Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 5 - Makalah - Diabetes Melitus - EPTM
Kelompok 5 - Makalah - Diabetes Melitus - EPTM
KELAS B
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA
JAYAPURA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena dengan Rahmat dan
hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “ Epidemiologi Penyakit Diabetes Melitus” makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami,dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak kami harapkan
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Gambaran umum diabetes mellitus...........................................................................................6
B. Epidemiologi Diabetes Melitus..................................................................................................7
C. Besar Masalah...........................................................................................................................8
D. Penyebab Penyakit Diabetes.....................................................................................................9
E. Klasifikasi Diabetes Melitus.....................................................................................................10
F. Patofisiologi Diabetes Melitus.................................................................................................13
G. Tanda tanda penyakit diabetes mellitus..................................................................................14
H. Faktor risiko dikaitkan dengan aspek budaya..........................................................................16
I. Efek yang di timbulkan.............................................................................................................17
J. Upaya pencegahan..................................................................................................................18
BAB III..................................................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolute
insulinatau insensivitas terhadap insulin. Diabetes mellitus disebabkan oleh oenurunan
kecepataninsulin oleh sel-sel beta pula Langerhans. Biasanya dibagi dalam dua jenis
berbeda: diabetes javanilis, yang biasanya tetapi tak selalu, dimulai mendadak pada awal
kehidupan dandiabetes dengan awitan maturitas yang dimulai di usia lanjut dan terutama
pada orangkegemukan.
Penderita penyakit diabetes mellitus dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya
atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal,
gangguan jantung dan gangguan saraf. Penyebab diabetes mellitus dapat disebabkan oleh
berbagai hal,dan juga terdapat berbagai macam tipe diabetes mellitus. Ada beberapa
gejala yang di timbulkan bagi penderita diabetes mellitus. Kesemuanya akan di bahas di
dalam makalah ini.
Penderita diabetes mellitus di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, hal ini di
hubungkan dengan meningkatnya angka kesejahteraan.Persentase penderita diabetes
mellitus lebih besar di kota daripada di desa,14,7% untuk dikota dan 7,2% di desa.
Indonesia menduduki peringkat keenam di dunia dalam hal jumlah terbanyak penderita
diabetes
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah, yaitu untuk memberikan pengetahui lebih spesifik
mengenai penyakit diabetes mellitus
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat dari insufisiensi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
produksi insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pancreas atau disebakan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 2014).
Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah (atau gula darah) yang menyebabkan kerusakan serius pada jantung,
pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.(WHO 2018).
Penyakit diabetes melitus atau diabetes melitus atau sering juga disebut sebagai penyakit
kencing manis atau penyakit gula, adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan yang
berhubungan dengan hormon insulin ini. Kelainan yang dimaksud berupa jumlah
produksi hormon insulin yang kurang karena ketidakmampuan organ pankreas
memproduksinya atau sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan
organ pankreas memproduksinya atau sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
telah dihasilkan organ pankreas secara baik (Teguh Sutanto, 2013).
Diabetes melitus tipe 2 meliputi lebih 90% dari semua populasi diabetes. Prevalensi
DMT2 pada bangsa kulit putih berkisar antara 3- 6% pada populasi dewasa.International
Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2011 mengumumkan 336 juta orang di seluruh
dunia mengidap DMT2 dan penyakit ini terkait dengan 4,6 juta kematian tiap tahunnya,
atau satu kematian setiap tujuh detik. Penyakit ini mengenai 12% populasi dewasa di
Amerika Serikat dan lebih dari 25% pada penduduk usia lebih dari 65 tahun (Eva Decroli,
2019).
Saat ini penderita kencing manis penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke
dan jantung sekitar 10 juta orang. Jumlahnya sekitar 10 tahun mendatang dapat
meningkat dua sampai tiga kali lipat, kata Dr Susie Setyowati, konsultan endroktrin,
metabolik, diabetes di Jakarta.
