You are on page 1of 23

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DIABETS MELLITUS

Mata kuliah: Epidemiologi penyakit tidak menular

Dosen Pengampu: Muhammad Akbar Nurdin, SKM,M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

Masyita Putri Amalia 2021071014287


Sherina Lidhea Sabaru 2021071014214
Magreth Lea Kreutha 2021071014035
Galang Renaldi Frans Wayangkau 2021071014084
Desi Debora Ukago 2021071014153
Fredy Alya 2020071014588
Ida Lokobal 2019071014302

KELAS B
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA
JAYAPURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena dengan Rahmat dan
hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “ Epidemiologi Penyakit Diabetes Melitus” makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.

Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami,dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak kami harapkan

Kamis 26,Mei 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Gambaran umum diabetes mellitus...........................................................................................6
B. Epidemiologi Diabetes Melitus..................................................................................................7
C. Besar Masalah...........................................................................................................................8
D. Penyebab Penyakit Diabetes.....................................................................................................9
E. Klasifikasi Diabetes Melitus.....................................................................................................10
F. Patofisiologi Diabetes Melitus.................................................................................................13
G. Tanda tanda penyakit diabetes mellitus..................................................................................14
H. Faktor risiko dikaitkan dengan aspek budaya..........................................................................16
I. Efek yang di timbulkan.............................................................................................................17
J. Upaya pencegahan..................................................................................................................18
BAB III..................................................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolute
insulinatau insensivitas terhadap insulin. Diabetes mellitus disebabkan oleh oenurunan
kecepataninsulin oleh sel-sel beta pula Langerhans. Biasanya dibagi dalam dua jenis
berbeda: diabetes javanilis, yang biasanya tetapi tak selalu, dimulai mendadak pada awal
kehidupan dandiabetes dengan awitan maturitas yang dimulai di usia lanjut dan terutama
pada orangkegemukan.

Penderita penyakit diabetes mellitus dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya
atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal,
gangguan jantung dan gangguan saraf. Penyebab diabetes mellitus dapat disebabkan oleh
berbagai hal,dan juga terdapat berbagai macam tipe diabetes mellitus. Ada beberapa
gejala yang di timbulkan bagi penderita diabetes mellitus. Kesemuanya akan di bahas di
dalam makalah ini.

Diabetes merupakan permasalahan kesehatan serius di seluruhdunia.Diperkirakan 15,7


juta orang di Amerika Serikat menderita diabetesmellitus. Perkiraan tersebut, merupakan
perhitungan antara diabetes yang terdiagnosa dan tidak terdiagnosa, sebanyak 5,9 %
populasi di Amerika Serikat menderita diabetes mellitus. Diabetes Mellitus menyebabkan
kematian lebih dari 162.200 jiwa pada tahun 1996. Diabetes termasuk tujuh penyebab
utama kematian pada daftar angka kematian di AS, tapi diabetes di yakini termasuk
kematian yang tidak tidak terlaporkan, antaranya adalah kondisi dan penyebab kematian.
Diabetes adalah penyebab utama darikebutaan. Lebih dari 60 sampai 65% penderita
diabetes menderita hipertensi. Hal yang mengejutkan biaya pengeluaran untuk
pengobatan secara langsung dan tidak langsung untuk diabetes pada tahun
1997diperkirakan mencapai 98 juta dolar. Banyaknya biaya tidak memberikan timbal
balik yang kehidupan patien diabetes dan keluarganya.(Sharon nMargaret 2000)

Penderita diabetes mellitus di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, hal ini di
hubungkan dengan meningkatnya angka kesejahteraan.Persentase penderita diabetes
mellitus lebih besar di kota daripada di desa,14,7% untuk dikota dan 7,2% di desa.
Indonesia menduduki peringkat keenam di dunia dalam hal jumlah terbanyak penderita
diabetes

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah yang dibuat, yaitu:


1. Gambaran umum diabetes mellitus?
2. Epidemiologi diabetes mellitus?
3. Besar masalah dari diabtes mellitus?
4. Penyebab penyakit dari diabetes mellitus?
5. Klasifikasi dan jenis-jenis penyakit diabetes mellitus?
6. Patofisiologi dari diabetes mellitus?
7. Tanda-tanda penyakit diabetes mellitus?
8. Faktor risiko yang berkaitan dengan aspek budaya?
9. Efek yang di timbulkan dari penyakit diabetes mellitus?
10. Upaya pencegahan diabetes mellitus?

C. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah, yaitu untuk memberikan pengetahui lebih spesifik
mengenai penyakit diabetes mellitus
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran umum diabetes mellitus

Pengertian Diabetes Melitus Diabetes melitus adalah suatu keadaan di dapatkan


peningkatan kadar gula darah yang kronik sebagai akibat dari gangguan pada
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein karena kekurangan hormon insulin. Masalah
utama pada penderita DM ialah terjadinya komplikasi, khususnyakomplikasi DM kronik
yang merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian penderita DM (Surkesda,
2008).

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja atau keduaduanya
( Surkesda, 2008).

Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat dari insufisiensi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
produksi insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pancreas atau disebakan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 2014).

Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah (atau gula darah) yang menyebabkan kerusakan serius pada jantung,
pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.(WHO 2018).

Penderita DM mengalami gangguan metabolisme dari distribusi gula oleh tubuh


sehingga tubuh tidak bisa memproduksi insulin secara efektif,akibatnya terjadi kelebihan
glukosa di dalam darah (80-110 mg/dl) yang akan menjadi racun bagi tubuh. Sebagian
glukosa yang tertahan dalam darah tersebut melimpah ke sistem urin (Wijayakusuma,
2004).

Penyakit diabetes melitus atau diabetes melitus atau sering juga disebut sebagai penyakit
kencing manis atau penyakit gula, adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan yang
berhubungan dengan hormon insulin ini. Kelainan yang dimaksud berupa jumlah
produksi hormon insulin yang kurang karena ketidakmampuan organ pankreas
memproduksinya atau sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan
organ pankreas memproduksinya atau sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
telah dihasilkan organ pankreas secara baik (Teguh Sutanto, 2013).

B. Epidemiologi Diabetes Melitus

Diabetes melitus tipe 2 meliputi lebih 90% dari semua populasi diabetes. Prevalensi
DMT2 pada bangsa kulit putih berkisar antara 3- 6% pada populasi dewasa.International
Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2011 mengumumkan 336 juta orang di seluruh
dunia mengidap DMT2 dan penyakit ini terkait dengan 4,6 juta kematian tiap tahunnya,
atau satu kematian setiap tujuh detik. Penyakit ini mengenai 12% populasi dewasa di
Amerika Serikat dan lebih dari 25% pada penduduk usia lebih dari 65 tahun (Eva Decroli,
2019).

World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di


Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun
2035. Berdasarkan data dari IDF 2014, Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia,
atau naik dua peringkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan 7,6 juta orang
penyandang DM. Penelitian epidemiologi yang dilakukan hingga tahun 2005 menyatakan
bahwa prevalensi diabetes melitus di Jakarta pada tahun 1982 sebesar 1,6%, tahun 1992
sebesar 5,7%, dan tahun 2005 sebesar 12,8%. Pada tahun 2005 di Padang didapatkan
prevalensi DMT2 sebesar 5,12%. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa
negaraberkembang akibat peningkatan angka kemakmuran di negara yang bersangkutan
akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya
hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan meningkatnya angka kejadian penyakit
degeneratif, salah satunya adalah penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan
salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan
sumber daya manusia (Eva Decroli, 2019)
C. Besar Masalah

Saat ini penderita kencing manis penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke
dan jantung sekitar 10 juta orang. Jumlahnya sekitar 10 tahun mendatang dapat
meningkat dua sampai tiga kali lipat, kata Dr Susie Setyowati, konsultan endroktrin,
metabolik, diabetes di Jakarta.

Dr Susie mengatakan penyakit kronis ini "tak bisa disembuhkan tapi dapat dikendalikan
agar tak terjadi komplikasi".

Cara pencegahannya adalah menjaga asupan makan, berolahraga serta menghentikan


rokok, kebiasaan yang dapat menyebabkan komplikasi terutama bagi penderita jantung."

Kalau mengurangi berat badan 10% saja dari saat ini, bisa mengurangi risiko diabetes
besar," kata dr Susie.

Di dunia penyakit kencang manis ini membunuh lebih satu juta orang setiap tahun dan
siapapun dapat terkena.Penyakit ini terjadi saat tubuh tidak bisa memproses semua gula
(glukosa) di dalam aliran darah; menimbulkan komplikasi yang dapat menyebabkan
serangan jantung, tekanan darah tinggi, kebutaan, gagal ginjal dan amputasi anggota
tubuh bagian bawah.

Jumlah penderita terus meningkat dan tercatat saat ini mencapai 422 juta orang di dunia
empat kali lebih banyak dari pada 30 tahun lalu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO).Meskipun terdapat berbagai risiko ini, setengah penderita diabetes tidak
menyadarinya.Tetapi perubahan gaya hidup dapat mencegahnya, dalam beberapa kasus.
Begini caranya.

