Professional Documents
Culture Documents
Bab Iii
Bab Iii
STRUKTUR KURIKULUM
KOMPETENSI KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA
TAHUN 2022/2023
X XI XII
A. Muatan Nasional I II I II I II
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
7. Seni Budaya 3 3 - - - -
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -
D. Muatan Lokal
23. Bahasa Daerah (Jawa) 2 2 - - - -
Jumlah Total 48 48 48 48 48 48
3) Kunjungan rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
klien melalui kunjungan ke rumahnya.
Data/keterangan yang diperoleh dari kunjungan rumah meliputi:
a) Kondisi rumah tangga dan orang tua
b) Fasilitas belajar yang ada di rumah
c) Hubungan antar anggota keluarga
d) Sikap dan kebiasaan anak di rumah
e) Pendapat anggota keluarga terhadap klien
f) Komitmen anggota keluarga dalam perkembangan klien dan pengentasan
masalah klien.
4) Alih tangan kasus
Alih tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta
didik dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lainnya.
Di sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran
atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan peserta didik
yang bermasalah kepada guru pembimbing. Sebaliknya, bila guru
pembimbing juga dapat mengalihtangankan peserta didik kepada guru mata
pelajaran atau kepada orang yang lebih ahli terhadap kebutuhan peserta
didik.
Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan
permasalahan peserta didik kepada ahli-ahli yang relevan seperti dokter,
psikiater, ahli agama, dan lain-lain.
3. Bentuk Layanan Bimbingan Konseling
Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram
berdasarkan asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala
prioritas) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan (scaffolding). Semua
peserta didik harus mendapatkan layanan bimbingan dan konseling secara
terencana, teratur dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu,
Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam masuk kelas selama
2 (dua) jam pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal. Layanan
bimbingan dan konseling di dalam kelas bukan merupakan mata pelajaran bidang
studi, namun terjadwal secara rutin di kelas dimaksudkan untuk melakukan
asesmen kebutuhan layanan bagi peserta didik/konseli dan memberikan layanan
yang bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan atau
pengembangan.
a. Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas
Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas (bimbingan klasikal)
merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada
semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap
kelas/perminggu. Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan
klasikal) adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar) per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal di kelas.
b. Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi konseling
individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, bimbingan kelas besar
atau lintas kelas, konsultasi, konferensi kasus, kunjungan rumah ( home visit),
advokasi, alih tangan kasus, pengelolaan media informasi yang meliputi website
atau leaflet atau papan bimbingan dan konseling, pengelolaan kotak masalah,
dan kegiatan lain yang mendukung kualitas layanan bimbingan dan konseling
yang meliputi manajemen program berbasis kompetensi, penelitian dan
pengembangan, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
1.11 Pendidikan Anti Korupsi
1. Definisi
Pendidikan antikorupsi adalah suatu konsep sistem pembelajaran mengenai
korupsi di Indonesia yang berupaya memberikan pemahaman tentang tindakan
yang tidak terpuji yaitu korupsi, serta meningkatkan kepedulian masyarakat untuk
membangun pemahaman tentang bahayanya dan akibat yang akan diterima dari
perilaku korupsi.
Pendidikan antikorupsi sesungguhnya sangat penting guna mencegah tindak
pidana korupsi. Jika KPK dan beberapa instansi antikorupsi lainnya menangkapi
para koruptor, maka pendidikan antikorupsi juga penting guna mencegah adanya
koruptor. Seperti pentingnya pelajaran akhlaq, moral, dan sebagainya. Pelajaran
akhlaq penting guna mencegah terjadinya kriminalitas. Begitu halnya pendidikan
antikorupsi itu penting guna mencegah tindakan korupsi.
Pendidikan antikorupsi harus diberikan sejak dini dan dimasukkan dalam
proses pembelajaran mulia dari tingkat pendidikan dasar, menengah, dan
pendidikan tinggi. Hal ini sebagai upaya membentuk perilaku peserta didik yang
antikorupsi. Pendidikan antikorupsi ini tidak diberikan melalui suatu mata pelajaran
tersendiri, melainkan dengan cara mengintegrasikan melalui beberapa mata
pelajaran. Inti dari materi pendidikan antikorupsi ini adalah penanaman nilai-nilai
luhur yang terdiri dari sembilan nilai yang disebut dengan Sembilan Nilai
Antikorupsi. Sembilan tersebut adalah:
a. Tanggung jawab d. Sederhana g. Adil
b. Disiplin e. Mandiri h. Berani
c. Jujur f. Kerja keras i. Peduli
Berdasarkan pemikiran di atas, maka perlu ada pedoman penyelenggaraan
Pendidikan antikorupsi di satuan pendidikan yang dapat dijadikan pedoman untuk
memberikan muatan pendidikan antikorupsi dalam proses pembelajaran.