Dr Susie mengatakan penyakit kronis ini "tak bisa disembuhkan tapi dapat dikendalikan
agar tak terjadi komplikasi".
Kalau mengurangi berat badan 10% saja dari saat ini, bisa mengurangi risiko diabetes
besar," kata dr Susie.
Di dunia penyakit kencang manis ini membunuh lebih satu juta orang setiap tahun dan
siapapun dapat terkena.Penyakit ini terjadi saat tubuh tidak bisa memproses semua gula
(glukosa) di dalam aliran darah; menimbulkan komplikasi yang dapat menyebabkan
serangan jantung, tekanan darah tinggi, kebutaan, gagal ginjal dan amputasi anggota
tubuh bagian bawah.
Jumlah penderita terus meningkat dan tercatat saat ini mencapai 422 juta orang di dunia
empat kali lebih banyak dari pada 30 tahun lalu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO).Meskipun terdapat berbagai risiko ini, setengah penderita diabetes tidak
menyadarinya.Tetapi perubahan gaya hidup dapat mencegahnya, dalam beberapa kasus.
Begini caranya.
Menurut WHO, jumlah penderita diabetes meningkat dari 108 juta orang di tahun 1980
menjadi 422 juta di tahun 2014.Pada tahun 1980, kurang dari 5% orang dewasa ( di atas
18 tahun) menderita diabetes di dunia tahun 2014, tingkatnya adalah 8,5%.International
Diabetes Federation memperkirakan hampir 80% orang dewasa penderita diabetes tinggal
di negara berpenghasilan menengah atau rendah, dimana kebiasaan makan berubah
dengan cepat.Di negara-negara maju, diabetes dikaitkan dengan kemiskinan dan
konsumsi makanan yang lebih murah dan olahan. (BBC)
D. Penyebab Penyakit Diabetes
kadar gula darah normal yaitu kurang dari 100 mg/dL. Apabila kadar gula darah sudah
mencapai 100-125 mg/dL berarti masuk status prediabetes. Sementara itu, kadar gula
darah yang mencapai 126 mg/dL ke atas sudah tergolong diabetes. Kadar gula darah
tinggi dikenal sebagai hiperglikemia. Pada dasarnya hiperglikemia adalah kondisi ketika
kadar gula dalam darah meningkat atau berlebihan. Sementara itu diabetes merupakan
penyakit yang sebagian besar dipengaruhi oleh hiperglikemia.
Penyebab gula darah tinggi dari penyakit gula terjadi akibat adanya gangguan dalam
tubuh. Sebab, kondisi ini membuat tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke
dalam sel. Alhasil, glukosa menumpuk dalam darah. Pada penyakit gula tipe 1, gangguan
ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyerang virus atau bakteri
berbahaya lainnya, malah menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin.
Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin sehingga gula
yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin, menyebabkan terjadinya
penumpukan gula dalam darah.
Sedangkan pada penyakit gula tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin secara normal.
Tetapi, insulin tidak dapat tubuh gunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai
resistensi insulin.
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
1) Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan kadar
glukosa darah meningkat sehingga memicu kerusakan pada organ-organ tubuh.
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Penyebab diabetes tipe 1 masih
belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan penyakit ini terkait dengan faktor
genetik dan faktor lingkungan.
2) Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi, yakni sekitar 90–
95%. Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin
sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa digunakan dengan baik. Kondisi ini dikenal
juga dengan istilah resistensi insulin.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, ada jenis diabetes yang biasa terjadi pada ibu hamil,
yakni diabetes gestasional. Diabetes jenis ini disebabkan oleh perubahan hormon pada
masa kehamilan, tetapi biasanya gula darah penderita akan kembali normal setelah m
Penyakit diabetes terdiri dari tiga tipe utama, yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes
melitus tipe 2, dan diabetes gestasioanal. Tipe diabetes yang disebut terakhir bersifat
incidental, berhubungan dengan kondisi kehamilan seseorang (Teguh Sutanto, 2013).
