You are on page 1of 30

“KEBUDAYAAN”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
1. Ruth Silvia Sinaga – A1G020029
2. Milladina Putri Kf – A1G020055
3. Wisen Indriani A1G020057
4. Vivi Ayudia Sari – A1G020097
5. Toni sestianto – A1G020136
6. Vani Muliya Ekaputri – A1G021040
7. Fadhil Azmi – A1G020141
SEMESTER/KELAS :
6D
MATA KULIAH :
Kearifan Lokal Bengkulu
DOSEN PENGAMPU :
Pebrian Tarmizi, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TA 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah tentang “Kebudayaan” ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Kearifan Lokal
Bengkulu.

Pengembangan dan penyusunan materi diberikan secara urut. Penyajian materi didesain
untuk memperkuat pemahaman tentang “Kebudayaan” dengan penjelasan yang cukup panjang.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi.
Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dan dorongan teman - teman kelompok , sehingga kendala-kendala tersebut dapat teratasi.
Penyusunan makalah ini disesuaikan dengan referensi yang didapat berbagai sumber. Segala kritik
dan saran yang membangun senantiasa diharapkan penyusun demi penyempurnaan tugas makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca dan bermanfaat bagi pendidik serta rekan-rekan dalam
mengembangkan tentang Konsep “Kebudayaan”.

Bengkulu, Februari 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah .............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
A. Pengertian Kebudayaan ................................................................................................................. 6
B. Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli ..................................................................................... 6
C. Unsur-Unsur Kebudayaan ........................................................................................................... 12
D. Wujud Kebudayaan ...................................................................................................................... 14
E. Kebudayaan Daerah Di Indonesia............................................................................................... 15
F. Kebudayaan Daerah Yang Ada Di Provinsi Bengkulu ............................................................. 20
G. Hubungan Antara Kebudayaan Dan Tradisi ............................................................................. 28
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 29
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 29
B. Saran .............................................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk system agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itudipelajari.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai banyak keanekaragaman


budaya yang sangat menarik dan unik. Dalam era modernisasi sekarang ini, tidak sedikit
penduduk Indonesia yang menganut budaya asing dan melupakan budaya sendiri.
Perkembangan teknologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari secara
perlahan telah menghancurkan kebudayaan daerah. pengetahuan menyebabkan akulturasi
kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam
kebudayaan daerah. Masuknya kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan
diterima secara mentah/apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar
biasa terhadap kebudayaan asli.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan menurut para ahli?
3. Apa yang dimaksud dengan unsur unsur kebudayaan?
4. Apa saja kebudayaan daerah di Indonesia?
5. Apa saja kebudayaan daerah yang ada di provinsi Bengkulu?
6. Apa yang dimaksud dengan hubungan antara kebudayaan dan tradisi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan menurut para ahli
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan unsur unsur kebudayaan
4. Untuk mengetahui kebudayaan daerah yang ada di provinsi Bengkulu
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hubungan antara kebudayaan dan tradisi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah dari kata buddhi
yang artinya budi atau akal, maka kebudayaan adalah sebagai hal hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut “culture”, yang berasal
dari kata lain yaitu “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani.
Dalam bahasa Indonesia, kata culture di adopsi menjadi kultur.

Sedangkan pengertian mengenai kebudayaan sendiri yaitu sistem pengetahuan


yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
perwujudan kebudayaan adalah benda benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda benda yang bersifat nyata, misalnya
pola pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni dan lain lain yang
semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

B. Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli


1. Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup
bermasyarakat”
2. Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia: “Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
3. Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
4. Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
5. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
6. R. Linton (The Cultural Background of Personality) Kebudayaan adalah konfigurasi
dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta
diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
7. Melville J. Herskovits, Kebudayaan adalah “ Man made part of the environment “
(bagian dari lingkungan manusia).
8. Dawson (Age of The Gods), Kebudayaan adalah cara hidup bersama (culture is
common way of life).
9. V.H. Deryvendak, Kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai
yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
10. Sultan Takdir Alisyahbana, Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir
11. Dr. Moh. Hatta, Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
12. Mangunsarkoro, Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia
dalam arti yang seluas-luasnya
13. Drs. Sidi Gazalba, Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri
dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan
sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
14. Larry A. Samovar & Richard E. Porter, Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif
dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama,
pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau
kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu
generasi.
15. Levo – Henriksson, Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari,
terutama pandangan hidup – apapun bentuknya – baik itu mitos maupun sistem nilai
dalam masyarakat.
16. Rene Char, Kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat.
17. C. A. Van Peursen, Kebudayaan merupakan gejala manusia dari kegiatan berfikir
(mitos, ideology, dan ilmu), komunikasi (sistem masyarakat), kerja (ilmu alam dan
teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana.
18. Dr. K. Kupper, Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan
pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun
kelompok.
19. William H. Haviland, Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang
dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para
anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh
semua masyarakat.
20. M. Jacobs dan B.J. Stern,Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk
teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya
merupakan warisan social.
21. Francis Merill, Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social Semua perilaku
dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat
yang di temukan melalui interaksi simbolis.
22. Bounded et.al , Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan
transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol
bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan
budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang
di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem
pendidikan dan semacam itu.
23. Mitchell (Dictionary of Soriblogy), Kebudayaan adalah sebagian perulangan
keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang
telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.
24. Robert H Lowie, Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari
masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan
makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan
merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau
informal.
25. Arkeolog R. Seokmono, Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa
benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
26. Malinowski mengatakart bahwa kebudayaan merupakan kesatuan dari dua aspek
fundamental, kesatuan pengorganisasian yaitu tubuh artifak dan sistem adat istiadat.
27. Clifford geertz, mnegartikan kebudayaan sebagai sebuah sistem berupa konsepsi-2
yang diwariskan dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara ini manusia mampu
berkomunikasi, melestarikan, mengembangkan pengetahuan serta sikapnya
terhadapkehidupan.
28. Ralph L. Beals dan Harry Hoijer menyatakan konsep kebudayaan ialah mengenal pasti
kelakuan yang biasa dipraktikkan, diperolehi melalui pembelajaran oleh sesuatu
kumpulan masyarakat.
29. Lucy Mair menyatakan bahawa kebudayaan ialah milik bersama sesuatu masyarakat
yang mempunyai tradisi yang sama.
30. Djojodigono memberikan defenisi mengenai kebudayaan dengan mengatakan
kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.
31. Ralph Linton ( 1839-1953 ) memberikan definisi mengenai kebudayaan yaitu “ Man’s
social heredi “ yang artinya sifat social yang dimiliki oleh manusia secara turun
temurun.
32. J.P.H. Dryvendaf memberikan pendapat mengenai definisi kebudayaan, bahwa
kebudayaan itu adalah kumpulan dari letusan jiwa manusia sebagai yang beraneka
ragam berlaku dalam suatu mansyarakat tertentu.
33. W.H.Kelly memberikan sebuah definisi bahwa kebudayaan itu adalah sebuah pedoman
yang potensial bagi tingkah laku manusia.
34. Edward said: Kebudayaan adalah satu cara perjuangan melawan pemusnahan dan
pelenyapan. Kebudayaan adalah suatu bentuk ingatan melawan penghapusan.
35. FUAD HASSAN, 1998. Kebudayaan adalah suatu kerangka acuan bagi perikehidupan
suatu masyarakat yang sekaligus untuk mengukuhkan jati diri sebagai kebersamaan
yang berciri khas.
36. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
37. Harjoso, mengemukakan inti kebudayaan adalah 1. Kebudayaan yang terdapat didalam
masyarakat berbeda antara satu dengan yang lain 2. Kebudayaan itu dapat diteruskan
dan dapat diajarkan 3. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen-komponen biologis,
psikologis, dan sosiologis dari eksistensi/keberadaan manusia. 4. Kebudayaan itu
berstruktur atau mempunyai cara atau aturan tertentu 5. Kebudayaan terbagi atas
berbagi aspek-aspek baik itu social, psikologis 6. Kebudayaan itu bersifat dinamis atau
selalu berubah 7. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu bersifat relative atau antara
masyarakat yang satu berbeda dengan denga masyarakat yang lain
38. Roucek & Warren, Kebudayaan itu terwujud bukan hanya seni tetapi juga terwujud
dalam benda-benda yang terdapat disekeliling maupun yang dibuat oleh manusia, jadi
menurut Roucek dan Warren Kebudayaan adalah ”cara hidup yang dikembangkan oleh
sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan dasarnya untuk dapat bertahan hidup,
meneruskan keturunannya dan mengatur pengalaman sosialnya”.
39. Sukidin, Basrowi & Agus Wijaka, mendefenisikan kebudayaan sebagai “keseluruhan
system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya
dengan cara belajar.
40. Bekker mengartikan kebudayaan sebegai penciptaan, penerbitan dan pengolahan nilai-
nilai insani/manusiawi, tercakup didalamnya usaha membudayakan bahan alam
mentah serta hasilnya dimana hal ini dapat dilihat dari hasil kerajinan.
41. Haji Agus Salim, kebudayaan adalah merupakan persatuan istilah budi dan daya
menjadi makna sejiwa dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
42. Elwood Menyatakan bahwa kebudayaan itu mencakup benda-benda material dan
spiritual, yang pada kedua-duanya diperoleh dalam interaksi kelompok atau dipelajari
dalam kelompok, kebudayaan mencakup kekuatan untuk menguasai alam dan dirinya
sendiri.
43. Edward Spranger, Kebudayaan sebagai segala bentuk atau ekspresi dari kehidupan
batin masyarakat. Sedangkan peradaban ialah perwujudan kemajuan teknologi dan pola
material kehidupannya.
44. Larson dan Smalley (1972: 39)Kebudayaan sebagai “blue print” yang memandu
perilaku orang dalam suatu komunitas dan diinkubasi dalam kehidupan keluarga. Ini
mengatur perilaku kita dalam kelompok, membuat kita peka terhadap masalah status,
dan membantu kita mengetahui apa tanggung jawab kita adalah untuk grup. budaya
yang berbeda struktur yang mendasari yang membuat bulat bulat masyarakat dan
komunitas persegi persegi.
45. Richard brisling (1990: 11) Kebudayaan sebagai mengacu pada cita-cita bersama
secara luas, nilai, pembentukan dan penggunaan kategori, asumsi tentang kehidupan,
dan kegiatan goal-directed yang menjadi sadar tidak sadar diterima sebagai “benar”
dan “benar” oleh orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota
masyarakat.
46. Effat al-Syarqawi yang mengartikan kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu
bangsa/masyarakat yang tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan nilai-nilainya,
yaitu kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal
dan makna rohaniah yang dalam, bebas dari kontradiksi ruang dan waktu
47. Parsudi Suparlan mendefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya
48. Ensiklopedi Indonesia (1982) Kebudayaan merupakan istilah untuk menunjukkan
segala hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan pengungkapan bentuk.
49. Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990), Kebudayaan adalah himpunan keseluruhan
dari semua cara manusia berpikir, berperasaan, dan berbuat, serta segala sesuatu yang
dimiliki manusia sebagai anggota masayarakat, yang dapat dipelajari, dan dialihkan
dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
50. Geza Roheim mengatakan bahwa Kebudayaan itu senantiasa berkaitan dengan latar
belakang masa kanak-kanak seseorang yang terlambat dan berfungsi sebagai keamanan
diri. Mekanisme kebudayaan manusia serupa Jaringan-jaringan yang maha besar dari
percobaan-percobaan yang kurang lebih berhasil untuk melindungi kemanusiaan dari
kehilangan sesuatu.
51. Fizee (1982) memberi batasan pengertian dan cakupan kebudayaan sebagai berikut:
Kebudayaan dapat bererti: (1) Tingkat kecerdasan akal yang setinggi-tingginya yang
dihasilkan dalam suatu tempoh sejarah bangsa di puncak perkembangannya; (2) Hasil
yang dicapai sesuatu bangsa dalam lapangan kesusastraan, falsafah, ilmu pengetahuan
dan kesenian; (3) Dalam pembicaraan politik, kebudayaan diberi erti sebagai way of
life sesuatu bangsa, terutama dalam hubungannya dengan adat istiadat, upacara
keagamaan, penggunaan bahasa dan kebiasaan hidup masyarakat.
C. Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur kebudayaan adalah sistem kekerabatan dan organisasi sosial. kehidupan
berbagai kelompok masyarakat diatur oleh adat istiadat di dalam lingkungan. Kesatuan
sosial yang paling dekat adalah keluarga inti dan kerabat dekat yang lainnya.

