You are on page 1of 12

Presentasi

Tugas Sejarah
Oleh : Kelompok 3
Anggota Kami

Afitri Cantika Dinda Cahya Fadli All


Fadhillah Wahyu Apriliani Hanif
(6) Ermandanni (16) (19)
(10)
Mari Kita Lanjut
Ke Pembahasan
Simak terus, jangan sampai ngantuk yaa
LATAR BELAKANG
Latar belakang timbulnya pemberontakan APRA adalah mulai
dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda di Republik Indonesia
Serikat (RIS) yang bergabung kembali ke Republik Indonesia
Hal – hal yang melatarbelakangi pemberontakan APRA sebagai berikut :
1) APRIS yang merupakan peleburan TNI dengan bekas pasukan belanda
menyebabkan TNI enggan bekerja sama
2) KNIL menuntut agar bekas – bekas kersatuannya ditetapkan sebagai
alat bagi negara bagian
3) Pertentangan antara golongan umitaris dan federalis
4) Ultimatum APRA tidak dihiraukan oleh pemerintah
Gerombolan APRA dapat menguasai kota Bandung untuk beberapa waktu
lamanya dengan melakukan aksinya yaitu membunuh setiap anggota TNI
yang mereka jumpaian merampas hak milik rakyat. Pemerintah segara
melakukan usaha - usaha penumpasan sebagai berikut.
1) Mengirim kesatuan – kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur
yang saat itu sedang berada di Jakarta.
2) Mengejar,membersihkan,dan menahan tokoh – tokoh yang terlibat.
Setelah westerling mengalami kegagalan , maka ia melanjutkan
petualangannya di jakarta. Ia juga merencanakan menangkap dan
membunuh menteri – menteri RIS, tetapi usahanyamengalami kegagalan.
Petualangan Westerling mendapat dukungan dari Sultan Hamid II. Namun,
Sultan Hamid II daapat ditangkap dan Westerlingmelarikan diri ke luar negeri.
.
Tokoh - Tokoh
Raymond Sultan Anwar Komisaris R.A.A Male
Tjokroamin besar Wiranatakusu
Westerling Hamid II
mah
oto yusuf
Tujuan Pemberontakan
APRA
Penamaan Ratu Adil memang sengaja diberikan
oleh Westerling untuk meraih tujuannya karena
memiliki sebuah makna penting bagi masyarakat
yang saat itu sedang dijajah.
Dampak
Pemberontakan APRA
Akibatnya penyerangan tersebut sebanyak 94 TNI dari Divisi
Siliwangi, termasuk Letnan Kolonel Lembong, tewas. Pemberontakan ini
juga berpengaruh kepada kondisi keuangan negara dan keamanan
rakyat. Walau begitu, dampak positif dari peningkatan dari rasa saling
memiliki, persatuan dan kesatuan dari seluruh masyarakat Indonesia juga
kembali muncul akibat peristiwa tersebut. Dari pihak pasukan Westerling,
terjadi perubahan saat mereka gagal melakukan kudeta yang kedua.
Kegagalan ini menyebabkan adanya demoralisasi anggota milisi
terhadap Westerling. Westerling pun terpaksa melarikan diri ke Belanda
dan APRA resmi tidak lagi beroperasi pada Februari 1950.
Akhir Pemberontakan APRA
Pada Januari 1950, Presiden RIS Sukarno menunjuk Hamid sebagai menteri
negara tanpa portofolio sekaligus koordinator tim perumusan lambang negara.
Menteri tanpa portofolio adalah menteri pemerintahan tanpa tanggung jawab
spesifik atau tidak mengepalai kementerian tertentu.
Dalam sidang kabinet 10 Januari 1950, Hamid membentuk Panitia Lencana
Negara. Kemudian, diadakan sayembara pembuatan lambang negara. Di sisi
lain, Hamid menjalin mufakat dengan Westerling karena ingin mempertahankan
negara federal dan kecewa dengan jabatannya yang hanya sebagai menteri
tanpa portofolio.
kepada Westerling dan Inspektur Polisi Frans Najoan untuk menyerang sidang
Dewan Menteri RIS pada 24 Januari 1950.
Hamid mengakui telah memberi perintah kepada Westerling dan
Inspektur Polisi Frans Najoan untuk menyerang sidang Dewan Menteri
RIS pada 24 Januari 1950.
Dalam penyerbuan itu, Hamid juga memerintahkan agar semua menteri
ditangkap, sedangkan Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX,
Sekretaris Jenderal Ali Budiardjo, dan Kepala Staf Angkatan Perang RIS
(APRIS) Kolonel T.B. Simatupang harus ditembak mati.
Drs. Moh. Hatta turun langsung untuk berunding dengan Komisaris
Tinggi Belanda. Akhirnya, Mayor Jenderal Engels yang merupakan
Komandan Tinggi Belanda di Bandung mendesak Westerling untuk
meninggalkan Kota Bandung. Berkat hal itu, APRA pun berhasil
dilumpuhkan oleh pasukan APRIS.
Kesimpulan
Pemberontakan APRA
Pemberontakan APRA yang terjadi di Bandung
adalah keinginan mempertahankan adanya negara-
negara federal di dalam RIS pimpinan Soekarno.
Pemberontakan APRA bertujuan melakukan kudeta
pada pemerintah Republik Indonesia, merencanakan
pembubaran kabinet, sekaligus membunuh petinggi
pemerintahan Indonesia .
Terima Kasih

You might also like