You are on page 1of 8

Sifat Ownership Equity Ownership Equity adalah jumlah yang menjadi hak pemilik dalam suatu perusahaan.

Biasanya digunakan istilah proprietorship equity ( untuk modal dalam perusahaan perseorangan ), Partnership Equity ( untuk modal dalam suatu firma atau persekutuan perdata diantara tenaga professional ), atau Stockholder Equity ( untuk modal dalam perseroan terbatas ).

Proprietary Theory ( Teori Kepemilikan ) Teori kepemilikan muncul dari upaya untuk menetapkan logika pada persamaan pembukuan berpasangan atau double entry. Dalam persamaan akuntansi A - L= P, Pemilik adalah pusat kepentingan. Asset dianggap dimiliki oleh pemilik dan kewajiban merupakan kewajiban dari pemilik. Menurut teori kepemilikan, pendapatan adalah kenaikan dalam hak pemilik dan beban adalah penurunan. Jadi laba bersih yaitu kelebihan pendapatan atas beban di accrual kan langsung ke pemilik, itu merupakan kenaikan dalam kekayaan pemilik. Dan karena laba adalah kenaikan dalam kekayaan, hal itu langsung ditambahkan ke modal pemilik atau hak pemilik. Teori kepemilikan paling baik diterapkan dalam bentuk organisasi perusahaan perorangan karena dalam bentuk ini umumnya ada hubungan pribadi antara manajemen perusahaan dan kepemilikan.

Entity Theory ( Teori Entitas ) Keberadaan suatu satuan usaha yang terpisah dari urusan pribadi dan kepentingan lain dari pemilik dan pemegang ekuitas lain diakui dalam semua konsep pemilik dan ekuitas. Namun dalam teori entitas, perusahaan bisnis

dipandang mempunyai keberadaan terpisah, bahkan secara personal dari pemiliknya. Pendiri dan pemilik tidak harus teridentifikasi dengan keberadaan perusahaan itu. Hubungan ini mempunyai dukungan hukum dan kelembagaan dalam bentuk perseroan, tetapi juga ditemukan dalam bentuk lain perusahaan bisnis. Sebenarnya teori entitas benar-benar mendahului konsep perseroan. Keberadaan yang terpisah ini tidak unik bagi perusahaan bisnis; universitas, rumah sakit, pemerintah dan organisasi lain mempunyai kesinambungan keberadaan yang terpisah dari kehidupan para pendirinya dan bahkan terpisah dari orang-orang yang langsung berkaitan dengan organisasi. Teori entitas didasarkan pada persamaan A = K + SE, atau asset sama dengan ekuitas ( kewajiban ditambah ekuitas pemegang saham ). Teori entitas mempunyai penerapan utama dalam bentuk perusahaan perseroan, tetapi hal itu juga relevan bagi perusahaanperusahaan bukan perseroan yang mempunyai kelanjutan eksitensi terpisah dari kehidupan masing-masing individu.

Residual Equity Theory ( Teori Ekuitas Residual ) Ahli teori akuntansi William Paton menyatakan ekuitas residual sebagai salah satu dari beberapa jenis ekuitas dalam teori entitas. Dalam teori entitas, pemegang saham mempunyai ekuitas di dalam perusahaan seperti pemegang ekuitas lain, tetapi pemegang saham tidak dipandang sebagai pemilik. Tujuan dari pendekatan ekuitas residual adalah untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa untuk mengambil keputusan investasi. Konsep residual memiliki pengertian yang berbeda dalam konteks perhitungan laba per saham namun demikian, konsep itu bisa dianggap merupakan perluasan teori ekuitas residual. Suatu surat berharga residual (residual securities) didefinisikan sebagai suatu ekuivalen saham biasa, yang bisa

mencakup hutang atau saham preferen yang bisa dikonversi dengan saham biasa, dan hak beli saham untuk membeli saham biasa.