Unsur kebudayaan universal dipecah dalam unsur yag lebih kecil.

1. Culture Universe

• Kebudayaan semesta yang dijumpai di kelompok manapun di dunia.

2. Culture activities

• Kegiatan kebudayaan setempat

3. Trait Complexes

• Alat-alat yang melengkapi kegiatan kebudayaan setempat

4. Traits

• Unsur pelengkap yang lebih kecil daripada kompleks unsur yang masih bisa
diuraikan satu persatu. Misalnya : kerangka untuk bajak dalam pertanian,unsure
pelengkapnya terdiri dari bajak itu sendiri,orang dan binatang.

5. Items

• Unsur terkecil yang tidak bisa di uraikan lagi. Misalnya : bajak terdiri dari
penarik,pisau bajak dan kemudi.

Ada beberapa ahli yang menyebutkan adanya unsur-unsur kebudayaan,antara lain :

1. Melville J.Herskovits, Menyebutkan ada empat unsur pokok kebudayaan,yaitu :

a) Alat-alat teknologi
b) Sistem ekonomi
c) Keluarga
d) Kekuasaan politik
2. Clyde Kluckhohn, Menyebutkan tujuh unsur kebudayaan, yaitu :

a) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia


b) Mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
c) Sistem kemasyarakatan
d) Bahasa
e) Kesenian
f) Sistem pengetahuan
g) Sistem kepercayaan

Unsur-unsur pokok kebudayaan diatas disebut sebagai kebudayaan universal.

3. Ralph Linton , Kegiatan kebudayaan dapat dipilah menjadi unsur-unsur yang lebih

kecil lagi.

a) Peralatan dan perlengkapan hidup


b) Sistem mata pencarian : berburu dan meramu,berternak,bertani,berdagang,dan
menangkap ikan.
c) Sistem kemasyarakatan : Sistem kekerabatan,organisasi
sosial,bahasa,kesenian,sistem ilmu pengetahuan,dan sistem kepercayaan
(religi).

4. Koentjaraningrat (7 unsur kebudayaan yang universal), Koentjaraningrat menyebut

7 unsur pokok yang universal,yakni :

a) Peralatan dan perlengkapan hidup


b) Mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
c) Sistem kemasyarakatan
d) Bahasa
e) Kesenian
f) Sistem pengetahuan
g) Religi
D. Wujud Kebudayaan
Apabila kita memperhatikan definisi kebudayaan menurut Koentjoroningrat,
perwujudan budaya adalah :

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma-
norma, dan peraturan.

Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan,sifatnya abstrak, tidak dapat
diraba atau difoto. Isi atau substansinya yaitu pengetahuan, nilai-nilai, etos, pandangan
hidup,kepercayaan, persepsi dsb. Lokasinya ada didalam alam pikiran warga masyarakat
dimana kebudayaan tersebut hidup: Gagasan bukan berada lepas satu dari yang lain,
melainkan kebudayaan tersebut hidup. Gagasan bukan berada lepas satu dari yang lain,
melainkan selalu berkaitan menjadi system. Ahli antropologi dan sosiologi menyebut
dengan system budaya (Cultural System) dalam bahasa Indonesia disebut adat, atau adat
istiadat.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas seta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.

Wujud kedua dari kebudayaan disebut sebagai system sosial (Social System).
Wujudnya adalah berbagai tindakan berpola dari manusia, yaitu aktivitas manusin yang
saling berhubungan, berinteraksi serta bergaul dengan lainnya dari waktu ke waktu yang
mengikuti pola tertentu yang berdasarkan tata kelakuan atau adat istiadat bersifat konkret,
dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasikan.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud ke tiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, berupa keseluruhan hasil
tisik dari aktivitas, perbuatan dan karya sema manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling
konkret, karena berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat ataupun
difoto,contoh ; pabrik baja,. menara, kain batik, kancing baju dan lainnya. Wujud
kebudayaam tersebut sejalan dengan wujud budaya menurut Horley yaitu mentifact,
sostofact dan artifact.

J.J. Hoenigman membedakan ada tiga wujud kebudayaan sebagai berikut.


1. Gagasan

Wujud ideal kebudayaan yang berupa kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,


norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba, dan tidak
dapat disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak di alam pikiran warga masyarakat tersebut.
Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi
dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku- buku hasil karya para penulis.

Zaman sekarang kebudayaan ideal banyak juga yang tersimpan di dalam arsip, disket,
compact disc, microfilm, pita komputer, dan lain-lain.

2. Aktivitas

Wujud kebudayaan sebagai suatu aktivitas serta tindakan berpola dari manusia di
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya.