2. Tujuan dan hasil
Tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan antikorupsi di sekolah adalah
untuk:
a. Menanamkan nilai dan sikap hidup antikorupsi kepada warga sekolah
b. Menumbuhkan kebiasaan perilaku antikorupsi kepada warga sekolah
c. Mengembangkan kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan
membudayakan perilaku antikorupsi
Hasil yang ingin dicapai dari pendidikan antikorupsi di sekolah adalah:
a. Tertanamnya nilai dan sikap hidup antikorupsi di kalangan warga sekolah
b. Tumbuhnya kebiasaan perilaku antikorupsi di kalangan warga sekolah
c. Berkembangnya kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan
membudayakan perilaku antikorupsi
Keberhasilan penanaman nilai-nilai antikorupsi dipengaruhi cara
penyampaian dan pendekatan pembelajaran yang dipergunakan. Untuk tidak
menambah beban siswa yang sudah cukup berat, perlu dipikirkan secara matang
bagaimana model dan pendekatan yang akan dipilih.
3. Model penyelenggaraan pendidikan antikorupsi
Ada tiga model penyelenggaraan pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai
antikorupsi yang dapat dilakukan di sekolah, yaitu:
a. Pendidikan ekstrakurikuler khusus
Penanaman nilai antikorupsi dapat ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan di luar
pembelajaran misalnya dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan insidental.
Penanaman nilai dengan model ini lebih mengutamakan pengolahan dan
penanaman nilai melalui suatu kegiatan untuk dibahas dan dikupas nilai-nilai
hidupnya.
Model ini dapat dilaksanakan oleh guru sekolah yang bersangkutan yang
mendapat tugas tersebut atau dipercayakan pada lembaga di luar sekolah
untuk melaksanakannya, misalnya dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
1) Materi
Materi yang harus disampaikan sebagai berikut:
No Materi Indikator
1 Berbaris Disiplin
3 Berdoa Disiplin
6 Pengarahan Berani
7 Refleksi Jujur
9 Permainan Disiplin
11 Berkomunikasi Berani
12 Menolong Peduli
13 Berempati Peduli
17 Kepemimpinan Disiplin
18 Konsentrasi Mandiri
25 Memasak Sederhana
27 Peta Disiplin
Gilang:
Selalu bersyukur, selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan, toleran pada agama yang
berbeda dan perlu meningkatkan ketaatan beribadah
Gilang:
Selalu bersikap santun, peduli, percaya diri, dan perlu meningkatkan sikap jujur,
disiplin, dan tanggung jawab
b. Nilai Pengetahuan
Penilaian dilakukan melalui penugasan, penilaian harian (PH), ujian tengah
semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS). Pengolahan dapat
dilakukan untuk setiap nilai kompetensi dasar (KD) pada setiap bentuk penilaian
dengan menyertakan UTS dan UAS seperti tampak pada model 1
Berikut contoh ilustrasi pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran
Akuntansi Dasar kelas X semester I.
