You are on page 1of 10

Analisis Pemasaran Pisang (Musa paradisiaca, L)

Di Kota Langsa

Rozalina1/Aji Akbar2

1
Dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian
2
Alumni Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian
UNIVERSITAS SAMUDRA

RINGKASAN
Analisis Pemasaran Pisang (Musa paradisiaca, L) Di Kota Langsa. Tujuan Penelitian adalah
untuk mengetahui saluran pemasaran pisang di Kota Langsa, untuk mengetahui share margin
pemasaran pisang pada masing-masing saluran pemasaran di Kota Langsa dan untuk mengetahui
efisiensi pemasaran pisang di Kota Langsa.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey. Lokasi penelitian di Kota
Langsa dengan pertimbangan bahwa di Kota Langsa terdapat pedagang yang melakukan
kegiatan pemasaran pisang. Penentuan desa sampel dilakukan dengan menggunakan metode
Simple Random Sampling, jumlah sampel seluruhnya yaitu sebanyak 12 orang.
Terdapat 3 pola saluran pemasaran pisang di Kota Langsa. Efisiensi secara ekonomis dari sisi
Share margin diketahui bahwa saluran pemasaran yang paling efisien yaitu terdapat pada saluran
pemasaran III.
Sedangkan saluran pemasaran pisang di Kota Langsa dari sisi biaya pemasaran tidak efisien
hal ini karena nilai nilai efisiensi dari ketiga saluran pemasaran < 50%.
Kata kunci: Pemasaran, Pisang, Saluran, Efisiensi

PENDAHULUAN berbagai usaha. Peningkatan produksi pangan


Latar Belakang seperti beras, palawija, dan produksi pangan
Sektor pertanian merupakan sektor yang berasal dari holtikultura adalah
yang strategis dalam pembangunan nasional. ditujukan untuk membantu terjaminnya
Pengembangan pertanian saat ini masih cukup pangan dan memperbaiki taraf hidup
mempunyai peranan dalam pengembangan petani dan keluarganya.
ekonomi, terutama konstribusinya terhadap Pembangunan subsektor pertanian
ketahanan pangan, kesempatan kerja dan tanaman hortikultura merupakan salah satu
lapangan usaha. Peran sektor pertanian bagian yang penting dari pembangunan
dalam memacu perekonomian dapat dilihat pertanian. Salah satu komoditas tanaman
lebih luas dari mendistribusikan hasil-hasil hortikultura yang banyak digemari oleh
pembangunan kepada masyarakat. masyarakat adalah pisang. Dahulu pisang
Indonesia adalah salah satu negara pada umumnya merupakan tanaman
pertanian yang sedang berkembang atau sampingan untuk mengisi kekosongan tanah-
membangun, dimana 80% penduduknya tanah pekarangan atau tanah ladang dan
bermata pencaharian pokok di sektor jarang diusahakan secara intensif (Direktorat
pertanian. Sektor pertanian merupakan Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2009: 3).
sektor yang mempunyai peranan yang sangat Sesuai dengan kemajuan teknologi tanaman
penting dalam perekonomian nasional. Hal ini pisang sudah dibudidayakan secara komersil
dapat dilihat dari banyaknya penduduk dan dan intensif dalam suatu kebun khusus,
tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada sehingga hasil produksi dapat mencapai nilai
sektor pertanian (Adjib AD, 2001: 2). optimum dan buah yang bermutu tinggi dan
Salah satu sasaran pembangunan yang terpenting keuntungannya tidak kalah
pertanian antara lain adalah pembangunan dengan tanaman lain.
pertanian yang mencakup peningkatan Pisang merupakan tanaman ekonomi
produksi pertanian tanaman pangan melalui