Menurut WHO, jumlah penderita diabetes meningkat dari 108 juta orang di tahun 1980
menjadi 422 juta di tahun 2014.Pada tahun 1980, kurang dari 5% orang dewasa ( di atas
18 tahun) menderita diabetes di dunia tahun 2014, tingkatnya adalah 8,5%.International
Diabetes Federation memperkirakan hampir 80% orang dewasa penderita diabetes tinggal
di negara berpenghasilan menengah atau rendah, dimana kebiasaan makan berubah
dengan cepat.Di negara-negara maju, diabetes dikaitkan dengan kemiskinan dan
konsumsi makanan yang lebih murah dan olahan. (BBC)
D. Penyebab Penyakit Diabetes

Gula Darah Tinggi (Diabetes)

kadar gula darah normal yaitu kurang dari 100 mg/dL. Apabila kadar gula darah sudah
mencapai 100-125 mg/dL berarti masuk status prediabetes. Sementara itu, kadar gula
darah yang mencapai 126 mg/dL ke atas sudah tergolong diabetes. Kadar gula darah
tinggi dikenal sebagai hiperglikemia. Pada dasarnya hiperglikemia adalah kondisi ketika
kadar gula dalam darah meningkat atau berlebihan. Sementara itu diabetes merupakan
penyakit yang sebagian besar dipengaruhi oleh hiperglikemia.

Penyebab gula darah tinggi dari penyakit gula terjadi akibat adanya gangguan dalam
tubuh. Sebab, kondisi ini membuat tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke
dalam sel. Alhasil, glukosa menumpuk dalam darah. Pada penyakit gula tipe 1, gangguan
ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyerang virus atau bakteri
berbahaya lainnya, malah menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin.

Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin sehingga gula
yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin, menyebabkan terjadinya
penumpukan gula dalam darah.

Sedangkan pada penyakit gula tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin secara normal.
Tetapi, insulin tidak dapat tubuh gunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai
resistensi insulin.

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

1) Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan kadar
glukosa darah meningkat sehingga memicu kerusakan pada organ-organ tubuh.

Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Penyebab diabetes tipe 1 masih
belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan penyakit ini terkait dengan faktor
genetik dan faktor lingkungan.
2) Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi, yakni sekitar 90–
95%. Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin
sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa digunakan dengan baik. Kondisi ini dikenal
juga dengan istilah resistensi insulin.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, ada jenis diabetes yang biasa terjadi pada ibu hamil,
yakni diabetes gestasional. Diabetes jenis ini disebabkan oleh perubahan hormon pada
masa kehamilan, tetapi biasanya gula darah penderita akan kembali normal setelah m

E. Klasifikasi Diabetes Melitus

Penyakit diabetes terdiri dari tiga tipe utama, yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes
melitus tipe 2, dan diabetes gestasioanal. Tipe diabetes yang disebut terakhir bersifat
incidental, berhubungan dengan kondisi kehamilan seseorang (Teguh Sutanto, 2013).

1. Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes melitus tipe 1 dikenal juga sebagai juvenile diabetes, diabetes anak-anak.
Penyebutan ini didasarkan karena pada umumnya penderita berasal dari kelompok anak-
anak dan dewasa muda. Tapi meskipun begitu, diabetes tipe ini juga bias menyerang
semua umur. Nama lain dari diabetes mellitus 1 adalah insulin-dependent diabetes, yaitu
diabetes yang bergantung pada insulin.

Diabetes melitus tipe 1 adalah penyakit diabetes yang terjadi karena adanya gangguan
pankreas, menyebabkan pankreas tidak mampu memproduksi insulin dengan optimal.
Kita tahu bahwa pankreas berperan penting Dalam keseimbangan kadar gula darah. Pada
diabetes melitus tipe 1, pankreas memproduksi insulin dengan kadar yang sedikit
sehingga tidak mencukupi kebutuhan untuk mengatur kadar gula darah dengan tepat.

Pada perkembangan selanjutnya, pankreas bahkan menjadi tidak mampu lagi


memproduksi insulin. Akibatnya, penderita diabetes melitus tipe 1 harus mendapatkan
injeksi insulin dari luar, ini biasa disebut dengan insulin-dependent. Tidak optimalnya
fungsi pankreas sendiri disebabkan oleh hancurnya sel Beta dalam pankreas yang
berperan dalam memproduksi hormon insulin. Kenapa sel Beta pankreas bisa hancur atau
rusak? Penyebab pastinya belum diketahui pasti. Tetapi dugaan kuat menjurus pada
autoimun, yaitu sistem kekebalan tubuh yang salah mengenali sel Beta sebagai benda
asing. Sistem kekebalan tubuh yang bertugas memerangi bakteri dan virus malah
menghancurkan sel Beta yang memproduksi insulin di dalam pankreas. Penyebab lain
diduga karena adanya faktor genetik (Keturunan) dan infeksi virus.

