Professional Documents
Culture Documents
Febrianti Ummu Sholihah - BAB II
Febrianti Ummu Sholihah - BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Divisio : Magnoliphita
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Familia : Apiaceae
Genus : Centella
(Gambar 2.1) dengan akar rimpang pendek dan akar merayap yang panjang;
panjang 0,1-0,8 m. Daun dalam jumlah 2-10 dalam roset, bentuk ginjal, dengan
pangkal yang melekuk kedalam lebar, beringgit, bergigi, 1-7 kali 1,5-9 cm;
panjang tangkai daun 1-50 cm, pada pangkal berbentuk pelepah. Payung berdiri
sendiri atau berkelopak 2-3. Anak tangkai bunga sangat pendek, sisi lebar dari
5
Pengaruh Ekstrak Pegagan..., Febrianti Ummu Sholihah, FKIP UMP, 2016
6
bakal buah saling tertekan. Daun mahkota kemerahan dengan pangkal pucat,
Bunga termasuk majemuk tak terbatas dengan bagian bunga yang tidak
lengkap karena termasuk bunga bongkol yang tidak memiliki kaliks, dengan
corola, stamen dan stylus yang tidak terbatas, warna bunga hijau. Bunga pegagan
berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung,
tunggal atau 3-5 bunga bersama-sama keluar dari ketiak daun, dan tangkai bunga
sekitar 5-50 mm. Buah merupakan buah majemuk dengan jumlah tidak terbatas
dan termasuk dalam tipe buah sejati majemuk kering. Jumlah biji tidak terbatas
dengan warna buah coklat tua. Tanaman ini berbuah tidak mengenal musim. Buah
lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk 2 berwarna kuning
(Tjitrosoepomo, 2000).
Akar termasuk jenis akar serabut dengan warna putih kekuningan. Akar ini
muncul pada setiap buku-buku batang yang menjalar di tanah, sehingga tidak
dapat di tentukan akar pokoknya. Tanaman ini berproduksi dengan cara generatif
(Tjitrosoepomo, 2000).
tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon lunak dan beruas yang merayap
dengan panjang 10-80 cm. Pada tiap ruas/bonggol akan tumbuh akar berwarna
putih dan daun dengan tangkai daun panjang, banyak bercabang yang membentuk
tanaman baru. Dengan berkembang biak secara vegetatif alami seperti itu, ia cepat
beranak-pinak. Jika keadaan tanahnya bagus, tiap ruas yang menyentuh tanah
sepanjang tahun. Tanaman ini mudah sekali ditemukan karena dapat tumbuh di
dataran rendah sampai daerah dengan ketinggian 2.500 m dpl. Pegagan termasuk
tanaman liar yang banyak tumbuh merayap menutupi tanah di tepi jalan, padang
atau agak basah dan cukup sinar matahari atau agak terlindung seperti di
(Lasmadiwati, 2003).
dan metabolit sekunder. Metabolit primer adalah senyawa yang diperlukan bagi
serangga, bakteri, jamur dan jenis patogen lainnya, karena mengandung zat
Metabolit sekunder dikelompokan menjadi tiga yaitu terpen, fenolat dan senyawa
fenolat antara lain selulosa, lignin, flavonoid, dan tanin. Flavonoid mempunyai
cincin aromatik, salah satu kelas dari flavonoid adalah isoflavonoid yang berperan
yang mengandung nitrogen antara lain alkoloid. Meskipun alkoloid tidak bersifat
sebagai antimikroba, tetapi bersifat racun bagi makhluk hidup jika digunakan
dan mendenaturasi protein serta mencegah pencernaan oleh bakteri (Sallisbury &
Ross, 1995). Beberapa fungsi dari tanin yaitu sebagai pertahanan bagi tumbuhan
busa jika tidak dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering
menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer
saponin sangat beracun bagi ikan, dan tumbuhan yang mengandung saponin telah
Salmonella typhi pada konsentrasi 6%, 7% dan 8% (Sulistyowati & Anik, 2008).
hasil penelitian (Sumantri dkk, 2011) fraksi ekstrak etanol pegagan mempunyai
g/disk.
Philum : Protophyta
Classis : Schizomycetes
Ordo : Pseudanonadeles
Familia : Vibrionaceae
Genus : Aeromonas
fakultatif aerob (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen) dan dapat bergerak aktif
karena mempunyai satu flagel disalah satu kutub. Bakteri A. hydrophila tidak
badan, kontak dengan peralatan yang telah tercemar atau karena pemindahan ikan
yang telah terserang A. hydrophila dari satu tempat ke tempat yang lain. Ikan yang
tubuh berubah agak gelap, kulitnya menjadi kasat dan terjadi pendarahan yang
bagian dalam seperti hati, ginjal maupun limpa, sering pula terlihat perutnya agak
putihan, mata rusak dan agak menonjol (Afriyanto & Liviawaty, 1994). Menurut
Prihartono (2004), ikan gurami yang terserang penyakit MAS menunjukkan gejala
seperti mata ikan rusak dan agak menonjol, warna tubuh ikan menjadi gelap,
dan terjadi bisul-bisul yang akan pecah dan merusak permukaan kulit sampai di
dalam daging.