Tabel 1 Contoh penilaian pengetahuan model 1
Penugasan Penugasan Harian UTS UAS
Rata- Rata- Total Total Skor Nilai
No Nama KD P1 P5 P9 P13 rata Bobot Total P4 P7 P10 P13 rata Bobot Total P8 Bobot Total P16 Bobot Total Bobot Skor Akhir Rapor
1 Aliansyah 3.1 86 86 1 86 80 80 3 240 80 2 160 - - 6 486 81 73
3.2 80 80 1 80 70 70 3 210 80 2 160 - - 6 450 75
3.3 - - - 50 50 3 150 60 2 120 - - 5 270 54
3.4 - - - 70 70 3 210 80 2 160 - - 5 370 74
3.5 - - - 80 80 3 240 60 2 120 - - 5 360 72
3.6 78 78 1 78 80 80 3 240 - - 80 2 160 6 478 80
3.7 80 80 1 80 75 75 3 225 - - 80 2 160 6 465 78
Keterangan:
(1) Bobot penugasan, penilaian harian, UTS, dan UAS yang dicontohkan adalah
1: 3: 2: 2. Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing
mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
(2) Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan kombinasi
1: 1: 1: 1;
(3) Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian
(4) Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot jika KD
dimaksud tidak diujikan
(5) Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus
( rerata tugas x bobot tugas)+( rerata PH x bobot PH)+( rerata UTS x bobot UTS)+(rerata UAS x bobot UAS)
Skor akhir per KD =
bobot tugas+bobot PH+bobot UTS+bobot UAS
Nilai rapor =
∑ skor akhir per KD
Contohnya untukjumlah
nilai rapor
KD Aliansyah diperoleh melalui perhitungan
81+75+54+74 +72+80+78 513
Nilai rapor = = =73,31
7 7
Berdasarkan perhitungan tersebut beserta pembulatan maka Aliansyah mendapatkan
nilai rapor akhir untuk pengetahuan 73;
(7) Deskripsi capaian mata pelajaran Akuntansi Dasar untuk Aliansyah dilakukan
dengan cara melihat kompetensi dasar dengan nilai yang tertinggi dan terendah
berdasarkan daftar riwayat hasil belajar. Pada data tersebut Aliansyah menonjol pada
KD 3.1 dan paling lemah pada KD 3.3.
(8) Deskripsi rapor pada mata pelajaran Akuntansi Dasar Aliansyah dapat ditulis
dengan “Sangat menonjol pada pemahaman Peran akuntansi dan pihak yang
membutuhkan informasi akuntansi dan perlu meningkatkan pemahaman
mengenai Jenis dan bentuk badan usaha”
(9) Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan aplikasi Spreadsheet berbasis komputer.
Hasil penilaian selama satu semester yang dilakukan melalui penilaian harian
(PH), ujian tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS) direkap
untuk didokumentasikan pada format pengolahan nilai. Rekapitulasi hasil
penilaian dilakukan berdasarkan KD, sehingga hasil UTS dan UAS perlu dirinci
hasilnya untuk setiap KD. Selain itu ditentukan pula bobot untuk penugasan,
penilaian harian, UTS, dan UAS. Dengan perincian tersebut maka guru dapat
menganalisis kekurangtuntasan siswa pada KD tertentu sebelum melakukan
tindak lanjut berupa pembinaan atau remedial.
c. Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk),
proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-
ratakan untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran.
Jika suatu KD diukur dengan pengukuran yang sama beberapa kali maka yang
diambil adalah nilai optimum.
Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian
kompetensi keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0-100
dan deskripsi seperti ditampilkan pada Tabel 2. Sementara karya siswa terbaik
sebagai hasil dari penilaian kinerja dan proyek dari setiap KD pada KI-4
dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Tabel 2 Contoh penilaian rapor untuk kompetensi keterampilan sederhana
KD Kinerja (Proses) Kinerja (Produk) Proyek Portofolio Skor Akhir KD*
4.1 92 92
4.2 66 75 75
4.3 87 87
4.4 75 87 78,50
4.5 80 80
4.6 85 85
Nilai Akhir Semester : 82,916
Pembulatan : 83
Kumpulan sampel karya tersebut merupakan sebagian bahan untuk
mendeskripsikan capaian keterampilan siswa yang ditulis di rapor. Portofolio
tersebut tidak dinilai lagi dengan angka. Portofolio diberikan kepada siswa dan
orang tua/wali siswa pada akhir semester dan menjadi informasi awal guru di
kelas berikutnya.
Berikut contoh ilustrasi pengolahan nilai keterampilan pada mata pelajaran
Akuntansi Dasar kelas X semester I.
Tabel 3 Contoh penilaian keterampilan
Proses Produk Proyek Total Total Skor Nilai
No Nama KD P2 P3 P6 P12 Opt Bobot Total P6 P12 Opt Bobot Total P11 Opt Bobot Total Bobot Skor Akhir Rapor
1 Aliansyah 4.1 82 82 1 82 - - - 80 80 2 160 3 242 81 81
4.2 82 82 1 82 - - - 80 80 2 160 3 242 81
4.3 78 78 1 78 80 90 90 1 90 80 80 2 160 4 328 82
4.4 78 78 1 78 80 90 90 1 90 80 80 2 160 4 328 82
4.5 78 80 80 1 80 80 90 90 1 90 80 80 2 160 4 330 83
4.6 80 80 1 80 - - - 80 80 2 160 3 240 80
4.7 80 80 1 80 - - - 80 80 2 160 3 240 80
Nilai rapor
skor akhir per KD
jumlah KD
81 81 82 82 83 80 80 568
Nilai rapor 81,16
7 7
Berdasarkan perhitungan tersebut beserta pembulatan maka Aliansyah mendapatkan
nilai rapor akhir untuk keterampilan adalah 81;
(7) Deskripsi capaian mata pelajaran Akuntansi Dasar untuk Aliansyah dilakukan
dengan cara melihat kompetensi dasar dengan nilai yang tertinggi dan terendah
berdasarkan daftar riwayat hasil belajar. Pada data tersebut Aliansyah menonjol pada
KD 4.5 dan paling lemah pada KD 4.6 dan 4.7.