Diabetes melitus tipe 1 dikenal juga sebagai juvenile diabetes, diabetes anak-anak.
Penyebutan ini didasarkan karena pada umumnya penderita berasal dari kelompok anak-
anak dan dewasa muda. Tapi meskipun begitu, diabetes tipe ini juga bias menyerang
semua umur. Nama lain dari diabetes mellitus 1 adalah insulin-dependent diabetes, yaitu
diabetes yang bergantung pada insulin.
Diabetes melitus tipe 1 adalah penyakit diabetes yang terjadi karena adanya gangguan
pankreas, menyebabkan pankreas tidak mampu memproduksi insulin dengan optimal.
Kita tahu bahwa pankreas berperan penting Dalam keseimbangan kadar gula darah. Pada
diabetes melitus tipe 1, pankreas memproduksi insulin dengan kadar yang sedikit
sehingga tidak mencukupi kebutuhan untuk mengatur kadar gula darah dengan tepat.
Kurangnya atau tidak adanya produksi insulin oleh pankreas menyebabkan glukosa
dalam pembuluh darah tidak dapat diserap sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai bahan
bakar. Akibat dari itu, glukosa yang tidak bisa dipakai oleh sel-sel tubuh akan menumpuk
dalam aliran darah. Pada gilirannya, hal ini kemudian menyebabkan rasa kelaparan yang
tinggi pada penderita karena sel-sel tidak mendapat energi dari glukosa. Inilah ironi pada
penyakit diabetes melitus tipe 1, glukosa melimpah dalam pembuluh darah tapi sel-sel
tubuh tidak bisa menggunakannya sebagai energi. Selain itu, tingginya tingkat glukosa
dalam darah menyebabkan penderita sering buang air kecil, yang pada gilirannya juga
menyebabkan kan rasa haus yang berlebihan
Jika didefinisikan, diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit diabetes yang disebabkan
karena sel-sel tubuh tidak menggunakan insulin sebagai sumber energi atau sel-sel tubuh
tidak merespon insulin yang dilepaskan pankreas inilah yang disebut dengan resistensi
insulin.
Resistensi insulin ini menyebabkan glukosa yang tidak dimanfaatkan sel akan tetap
berada di dalam darah, semakin lama semakin menumpuk. Pada saat yang sama,
terjadinya resistensi insulin membuat pankreas memproduksi insulin yang berlebihan.
Lama-kelamaan, dalam kondisi yang tidak terkontrol pankreas akan mengurangi jumlah
produksi insulin. Orang yang kelebihan berat badan memiliki resiko lebih tinggi
mengalami resistensi insulin, karena lemak mengganggu kemampuan sel-sel tubuh untuk
menggunakan insulin. Tapi tidak menutup kemungkinan orang-orang yang berbadan
kurus juga bisa terserang diabetes tipe ini.
Secara umum ada dua penyebab utama terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2 ini,
yaitu faktor genetik (Keturunan) dan hiperglikemia (Tingginya kadar gula darah). Faktor
keturunan sangat berpengaruh dalam diabetes melitus tipe 2. Maka kemungkinan besar
anaknya Juga menderita diabetes. Diabetes karena keturunan ini akan aktif dengan
sendirinya manakala dipicu dengan rendahnya tingkat aktivitas sehari-hari kurang
olahraga, pola makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat dan kelebihan berat
badan terutama di sekitar pinggang.
Saat ini, diabetes mellitus 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak diderita dan
menyerang orang dari segala usia. Jumlah penderitanya jauh lebih banyak dibandingkan
dengan diabetes tipe 1. Pada umumnya diabetes melitus tipe 2 terjadi secara bertahap.
Perkembangan gejala terjadi bertahap selama beberapa minggu atau bulan dan tidak
cukup jelas pada awalnya, sehingga banyak orang yang tidak menyadari dirinya telah
mengalami penyakit diabetes. Oleh karena itu, mencermati gejala-gejala dari diabetes tipe
ini menjadi sangat penting. Deteksi dini penyakit diabetes bermanfaat untuk menghindari
akibatakibat yang lebih parah.