Enterprise Theory ( Teori Badan Usaha ) Teori Badan usaha mengenai perusahaan merupakan suatu konsep yang lebih luas daripada teori entitas. Dalam teori entitas perusahaan dianggap merupakan unit ekonomi yang terpisah yang beroperasi terutama memberi manfaat bagi pemegang ekuitas, sementara dalam teori badan usaha, korporasi merupakan suatu institusi sosial yang beroperasi untuk memberi manfaat bagi banyak kelompok yang berkepentingan. Dalam bentuknya yang paling luas, selain pemegang saham dan kreditor, kelompok ini meliputi karyawan, pelanggan, pemerintah sebagai suatu otoritas perpajakan dan sebagai suatu instansi yang berwenang, dan masyarakat umum. Jadi bentuk luas teori badan usaha bisa dianggap sebagai teori sosial akuntansi. Konsep mengenai perusahaan ini paling dapat diterapkan untuk korporasi modern yang besar yang berkewajiban untuk memperhatikan pengaruh kegiatannya pada berbagai kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dipandang dari segi akuntansi, ini berarti bahwa tanggung jawab pelaporan yang layak tidak hanya untuk pemegang saham dan kreditur saja, akan tetapi juga untuk banyak kelompok lainnya dan untuk masyarakat umum. Korporasi yang besar tidak dapat beroperasi semata-mata hanya untuk kepentingan pemegang saham, dan tak dapat diasumsikan bahwa persaingan akan melindungi kepentingan kelompok-kelompok lainnya. Para karyawan, khususnya melalui serikat-serikat buruh, mempergunakan data akuntansi untuk mengajukan tuntutan-tuntutan mereka atas kenaikan upah atau kenaikan tunjangan lainnya. Para pelanggan dan instansi berwenang lainnya berkepentingan untuk mengetahui kewajiban perubahan harga, dan pemerintah berkepentingan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga pada keadaan ekonomi pada umumnya.

Funds Theory ( Teori Dana ) Teori dana tidak mempergunakan hubungan pribadi seperti yang diasumsikan dalam teori kepemilikan dan personalisasi perusahaan sebagai suatu unit ekonomi dan unit legal dalam teori entitas. Disamping itu, teori dana member ganti dengan unit operasional, atau berorientasi pada aktivitas, sebagai dasar sebagai akuntansi. Bidang kepentingan ini, yang disebut dana, mencakup kelompok aktiva dan kewajiban yang berkaitan dan pembatasan yang merupakan fungsi dan aktivitas ekonomis. Teori dana didasarkan pada persamaan asset = pembatasan asset. Asset merupakan jasa prospektif pada dana atau unit operasional. Kewajiban merupakan pembatasan terhadap spesifik atau umum dari dana. Modal yang diivestasikan merupakan pembatasan legal atau keuangan dari penggunaan aktiva yaitu modal yang diivestasikan harus dipertahankan tidak berkurang kecuali jika wewenang spesifik telah diperoleh untuk likuidasi sebagian atau seluruhnya. Konsep dana bermanfaat paling besar dalam lembaga pemerintah dan nirlaba. Dalam sebuah universitas, misalnya dana yang paling umum digunakan adalah dana khusus untuk bakat, dana pinjaman mahasiswa, dana tanaman, usaha tambahan, dan aktivitas pendidikan yang sedang berjalan. Masing-masing dana ini mempunyai asset spesifik yang dibatasi untuk tujuan tertentu. Tetapi konsep dana juga relevan untuk bidang kepentingan spesifik di dalam perseroan atau bahkan bidang-bidang kepentingan yang lebih besar daripada suatu bentuk legal suatu usaha. Meskipun teori dana tidak berorientasi kearah kepentingan setiap pemegang ekuitas tertentu, semua pihak yang berkepentingan harus mampu menemukan informasi yang mereka inginkan dalam laporan keuangan.

Klasifikasi Ekuitas Perusahaan Perorangan dan Persekutuan atau Kemitraan Dalam perusahaan perorangan, keseluruhan ekuitas pemilik umumnya disajikan dalam satu jumlah. Sesuai dengan teori kepemilikan, ekuitas ini merupakan kepemilikan usaha dari si pemilik. Tidak diperlukan penyajian subklasifikasi ekuitas ini karena pemilik tidak membatasi mengenai berapa banyak yang harus diinvestasikan atau ditarik dari bisnis. Dalam hal kasus likuidasi atau insolvensi ( keadaan bangkrut ), para kreditur bisa menagih asset pribadi pemilik, penetapan pembedaan antara modal yang diinvestasikan permanen dan laba yang diivestasikan kembali menjadi tidak penting lagi. Namun, ini tidak berarti bahwa tidak ada perbedaan antara modal dan laba. Laba dihitung secara berkala dan ditambahkan pada akun modal pada akhir setiap periode. Transaksi modal ( penarikan dan investasi tambahan ) dicatat langsung dalam akun modal. Dan semua perubahan umumnya diikhtisarkan dalam laporan perusahaan perorangan yang terpisah. Ekuitas pemilik dari persekutuan atau kemitraan serupa dengan ekuitas perorangan, kecuali bahwa hal itu diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan masing-masing sekutu atau partner. Perkiraan penarikan yang terpisah dapat dipergunakan untuk menetapkan pengendalian atas penarikan-penarikan atau untuk menekankan ketaatan terhadap persetujuan penarikan. Walaupun demikian perkiraan-perkiraan ini pada umumnya ditutup ke dalam perkiraan modal pada akhir tiap periode sehingga tidak ada lagi klasifikasi menurut sumber ekuitas yang dipertahankan.