3. Artefak

Wujud kebudayaan fisik yang paling konkret berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya manusia di masyarakat berupa benda- benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan.

E. Kebudayaan Daerah Di Indonesia


1. Upacara Potong Jari
Provinsi papua memiliki budaya yang sangat ekstrim, yaitu upacara potong jari.
Upacara potong jari ini dilakukan ketika terdapat salah satu orang yang mereka cintai
meninggal. Hal ini dilakukan untuk memaknai kesedihan karena ditinggal oleh orang
yang dicintainya. Dalam budaya mereka, tradisi ini merupakan tradisi yang wajib
dilakukan ketika mereka kehilangan salah satu orang yang dicintai atau salah satu
anggota keluarganya. Masyarakat pegunungan tengah di Papua percaya, bahwa dengan
memotong salah satu jari merupakan simbol dari rasa sakit dan pedihnya seseorang
yang kehilangan anggota keluarganya.
2. Pesta Bakar Batu
Selain itu, masyarakat papua juga memiliki tradisi yaitu pesta bakar batu.
Dilakukannya ritual ini merupakan simbol bentuk rasa syukur karena mendapatkan
berkat yang melimpah. Selain untuk simbol mendapatkan berkat melimpah, tradisi ini
juga dilakukan sebagai simbol perdamaian.
3. Tanam Sasi
Tanam sasi merupakan bentuk atau wujud upacara kematian yang dilakukan
oleh Suku Marin yang berasal dari Merauke. Sasi merupakan sejenis kayu yang
ditanam sesaat setelah seseorang meninggal. Kemudian Sasi yang ditanam akan
dicabut kembali setelah mencapai 1000 hari.
4. Yamko Rambe Yamko
Yamko Rambe Yamko merupakan salah satu judul lagu daerah yang berasal
dari Provinsi Papua. Meski irama pada lagu ini seperti menggambarkan kesan yang
menyenangkan, namun sebenarnya syair lagu ini berisi tentang kesedihan akibat
peperangan. Misalnya kesedihan terhadap pertikaian, perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan, dan kesedihan yang diakibatkan Papua ingin memisahkan diri dari
Indonesia.
5. Tari Suanggi
Contoh budaya daerah selanjutnya adalah Tari Suanggi. Tari Suanggi adalah
tarian daerah yang asalnya dari Papua Barat dimana didalamnya mengisahkan seorang
istri yang meninggal akibat korban angi-angi atau jejadian. Seperti halnya tari daerah
lainnya, tari daerah ini juga mengandung gerakan-gerakan yang mengarah kepada ritual
atau upacara keagamaan. Diceritakan, Suanggi merupakan roh jahat (Kapes) yang
belum mendapatkan kenyamanan di alam baka. Roh jahat ini nantinya akan merasuk
pada tubuh wanita.
6. Bau Nyale
Bau Nyale merupakan salah satu upacara atau budaya daerah yang berasal dari
Lombok. Dalam bahasa sasak, “Bau” memiliki arti menangkap, sedangkan “Nyale”
merupakan sebutan untuk cacing laut didaerah Lombok. Pelaksanaan upacara Bau
Nyale ini biasanya diadakan di antara bulan Februari dan bulan Maret. Masyarakat
Lombok akan turun ke pantai saat air laut mengalami pasang-surut, yaitu pada waktu
dini hari untuk bersama-sama menangkap Nyale. Mereka biasanya akan memakan atau
menjual hasil tangkapan Nyale ini. Upacara Bau Nyale ini berawal dari legenda Putri
Mandalika yang diperebutkan oleh para Pangeran dari berbagai kerajaan untuk
dijadikan permaisuri.
Karena sang Putri merasa gusar dan ditakutkan akan terjadi pertempuran karena
memperebutkan dirinya, maka Sang Putri memutuskan untuk mengundang seluruh
pangeran beserta rakyatnya untuk bertemu di Pantai Kuta Lombok pada tanggal 20
bulan ke 10 dalam perhitungan bulan sasak di waktu sebelum Subuh. Undangan ini
disambut dan disetujui oleh seluruh Pangeran dan rakyat-rakyatnya. Sehingga tepat di
tanggal tersebut, mereka berbondong-bondong menuju lokasi yang telah ditentukan
oleh Sang Putri. Pada waktu yang di tunggu-tunggu, akhirnya Sang Putri Mandalika
muncul dengan dikawal oleh prajurit-prajurit yang menjaganya. Saat itu, Sang Putri
berhenti di sebuah batu besar di pinggir pantai. Sang Putri kemudian mengatakan untuk
menerima pinangan dari seluruh Pangeran. Setelah Sang Puteri mengatakan hal
tersebut, akhirnya Sang Putri meloncat kedalam laut. Seluruh Pangeran dan rakyatnya
kemudian mencarinya namun tidak menemukannya. Beberapa saat setelah Sang Putri
melompat, maka datanglah sekumpulan cacing dengan beraneka warna yang kemudian
masyarakat mempercayainya sebagai jelmaan dari Putri Mandalika.
7. Merarik
Selain Bau Nyale, contoh budaya daerah yang berasal dari Lombok adalah
Merarik. Merarik merupakan bahasa sasak yang mempunyai arti Menikah. Masyarakat
Lombok memiliki cara unik untuk melangsungkan upacara pernikahan yaitu dimana
sang mempelai pria akan menculik mempelai wanita, kemudian mempelai wanita akan
dibawa kerumah mempelai pria.
Namun hal tersebut sebelumnya sudah melalui izin dan kesepakatan. Sesaat
setelah melakukan penculikan, hari esoknya baru akan dilakukan proses ijab qobul
supaya pernikahan kedua mempelai tersebut sah di mata agama atau negara.
8. Upacara Ngaben
Ngaben merupakan sebuah upacara pembakaran mayat yang dipercayai serta
dilakukan oleh masyarakat yang menganut agama Hindu khususnya Masyarakat Bali.
Masyarakat Hindu Bali mempercayai jika seseorang yang telah meninggal dunia wajib
untuk disucikan menggunakan media api yaitu dengan cara dibakar hingga mayatnya
