel minyak dalam endosperma biji jarak
b) Saluran kelenjar, saluran kelenjar pada daun jeruk, senyawa yang dihasilkan ditimbun
dalam ruangan penyimpan, misalnya minyak atsiri, lender, dan damar
c) Saluran getah, sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu system jaringan yang
menembus jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel tersebut berisi getah.
2.2 ORGAN PADA TUMBUHAN

Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan


tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai
alat hara (organa nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara
meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari
yang terdapat pada bunga
1. Akar

Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat
pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian
pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal
terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar primer
terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang
dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun
dan batang.
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar
tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil
berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling
ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari
ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem
apikal dan turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan
menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai
sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar
(termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan
zona pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan
menyempurnakan diferensiasinya.
Struktur Akar
Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan
jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele
(silinder pusat).
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun
rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu
akar. Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air.
Epidermis akar biasanya satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk
tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar.
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan sedikit
jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau
beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang
dinding selnya mengandung suberin dan lignin.
Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder
dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini
disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin
dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari
korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel
yang tersusun atas sel-sel parenkim berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik,
sehingga sering disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal
terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan
dalam proses penebalan akar. Sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan
floem. Xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun
seperti bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya
berselang-seling.
2. Batang

Pada tumbuhan dikotil, berkas


pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran
dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian
dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan
pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke
arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,
b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung
kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium
yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan
endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet
sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan
pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak
berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.

3. Daun
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu,
struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan.
Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan
sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk
ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk
pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan
(licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi
(penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang
daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai
dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan
jaringan pengangkut.

Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai
adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah
banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak
mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel
– sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan
jalan keluarnya uap air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim
yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan
tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel
yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai
tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun
atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut
pada daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.
4. Bunga

Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok
dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang
bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat
perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai
bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga
merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap
bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk
bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun.
Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota
bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak
bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang
lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga,
benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari
(gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik
yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari.
Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium
pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).
2.3 TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

1. PENGERTIAN TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

Tumbuhan tingkat rendah yaitu salah sattu jenis tumbuhan yang tidak pernah
menghasilkan bunga.
Tumbuhan tingkat rendah tidak mempunyai jaringan pembuluh, sehingga materi
disalurkan dengan cara difusi antarsel. Contohnya bryophyta (lumut).
Tumbuhan tingkat rendah tidak mempunyai jaringan pembuluh (tidak memiliki
jaringan pengangkut, dan memiliki daun, batang, dan akar sejati), sehingga materi disalurkan
dengan cara difusi antarsel. Contohnya bryophyta (lumut), Chara sp. (termasuk jenis Alga
hijau pada kingdom protista mirip tumbuhan), pada kingdom fungi/jamur seperti mucor sp
(jamur roti), dan rhizopus sp (jamur roti).
Tumbuhan tingkat rendah (Criptogamae) juga disebut golongan tumbuhan yang
mempunyai alat kelamin tersembunyi
Organ-organ tubuh masih belum sempurna (thalus), meskipun ada yang sudah dapat
dibedakan akar, batang dan daun (golongan paku-pakuan). Daunnya mengandung spora
untuk alat kembang biaknya. Karena tidak berbunga, kelompok cryprogamae diartikan :
kelompok tumbuhan yang tidak menghasilkan bunga dan biji atau sering pula diartikan
sebagai golongan tumbuhan penghasil spora.