Kurangnya atau tidak adanya produksi insulin oleh pankreas menyebabkan glukosa
dalam pembuluh darah tidak dapat diserap sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai bahan
bakar. Akibat dari itu, glukosa yang tidak bisa dipakai oleh sel-sel tubuh akan menumpuk
dalam aliran darah. Pada gilirannya, hal ini kemudian menyebabkan rasa kelaparan yang
tinggi pada penderita karena sel-sel tidak mendapat energi dari glukosa. Inilah ironi pada
penyakit diabetes melitus tipe 1, glukosa melimpah dalam pembuluh darah tapi sel-sel
tubuh tidak bisa menggunakannya sebagai energi. Selain itu, tingginya tingkat glukosa
dalam darah menyebabkan penderita sering buang air kecil, yang pada gilirannya juga
menyebabkan kan rasa haus yang berlebihan

2. Diabetes Melitus Tipe 2

Jika didefinisikan, diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit diabetes yang disebabkan
karena sel-sel tubuh tidak menggunakan insulin sebagai sumber energi atau sel-sel tubuh
tidak merespon insulin yang dilepaskan pankreas inilah yang disebut dengan resistensi
insulin.

Resistensi insulin ini menyebabkan glukosa yang tidak dimanfaatkan sel akan tetap
berada di dalam darah, semakin lama semakin menumpuk. Pada saat yang sama,
terjadinya resistensi insulin membuat pankreas memproduksi insulin yang berlebihan.
Lama-kelamaan, dalam kondisi yang tidak terkontrol pankreas akan mengurangi jumlah
produksi insulin. Orang yang kelebihan berat badan memiliki resiko lebih tinggi
mengalami resistensi insulin, karena lemak mengganggu kemampuan sel-sel tubuh untuk
menggunakan insulin. Tapi tidak menutup kemungkinan orang-orang yang berbadan
kurus juga bisa terserang diabetes tipe ini.
Secara umum ada dua penyebab utama terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2 ini,
yaitu faktor genetik (Keturunan) dan hiperglikemia (Tingginya kadar gula darah). Faktor
keturunan sangat berpengaruh dalam diabetes melitus tipe 2. Maka kemungkinan besar
anaknya Juga menderita diabetes. Diabetes karena keturunan ini akan aktif dengan
sendirinya manakala dipicu dengan rendahnya tingkat aktivitas sehari-hari kurang
olahraga, pola makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat dan kelebihan berat
badan terutama di sekitar pinggang.

Saat ini, diabetes mellitus 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak diderita dan
menyerang orang dari segala usia. Jumlah penderitanya jauh lebih banyak dibandingkan
dengan diabetes tipe 1. Pada umumnya diabetes melitus tipe 2 terjadi secara bertahap.
Perkembangan gejala terjadi bertahap selama beberapa minggu atau bulan dan tidak
cukup jelas pada awalnya, sehingga banyak orang yang tidak menyadari dirinya telah
mengalami penyakit diabetes. Oleh karena itu, mencermati gejala-gejala dari diabetes tipe
ini menjadi sangat penting. Deteksi dini penyakit diabetes bermanfaat untuk menghindari
akibatakibat yang lebih parah.

3.Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah diabetes yang disebabkan karena kondisi kehamilan. Pada
diabetes gestasional pankreas penderita tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup
untuk mengontrol gula darah pada tingkat yang aman bagi ibu dan janin.

Pada umumnya, diabetes gestasional didiagnosis pada 24 sampai 28 minggu usia


kehamilan. Pada saat itu, kondisi janin telah membentuk organ tubuh. Karena kondisi
tersebut, pada dasarnya diabetes gestasional tidak sampai menyebabkan cacat pada janin
dan janin. Namun, diabetes gestasional yang tidak terkontrol sangat berisiko pada bayi
seperti

a) Potensi persalinan caesar hal ini karena tubuh bayi menjadi gemuk sehingga tidak
dimungkinkan untuk persalinan alami.

b) Jika tidak sampai terjadi persalinan sesar, risiko cedera bahu (Distorsia bahu) pada bayi
yang lahir.

c) Masalah pernapasan karena potensi hipoglikemia pada ibu dengan diabetes gestasional.

d) Bayi berisiko lebih tinggi terserang penyakit kuning.


e) Risiko paling tinggi adalah bayi meninggal saat lahir.