(8) Deskripsi rapor pada mata pelajaran Akuntansi Dasar Aliansyah dapat ditulis
dengan “Sangat menonjol pada keterampilan mengelompokan tahapan siklus
akuntansi dan perlu meningkatkan keterampilan membuat persamaan dasar
akuntansi dan mengelompokkan transaksi bisnis perusahaan baik
perusahaan jasa, dagang, dan manufacture”
(9) Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan aplikasi Spreadsheet berbasis komputer.
4. Pelaporan
a. Pelaporan hasil ulangan dilakukan oleh pendidik disampaikan kepada peserta
didik dan orang tua dalam bentuk rapor dan/atau paspor keterampilan yang
berisi tentang skor disertai dengan deskripsi capaian kompetensi.
b. Pelaporan hasil penilaian Skema Sertifikasi Profesi dilakukan oleh satuan
pendidikan terakreditasi atau LSP-P2 dalam bentuk paspor keterampilan
dan/atau sertifikat kompetensi sesuai dengan unit kompetensi yang telah
dicapai.
c. Pelaporan hasil penilaian UKK dilakukan oleh LSP-P2 atau satuan pendidikan
terakreditasi bersama DU/DI dalam bentuk sertifikat kompetensi keahlian
dengan memperhatikan paspor keterampilan.
d. Pelaporan hasil penilaian RPL dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
ketentuan dalam bentuk surat keterangan pengakuan kompetensi yang dimiliki
peserta didik.
e. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
ijazah.
5. Program Remidial dan Pengayaan
a. Program Remidial
Pelaksanaan program remidial
1) Remidi dilaksanakan maksimal 3 kali untuk setiap KD
2) Hasil remidi maksimal adalah sama dengan KKM
3) Setelah 3 (tiga) kali diberikan remidi ternyata masih belum mencapai KKM
maka Nilai Raport diberikan sesuai dengan perolehannya.
4) Remidi dilaksanakan maksimal seminggu setelah ulangan/ujian.
b. Program Pengayaan
Pengayaan diberikan apabila peserta didik dalam proses pembelajaran sudah
menguasai dan mencapai batas ketuntasan sesuai KKM untuk setiap KD.
1.16 Kelulusan
1. Kriteria kelulusan
Kriteria kelulusan sesuai dengan SK Kriteria Kelulusan Peserta Didik yang
berlaku. Berdasarkan SK Kriteria Kelulusan Peserta didik SMK NU 1 Pesanggaran
Tahun Pelajaran 2021/2022 nomor 31.1/ 060 / Kep.KS / SMKD / 2A / V / 2022,
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan/program pendidikan setelah:
a. Menyelesaikan program pembelajaran di masa pandemi COVID-19 yang
dibuktikan dengan rapor tiap semester
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik: beriman, bertaqwa, dan berbudi
pekerti luhur
c. Mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan memperoleh
Nilai Satuan Pendidikan (NSP) minimal yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan
d. Lulus Ujian Satuan Pendidikan untuk semua Mata Pelajaran yang diujikan
dengan Nilai Ujian Satuan Pendidikan (NUSP) minimal yang ditentukan oleh
Satuan Pendidikan; dan
e. Kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan ditetapkan dalam Rapat Dewan
Guru yang dihadiri oleh minimal seluruh Guru Mata Pelajaran Kelas XII dan
Kepala Sekolah.
2. Pelaksanaan USP
Ujian Satuan Pendidikan (USP) merupakan kegiatan pengukuran capaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mata
pelajaran tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk
untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar. Penilaian ini dilakukan pada
kelas XII.
3. Target Lulusan
Target lulusan yang ingin dicapai SMK NU 1 Pesanggaran adalah 100%
Lulus dengan nilai minimal 75 untuk masing-masing mata pelajaran.