berubah menjadi abu. Kemudian abu hasil pembakaran mayat tersebut disebarkan atau
di larungkan di sungai atau laut. Hal tersebut bertujuan untuk penyucian elemen jiwa
dan juga raga.
9. Tradisi Penguburan Mayat di Desa Trunyan
Masih berhubungan dengan upacara kematian, masyarakat Bali juga memiliki
tradisi unik lainnya untuk menguburkan orang yang telah meninggal. Tradisi tersebut
dilakukan di desa Trunyan. Jika terdapat waga desa Trunyan yang meninggal, maka
mayatnya hanya akan diletakkan disekitar pohon yang terdapat di hutan di sekitar desa
Trunyan. Pohon yang akan dijadikan untuk meletakkan mayat bukanlah pohon
sembarangan, melainkan pohon taru dan menyan yang dapat mengeluarkan enzim dan
juga bau wangi. Hal ini dimaksudkan supaya bau busuk dari mayat dapat tersamarkan
oleh bau wangi yang dikeluarkan oleh pohon taru dan menyan.
10. Tradisi Ngurek
Ngurek merupakan sebuah tradisi yang berasal dari Provinsi Bali. Tradisi ini
mirip dengan Debus yang berasal dari Banten. Para pelaku yang terlibat dalam tradisi
upacara ini diharuskan menusuk tubuhnya menggunakan keris. Tujuan dari tradisi ini
adalah untuk meyakinkan manusia akan Tuhan Yang Maha Esa (menurut kepercayaan
mereka). Pada saat seseorang melakukan tradisi ini, mereka yakin serta meminta
perlindungan atau pertolongan kepada Sang Kuasa.
11. Melasti
Berbicara mengenai Provinsi Bali memang tidak ada habisnya, termasuk tradisi
budaya daerah didalamnya. Untuk menyucikan manusia sebelum Hari Raya Nyepi,
masyarakat Bali diharuskan untuk melakukan upacara Melasti. Masyarakat Hindu Bali
akan melakukan sembahyang dan berdoa di tepi pantai. Mereka percaya, dengan
melakukan hal tersebut, maka unsur-unsur jahat dan buruk dalam diri manusia dapat
dibuang dan di larung ke lautan lepas.
12. Mesuryak
Mesuryak merupakan sebuah ritual yang dilakukan secara turun-temurun di
Desa Bongan, Tabanan, Bali. Upacara ini digelar bertepatan pada Hari Raya Kuningan,
yaitu 10 hari setelah Galungan dan dilakukan setiap 6 bulan sekali. Tujuan diadakannya
upacara Mesuryak yaitu untuk memberikan bekal kepada para leluhur yang akan
kembali ke alam baka (Suarga Loka). Bekal ini dapat berupa uang atau beras.
Masyarakat bali percaya jika para leluhur mereka akan turun tepat pada hari raya
Galungan dan akan kembali lagi ke Nirwana pada hari raya Kuningan.
Mesuryak berasal dari kata suryak yang memiliki arti bersorak atau berteriak.
Pada umumnya upacara ini dilaksanakan pada pukul 9 pagi sampai 12 siang. Jika telah
lewat jam 12 siang, mereka percaya jika para leluhur telah kembali ke surga. Sebelum
dimulainya upacara ini, semua masyarakat atau warga akan melakukan ritual
sembahyang di pura keluarga atau di pura kahyangan tiga yang terdapat di desa
setempat. Para leluhur yang telah dilepas kepergiannya akan dibekali banten
pengadegan (sesaji) yang diletakkan di depan pintu gerbang rumah (kori). Biasanya
sesajian ini terdiri atas beras, pis bolong, telur, dan juga perlengkapan lainnya untuk
disiapkan sebagai bekal leluhur.
Jika semua persiapan telah dilakukan, maka selanjutnya adalah melakukan
upacara Mesuryak. Setiap anggota keluarga akan memberi bekal kepada para leluhur
sesuai dengan kemampuannya. Misalnya saja dapat berupa uang logam atau uang
kertas dalam pecahan Rupiah. Selanjutnya uang akan dilempar untuk diperebutkan oleh
warga. Tradisi upacara Mesuryak yaitu bermakna kemakmuran. Sedangkan uang yang
dilempar untuk leluhur disimbolkan untuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang
Widi.
13. Perang Pandan
Mekare-Kare atau istilah lainnya upacara Perang Pandan merupakan sebuah
upacara dimana orang-orang yang terlibat didalamnya akan saling menghantamkan
daun pandan berduri dengan tujuan untuk dipersembahkan kepada Dewa Indra. Meski
mereka saling menghantam satu sama lain, mereka tidak akan merasa kesakitan
meskipun terdapat luka pada kulit. Setelah upacara tersebut, mereka akan diobati dan
juga disucikan oleh para pemangku adat.
14. Reuneuh Mundingeun
Tidak kalah dengan masyarakat Bali, masyarakat Sunda juga memiliki ritual
adat daerah. Ritual ini dilakukan ketika seorang perempuan mengandung lebih dari 9
bulan bahkan sampai usia kandungan mencapai 12 bulan namun belum melahirkan.
Didalam adat ini, perempuan yang hamil disebut dengan reuneuh mundingeun. Dimana
perempuan yang hamil diibaratkan dengan munding atau kerbau yang sedang
mengandung. Maksud dan tujuan daripada upacara ini adalah agar perempuan yang
hamil tersebut dapat segera melahirkan dengan selamat dan juga agar dijauhkan dari
hal-hal yang tidak diinginkan.
15. Tiwah
Contoh budaya daerah yang terakhir adalah berasal dari Suku Dayak yaitu
bernama ritual Tiwah. Ritual Tiwah ini dilakukan untuk upacara kematian. Seperti
halnya upacara adat lainnya, upacara kematian ini juga bersifat sakral.
Dimana tulang-tulang orang yang telah meninggal akan diambil kemudian
diantar untuk diletakkan di Sandung (Rumah kecil yang dibuat khusus hanya untuk
mereka yang telah meninggal dunia).
Sebelumnya akan terdapat banyak ritual lain diantaranya seperti tari-tarian,
suara gong, dan juga hiburan.