a) Ciri-ciri cryptogamae
1. Berthallus sehingga disebut Tumbuhan THALLOPYHTA
2. Organ masih sangat sederhana
3. Belum mempunyai jaringan pengangkutan
4. Ex : Brypohyta dan Algae
5. Tidak pernah menghasilkan bunga atau disebut juga Flowerless Plants
b) Tumbuhan tingkat rendah terdiri atas beberapa yaitu :
1. Algae (ganggang)
 Organ tubuh algae berupa thallus berklorofil
 Struktur thallus uniseluler (biasanya berukuran beberapa mikron) dan multiseluler
(ada yang berukuran sampe beberapa meter
2. Fungi (jamur,cendawan)
 Cara hidup fungi ada yang heterotrof ada juga yang simbiosis
 Dinding sel terbuat dari khitin dan selulosa
3. Lichenes (lumut kerak)
 Struktur organ berupa thallus yang merupakan simbiosis antara algae dan fungi
 Struktur thallusnya multiselluler (terdiri dari banyak sel)
4. Bryophyta (lumut)
 Organ tubuh berupa thallus yang terdiri dari rhizoid, setipe, phylloid
 Belum mempunyai berkas pembuluh
5. Pteridophyta (paku)
 Organ tubuh sudah berupa cormus karena termasuk dalam chormophyta, cormus
terdiri dari akar batang dan daun
 Sudah mempunyai berkas pembuluh, karena termasuk kedalam tracheophyta

2. STRUKTUR TUMBUHAN TINGKAT RENDAH


Dilihat dari segi bentuk dan susunan tubuhnya dapat ditemukan hal-hal sebagai
berikut :
 Tingkat protoplasma.
Tubuh sebagai talus, terdiri dari satu sel yang belum terdiferensiasi. Misalnya
tumbuhan belah (schizopyta). Contoh : sebagian schizomycetes (jamur belah) dan bakteri.
 Tingkat seluler.
Tubuh berupa tallus, ada yang masih uniselular, kebanyakan multiseluler, dari luar
telah memperlihatkan diferensiasi sehungga bentuk dan susunannya mirip kormus
tumbuhan tinggi. Misalnya tumbuhan yallus (Tallophyta). Contoh : Lessonia, dan
Macrocystis.
 Tingkat jaringan.
Tubuhnya berbentuk talus, tetapi sebagian telat memperlihatkan adanya sumbu yang
merupakan seperti batang beserta bagian-bagian yang menyerupai daun. Akar
sesungguhnya belum ada, yang ada hanya rizoid-rizoid.. sudah mempunyai alat kelamin
jantan (antheredium) dan alat kelamin betina (archegonium). Misalnya tumbuhan lumut
(Bryophyta). Contoh : Marchantia sp dan Anthoceros sp.
 Tingkat organ.
Tubuh telah berupa kormus dengan akar, batang dan daun-daun yang jelas. Bunga
belum ada, tetapi mempunyai kumpulan sporofil pada ujung-ujung batang dan cabang.
Misalnya tumbuhan paku-pakuan (pteridophyta). Contoh : Asplenium sp dan Adiantum
sp.
Tumbuhan rendah dalam bahasannya sangat spesifik dan objektif terhadap
tumbuhan rendah yaitu :
 Devisi Thallophyta.
 Devisi Bryophyta.
 Devisi Pterydophyta.
1. Divisi Thallophyta
Divisi ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang memiliki ciri utama tubuh berbentuk
talus. Yang disebut talus adalah tubuh tumbuhan yang tidak dapat dibedakan. 3 bagian
utamanya adalah akar, batang, daun. Perkembang biakan terjadi secara vegetatif dan
generatif.
Berdasarkan ciri utamanya yang menyangkut car hidupnya dibedakan dalam 3 anak
divisi, yaitu :
 Algae (tumbuhan ganggang).
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan talus yang hidup diair. Tumbuhan ini bersel
tunggal, jumlah flagel pada alga berjumlah satu atau lebih.
Ganggang berfungsi sebagai sumber daya nabati berbagai kebutuhan hidup manusia,
sebagai contoh ganggang hijau sebagai sayur mayur, ganggang merah untuk
pembuatan agar-agar, ganggang pirang menghasilkan obat-obatan.
Anak divisi kelas ganggang dapat dibedakan dalam 7 kelas :
 Kelas Hagelata.
 Kelas Diaromeae (ganggang kersik).
 Kelas Chlorophyceae (ganggang hijau).
 Kelas Conjubatae (ganggang gandar).
 Kelas Charophyceae (ganggang karang).
 Kelas Phacophyceae (ganggang pirang).
 Kelas Rhodophyceae (ganggang merah).