Melihat risiko yang bisa ditimbulkan akibat diabetes gestasional ini, maka dianjurkan
pada wanita hamil untuk memeriksa diri pada 24 hingga 28 minggu kehamilannya. Gejala
diabetes ini memang ringan dan tidak mengancam hidup untuk wanita hamil, tapi risiko
diabetes yang tidak terkontrol bisa fatal. Pengobatan diabetes gestasional harus cepat.
Pengobatan bertujuan untuk menjaga kadar glukosa darah kembali dan tetap normal.
Kadar gula darah yang terkontrol dapat menghindarkan risiko yang terjadi.

4. Diabetes Mellitus tipe lain

Merupakan individu yang mengalami gula darah yang tinggi atau hiperglikemia akibat
kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit cushing’s,
akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan
obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik) dan infeksi atau sindroma genetik
(Down’s,Klinefelters’s). Diabetes mellitus tipe khusus ialah diabetes yang terjadi karena
adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta
mengganggu sel beta pankreas, sehingga mengakibatkan kegagalan dalam menghasilkan
insulin secara teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sindrom hormonal yang dapat
mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu sindrom cushing, akromegali
dan sindrom genetik (ADA, 2015).

F. Patofisiologi Diabetes Melitus

Berbagai studi tentang patofisiologi diabetes melitus menunjukkan bahwa adanya


abnormalitas pada jumlah hormon insulin menjadi penyebab utama terjadinya diabetes
melitus. Meskipun etiologi dan faktor pemicu dari tiga jenis diabetes melitus berbeda,
mereka dapat menyebabkan gejala dan komplikasi yang hampir sama.

Patofisiologi dari semua jenis diabetes ada kaitannya dengan hormon insulin yang
disekresikan oleh sel-sel beta pankreas. Pada orang sehat, insulin diproduksi sebagai
respons terhadap peningkatan kadar glukosa dalam aliran darah dan peran utamanya
adalah untuk mengontrol konsentrasi glukosa dalam darah. Saat glukosa tinggi, maka
hormon insulin bertugas untuk menetralkan kembali.
Hormon insulin juga berfungsi untuk meningkatkan metabolisme glukosa pada jaringan
dan sel-sel dalam tubuh. Ketika tubuh membutuhkan energi, maka insulin akan bertugas
untuk memecahkan molekul glukosa dan mengubahnya menjadi energi sehingga tubuh
bisa mendapatkan energi. Selain itu, hormon insulin juga bertanggung jawab melakukan
konversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan dalam otot dan sel-sel hati. Hal ini
akan membuat kadar gula dalam darah berada pada jumlah yang stabil.

Pada penderita diabetes melitus, hormon insulin yang ada di dalam tubuh mengalami
abnormalitas. Beberapa penyebabnya antara lain sel-sel tubuh dan jaringan tidak
memanfaatkan glukosa dari darah sehingga menghasilkan peningkatan glukosa dalam
darah. Kondisi tersebut diperburuk oleh peningkatan produksi glukosa oleh hati yaitu
glikogenolisis dan glukoneogenesis yang terjadi secara terus menerus karena tidak adanya
hormon insulin. Selama periode waktu tertentu, kadar glukosa yang tinggi dalam aliran
darah dapat menyebabkan komplikasi parah, seperti gangguan mata, penyakit
kardiovaskuler,kerusakan ginjal, dan masalah pada saraf.

G. Tanda tanda penyakit diabetes mellitus

1. Meningkatnya frekuensi buang air kecil


Karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba mengeluarkan
glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, penderita jadi lebih sering kencing daripada orang
normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari. Ini berlanjut bahkan di
malam hari. Penderita terbangun beberapa kali untuk buang air kecil. Itu pertanda ginjal
berusaha singkirkan semua glukosa ekstra dalam darah.
2. Rasa haus berlebihan
Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita merasa haus dan
butuhkan banyak air. Rasa haus yang berlebihan berarti tubuh Anda mencoba mengisi
kembali cairan yang hilang itu. Sering ‘pipis‘ dan rasa haus berlebihan merupakan
beberapa "cara tubuh Anda untuk mencoba mengelola gula darah tinggi," jelas Dr.
Collazo-Clavell seperti dikutip dari Health.com.
3. Penurunan berat badan
kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang cepat.
Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang digunakan sebagai
energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan bakar.
4. Kelaparan
Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya. Ketika kadar gula darah
merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan lebih menginginkan glukosa yang
dibutuhkan sel.