1
yang menguntungkan karena memiliki sifat seperti pedagang dan pengecer.
pertumbuhan yang cepat yaitu pada umur Saluran pemasaran antara satu
rata-rata satu tahun telah dapat berbuah. dengan bagian lainya merupakan satu
Oleh sebab itu, bagi penanam modal kesatuan yang saling bergantung sehingga
dalam usahatani pisang, modalnya akan membentuk pola pemasaran. Lembaga-
cepat berputar. “Sifat tanaman pisang yang lembaga pemasaran yang terlibat
kedua yaitu cepat berkembang biak, sehingga melakukan berbagai fungsi pemasaran
dalam satu tahun berikutnya tanaman sudah yang terdiri dari fungsi pertukaran sehingga
dapat berlipat ganda. Tanaman pisang juga masing-masing lembaga tersebut
dapat bertahan tehadap angin keras, mendapatkan bagian harga masing-masing
musim kering, dan apabila mengalami atau disebut dengan Share margin. Bagian
kerusakan akan mudah pulih kembali” harga yang diterima masing-masing lembaga
(Anonymous, 2003: 5). pemasaran apabila pembagiannya adil dari
Pisang segar yang dihasilkan petani keseluruhan harga yang di bayar konsumen
tidak dapat disimpan dalam waktu yang akhir dari semua pihak yang ikut serta
relatif lama. Hal ini dikarenakan pisang didalam seluruh kegiatan produksi dan
bersifat mudah rusak (perishable), sehingga pemasaran barang itu maka saluran
pisang harus segera didistribusikan ke pemasaran tersebut disebut efisien.
konsumen. Proses pendistribusian pisang ke Strategi pemasaran meliputi sistem
konsumen dilakukan melalui proses yang berhubungan dengan tujuan untuk
pemasaran. Pemasaran pisang pada merencanakan dan menentukan harga
dasarnya merupakan institusionalisasi sampai dengan mempromosikan dan
pelayanan untuk menjembatani mendistribusikan barang dan jasa yang bisa
berpindahnya pisang dari sisi produksi ke sisi memuaskan kebutuhan pembeli.
konsumsi. Pemasaran pisang yang baik akan Perencanaan strategi pemasaran
mengalirkan pisang dari petani ke konsumen memberikan dasar bagi petani untuk
dan memberi indikasi tentang perubahan mengambil langkah yang efektif untuk masa
penawaran dan permintaan pisang kepada yang akan datang.
petani.
Faktor yang penting dalam Rumusan Masalah
memperlancar arus barang dari produsen ke 1. Ada berapa saluran pemasaran pisang
konsumen adalah pemilihan saluran di Kota Langsa?
pemasaran yang tepat. Pemasaran adalah 2. Berapa besar share margin dan
salah satu kegiatan yang dilakukan petani margin pemasaran pisang pada
untuk mempertahankan kelangsungan masing- masing saluran pemasaran di
usahataninya, dalam hal ini kegiatan jual beli Kota Langsa?
untuk memperoleh keuntungan, sehingga 3. Bagaimana efisiensi pemasaran
setiap kegiatan pemasaran diperlukan analisis pisang diKota Langsa?
yang bertujuan untuk megetahui efisien atau
tidaknya suatu salura pemasaran tersebut. Tujuan Penelitian
Analisis adalah suatu penganalisaan 1. Untuk mengetahui saluran
atau penyelenggaran untuk mempelajari pemasaran pisang di Kota Langsa.
berbagai masalah, dalam hal ini masalah 2. Untuk mengetahui share margin dn
pemasaran.Analisis pemasaran merupakan margin pemasaran pisang pada
suatu analisis yang dilakukan untuk masing masing saluran pemasaran di
mengetahui tingkat keuntungan yang Kota Langsa
diperoleh petani dalam hal pemasara 3. Untuk mengetahui efisiensi
pisang.Salah satu peran penting dari pemasaran pisang di Kota Langsa.
pemasaran pisang adalah terbentuknya
saluran pemasaran yang sistematis, Hipotesis Penelitian
terutama terlibatnya lembaga perantara Pemasaran pisang di Kota Langsa