 Anak divisi fungi(cendawan/jamur).


Cendawan tidak memiliki kromatofora, oleh sebab itu umumnya tidak
berwarna.`Bagian-bagian tubuh yang vegetatif terdiri benang-benang halus yang
dinamakan hifa, yang seluruhnya merupakan misellium. Jamur berkembangbiak
dengan spora, jamur dibedakan kedalam dua kelas, yaitu :
 Kelas Myxomycetes (jamur lendir)
Kelas ini meliputi organisme yang tidak mengandung klorofil.
 B. Kelas Phymcomycetes
Phycomycetes sering hidup diair sebagai parasit/sporofit pada hewan atau tumbuhan,
ada pula yang hidup didarat.
Phycomycetes dibagi dalam 6 bangsa, yaitu :
 Bangsa Mixochytridiales.
 Bangsa Chytridiales.
 Bangsa Blastocdiales.
 Bangsa Monoblepharidales.
 Bangsa Oomycetes.
 Bangsa Zygomycetes.

 Anak divisi Lichenes(lumut kerak).


Organisme ini sebenarnya kumpulan antara fungi dan algae, tetapi secara morfologi
dan fisiologi merupakan satu kesatuan.
Lichenes hidup sebagai epifit dipohon. Lichenes bersifat endilitik karena tumbuhan
ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukkan tanah.
Lichenes dibedakan dalam 2 kelas, yaitu :
 Ascollichenes.
 Basidiolichenes.
2.Divisi Bryophyta
Tingkat perkembangannya lebih tinggi dari Thallophyta umumnya karena
menpunyai sel-sel dengan plastida yangmengandung klorofil A dan B. Difinisi ini
banyak hidup didarat, selnya mempunyai dinding yang terdiri atas selulosa. Alamat
kelaminnya berupa anteridium dan arkeogonium.
Tumbuhan lumut (Bryophyta) dibedakan kedalam 2 kelas, yaitu :
 Hepaticae (lumut hati).
Habitat ditempat yang basah, oleh karena itu tubuhnya mempunyai struktur yang
higromorf. Ada pula habitatnya terdapat pada tempat-tempat yang kering. Contohnya :
pada kulit pohon, dan batu cadas. Sehingga, tubuh mempunyai struktur yang xeremorf.
Lumut hati yang tidak mempunyai klorofil yaitu yang tergolong dalam marga
Crypthallus dan hidup sebgai saprofit.
Lumut hati dibedakan dalam 3 bangsa :
 Anthrocerotales
 Marchantiales
 jungermaniales

 Musci (lumut daun).


Habitatnya diatas tanah-tanah yang gundul yang periodik mengalam masa-masa
kekeringan.
Musci dibedakan dalam 3 bangsa
 Bangsa Andrenales
Bangsa ini hanya memuat satusuku yaitu suku Andreaceae dengan satu marga
Andreae.
 B. Bangsa Spagnales
Ini hanya terdpat satu suku sphagnaceae dan marga sphagnum. Habitatnya ditempat
yang berawa-rawa. Contoh : lumut gambut (spahgnum, fimbriatum, sphagnum
squarrosum).
 C. Bangsa Brayles
Menurut cara pertumbuhannya Bryales dibedakan dalam 2 golongan, yaitu :
 Yang tumbuh Ortotrop.
 Yang tumbuh Plagiotrop.