5. Kulit jadi bermasalah


Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi tanda peringatan diabetes,
seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit jadi gelap di sekitar daerah leher atau
ketiak.

6. Penyembuhan lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda diabetes
lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan akibat
glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri. Diabetes
mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang melakukan perjalanan ke
lokasi cedera dan membantu pembuluh darah sembuhkan luka.

7. Infeksi jamur
"Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi," demikian Dr. Collazo-Clavell
menjelaskan. Hal itu berarti meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi,
meskipun yang paling umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri
tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.

8. Iritasi genital
Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti sariawan
dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal.

9. Keletihan dan mudah tersinggung


"Ketika orang memiliki kadar gula darah tinggi, tergantung berapa lama sudah
merasakannya, mereka kerap merasa tak enak badan," kata Dr. Collazo-Clavell. Bangun
untuk pergi ke kamar mandi beberapa kali di malam hari membuat orang lelah.
Akibatnya, bila lelah orang cenderung mudah tersinggung.
10. Pandangan yang kabur
Penglihatan kabur atau atau sesekali melihat kilatan cahaya merupakan akibat langsung
kadar gula darah tinggi. Membiarkan gula darah Anda tidak terkendali dalam waktu lama
bisa menyebabkan kerusakan permanen, bahkan mungkin kebutaan. Pembuluh darah di
retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun mengalami hiperglikemia dan mikro-
aneurisma, yang melepaskan protein berlemak yang disebut eksudat.

11. Kesemutan atau mati rasa


Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit yang
membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh diabetes. Masih
seperti penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan merajalela terlalu lama, kerusakan
saraf bisa menjadi permanen.

Pada diabetes, gula darah yang tinggi bertindak bagaikan racun. Diabetes sering disebut
‘Silent Killer’ jika gejalanya terabaikan dan ditemukan sudah terjadi komplikasi. Jika
Anda memiliki gejala ini, segera tes gula darah atau berkonsultasi ke petugas kesehatan.

H. Faktor risiko dikaitkan dengan aspek budaya

Beberapa faktor memegang peranan penting dalam perkembangan kasus diabetes melitus.
Kemajuan di bidang teknologi menyebabkan perubahan pada gaya hidup seperti
tersedianya berbagai produk teknologi yang memberikan kemudahan sehingga aktivitas
manusia menjadi kurang bergerak. Perubahan perilaku dan pola makan yang mengarah
pada makanan siap saji dengan kandungan tinggi energi, lemak dan rendah serat
berkontribusi besar pada peningkatan prevalensi DM.

Menurut Riskesdas (2007), prevalensi penderita DM di Sulawesi Selatan adalah 4,6%.


Ditambahkan oleh Pusat Data dan Informatika PERSI (2007) berdasarkan hasil penelitian
epidemiologi, peningkatan prevalensi DM yang terjadi di Sulawesi Selatan khususnya
Kajian Pengaruh Kultur Budaya….. (Yarmaliza) 139 Makassar meningkat dari 1,5% pada
tahun 1981 menjadi 2,9% pada tahun1998, dan 12,5% pada tahun 2005 (Rahmawati,
2011).
Melihat terus meningkatnya jumlah penderita diabetes, The National Health SurveyOf
Amerika (2003) melakukan survey tentang diabetes dan melaporkan bahwa 22% klien
Diabetes Melitus tidak pernah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai program diet
diabetes melitus, 25% telah mendapat pendidikan tetapi tidak mengikuti, dan 53%
menyatakan mereka mengikuti diet tersebut. Survey tersebut juga melaporkan bahwa
klien Diabetes Melitustidak mempunyai pengetahuan yang adekuat tentang penyakitnya
pada umunya dan rekomendasi diet pada khususnya. Dari hasil penelitian Asep Ahmad
Munawar (2001) menunjukkan perilaku diet responden diketahui 52,2% patuh diet dan
47,8% tidak patuh diet. Tingkat pengetahuan terhadap pelaksanaan diet menunjukkan
55,6% dengan kategori cukup, 26,7% baik dan 17,8% kurang

Jumlah penderita DM yang semakin meningkat semakin membuktikan bahwa penyakit


diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.Data Departemen
Kesehatan RI menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan di
Rumah Sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin adalah diabetes
mellitus (Tandra, 2008). Indonesia merupakan urutan keenam di dunia sebagai negara
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak setelah India, Cina, Uni Soviet, Jepang,
Brazil (Rahmadilayani, 2008).