2
sudah efisien mengemukakan Purposive Sampling adalah
sampling yang dilakukan dengan
METODOLOGI PENELITIAN pertimbangan tertentu. Kecamatan yang
Lokasi, Objek, Ruang Lingkup dan Waktu dipilih dalam penelitian ini dengan
Penelitian pertimbangan bahwa kecamatan tersebut
Penelitian ini dilakukan di Kota Langsa. merupakan daerah yang memiliki usahatani
Metode penelitian yang digunakan dalam pisang dan memasarkannya.
penelitian ini adalah metode survey. Menurut Pengambilan petani sampel dilakukan
Nazir (2009: 550), “Metode survey adalah dengan menggunakan metode Simple
penyelidikan untuk memperoleh fakta dari Random Sampling (Sampel Acak
gejala-gejala dan mencari keterangan- sederhana). Nazir, M (2009: 23)
keterangan secara faktual, baik tentang menyatakan bahwa Simple Random Sampling
institusi sosial, ekonomi ataupun politik dari adalah pengambilan sampel dari populasi
suatu kelompok atau suatu daerah”. dimana tiap unit populasi mempunyai
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Langsa, peluang yang sama untuk dipilih. Sedangkan
dengan pertimbangan bahwa di Kota Langsa Sudjana (2005: 13) menyatakan: “bila
terdapat pedagang yang melakukan kegiatan populasi kecil, sampel dirumuskan mendekati
pemasaran pisang. Objek dalam penelitian ini jumlah populasi, misalnya bila populasi 1000
hanya dibatasi pada petani, pedagang dan kasus menarik sampel 10-20% telah cukup
konsumen yang melakukan pemasaran pisang memadai, namun bila populasi 50 kasus
yang ada di Kota Langsa. Ruang lingkup sampel tidak kurang dari 20%”. Besarnya
penelitian ini meliputi efisiensi pemasaran sampel yang diambil adalah 50% dari jumlah
pisang di Kota Langsa. petani di daerah penelitian.
Teknik Penentuan Sampel dan Pengumpulan Penelitian langsung merandom atau
Data mengacak untuk mendapatkan ukuran
Kota Langsa terdiri dari 5 kecamatan. sampel yang diinginkan. Adapun jumlah
Dari 5 kecamatan diambil 2 kecamatan secara populasi dan sampel sebagai berikut:
Purposive Sampling. Sugiyono (2008: 11)
Tabel III-1 Jumlah Populasi dan Sampel Petani Pisang di Kota Langsa, 2016
No. Kecamatan JumlahPopulasi JumlahSampel
(Orang) (Orang)
1 Langsa Kota 10 5
2 Langsa Lama 14 7
Jumlah 24 12

Sumber: Data primer, 2016 (diolah)


Dari Tabel III-1 dapat dilihat bahwa lembaga pemasaran dilakukan dengan
jumlah populasi seluruhnya yaitu sebanyak metode pengambilan sampel secara sensus,
24 orang. Dari 24 orang tersebut di ambil hal ini dikarenakan jumlah populasi lembaga
sampel sebanyak 12 orang yang terdiri dari pemasaran di daerah penelitian relatif kecil.
kecamatan Langsa Kota 5 orang dan “Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
Kecamatan Langsa Lama sebanyak 7 orang. dimana semua anggota populasi dijadikan
Lembaga pemasaran dalam penelitian sampel (Sugiyono, 2008: 124). Adapun jumlah
ini terdiri dari 3 lembaga pemasaran yaitu: lembaga pemasaran di Kota Langsa sebagai
agen desa, agen kecamatan dan pedagang berikut:
pengecer. Pengambilan sampel untuk

