You are on page 1of 10

Nama : Habib Prabanda Panji Saputra

No. UKG : 201800296917


Instansi : Sds Eka Tjipta Kencana
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1. 1. Menurut Imam Hidayat (1981: 2) senam adalah latihan Berdasarkan hasil
1. Peserta didik kurang tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan terencana disusun analisis
mampu mempraktikkan secara sistematis dengan tujuan membentuk dan literasi dan proses
rangkaian gerak mdasar mengembangkan pribadi secara harmonis wawancara, dapat ditarik
guling belakang dengan http://eprints.uny.ac.id/23223/1/skripsi.pdf akar permasalahan
baik. 2. Menurut Krismanto (2003:2) PAKEM merupakan penyebab
sebuah pendekatan umum. PAKEM yang disebut masalah – masalah yang
2. Peserta didik takut saat Pembelajaran Kontekstual di SD atau MI bertujuan ditemukan pada
mempraktikkan gerak menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya serta identifikasi
dasar guling belakang mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang masalah adalah :
dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari (Program MBE, 1. Sarana dan prasarana
2006: i) http://eprints.uny.ac.id/23223/1/skripsi.pdf belum mendukung
3. Kurangnya pemahaman Wawancara Kepala Sekolah 2. Kurangnya drill atau
peserta didik dengan Menurut M. Kurnia Adzhari, S.Pd., Gr. pengulangan dalam
materi rangkaian gerak 1. Peserta didik kurang dalam memahami materi dan pembelajaran
dasar guling belakang tidak fokus dalam pembelajaran 3. Pembelajaran masih
2. Pemebelajaran yang diberikan belum menggunakan terfokus pada guru
model pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif
3. Pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran
konvensional dan belum menggunakan pembelajaran
abad 21
Wawancara Pakar
Bahrul Ulum Muhammad, S.Pd., M.Or., AIFO-P
Menurut
1. Karena keterbatasan sarana dan prasana seperti matras
kurang, dan pada waktu melaksanakan gerakan guling
belakang peserta didik bergantian satu persatu sehingga jika
ada peserta didik yang pertama melakukan gerakan dan
gerakan itu salah akan mempengaruhi peserta didik yang
lainnya.
2. Peserta didik salah satunya kurang drill atau pengulangan
dan melihat peserta didik lain yang melakukan gerakan dan
gagal melakukan menjadikan peserta didik lain menjadi
takut untuk melakukan gerakan.
3. Terkait kurangnya peserta didik, bisanya dilapangan
pembelajaran terfokus atau sumber contoh hanya kepada
guru, sehingga pemahaman peserta didik hanya sebatas itu.

2. 1. Kesalahan pada saat Kajian Literatur Berdasarkan hasil


melakukan rangkaian https://text-id.123dok.com/document/6qm3pe09y-kesalahan- analisis
gerakan dasar passing umum-passing-bawah-analisis-gerak-passing- literasi dan proses
bawah bola voli bawah.html#:~:text=Kesalahan%20yang%20sering,dengan%20da wawancara, dapat ditarik
tangnya%20bola. akar permasalahan
2. rendahnya pemahaman 1. Kesalahan yang sering terjadi di dalam melakukan passing penyebab
peserta didik tehadap bawah menurut M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono masalah – masalah yang
memahami dan 1994:127 antara lain sebagai berikut : 1 Lengan pemukul ditemukan pada
menyebutkan materi ditekuk pada siku sehingga papan pemukul sempit, akibatnya identifikasi
passing bawah bola voli bola berputar atau membelok arahnya. 2 Perkenaan bola pada masalah adalah :
kepalan telapak tangan. 3 Pada saat kontak dengan bola 1. Peserta didik kurang
3. pembelajaran masih belum lengan kurang sejajar. 4 Tidak gerakan yang harmonis atau fokus pada saat
menggunakan model simultan antara gerakan lengan badan dan kaki. 5 Terlalu pembelajaran
pembelajaran yang inovatif eksplosif gerakan ayunan secara keseluruhan, sehingga bola 2. Metode guru yang
jauh menyeleweng. 6 Lutut kurang menekuk pada langkah masih menggunakan
persiapan pelaksanaan. 7 Perkenaan atau kontak bola dengan metode pembelajaran
4. peserta didik tidak mampu lengan bawah terlambat sehingga arah bola ke atas belakang. konvensional
menjelaskan materi 8 Bola tinggi yang seharusnya di passing atas, tetapi diambil 3. Pemahaman teknik
passing bawah bola voli dengan passing bawah, sehingga tidak akurat pada sasaran permaianan bola voli
yang dituju. 9 Kurang dapat mengatur kontak dengan bola peserta didik kurang.
cepat, sesuai dengan datangnya bola.
http://eprints.uny.ac.id/57037/1/SKRIPSI%20%28NURUL%20F
ATUL%20JANAH_12601241024_PJKR%29.pdf
2. Agus S Suryobroto (2004: 1) mengatakan bahwa
pembelajaran jasmani dapat berjalan dengan sukses dan
lancar ditentukan oleh beberapa unsur antara lain: guru,
siswa, kurikulum, sarana prasarana, tujuan, metode,
lingkungan yang mendukung, dan penilaian.