3.Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang disebabkan karena kondisi kehamilan. Pada
diabetes gestasional pankreas penderita tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup
untuk mengontrol gula darah pada tingkat yang aman bagi ibu dan janin.
a) Potensi persalinan caesar hal ini karena tubuh bayi menjadi gemuk sehingga tidak
dimungkinkan untuk persalinan alami.
b) Jika tidak sampai terjadi persalinan sesar, risiko cedera bahu (Distorsia bahu) pada bayi
yang lahir.
c) Masalah pernapasan karena potensi hipoglikemia pada ibu dengan diabetes gestasional.
Melihat risiko yang bisa ditimbulkan akibat diabetes gestasional ini, maka dianjurkan
pada wanita hamil untuk memeriksa diri pada 24 hingga 28 minggu kehamilannya. Gejala
diabetes ini memang ringan dan tidak mengancam hidup untuk wanita hamil, tapi risiko
diabetes yang tidak terkontrol bisa fatal. Pengobatan diabetes gestasional harus cepat.
Pengobatan bertujuan untuk menjaga kadar glukosa darah kembali dan tetap normal.
Kadar gula darah yang terkontrol dapat menghindarkan risiko yang terjadi.
Merupakan individu yang mengalami gula darah yang tinggi atau hiperglikemia akibat
kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit cushing’s,
akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan
obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik) dan infeksi atau sindroma genetik
(Down’s,Klinefelters’s). Diabetes mellitus tipe khusus ialah diabetes yang terjadi karena
adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta
mengganggu sel beta pankreas, sehingga mengakibatkan kegagalan dalam menghasilkan
insulin secara teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sindrom hormonal yang dapat
mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu sindrom cushing, akromegali
dan sindrom genetik (ADA, 2015).
Patofisiologi dari semua jenis diabetes ada kaitannya dengan hormon insulin yang
disekresikan oleh sel-sel beta pankreas. Pada orang sehat, insulin diproduksi sebagai
respons terhadap peningkatan kadar glukosa dalam aliran darah dan peran utamanya
adalah untuk mengontrol konsentrasi glukosa dalam darah. Saat glukosa tinggi, maka
hormon insulin bertugas untuk menetralkan kembali.
Hormon insulin juga berfungsi untuk meningkatkan metabolisme glukosa pada jaringan
dan sel-sel dalam tubuh. Ketika tubuh membutuhkan energi, maka insulin akan bertugas
untuk memecahkan molekul glukosa dan mengubahnya menjadi energi sehingga tubuh
bisa mendapatkan energi. Selain itu, hormon insulin juga bertanggung jawab melakukan
konversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan dalam otot dan sel-sel hati. Hal ini
akan membuat kadar gula dalam darah berada pada jumlah yang stabil.
Pada penderita diabetes melitus, hormon insulin yang ada di dalam tubuh mengalami
abnormalitas. Beberapa penyebabnya antara lain sel-sel tubuh dan jaringan tidak
memanfaatkan glukosa dari darah sehingga menghasilkan peningkatan glukosa dalam
darah. Kondisi tersebut diperburuk oleh peningkatan produksi glukosa oleh hati yaitu
glikogenolisis dan glukoneogenesis yang terjadi secara terus menerus karena tidak adanya
hormon insulin. Selama periode waktu tertentu, kadar glukosa yang tinggi dalam aliran
darah dapat menyebabkan komplikasi parah, seperti gangguan mata, penyakit
kardiovaskuler,kerusakan ginjal, dan masalah pada saraf.
6. Penyembuhan lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda diabetes
lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan akibat
glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri. Diabetes
mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang melakukan perjalanan ke
lokasi cedera dan membantu pembuluh darah sembuhkan luka.
7. Infeksi jamur
"Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi," demikian Dr. Collazo-Clavell
menjelaskan. Hal itu berarti meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi,
meskipun yang paling umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri
tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.