3
Tabel III-2 Jumlah Populasi, Agen dan Pedagang Pisang di Kota Langsa, 2016
No. Desa Sampel Jumlah Populasi Jumlah Sampel
(Orang) (Orang)
1 Agen Desa 4 4
2 Agen Kecamatan 3 3
3 Pedagang Pengecer 8 8
Jumlah 15 15
Sumber: Data primer, 2016 (diolah)
Berdasarkan tabel III-2 dapat dilihat digunakan untuk dikonsumsi
bahwa lembaga pemasaran untuk agen 4. Harga pisang adalah suatu nilai tukar
desa sebanyak 4 orang, agen kecamatan 3 atau uang yang dibayar lembaga
orang dan pedagang pengecer 8 orang pemasaran untuk membeli pisang
sehingga jumlah seluruh lembaga pemasaran yang dihitung dalam rupiah per sisir.
dalam hal ini agen dan pedagang berjumlah 5. Biaya pemasaran adalah semua biaya
seluruhnya 15 orang. saat produk selesai diproduksi dan
disimpan dalam gudang sampai
Pengumpulan Data produk tersebut ditukar dengan uang
Data yang dikumpulkan dalam tunai.
penelitian ini meliputi data primer dan
sekunder. Data primer terdiri dari produksi, Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis
data pemasaran, keadaan distribusi dan data
harga. Sedangkan data sekunder adalah Saluran Pemasaran
sumber dari instansi-instansi terkait yang Mengetahui saluran pemasaran yang
berhubungan dengan penelitian. Data primer dilakukan dengan cara mengikuti aliran
diperoleh dengan cara: Observasi, produksi dari petani sampai konsumen akhir.
Wawancara dan Kuisioner. Pengumpulan
data sekunder dalam penelitian ini Biaya Pemasaran
dilakukan dengan cara sebagai berikut: Biaya pemasaran adalah biaya yang
Proses membaca, Mempelajari dan dikeluarkan untuk keperluan pemasaran.
mengambil keterangan yang diperlukan dari Besarnya biaya pemasaran dapat dirumuskan
buku, bahan kuliah serta sumber lainnya sebagai berikut:
yang berhubungan dengan penelitian ini dan Bp = Bp1 + Bp2 + + Bpn
bahan kepustakaan yaitu dengan Dimana: Bp = Biaya pemasaran
mengumpulkan data teori-teori yang Bp1..n = Biaya pemasaran
diperoleh dari literatur-literatur yang terkait tiap lembaga
dengan permasalahan yang ada dalam
penulisan skripsi. Margin Pemasaran
Margin pemasaran adalah perbedaan antara
Konsep Operasional Variabel apa yang dibayar oleh konsumen dan apa
1. Produsen adalah orang yang yang diterima oleh produsen untuk produk
menghasilkan barang dan jasa untuk pertaniannya.
dijual atau dipasarkan Mp = Pri–Pfi atau Mji = Bi +
2. Lembaga pemasaran adalah Ki............................(Soekartawi, 2001: 54)
individu yang menyelenggarakan Dimana:
aktivitas pemasaran, menyalurkan Mp = Margin pemasaran pisang
jasa dan produk pertanian kepada Pr = Harga di tingkat kosumen
konsumen akhir. Pf = Harga di tingkat petani
3. Saluran pemasaran adalah
sekelompok organisasi yang saling Share Margin
bergantung dan terlibat dalam proses Sm = Pp/Pk x 100%..................(Soekartawi,
pembuatan produk dan jasa yang 2001: 54)

4
Dimana: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sm = Persentase margin Karakteristik Petani dan Pedagang
Pp = Harga yang diterima produsen dan Karakteristik petani pisang di Kota
pedagang Langsa terdiri atas umur yaitu dengan nilai
Pk = Harga yang dibayar konsumen akhir 38,50 tahun, pendidikan rata-rata petani
pisang di Kota Langsa yaitu selama 8,42
Efisiensi Pemasaran tahun, tanggungan yang dimiliki petani yaitu
EP = BP/HE................ x 3 orang, sehingga petani harus berusahatani
100%........................(Soekartawi, 2001: 60) pisang secara intensif untuk memenuhi
Di mana : kebutuhan dan pengalaman petani pisang di
EP = Efisiensi Pemasaran Kota Langsa selama 5,25 tahun.
BP = Biaya Pemasaran Rata-rata umur lembaga pemasaran
HE = Harga Eceran yang terdiri dari agen desa, agen kecamatan
dan pedagang pengecerpisangdidaerah
Kaidah pengambilan keputusan efisiensi penelitian adalah 39,53 tahun, tingkat
pemasaran ini adalah pendidikan rata-rata 9,27 tahun, pengalaman
- EP sebesar 0-50% maka saluran di bidang berdagang rata-rata 7,00 tahun
pemasaran efisien yang tergolong dan jumlah tanggungan
- EP > 50% maka saluran pemasaran keluarga rata-rata 3,00 orang yang termasuk
kurang efisien jumlah tanggungan sedikit.

Saluran Pemasaran Pisang pengencer →Konsumen


Pola saluran pemasaran pisang dapat b. Pola Saluran Pemasaran II: Petani
diketahui dengan cara mengikuti arus →Agen Kecamatan → Pedagang
pemasaran pisang mulai dari petani Pengencer → Konsumen
hingga sampai kepada konsumen. c. Pola saluran pemasaran III: Petani →
Berdasarkan penelitian yang telah di Pedagang pengencer → Konsumen
laksanakan, dapat diketahui pola pemasaran Adapun jumlah petani berdasarkan
Pisang di Kota Langsa adalah sebagai berikut: saluran pemasaran pisang yang digunakan
a. Pola saluran Pemasaran I; Petani → adalah mendistribusikan pisang dapat dilihat
Agen Desa → Agen Kecamatan→ Agen pada tabel V- 3 berikut.
Tabel V-3. Jenis Saluran Pemasaran dan Jumlah petani Responden di Kota Langsa