Klasifikasi Ekuitas Pemegang Saham Hubungan antara suatu perseroan, pemegang saham, dan kreditor lebih banyak terlibat daripada hubungan dalam satu perusahaan perorangan atau dalam suatu persekutuan. Karena itu, laporan keuangan harus menyajikan lebih banyak informasi mengenai hubungan ini daripada yang diharapkan dalam laporan keuangan jenis organisasi yang kurang formal. Akan tetapi, informasi yang secara

tradisional disajikan lebih merupakan suatu pertumbuhan dari hubunganhubungan hukum ekonomi tertentu daripada sebagai hasil analisis yang lengkap mengenai kebutuhan berbagai pemakai laporan keuangan. Karena itu klasifikasi ekuitas pemegang saham tradisional berusaha untuk menemui beberapa tujuan dan sebagai akibatnya tidak satu tujuanpun yang berhasil dipenuhi dengan memuaskan. Tujuan paling mendasar dari klasifikasi ekuitas pemegang saham adalah untuk memberikan informasi kepada pemegang saham, investor, kreditor, dan kelompok lain yang berkepentingan mengenai efisiensi dan pengurusan manajemen. Klasifikasi itu juga harus memberikan informasi mengenai kepentingan ekonomi historis dan prospektif dari kelompok-kelompok yang memiliki suatu kepentingan umum dalam korporasi ( misalnya karyawan, pelanggan, pemerintah ). Dalam memenuhi tujuan-tujuan, informasi dalam laporan keuangan harus mengungkapkan beberapa atau seluruh masalah berikutnya: (1) sumber-sumber modal yang disuplai ke perusahaan, (2) batasanbatasan hukum atau distribusi modal yang diinvestasikan kepada para pemegang saham, (3) batasan-batasan hukum, kontraktual, manajerial, dan keuangan atas distribusi dividen pada calon dan pemegang saham sekarang, (4) prioritas beberapa kelas pemegang saham dalam likuidasi sebagian atau akhir.

Masing-masing tujuan spesifik klasifikasi ini akan dibahas dan dievaluasi dalam paragraf-paragraf berikut: 1. Klasifikasi menurut sumber modal Klasifikasi ekuitas pemegang saham menurut sumber pada umumnya dianggap sebagai tujuan klasifikasi utama dalam penyajian neraca pada struktur akuntansi tradisional. Sumber utama dari ekuitas pemegang saham perseroan adalah (1) jumlah yang disetorkan oleh pemegang saham, (2) kelebihan laba bersih atas dividen yang dibayarkan

kepada pemegang saham ( laba ditahan dalam perusahaan ), (3) sumbangan selain dari pemegang saham. 2. Pengungkapan modal legal Dalam suatu perseroan, pemegang saham umumnya tidak punya kewajiban pribadi atas hutang perusahaan. Kreditor harus melihat atas asset perusahaan. Tanpa ketentuan ini, saham perseroan tidak akan mudah diperjual belikan sebagaimana yang berlaku sekarang ini. Tetapi, untuk mengeluarkan ketentuan ini, wewenang hukum merasa perlu untuk memberikan beberapa perlindungan kepada kreditur terhadap para pendiri, pemegang saham, atau direktur yang tidak bertanggung jawab. 3. Pengungkapan mengenai pembatasan penggunaan laba Pengungkapan mengenai distribusi atau penggunaan yang

diharapkan atas laba suatu korporasi tidaklah sama dengan pengungkapan mengenai pembatasan penggunaan laba. Seringkali, yang pertama diasumsikan dari yang terakhir

You might also like