F. Kebudayaan Daerah Yang Ada Di Provinsi Bengkulu


1. Temat Kajing (Muko-Muko)

Merupakan tradisi Khatam Qur’an Pengantin yang dilakukan pada saat


rangkaian prosesi adat pernikahan pada suku Muko-muko di Kabupaten Muko-muko
Provinsi Bengkulu. Tradisi ini memang sudah lama dilakukan sejak suku Muko-muko
mendiami wilayah Kabupaten Muko-muko sekitar abad ke 16 yang banyak mendapat
pengaruh budaya Minangkabau, budaya Kerinci dan budaya Rejang. Temat Kajing
merupakan kesenian yang terbentuk dari pengaruh budaya Minangkabau dan agama
Islam yang dapat dilihat dari sejumlah prosesi adat. Juga mengacu pada semboyan adat
Basandi Syarak, Syarak Basansi Kitabullah.
Prinsip ABS SBK ini merupakan syarat dalam melangsungkan pernikahan
melalui tradisi Khatam Quran (Temat Kajing dalam Bahasa Muko-muko), tradisi ini
dilaksanakan saat pengantin akan melangsungkan akad nikah. Pada pagi hari sekitar
pukul 09.00 wib sebelum prosesi akad nikah yakni pada pukul 13.00 wib, dengan
diawali dari rumah induk balo (saudara perempuan ayah sipengantin), pengantin
perempuan (anak daro).
Induk bako akan membawa anak pisangnya (sipengantin perempuam) dari
rumahnya lengkap dengan rombongan, dengan diiringi music qasidah dan membawa
batang uang (mago), membawa satu buah talam (berisi sirih, tembakau dan gula aren)
serta tiga talam lain yang berisi beras dan kelapa. Penganti perempuan akan berjalan
bersama rombongan menuju rumah orang tuanya yang menjadi tempat acara Temat
Kajing dilaksanakan, dengan didampingi oleh inang dan dipimpin oleh kepala kaum
induk bako-nya.Sesampainya pada tujuan pengantin akan disambut oleh kepala kaum
orang tua sipengantin perempuan atau diistilahkan Sipangkalan (tuan rumah),
sedangkan untuk pengantin laki-laki dan keluarganya tidak terlibat diacara tersebut.
Tradisi ini unik dikarenakan tidak semua daerah melaksanakannya, namun bagi
masyarakat Muko-muko wajib melakukan tradisi ini jika anak perempuannya menikah.
idak hanya itu anak perempuan yang ingin menikah harus mahir membaca ayat suci
Al-Quran sebelum melaksanakan Akad nikah, setiap bawaan dari keluarga
menandakan kebersamaan dan gotong royong. Serta bentuk kearifan local agar si
pengantin menjadi keluarga yang Bahagia. Dengan demikian pelestarian nilai budaya
dan sekaligus penanaman nilai-nilai agama tetap terus berlangsung.
2. Kain besurek
Kain besurek bermotif bahasa arab, budaya, dan alam menandakan
Akulturasi budaya lokal dan arab. Mulai dikenal sejak tahun 2015. Besurek berasal dari
melayu dialek artinya bersurat atau bertulisan dengan maksud tulisan berciri kaligrafi
arab gundul. Sebagai bentuk keagungan kepada tuhan, media dakwah islam, serta
kecintaan terhadap budaya dan alam.
Motifnya ada 7 macam: kaligrafi arab, rembulan, kembang melati, burung kuau,
pohon hayat kombinasi kembang cengkih dan kembang cempaka serta perpaduan
relung paku dan burung punai. Kain yang digunakan berbahan dasar katun dan sutra,
serta cenderung berwarna merah kecoklatan dan merah manggis. Biasanya digunakan
untuk untuk penutup kepala bagi raja penghulu, buayan dalam upacara cukur bayi,
penutup jenazah, dan untuk upacara adat pengantin.
Penggunaanya hingga kini tidak hanya pada ritual adat melainkan bisa fashion
sehari-hari, apalagi pemerintah daerah sekarang sudah menerapkan batik besurek
sebagai baju kedinasan. Sehingga penggunaanya bisa dijangkau oleh semua orang
namun nilai jualnya masih cukup tinggi. Dikarenakan masih menggunakan alat
tradisonal dan itulah yang membedakan dengan kain sablon lainnya.
3. Tabot

Merupakan Tradisi Bengkulu dirayakan setiap tahunnya dari tanggal 1


hingga 10 muharam. Untuk memperingati hari kebangkitan islam dan mengenang
imam Husein ali bin abu thalib cucu nabi Muhammad SAW. Yang dulunya perna
menjadi tawanan oleh tentara Yazid Bin Muawiyah di Padang Karbala, Irak untuk
membela islam serta meyampaikan nahi mungkar. Menyampaikan kebenaran
bukan hal mudah, Melainkan harus disuarakan jika kebenaran tidak ditegakan maka
kebatilan akan berkuasa.
Awalnya tabot dibawa oleh para pekerja islamiyah syiah Madras dan
Bengali, India bagian selatan. Untuk membuat benteng malborough , dibawah
naungan Tentara inggris. Secara harfiah tabot berasal dari bahasa arab yg artinya
tabut. Ritual tabot menjadiakan acuan masyarakat untuk tetap semangat karena
setiap perbuatan memberikan kebaikan.
Pelaksanaannya dengan serangkaian upacara adat dan diakhiri dengan arak-
arakan bangunan berhias (tabot) yang diiringi musik dol ( alat musik Bengkulu).
Menariknya setiap tradisi tabot pemerintah menyelenggarakan festival, tentu
menarik wisata untuk berkunjung serta mendekatkan yang jauh atau sebagai ajang
silahturami keluarga.
4. Dol