5
No Saluran Pemasaran Jumlah Petani Persentase %

1 Saluran I 3 25,00
2 Saluran II 4 33,33
3 Saluran III 5 41,66
Jumlah 12 100,00
Sumber : Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel V- 3 diatas dapat banyak dibandingkan dengan menggunakan
dilihat bahwa saluran pemasaran yang saluran I dan II, hal ini disebabkan saluran
paling banyak digunakan petani adalah pemasaran III yang digunakan petani lebih
saluran pemasaran III yaitu sebanyak pendek dibanding saluran I dan II.
5orang (41,66%) dimana petani langsung
menjual pisangkepada pedagang pengencer. Fungsi-fungsi pemasaran
Selanjutnya saluran II sebanyak 4 orang Fungsi-fungsi pemasaran merupakan
(33,33%) dan saluran I sebanyak 3 orang hal yang penting dalam proses pemasaran
(25,00%). Saluran pemasaran III paling Pisang. Setiap lembaga pemasaran
banyak dibandingkan saluran Idan II sehingga melakukan fungsinya sesuai dengan
keuntungan yang diperoleh petani lebih kebutuhan lembaga itu. Berdasarkan hasil

6
penelitian di peroleh fungsi-fungsi semakin meningkat. Selainitu, besarnya biaya
pemasaran yang dilakukan oleh setiap pemasaran suatu produk tergantung pada
lembaga pemasaran Pisang di setiap jenis jenis perlakuan terhadap produk itu
saluran pemasaran. sendiri. Adapun biaya pemasaran pisang
dalam penelitian ini yaitu seluruh biaya yang
Biaya Pemasaran Pisang dikeluarkan lembaga pemasaran dalam
Proses mengalirnya barang dari proses pengangkutan yaitu pembelian tali
produser ke konsumen memerlukan biaya, untuk mengikat pisang dan bensin untuk alat
dengan adanya biaya pemasaran maka suatu transportasi. Untuk lebih jelasnya rata-rata
produk akan meningkat harganya. Semakin pengunaan biaya pemasaran pisang di Kota
panjang rantai pemasaran maka biaya Langsa dapat dilihat pada tabel V-5 berikut.
yang dikeluarkan dalam pemasaran akan

Tabel V-5. Rata-rata Biaya Pemasaran Pisang di Kota Langsa


Biaya Pemasaran (Rp/Sisir) Jumlah Total
Saluran Agen Agen Pedagang
No Pemasaran Desa Kecamatan Pengencer
BP1 BP2 BP3 BP=BP1+BP2+BP3
1 I 219 177 153 549
2 II 0 310 256 566
3 III 0 0 162 162
Sumber : Data primer diolah 2016
Berdasarkan tabel V-5 di atas dapat membeli pisang pada petani dengan
dilihat bahwa pada saluran I Agen Desa mengeluarkan biaya Rp. 162 per sisir, hal ini
membeli pisang dari petani dengan menujukkan biaya yang dikeluarkan lebih
mengeluarkan biaya pemasaran pisangRp. sedikit dari pada saluran I dan saluran II. Rata-
219 per sisir, Agen Kecamatan membeli rata pola pemasaran yang paling banyak
pisang dari agen desa dengan mengeluarkan mengeluarkan biaya pemasaran adalah
biaya pemasaran Rp. 177 per sisir, saluran pemasaran II yaitu sebesar Rp. 566,-
selanjutnya pedagang pengecer membeli dan rata-rata pola pemasaran yang paling
pisang dari agen Kecamatan dengan sedikit mengeluarkan biaya pemasaran
mengeluarkan biaya pemasaran Rp. 153 per adalah saluran pemasaran III yaitu Rp. 162,-
sisir, sehingga total biaya pemasaran pada . Biaya pemasaran padasaluran III lebih kecil
saluran I adalah Rp. 549 per sisir. dari pada biaya pemasaran pada saluran I dan
Tabel di atas juga menunjukkan II karena lembaga pemasaran yang terlibat
bahwa pada saluran II Agen Desa tidak pada saluran III tersebut hanya satu yaitu
terlibat dalam pemasaran pisang, sehingga pedagang pengencer jadi biaya yang
Agen Kecamatan langsung membeli pisang dikeluarkan hanya sedikit.
dari petani dengan mengeluarkan biaya
pemasaran lebih besar dari pada membeli Margin Pemasaran Pisang
pada agen desa saluran I yaitu Rp. 310 per Margin pemasaran sering digunakan
sisir mengigat tempat usahatani pisang yang sebagai indikator efisiensi pemasaran.
diperoleh dengan jarak tempuh yang jauh, Besarnya margin pemasaran pada berbagai
selanjutnya pedagang pengecer membeli saluran pemasaran dapat berbeda, karena
pisang dari agen Kecamatan dengan tergantung pada panjang pendeknya saluran
mengeluarkan biaya pemasaran Rp. 256 per pemasaran dan aktifitas-aktifitas yang telah
sisir, sehingga total biaya pemasaran pada dilaksanakan serta keuntungan yang
saluran II adalah Rp. 566 per sisir. diharapkan oleh lembaga pemasaran yang
Pada saluran III agen Desa dan Agen terlibat dalam pemasaran. Untuk lebih
Kecamatan tidak terlibat dalam pemasaran jelasnya mengenai rata-rata margin dan
pisang sehingga Pedagang Pengecer langsung keuntungan pemasaran pisangdidaerah