8. Iritasi genital
Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti sariawan
dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal.
Pada diabetes, gula darah yang tinggi bertindak bagaikan racun. Diabetes sering disebut
‘Silent Killer’ jika gejalanya terabaikan dan ditemukan sudah terjadi komplikasi. Jika
Anda memiliki gejala ini, segera tes gula darah atau berkonsultasi ke petugas kesehatan.
Beberapa faktor memegang peranan penting dalam perkembangan kasus diabetes melitus.
Kemajuan di bidang teknologi menyebabkan perubahan pada gaya hidup seperti
tersedianya berbagai produk teknologi yang memberikan kemudahan sehingga aktivitas
manusia menjadi kurang bergerak. Perubahan perilaku dan pola makan yang mengarah
pada makanan siap saji dengan kandungan tinggi energi, lemak dan rendah serat
berkontribusi besar pada peningkatan prevalensi DM.
Di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 jumlah pasien Kasus Diabetes Melitus Januari
sampai Desember sebanyak 1568 kasus. Sedangkan pada tahun 2014 dari Januari sampai
April sebanyak 1609 kasus (Dinkes Aceh Barat, 2013). Di Puskesmas Johan Pahlawan
jumlah pasien Diabetes Melitus sebanyak 131 orang yang berobat dari Januari sampai
Desember Tahun 2014 (Puskesmas Johan Pahlawan, 2014).
Ketika terlalu banyak gula menetap dalam aliran darah untuk waktu yang lama, hal itu
dapat mempengaruhi pembuluh darah, saraf, mata, ginjal dan sistem kardiovaskular.
Komplikasi termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan
gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi
seksual. Setelah 10-15 tahun dari waktu terdiagnosis, prevalensi semua komplikasi
Diabetes meningkat tajam.
J. Upaya pencegahan
Berikut ini adalah 6 langkah sehat yang dapat mencegah seseorang menderita penyakit
diabetes melitus, diantaranya adalah:
1. Berhenti Merokok
Merokok merupakan salah satu kegiatan yang bukan saja tidak sehat bagi paru-paru,
namun juga dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit diabetes melitus. untuk itu,
hindari penggunaan tembakau (rokok dan tembakau kunyah) serta berhenti
mengkonsumsi minuman beralkohol.
Mengatur pola makan dengan gizi seimbang untuk mempertahankan berat badan ideal.
Kurangi konsumsi karbohidrat dan perbanyak makanan yang kaya akan serat.
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan, menaiki tangga, hingga melakukan aerobik juga
terbukti mampu menurunkan kadar gula dalam tubuh, sehingga tubuh menjadi sehat,
berat badan indeal, dan sekaligus meminimalisir seseorang menderita penyakit diabetes
melitus
Salah satu upaya untuk mencegah terkena diabetes melitus dengan konsumsi makanan
yang sehat untuk mendapatkan nutrisi. Konsumsi 3-5 porsi buah dan sayur, serta
mengurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh
6. Mengelola stres
Stres merupakan salah satu penyebab diabetes yang mungkin jarang diketahui oleh
masyarakat. Pasalnya ketika tubuh mengalami stres, produksi seretonin akan terganggu,
sehingga menyebabkan kemampuan tubuh dalam menciptakan insulin akan berkurang.
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Mari disiplin menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat, serta lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan apabila mengalami
gejala diabetes melitus seperti buang air kecil lebih dari biasanya terutama saat malam
hari, kehilangan berat badan tanpa melakukan apapun, hingga luka yang tidak pernah
sembuh.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah sebuah upaya pencegahan yang ditujukan pada kelompok yang
memiliki faktor risiko, yaitu kelompok yang belum mengalami DM tipe 2 tetapi memiliki
potensi untuk mengalami DM tipe 2karena memiliki faktor risiko. Pelaksanaan pencegahan
primer bisa dilakukan dengan tindakan penyuluhan dan pengelolan pada kelompok
masyarakat yang memiliki risiko tinggi merupakan salah satu aspek penting dalam
pencegahan primer (Perkeni, 2011).