Di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 jumlah pasien Kasus Diabetes Melitus Januari
sampai Desember sebanyak 1568 kasus. Sedangkan pada tahun 2014 dari Januari sampai
April sebanyak 1609 kasus (Dinkes Aceh Barat, 2013). Di Puskesmas Johan Pahlawan
jumlah pasien Diabetes Melitus sebanyak 131 orang yang berobat dari Januari sampai
Desember Tahun 2014 (Puskesmas Johan Pahlawan, 2014).

Budaya masyarakat perkotaan yang disebut Urban Community. masyarakat urban


memiliki budaya yang berbeda dengan pedesaaan pada aspek-aspek seperti pakaian,
makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian yang lebih luas lagi, yaitu
memandang penggunaan kebutuhan hidup dengan pertimbangan pandangan warga
sekitar. Makanan, pakaian dan perumahan bukan lagi sebagai pemenuhan kebutuhan
biologis, tetapi kebutuhan sosial. Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola
kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik yang kuantitas dan kualitasnya
ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhannya (Hanafie, 2016).
Peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat khususnya penderita diabetes mellitus
adalah dalam membentuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-
individu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan.
Praktek/perilaku masyarakat yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kesehatan
dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan medis/kesehatan.
Persepsi tentang kesehatan ataupun penyebab sakit sudah berbeda sekali dengan konsep
medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda disesuaikan dengan keyakinan ataupun
kepercayaan-kepercayaan yang sudah dianut secara turun-temurun sehingga lebih banyak
menimbulkan 37 dampak-dampak yang merugikan bagi kesehatan dan untuk merubah
perilaku ini sangat membutuhkan waktu dan cara yang strategis (Linda, 2004).

I. Efek yang di timbulkan

Komplikasi Diabetes berkembang secara bertahap.

Ketika terlalu banyak gula menetap dalam aliran darah untuk waktu yang lama, hal itu
dapat mempengaruhi pembuluh darah, saraf, mata, ginjal dan sistem kardiovaskular.
Komplikasi termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan
gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi
seksual. Setelah 10-15 tahun dari waktu terdiagnosis, prevalensi semua komplikasi
Diabetes meningkat tajam.
J. Upaya pencegahan

6 Langkah Sehat Mencegah Diabetes

Berikut ini adalah 6 langkah sehat yang dapat mencegah seseorang menderita penyakit
diabetes melitus, diantaranya adalah:

1. Berhenti Merokok

Merokok merupakan salah satu kegiatan yang bukan saja tidak sehat bagi paru-paru,
namun juga dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit diabetes melitus. untuk itu,
hindari penggunaan tembakau (rokok dan tembakau kunyah) serta berhenti
mengkonsumsi minuman beralkohol.

2. Mempertahankan Berat Badan Ideal

Mengatur pola makan dengan gizi seimbang untuk mempertahankan berat badan ideal.
Kurangi konsumsi karbohidrat dan perbanyak makanan yang kaya akan serat.

3. Melakukan Aktifitas Fisik

Aktivitas fisik ringan seperti berjalan, menaiki tangga, hingga melakukan aerobik juga
terbukti mampu menurunkan kadar gula dalam tubuh, sehingga tubuh menjadi sehat,
berat badan indeal, dan sekaligus meminimalisir seseorang menderita penyakit diabetes
melitus

4. Mengkonsumsi Makanan yang Sehat

Salah satu upaya untuk mencegah terkena diabetes melitus dengan konsumsi makanan
yang sehat untuk mendapatkan nutrisi. Konsumsi 3-5 porsi buah dan sayur, serta
mengurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh

5. Rutin Periksa Gula Darah


Memeriksa gula darah atau HbA1c secara rutin merupakan salah satu cara untuk
mendeteksi sedini mungkin kandungan gula darah dalam tubuh, sehingga apabila
seseorang terpapar diabetes, akan lebih cepat mendapatkan penanganan.

6. Mengelola stres

Stres merupakan salah satu penyebab diabetes yang mungkin jarang diketahui oleh
masyarakat. Pasalnya ketika tubuh mengalami stres, produksi seretonin akan terganggu,
sehingga menyebabkan kemampuan tubuh dalam menciptakan insulin akan berkurang.

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Mari disiplin menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat, serta lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan apabila mengalami
gejala diabetes melitus seperti buang air kecil lebih dari biasanya terutama saat malam
hari, kehilangan berat badan tanpa melakukan apapun, hingga luka yang tidak pernah
sembuh.