3.Divisi Pteridophyta
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang marganya telah jelas mempunyai
cormus.
Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Dalam toksonomi
pteridophyta termasuk juga yang telah punah dibedakan dalam beberapa kelas :
1. Kelas Psilophytinae (paku purba) dibagi dalam :
 Bangsa Psilotales (paku telanjang).
 Bangsa Psilotales.
2. Kelas Lycopodinae (paku kawat) dibagi dalam :
 Bangsa Lycopodinales.
 Bangsa Selaginellales.
 Bangsa Isoetales.
3. Kelas Equisetinae (paku ekor kuda) dibagi dalam :
 Bangsa Equisetales.
 Bangsa Sphenophyllales.
 Bangsa Filicinae.
Meliputi beraneka ragam tumbuhan yang menurut bahasa sehari-sehari dikenal
sebagai tumbuhan paku atau pakis yang sebenarnya.
Habitatnya tumbuh ditempat yang teduh dan lembab. Ditinjau dari lingkungan
hidupnya marga kelas ini dapat dibedakan dalam 3 golongan yaitu : paku tanah, paku air,
dan paku epifit.
Paku kelas ini yang biasanya dijadikan hiasan yaitu :
 Ekor merak (Adiantum farleyense).
 Suplir (Adiantum cuneatum).
Fililicinae yang sekarang masih hidup dibedakan dalam 3 kelas :
 Eusporangiatae.
 Leptosporangiatae.
 Hydropterides.

2.4 TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

1. PENGERTIAN TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

Tumbuhan tingkat tinggi merupakan tumbuhan biji. Tumbuhan tingkat itnggi


dikatakatakan tumbuhan biji sebab jenis tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan yang
mempunyai akr, batang dan daun sejati.
Tumbuhan biji juga sering dikenal dengan tumbuhan berbunga. Bunga yang
terdapat pada tumbuhan sering disebut juga alat reproduksi atau alat perkawinan bagi
tumbuhan.
Tumbuhan berbiji terbagi menjadi atas dua golongan, yaitu tumbuhan yang berbiji
terbuka atau yang disebut gymnospermae dan tumbuhan biji tertutup atau sering disebut
dengan angiospemae.
Tumbuhan tingkat tinggi telah mempunyai jaringan pembuluh (memiliki jaringan
pengangkut, dan memiliki daun, batang, dan akar sejati) Contohnya pteridophyta (paku) dan
spermatophyta (tumb. bunga), tumbuhan paku berpembuluh misalnya, paku ekor kuda
(Sphenophyta), pakis haji (Cycas rumphii), dan Adiantum sp. (suplir). Selain itu ada pula
contoh tumbuhan tingkat tinggi lainnya yaitu Piper betle (Sirih) Piper nigrum (Lada),
Ipomoea aquatica (kangkung air), Ipomoea batatas (Ubi jalar), dan Ipomoea reptansi
(kangkung darat), Buah naga (Hylocereus undatus) masuk dalam family Cactaceae, Kemiri
(Aleurites moluccana) termasuk kedalam famili Euphorbiaceae (getah-getahan), Caesalpinia
pulsherrima (kembang merak), Zea mays (jagung), Mangifera indica (mangga), Moringa
oleifera (kelor), Hibiscus rosa sinensis (kembang sepatu).
Contoh dari tumbuhan tingkat tinggi ini juga adalah tumbuhan paku dan juga tumbuhan
bunga-bungaan.
1. Tumbuhan Paku
Berdasarkan penggolongannya, tumbuhan paku memiliki pembuluh.
Ciri-ciri tumbuhan paku :
 Memiliki akar serabut, batang, dan daun sejati
 Tumbuhan paku tidak memiliki bunga, daun mudanya selalu emnggulung.
 Daunnya mejemuk, dan memiliki sorus di bawahh bagian daun yang sudah
dewasa.
Pergiliran keturunan atau metagenesis tumbuhan paku adalah sebagai berikut:
1. Tumbuhan paku ialah generasi sporofit yang menghasilkan spora
2. Generasi gametofitnya disebut protalium, berwujud tumbuhan kecil berupa
lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid
sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun, tumbuh dari spora yang
jatuh di tempat yang lembab.
3. Dari prothallium berkembang anteridium dan arkegonium
4. Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid
berpindah menuju archegonium.
5. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh
menjadi tumbuhan paku baru.

2. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)


Tumbuhan berbiji meliputi tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan berbiji
tertutup (angiospermae).
a. Tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae)
Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka:
 Biji tidak terlindung dalam bakal buah,
 Tidak memiliki bunga sejati,
 Tidak ada mahkota bunga,
 Organ reproduksi terdapat dalam strobilus. Contoh : melinjo, pakis haji, pinus,
dan damar.
b. Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae)
Tumbuhan biji terbuka dibedakan menjadi tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan
berkeping dua (dikotil).
Ciri-cirinya biji terlindungi oleh daun buah atau daging buah, memiliki bunga sejati,
dan umumnya berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.
 Monokotil

Ciri-cirinya yaitu:
 mempunyai biji berkeping satu/ 1 daun lembaga,
 berakar serabut,
 ukuran batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya,
 umumnya tidak bercabang,
 tulang daun sejajar atau melengkung,
 biasanya berpelepah,
 akar dan batang tidak berkambium,
 bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya,
 dan berkas pengangkut tersebar. Contohnya: Oryza sativa (padi), Zea mays
(jagung), dan lain-lain.
 Dikotil

Ciri-cirinya yaitu:
 berkeping biji dua,
 berakar tunggang,
 batang berkambium sehingga membesar dan bercabang,
 tulang daunnya menyirip/menjari,
 bunga (mahkota dan kelopak) kelipatan 2, 4, atau 5,
 serta tipe berkas pengangkut melingkar teratur dengan tipe kolateral terbuka
(xilem dan floem dipisahkan kambium). Contoh: mangga, jambu, rambutan,
dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN
Struktur utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga.
Yang mana organ-organ tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu
mengalami pembelahan sel membentuk jaringan lain pada tubuh tumbuhan.
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak mengalami pembelahan sel,
dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan.
Jaringan dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu jaringan pelindung (epidermis),
jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut
(vaskuler).
Perbedaan dari Tumbuhan tingkat tinggi telah mempunyai jaringan
pembuluh. Contohnya pteridophyta (paku) dan spermatophyta (tumb. bunga).
Tumbuhan tingkat rendah tidak mempunyai jaringan pembuluh, sehingga materi
disalurkan dengan cara difusi antarsel. Contohnya bryophyta (lumut).
Tumbuhan tingkat tinggi telah mempunyai jaringan pembuluh (memiliki
jaringan pengangkut, dan memiliki daun, batang, dan akar sejati) Contohnya pteridophyta
(paku) dan spermatophyta (tumb. bunga), tumbuhan paku berpembuluh misalnya, paku
ekor kuda (Sphenophyta), pakis haji (Cycas rumphii), dan Adiantum sp. (suplir). Selain itu
ada pula contoh tumbuhan tingkat tinggi lainnya yaitu Piper betle (Sirih) Piper nigrum
(Lada), Ipomoea aquatica (kangkung air), Ipomoea batatas (Ubi jalar), dan Ipomoea
reptansi (kangkung darat), Buah naga (Hylocereus undatus) masuk dalam family
Cactaceae, Kemiri (Aleurites moluccana) termasuk kedalam famili Euphorbiaceae (getah-
getahan), Caesalpinia pulsherrima (kembang merak), Zea mays (jagung), Mangifera indica
(mangga), Moringa oleifera (kelor), Hibiscus rosa sinensis (kembang sepatu).
Tumbuhan tingkat rendah tidak mempunyai jaringan pembuluh (tidak memiliki jaringan
pengangkut, dan memiliki daun, batang, dan akar sejati), sehingga materi disalurkan
dengan cara difusi antarsel. Contohnya bryophyta (lumut), Chara sp. (termasuk jenis Alga
hijau pada kingdom protista mirip tumbuhan), pada kingdom fungi/jamur seperti mucor sp
(jamur roti), dan rhizopus sp (jamur roti).

 SARAN
Saya menyadari bahwa materi yang saya susun dalam makalah ini jelas masih
banyak kelemahan dan kekurangan. Bagi para pembaca dapat memperoleh informasi
lainnya dari berbagai sumber seperti, buku referensi dan lewat internet.
Semoga dalam memahami makalah ini sedikit memberi harapan untuk kita baik
dalam segi proses belajar maupun dalam segi proses mengajar.
Akhir kata, saya penyusun makalah mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

 Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj.
Dari: Biology. 5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga.
 Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.
 Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi. Jakarta: Erlangga
 Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Jilid 3 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like