http://www.gurusiana.id/read/nurhamidah/article/guru-
tidak-kreatif-dan-inovatif-4065000
3. Menurut Muhammad Asrori (2009) Salah satu kondisi
psikologis yang perlu diciptakan agar subyek didik merasa
aman secara psikologis sehingga mampu mengembangkan
aspek kognitifnya adalah dengan model pembelajaran yang
aktif dimana guru guru menciptakan lingkungan belajar
sedemikian rupa sehingga dapat memberi kemungkinan
maksimal pada subyek didik untuk berinteraksi edukatif.
http://eprints.uny.ac.id/63850/1/fulltext_melgi_1760422
1068.pdf
4. Tujuan pendidikan jasmani Menurut Winarno (2006:4)
mempunyai tujuan untuk mengembangkan anak secara
keseluruhan dengan kegiatan jasmani, tidak cuma
mengembangkan fisik, tetapi mengembangkan mental, sosial,
emosional, 4 intelektual, serta kesehatan secara keseluruhan.
Dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani terdapat
pengaruh dari berbagai faktor yaitu guru, peserta didik,
fasilitas serta infrastruktur, metode, tujuan serta lingkungan.
Semua Faktor tersebut saling memiliki kaitan maka perlu
diperhatikan sungguh-sungguh. Pada kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani seorang guru bisa mendidik bermacam-
macam keahlian gerak dasar, metode serta strategi permainan
dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur,
kerjasama serta lainnya).
Wawancara Kolega
Menurut Jimmy Nur Achmad, S.Pd., Gr
1. kurangnya motivasi dan minat peserta didik dalam
pembelajaran
2. guru belum bisa menerapkan model pembelajaran yang
menyenangkan, guru masih nyaman dengan model
pembelajaran yang lama
3. dari segi guru metode pembelajaran kurang komunikatif
sehingga peserta didik kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran
4. dari segi peserta didik kurang paham pada penerapan
materi dalam kehidupan sehari hari dan kurangnya
motivasi pada peserta didik
Wawancara Pakar
Menurut Andri Asrul Setiyawan S.Pd., M.Or
1. Jadi kalau kesalahan yang sering terjadi saat melakukan
passing bawah adalah posisi lengan tidak lurus saat
perkenaan dengan bola
Posisi kaki tidak jongkok jadi pengambilan bola kurang
maksimal dan perkenaan bola kurang tepat di lengan bagian
bawah
2. Jadi rendahnya pemahaman peserta didik itu karena
kadang peserta didik hanya di nilai dari hasil passingnya saja
bukan dengan teknik dasar nya, jadi peserta didik belum tau
teknik yang benar itu seperti apa, padahal kalau tekniknya
benar maka hasil bolanya akan bagus
3. Guru masih menggunakan metode pembelajaran
konvensional sehingga siswa menjadi jenuh dan kurang
bersemangat mnegikuti pemebelajaran pada materi bola voli
3. 1. Peserta didik tidak Kajian Literatur Berdasarkan hasil
antusias mengikuti http://eprints.uny.ac.id/68529/1/Skripsi_Gatra%20Yanua analisis
pembelajaran bola kasti r_15604221057.pdf literasi dan proses
1. Menurut Slameto (2013: 64-69), faktor sekolah yang wawancara, dapat ditarik
2. Peserta didik kurang memperngaruhi belajar mencakup relasi guru dengan siswa, akar permasalahan
mampu mempraktikkan relasi siswa dengan siswa, kedisiplinan, pelajaran dan jam penyebab
rangkaian gerak melempar pelajaran, standar pelajaran, keadan gedung, metode belajar, masalah – masalah yang
dan menangkap bola kasti. dan tugas-tugas rumah. ditemukan pada
2. Menurut Slameto (2013: 54), faktor yang dapat identifikasi
3. Peserta didik takut terkena mempengaruhi belajar adalah faktor internal dan eksternal. masalah adalah :
bola saat mempraktikkan Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang 1. Pembelajaran masih
melempar dan menangkap sedang belajar. Faktor eksternal faktor yang berasal dari luar monoton dan kurang
bola kasti diri individu. menarik
http://eprints.uny.ac.id/26580/1/SKRIPSI%20MARDIYAN 2. Peserta didik kurang
TA%2013604227065.pdf percaya diri dengan
4. Kurangnya pemahaman 3. Menurut Bloom (2009:43), pada anak usia Sekolah Dasar kemampuanya
peserta didik dengan biasanya sedang mengalami pertumbuhan baik pertumbuhan 3. Pemahaman peserta
materi gerak dasar intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di didik kurang pada
melempar dan menangkap mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing materi bola kasti
bola kasti aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi
tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini adalah
suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual
pada anak-anak Sekolah Dasar walaupun mereka dalam usia
yang sama.
http://eprints.uny.ac.id/57037/1/SKRIPSI%20%28NURUL
%20FATUL%20JANAH_12601241024_PJKR%29.pdf
4. Agus S Suryobroto (2004: 1) mengatakan bahwa
pembelajaran jasmani dapat berjalan dengan sukses dan
lancar ditentukan oleh beberapa unsur antara lain: guru,
siswa, kurikulum, sarana prasarana, tujuan, metode,
lingkungan yang mendukung, dan penilaian.
Wawancara Kolega
Menurut, Fitri Winarni, S.Pd, Gr.
1. Siswa tidak fokus pada pembelajaran materi bola kasti
2. Metode pembelajaran guru masih kurang menarik sehingga
siswa tidak dapat menangkap materi bola kasti yang diajarkan
oleh guru dengan baik sehingga siswa juga akan tertinggal
untuk memahami materi selanjutnya.
3. Siswa kurang Percaya diri dengan kemampuan yang mereka
miliki untuk melakukan / mempraktikkan materi bola kasti
Wawancara Pakar
Menurut Achmad Zainuri Arif, S.Pd., Gr.
1. Karena pengemasan pembelajaran permainan bola kasti
kurang menarik sehingga peserta didik merasa kurang
percaya diri dan takut melakukan gerakan yang sudah di
contohkan guru, dan mengakibatkan peserta didik tidak
paham tentang materi yang diajarkan.