7
penelitian dapat dilihat pada tabel V-6 berikut:

Tabel V-6. Rata-rata Margin Pemasaran di Kota Langsa


Margin Pemasaran (Rp/Sisir) Jumlah (Rp/Sisir)
Agen Agen Pedagang
No Saluran Desa Kecamatan Pengencer
Pemasaran Mj 1 Mj 2 Mj 3 Mj = Mj1+Mj2+Mj3
1 I 2000 1000 1000 4000
2 II 0 1000 1000 2000
3 III 0 0 1000 1000
Sumber : Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel V-6 diatas dapat lain.
dilihat bahwa rata-rata margin pemasaran
yang paling kecil didapat ialah oleh pedagang Efisiensi Pemasaran Pisang
pengecer pada saluranpemasaran III yaitu Efisiensi pemasaran dapat dilihat
sebesar Rp. 1.000,-, sedangkan rata-rata dari Share Margin dan biaya pemasaran.
margin pemasaran yang paling banyak Share Margin yang dimaksud dalam
didapat adalah oleh agen desa pada saluran penelitian ini adalah bagian yang diterima
pemasaran I yaitu sebesar Rp. 2000,-. Margin oleh masing-masing lembaga pemasaran. Dari
pemasaran pada saluran III paling kecil hasil perhitungan Share Margindapat
dikarenakan pengeluaran biaya pemasaran diketahui besar margin keuntungan yang
lebih sedikit dan pedagang pengecer pada diterima oleh masing- masaing lembaga
saluran III tersebut menjual pisangdengan pemasaran. Untuk jelasnya tentang rata-rata
harga yang lebih tinggisehingga keuntungan Share Marginyang diterima oleh tiap-tiap
yang diperoleh pada saluran ini lebih lembaga pemasaran didaerah penelitian
tinggi dibanding lembaga pemasaran yang dapat dilihat pada tabel V-7 berikut ini.

Tabel V-7. Rata-rata Share Margin yang diterima oleh tiap-tiap lembaga Pemasaran di Kota
Langsa
No Saluran Share Margin % Jumlah Rata-
Pemasaran Total Share rata
Agen Agen Pedagang
Margin (%) (%)
Desa Kecamatan Pengecer
1 I 38,00 69,00 88,00 194 65
2 II 0,00 69,00 88,00 156 78
3 III 0,00 0,00 88,00 88 88
Sumber Data primer diolah
Berdasarkan Tabel V-7 di atas dapat terlihat jumlah Share margin yang diterima oleh
masing-masing lembaga pemasaran di daerah penelitian dalam pemasaran Pisang. Berdasarkan
tabel tersebut juga diketahui bahwa saluran pemasaran yang paling efisien yaitu terdapat pada
saluran pemasaran III yaitu rata-rata share margin 88%. Namun semua saluran pemasaran I, II
dan III sudah efisien dari sisi share margin karena rata-rata nilai ≥ 50%.
`Menurut pendapat Sudiyono (2002: 17) “efisiensi pemasaran terjadi bila biaya pemasaran
dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi”. Untuk melihat efisiensi
pemasaran pisang di Kota Langsa sebagaimana tabel berikut:

48
Tabel V-8 : Jumlah Efisiensi Pemasaran Pisang di Kota Langsa

Efisiensi Pemasaran %
No Saluran Agen Agen Pedagang Jumlah Kesimpulan
Pemasaran Desa Kecamatan Pengecer Efisiensi
1. I 13,10 8,15 5,73 26,98 Efisien
2. II 0 19,00 8,00 27,33 Efisien
3. III 0 0 10,13 10,13 Efisien
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa DAFTAR PUSTAKA


saluran pemasaran pisang di Kota Langsa dari Adieutomo & Samosir. 2010. Dasar-dasar
sisi biaya pemasaran tidak efisien hal ini Demografi. edisi 2. Jakarta:
karena nilai efisiensi di setiap lembaga Salemba Empat
pemasaran < 50%. Adjib, AD. 2001. Agribisnis. Jakarta: Yayasan
Pengembangan Sinar Tani
KESIMPULAN DAN SARAN Ance Gunarsih. 2006. Klimatologi,
Pengaruh Iklim Terhadap Tanah
Kesimpulan dan Temperatur. Jakarta: Bina Aksara
1. Terdapat tiga saluran pemasaran Direktorat Jenderal Bina Produksi
pisang yang digunakan petani di Hortikultura. 2009. Buku Pintar
Kota Langsa dalam menyampaikan Pembenihan. Jakarta Fandy Tjiptono.
hasil produksinya, yaitu: 2008. Strategi Bisnis Pemasaran.
2. Pola saluran pemasaran I: Petani ke Yogyakarta: Andi
agen Desa ke Agen Kecamatan ke Kotler, Phillip. 2005. Dasar-dasar pemasaran.
pedagang pengecer ke konsumen Jakarta: Erlangga
3. Pola saluran pemasaran II: Petani ke Martodireso, S, AW. 2002. Agribisnis
ke Agen Kecamatan ke pedagang Kemitraan. Yogyakarta: Usaha
pengecer ke konsumen Bersama
4. Pola pemasaran saluran III: Petani Massofa. 2008. Pengertian dan Faktor-
langsung ke pedagang pengecer ke faktor yang Mempengaruhi
konsumen Produktivitas
5. Efisiensi secara ekonomis dari sisi Kerja. (On Line),
Share margin diketahui bahwa http://massofa.wordpress.com, 15 -
saluran pemasaran yang paling Juli – 2015. Mubyarto. 2008.
efisien yaitu terdapat pada saluran Pengantar Ekonomi Pertanian.
pemasaran III. Sedangkan saluran Jakarta: Pustaka LP3ES Nazir, M.
pemasaran pisang di Kota Langsa dari 2009. Metode Penelitian. Jakarta: PT.
sisi biaya pemasaran tidak efisien Ghalia Indonesia Netisemito,
hal ini karena nilai nilai efisiensi A,S,2005. Marketing. Jakarta: Ghalia
dari ketiga saluran pemasaran < 50%. Indonesia
Prajnanta. 2004. Agribisnis Cabai Hibrida.
Saran Jakarta: Penebar Swadaya
1. Informasi harga pasar sangat Rukmana, R. 2000. Bertanam Pisang.
diperlukan petani agar bisa Yogyakarta: Kanisius.
mendapatkan keuntungan lebih Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian.
besar. Malang Universitas Muhamadiyah
2. Untuk meningkatkan pendapatan, Malang. Soekartawi. 2001. Analisis
diharapkan petani melakukan Usahatani. Jakarta: UI-Press
penjualan produksinya dengan Swastha. 2000. Pengantar Bisnis Modern,
memilih saluran yang terpendek. Pengantar Ekonomi Perusahaan

4
Modern. Jakarta: Liberty Bandung: Alfabeta
Sudjana. 2005. Teknik Analisa Regresi dan Tjitrosoepomo. G. 2000. Morfologi
Korelasi. Bandung: Tarsito Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Mada University Press.
Kunatitatif Kualitatif dan R&D.

You might also like