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah suatu upaya pencegahan timbulnya komplikasi pada pasien
yang mengalami DM tipe 2. Pencegahan ini dilakukan dengan pemberian pengobatan yang
cukup dan tindakan deteksi dini penyakit sejak awal pengelolaan penyakit DM tipe 2.
Program penyuluhan memegang peran penting dalam meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menjalani program pengobatan dan menuju perilaku sehat (Perkeni, 2011).
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah suatu upaya yang ditujukan pada pasien DM tipe 2 yang
mengalami komplikasi untuk mencegah kecacatan lebih lanjut. Upaya rehabilitasi pada
pasien dilakukan 21 sedini mungkin, sebelum kecacatan berkembang dan menetap.
Penyuluhan dilakukan pada pasien serta pada keluarga pasien. Materi yang diberikan ialah
mengenai upaya rehabilitasi yang dapat dilkukan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut agar
dapat mencapai kualitas hidup yang optimal (Perkeni, 2011). Pencegahan tersier memerlukan
pelayanan kesehatan yang menyeluruh antar tenaga medis. Kolaborasi yang baik antar para
ahli di berbagai disiplin (jantung dan ginjal, mata, bedah ortopedi, bedah vaskuler, radiologi,
rehabilitasi medis, gizi dan lain sebagainya) sangat diperlukan dalam menunjang
keberhasilan pencegahan tersier (Perkeni, 2011
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa Diabetes mellitus adalah penyakit
yangdisebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak
dapatmenyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak
terdapat cukupinsulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap insulin
dalam darah.Paling sedikit terdapat tiga bentuk diabetes mellitus: tipe I, tipe II, dan
diabetes gestasional
Gejala awal dari diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin sering makan,
dansering buang air kecil. Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan penyuntukan
insulin, pendidikan dan kepatuhan terhadap diet, dan program olahraga. Diabetes mellitus
dapatterjadi komplikasi akut. Macam-macam komplikasi akut, yaitu ketoasidosis
diabetes, efek somogyi, dan fenomena fajar.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
(BAB, n.d.)Apa saja komplikasi dan akibat dari Diabetes? - Direktorat P2PTM. (n.d.).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/6/apa-
saja-komplikasi-dan-akibat-dari-diabetes
Kemenkes. (2018). Apa Saja Tipe Penyakit DM? - Direktorat P2PTM (pp. 10–11).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/apa-saja-tipe-
penyakit-dm%0Ahttp://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/10/apa-saja-tipe-penyakit-dm
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin tetap produktif, cegah, dan atasi Diabetes
Melitus 2020. In Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (pp. 1–10).
Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021). Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi, gejala,
penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. Prosiding Seminar
Nasional Biologi, 7(1), 237–241.
Yarmaliza. (2017). Kajian Pengaruh Kultur Budaya Terhadap Kejadian Diabetes Melitus.
Semdi Unaya, November, 136–145. https://docplayer.info/76457732-Kajian-pengaruh-
kultur-budaya-terhadap-kejadian-diabetes-melitus.html#
(Kementerian Kesehatan RI., 2020; Lestari & Zulkarnain, 2021; Mathematics, 2016; Yarmaliza,
2017)Apa saja komplikasi dan akibat dari Diabetes? - Direktorat P2PTM. (n.d.).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/6/apa-saja-
komplikasi-dan-akibat-dari-diabetes
Kemenkes. (2018). Apa Saja Tipe Penyakit DM? - Direktorat P2PTM (pp. 10–11).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/apa-saja-tipe-
penyakit-dm%0Ahttp://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/10/apa-saja-tipe-penyakit-dm
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin tetap produktif, cegah, dan atasi Diabetes Melitus
2020. In Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (pp. 1–10).
(Apa Saja Komplikasi Dan Akibat Dari Diabetes? - Direktorat P2PTM, n.d.; Kemenkes,
2018)