4. 1. Kurangnya pemahaman http://eprints.uny.ac.id/67247/1/skripsi%20dadi.pdf Berdasarkan hasil


peserta didik pada materi 1. Suherman (2003: 7) menyebutkan pembelajaran merupakan analisis
mempraktikkan gerakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar literasi dan proses
start jongkok lari jarak program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. wawancara, dapat ditarik
pendek Selain itu, Arnie Fajar (2005: 15), berpendapat bahwa kegiatan akar permasalahan
pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan berbagai penyebab
2. Pemberian soal HOTS pada metode pembelajaran yang menyenangkan, konstektual, masalah – masalah yang
materi lari jarak pendek efektif, efisien, dan bermakna. ditemukan pada
masih belum terlaksna pada http://eprints.uny.ac.id/68374/1/fulltext_riski%20yoga% identifikasi
pembelajaran lari jarak 20pratama_15601241148.pdf masalah adalah :
pendek. 2. (Krulik & Rudnick, 1999). Keterampilan berpikir tingkat 1. Guru belum
tinggi atau dalam bahasa inggris higher order thinking skills memberikan materi
3. Peserta didik belum mampu (HOTS) ialah 18 hal yang penting dan sekarang menjadi yang kompleks.
menggunakan teknologi perhatian dalam bidang pendidikan. Bahkan, keterampilan 2. Kominkasi pada saat
informasi pada berpikir tingkat tinggi sudah menjadi tujuan kurikulum secara pembelajaran atara
penyampaian materi jarak internasional (Tan dan Halili, 2015). Partnership for 21st guru dan peserta didik
pendek Century Skills (P21) juga menyebutkan bahwa keterampilan kurang
berpikirberpikir tingkat tinggi seperti berpikir kritis dan kreatif 3. Kurangnya
dapat membantu kesuksesan siswa dalam karir masa pemanfaatan ITE
depannya (Alismail dan McGuire, 2015). Berpikir tingkat tinggi
merupakan jenis pemikiran yang mencoba mengeksplorasi
pertanyaanpertanyaan mengenai pengetahuan yang ada terkait
isu-isu yang tidak didefinisikan dengan jelas.
file:///C:/Users/User/Downloads/1395-Article%20Text-
2668-1-10-20140205.pdf
3. Media pembelajaran merupakan wahana penyampaian
informasi atau pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya
media dalam pembelajaran, diharapkan dapat membantu guru
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Karena itu guru
seharusnya menghadirkan media disetiap proses pembelajaran
demi tercapainya tujuan pembelajaran. Secara umum, media
pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi berbagai
hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan
ruangan belajar, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa
yang kurang seragam, daya ingat siswa yang berbeda, sehingga
tidak memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar
yang terpencil dan sebagainya. Pencapaian tujuan
pembelajaran perlu dukungan media dan bahan ajar yang baik,
yaitu bahan ajar yang mampu menarik minat siswa, sesuai
dengan perkembangan zaman dan tidak menyimpang dari
kurikulum. Pelaksanaan pembelajaran lari jarak pendek
dengan menggunakan media video pembelajaran diharapkan
dapat menarik minat siswa, membangkitkan gairah siswa
dalam mengekspresikan kemampuanya pada pembelajaran lari
jarak pendek.
Wawancara Kepala Sekolah
Menurut M. Kurnia Adzhari, S.Pd, Gr
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga peserta
didik pemahaman materi hanya dari guru tidak dari referensi
yang lainya
2. guru masih nyaman dengan gaya mengajar dan model
pembelajaran yang lama
3. kurangnya penggunaan media ITE dalam pembelajaran.
Wawancara Pakar
Menurut (Era Hari Hakiki, S.Pd. Gr.)
1. sebagai guru belum memberika materi yang kompleks dalam
materi atletik sub bab start jongkok.