Merupakan instrument pengiring musik yang digunakan untuk perayaan tabot


dan hari besar lainnya. Dol sejenis beduk namun ukurannya lebih kecil, terbuat dari
bonggol pohon kelapa yang dilubangi serta dilapisi kulit kerbau atau lembu. Alat
pemukulnya dari kayu yang dilapisi kain.

Dol diwarnai dengan corak menarik, ukuran yang cukup besar dan ringan.
Tidak menutup kemungkinan anak kecil untuk memainkanya. Dari muda hingga tua
sangat mahir. maka dari itu, pelastariannya lebih ditingkatkan supaya dol akan selalu
eksis. Dengan suara gemuruh yang kencang membuat orang disekitar bersemangat.
sensasi ini yang membedakan dengan alat musik lainnya. Dulu dol hanya dimainkan
oleh garis keturunannya.

5. Kesenian sarafanl anam

Kesenian ini digunakan untuk adat acara perkawinan dan aqiqah. oleh suku
lembak termasuk daerah lebong, Bengkulu tengah dan kota Bengkulu. Awalnya sarafal
anam diperkenalkan oleh Syech Serunting ulama banten sebagai media untuk
menyebarkan agama islam. Sejak saat itu H. Wajid Bin Raud yang
merupakan masyarakat asli suku Lembak sebagai tokoh yang dipercaya dan dihormati
menerima serta mengembagkan sarafal anam secara turun temurun.

Seni vokal Dengan lantunan ayat suci al-qur’an serta syairnya, serasa membuat
hati tenang dan damai. Dengan tujuan sebagai bentuk pujian terhadap segala
keberkahan oleh allah swt, doa dan wujud syukur hamba kepada tuhannya. Nilainya
sebagai panutan masyarakat berupa kehidupan sosial : kebersamaan dan gotong royong
terhadap sesama yang melibatkan beberapa laki-laki yang berzikir.

Syair melayu yang disenandungkan dengan melantunkan syair Bisyarih dan


tanakal (syair arab) diiringi oleh rebana. yang memainkannya harus mengikuti ajaran
islam dengan memakai kopiah, baju muslim serta kain sarung. Pemerannya
diperuntukan laki-laki sebab laki-laki sebagai pemipin selayak yang memimpin doa
untuk kaumnya.
6. Kerajinan kulit lantung

Daya tarik dengan khas tiada tanding menjadikan provinsi Bengkulu kreatif
dengan segala kekayaan yang dipunya. Kulit lantung diambil dari pohonnya lalu
ditipiskan dengan cara dipukul-pukul, inilah asal mula kulit lantung. Dengan
memanfaatkan pohon karet, dan pohon ibuh untuk menciptakan berbagai kerajinan
tangan unik dan nilai jual. Seperti: tas,dompet gantungan,celengan, bingkai foto dan
perabotan rumah lainnya. Bukan hanya sekedar nilai guna melainkan ada sejarah
didalamnya.

Awalnya pada tahun 1943 masa pendudukan Jepang. kulit lantung dibuat
menjadi pakaian sehari-hari. Kain yang disebut sebagai kain Terjajah ini merupakan
lambang perjuangan rakyat terhadap penjajah. Orang terdahulu memutar otak untuk
tetap survive. Meski tekanan, keadaan memburuk, kelaparan serta penindasan lainnya
Tak menyurut semangat. Jika diam dan hanya berpasrah diri hingga waktu berlalu tidak
akan perna ada kreatif sedemikian rupa ini. Maka tetaplah konsisten serta usaha
semaksimal untuk membangkitkan potensi yang ada dalam diri.

Menjadikan nilai plus dari kerajinan kulit lantung dari getahnya, karena
menurut penilaian masyarakat bengkulu getah membuat barang tidak mudah rusak.
Sehingga bisa digunakan dengan jangka waktu yang lama dan juga harganya ekonomis.
Tentu menjadi pilihan bagi para ibu rumah tangga untuk bisa bergaya, tidak perlu
mengerluarkan biaya mahal bahkan bisa terlihat indah dan berkualitas.
7. Opai malem likua

Tradisi serawai dan rejang yang masih dipakai sampai kini. pada malam 27
ramadhan diadakannya kegiatan membakar batok kelapa setinggi 1,5 meter.
pembakaran dilakukan dihalaman depan rumah setelah magrib. Uniknya satu rumah
hanya boleh membakar 1 lunjuk batok kelapa sebagai lambang kesaan Allah SWT. itu
menandakan bahwa budaya tidak lepas dari agama. Agama selalu mengambil perannya
untuk budaya.

Konon katanya sebagai bentuk rasa syukur kepada allah SWT serta menjadi
ucapan doa kepada terdahulu atau meninggal dunia agar arwahnya tentram. Dengan
berkeyakinan itu suku serawai dan rejang mempercayai bahwasanya batok kelapa yang
dibakar sebagai penyambutan kedatangan roh dan penerang jalan para roh. Dengan
aroma yang khas kelapa membuat orang tetap berada didekatnya. Nyaman dengan
kenikmatan malam bersama orang-orang tercinta sehingga opai melem likua menjadi
pilihan berkumpul bersama keluarga.