Pencegahan DM berdasarkan Perkeni (2011) terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah sebuah upaya pencegahan yang ditujukan pada kelompok yang
memiliki faktor risiko, yaitu kelompok yang belum mengalami DM tipe 2 tetapi memiliki
potensi untuk mengalami DM tipe 2karena memiliki faktor risiko. Pelaksanaan pencegahan
primer bisa dilakukan dengan tindakan penyuluhan dan pengelolan pada kelompok
masyarakat yang memiliki risiko tinggi merupakan salah satu aspek penting dalam
pencegahan primer (Perkeni, 2011).

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah suatu upaya pencegahan timbulnya komplikasi pada pasien
yang mengalami DM tipe 2. Pencegahan ini dilakukan dengan pemberian pengobatan yang
cukup dan tindakan deteksi dini penyakit sejak awal pengelolaan penyakit DM tipe 2.
Program penyuluhan memegang peran penting dalam meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menjalani program pengobatan dan menuju perilaku sehat (Perkeni, 2011).

3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah suatu upaya yang ditujukan pada pasien DM tipe 2 yang
mengalami komplikasi untuk mencegah kecacatan lebih lanjut. Upaya rehabilitasi pada
pasien dilakukan 21 sedini mungkin, sebelum kecacatan berkembang dan menetap.
Penyuluhan dilakukan pada pasien serta pada keluarga pasien. Materi yang diberikan ialah
mengenai upaya rehabilitasi yang dapat dilkukan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut agar
dapat mencapai kualitas hidup yang optimal (Perkeni, 2011). Pencegahan tersier memerlukan
pelayanan kesehatan yang menyeluruh antar tenaga medis. Kolaborasi yang baik antar para
ahli di berbagai disiplin (jantung dan ginjal, mata, bedah ortopedi, bedah vaskuler, radiologi,
rehabilitasi medis, gizi dan lain sebagainya) sangat diperlukan dalam menunjang
keberhasilan pencegahan tersier (Perkeni, 2011

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa Diabetes mellitus adalah penyakit
yangdisebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak
dapatmenyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak
terdapat cukupinsulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap insulin
dalam darah.Paling sedikit terdapat tiga bentuk diabetes mellitus: tipe I, tipe II, dan
diabetes gestasional

Gejala awal dari diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin sering makan,
dansering buang air kecil. Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan penyuntukan
insulin, pendidikan dan kepatuhan terhadap diet, dan program olahraga. Diabetes mellitus
dapatterjadi komplikasi akut. Macam-macam komplikasi akut, yaitu ketoasidosis
diabetes, efek somogyi, dan fenomena fajar.
B. Saran

Sebaiknya mahasiswa(i) harus lebih memahami mengenai penyakit diabetes mellitus,


beserta dengan gejala dan pengobatannya

DAFTAR PUSTAKA

(BAB, n.d.)Apa saja komplikasi dan akibat dari Diabetes? - Direktorat P2PTM. (n.d.).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/6/apa-
saja-komplikasi-dan-akibat-dari-diabetes

BAB, I. V. (n.d.). A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian. Sumber,


18(45), 0–25.

Kemenkes. (2018). Apa Saja Tipe Penyakit DM? - Direktorat P2PTM (pp. 10–11).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/apa-saja-tipe-
penyakit-dm%0Ahttp://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/10/apa-saja-tipe-penyakit-dm

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin tetap produktif, cegah, dan atasi Diabetes
Melitus 2020. In Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (pp. 1–10).

Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021). Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi, gejala,
penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. Prosiding Seminar
Nasional Biologi, 7(1), 237–241.

Mathematics, A. (2016). DIABETES MELLITUS. 1–23.

Yarmaliza. (2017). Kajian Pengaruh Kultur Budaya Terhadap Kejadian Diabetes Melitus.
Semdi Unaya, November, 136–145. https://docplayer.info/76457732-Kajian-pengaruh-
kultur-budaya-terhadap-kejadian-diabetes-melitus.html#

(Kementerian Kesehatan RI., 2020; Lestari & Zulkarnain, 2021; Mathematics, 2016; Yarmaliza,
2017)Apa saja komplikasi dan akibat dari Diabetes? - Direktorat P2PTM. (n.d.).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/6/apa-saja-
komplikasi-dan-akibat-dari-diabetes
Kemenkes. (2018). Apa Saja Tipe Penyakit DM? - Direktorat P2PTM (pp. 10–11).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/apa-saja-tipe-
penyakit-dm%0Ahttp://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/10/apa-saja-tipe-penyakit-dm

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin tetap produktif, cegah, dan atasi Diabetes Melitus
2020. In Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (pp. 1–10).

(Apa Saja Komplikasi Dan Akibat Dari Diabetes? - Direktorat P2PTM, n.d.; Kemenkes,
2018)

You might also like