2. HOTS belum terlaksana dapat disebabkan oleh belum


terkoneksinya pemahaman siswa kepada materi

3. Hal ini juga terkendala kebiasaan siswa untuk menggunakan


teknologi informasi.
5. 1. Peserta didik khususnya 1. Menurut Slameto (2013: 64-69), faktor sekolah yang Berdasarkan hasil
perempuan tidak antusias memperngaruhi belajar mencakup relasi guru dengan siswa, analisis
relasi siswa dengan siswa, kedisiplinan, pelajaran dan jam literasi dan proses
malakukan latihan pelajaran, standar pelajaran, keadan gedung, metode wawancara, dapat ditarik
kebugaran jasmani belajar, dan tugas-tugas rumah. akar permasalahan
http://eprints.uny.ac.id/62719/1/fulltext_lailatul%20f penyebab
2. Kurangnya pemahaman auziyah_17604224039.pdf masalah – masalah yang
peserta didik dalam 2. Sudijono (2011:50), pemahaman adalah kemampuan ditemukan pada
memahami dan mempelajari seseorang untuk mengetahui sesuatu setelah seuatu itu identifikasi
materi kebugaran jasmani dipahami dan diingat. masalah adalah :
1. Pembelajaran yang
3. Kurangnya dukungan dan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman masih berpusat pada
pendampingan orang tua sekaligus keberhasilan belajar peserta didik ditinjau dari guru
terhadap peserta didik segi kemampuan pendidikan menurut Bahri dan Aswan 2. Rendahnya daya
untuk latihan materi (2014:109-118) sebagai berikut: 1) Tujuan Tujuan adalah tangkap pemahaman
kebugaran jasmani di pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai peserta didik pada
rumah dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan materi kebugaran
mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh jasmani
guru sekaligus mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. 2) 3. Kurangnya hubungan
Guru Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan komunikasi antara
sejumlah ilmu pengetahuan pada peserta didik di sekolah. guru dan orang tua.
Peserta didik memiliki pemahaman dan kemampuan yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Keadaan yang
demikian ini seorang guru dituntut untuk memberikan
suatu pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan
peserta didik, sehingga semua peserta didik akan mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. 8 3) Peserta didik
Peserta didik satu dengan yang lain memiliki latar belakang
yang berbeda, karakteristik, kepribadian, bakat, minat, dan
potensi yang berbeda. Hal ini berakibat berbeda pula cara
penyerapan materi atau tingkat pemahaman setiap peserta
didik. Kesimpulannya, peserta didik adalah unsur
manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar
sekaligus hasil belajar atau pemahaman dari peserta didik
lain. 4) Kegiatan pengajaran Kegiatan pengajaran adalah
proses terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran ini
merujuk pada proses pembelajaran yang diciptakan guru
sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan guru
dalam mengolah kelas. Komponen-komponen tersebut
meliputi pemilihan strategi pembelajaran, penggunaan
media dan sumber belajar, pembawaan guru, serta sarana
prasarana pendukung. Semua itu sangat menentukan
kualitas belajar peserta didik. 5) Suasana evaluasi Hal ini