8. Marhaban Buai Bayi


Merupakan tradisi adat provinsi bengkulu untuk bayi sedang aqiqah dengan
maksud memberikan pujian serta doa agar kedepannya selalu terjaga dalam kebaikan.
Bayi diletakan dibuaian kain bermotif besurek digendong bujang ( laki-laki belum
menikah). Pelaksanaanya dengan melantukan shalawat diringi rebana serta dengan
ramuan yang sudah dibacakan doa seperti air kelapa diberikan dikepala bayi dengan
maksud shalwat yang dibacakan menjadi rahmat untuk bayi. Setelah itu bayi dikelilingi
untuk dicukur rambutnya. Menarik dalam tradisi ini ada banjar uang atau bendera yang
ditempelkan uang menjadi moment untuk anak-anak kecil mengambilnya jadi setiap
diadakan aqiqah anak kecil sangat tertarik untuk ikut.

9. Berejung

Merupakan tradisi yang tidak terlepas dari tarian adat suku serawai. dengan
memulai tarian adat, lalu dipertengahan dengan berejung, setelah itu ditutup tarian adat.
Biasanya berejung untuk acara pernikahan dan peresmian. Sebagai pertunjukan
nyanyian dengan logat serawai dengan mengungkapkan isi hati sesuai pengalaman
yang terjadi. Namun tidak terlepas disitu berejung juga dapat memberikan nasihat dan
nilai dengan penyampaian yang unik sehingga orang yang datang merasa terhibur dan
tidak merasa digurui.

G. Hubungan Antara Kebudayaan Dan Tradisi


Tradisi dipahami sebagai segala sesuatu yang turun temurun dari nenek moyang.
Tradisi dalam kamus antropologi sama dengan adat istiadat yakni kebiasaan yang bersifat
magis religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi nilainilai budaya, norma-
norma, hukum dan aturan-aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu sistem
atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi sistem budaya dari
suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan
sosial. Sedangkan dalam kamus sosiologi, diartikan sebagai kepercayaan dengan cara turun
menurun yang dapat dipelihara.

Kata kebudayaan berasal dari bahasa ‘‘Sansekerta’’ yaitu budaya dari kata Buddhi
yang artinya budi atau akal Maka kebudayaan adalah sebagai hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal. Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut kultur yang berasal dari
kata lain yaitu klor yang berarti mengolah atau mengerjakan tanah atau petani. Sedangkan
pengertian mengenai kebudayaan sendiri yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sedangkan dalam kehidupan sehari-
hari,, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup
organisasi sosial, religi seni dan lain-lain yang semuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat

Sedangkan secara umum, budaya atau kebudayaan merupakan cara hidup yang
berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya. Contohnya seperti adat ‘ngunduh mantu’ yang ada di Jawa yang akan
dilaksanakan ketika seseorang menikah. tradisi dan kebudayaan saling berkaitan satu
dengan yang lain, karena tradisi adalah bagian dari kebudayaan yang ada dalam kehidupan
masyarakat yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan dan warisan nenek moyang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebudayaan merupakan pengetahuan yang merupakan sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia. Perwujudan kebudayaan diciptakan manusia sebagai
makhluk yang berbudaya berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.
Kebudayaan dimiliki oleh setiap manusia kebudayaan membentuk karakter manusia dalam
tindakan-tindakan yang dilakukan sehari-hari.

Setiap negara memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Seiring dengan


berjalannya waktu di era globalisasi dan kemajuan teknologi seperti saat ini tidak
dipungkiri masuk juga kebudayaan asing sehingga terjadi interaksi antara berbagai
Kebudayaan. Di mana budaya asli berinteraksi dengan budaya asing yang makin
berkembang dari negara lain. Interaksi tersebut menciptakan hubungan dan terwujud dalam
bentuk alkulturasi, asimilasi sintesis dan penetrasi. Maksuknya budaya asing dan hubungan
antara budaya tersebut tentu akan menciptakan dampak yang bersifat positif maupun yang
bersifat negative.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Paul. Ed. 1989. Creating Indonesian Cultures. Sydney: Oceania


Publications. https://www.cambridge.org/core/journals/journal-of-southeast-asian-
studies/article/abs/indonesia-creating-indonesian-cultures-edited-by-paul-alexander-
sydney-oceania-publications-university-of-sydney-1989-pp-viii-230-notes-bibliography-
index/72A7F31DA9A8494F91AAF354C10FA8EE

Alfian. Ed. 1985. Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan. Jakarta: Gramedia.


https://123dok.com/document/zlv05koy-kepustakaan-alfian-ed-persepsi-manusia-
kebudayaan-jakarta-gramedia.html

Bachtiar, Harsya W., Mattulada, Haryati Soebadio. 1985. Budaya dan Manusia
Indonesia. Yogyakarta : Hanindita. https://ads62.com/register/YMJDR86Q

Koentjaraningrat (Redaksi). 1971. 1993. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.


Jakarta: Djambatan. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=643171

Quilici, Folco. 1972. 1975. Primitive Societies. London: Collins. New York :
Franklin Watts.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sabda/article/download/13248/10033

Andreas Pramusinta, Definisi Kebudayaan Menurut Beberapa Ahli,


https://coretanandrea.wordpress.com/2013/11/03/definisi-kebudayaan-menurut-
beberapa-ahli/ , (Diakses Pada 20 Februari2023)

Sumber link :

https://www.bengkulunews.co.id/empat-kesenian-bengkulu-yang-masuk-dalam-
warisan-budaya-tak-benda

https://bengkulu.pikiran-rakyat.com/kabar-bengkulu/pr-2504714307/8-budaya-
dan-tradisi-bengkulu-yang-masih-populer-dan-lestari-di-masyarakat-hingga-saat-
ini?page=4

https://egindo.com/mengenal-kebudayaan-provinsi-bengkulu/

You might also like