berkaitan dengan konsentrasi dan kenyamanan peserta
didik, keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin juga
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman peserta didik
pada materi yang sedang siswa tersebut kerjakan. Jika hasil
belajar peserta didik tinggi, maka tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar akan tinggi. 9 6) Bahan dan alat
evaluasi Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu
komponen yang terdapat dalam kurikulum yang digunakan
untuk mengukur pemahaman peserta didik. Alat evaluasi
meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi, misal
dengan memberikan soal dalam bentuk benar-salah, pilihan
ganda, menjodohkan, melengkapi, dan essay. Guru dalam
menggunakan alat evaluasi tidak harus memilih salah satu
tetapi bisa menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.
Contoh pada soal essay, apabila peserta didik mampu
menjawab jawaban dengan bahasa sendiri tetapi konsep dan
maksud jawaban mengarah ke jawaban yang benar maka
peserta didik dapat dikatakan paham terhadap materi yang
telah diberikan, Kesimpulannya faktor yang mempengaruhi
pemahaman dan keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran tidak hanya satu faktor saja. Guru berperan
penting karena guru yang mampu menciptakan suasana
kegiatan belajar mengajar yang efektif dan peserta didik juga
harus memiliki etensi. Jika dalam belajar tidak ada etensi
maka siswa tersebut hanya sekedar tahu saja tanpa
memahami materi yang diberikan.
http://eprints.uny.ac.id/67033/1/fulltext_bagas%20su
priyadi_17601241081.pdf
3. Anak diperlukan pendampingan didalam keluarga sebagai
salah satu upaya bantuan yang dilakukan pihak keluarga
khususnya orangtua dengan mendampingi anak dalam
memenuhi kebutuhan dan pemecah masalah anak dalam
rangka mendukung optimalisasi perkembangan anak
(Saputri, 2017 : 10). Pendampingan orangtua dalam proses
belajar anak adalah upaya orangtua untuk menemani,
memberikan bantuan dalam mengawasi masalah anak
dalam belajar, memberikan dorongan, motivasi, dukungan,
pengawasan dan memberikan fasilitas kepada anak agar
semangat dalam belajar.(Prasetyo, 2018 : 9)
Wawancara kepala sekolah
Menurut M. Kurnia Adzhari, S.Pd, Gr
1. Siswa merasa tidak percaya diri dan seswa merasa kurang
dalam fisik pada saat melakukan/ mempraktikkan materi
kebugaran jasmani
2. Metode pengajaran oleh guru masih terpaku pada guru
belum menggunakan metode pembelajaran yang berpusat
pada siswa/ peserta didik
3. Tidak adanya komunikasi yang baik antara guru dengan
orangtua siswa dalam proses pembelajaran kebugaran
jasmani di rumah.
Wawancara Pakar
Menurut Winarno, S.Pd (Pendamping Atlet Atletik)
1) Penyebabnya karena perempuan cenderung kurang
berminat aktivitas fisik, membuat badan capek, lelah dan
menggerakan badan sehingga berkeringat, menambah
kekuatan otot/membesarkan otot dan juga kurang
antusias jika berpanas-panasan dibawah terik matahari
2) Peserta didik dalam materi kebugaran jasmani lebih
cenderung ke praktik dari pada teori, jadi secara teori
peserta didik tidak begitu memahami, tapi jika langsung
praktik lebih cepat mengerti, karena langsung di gerakkan
peserta didik saat proses pembelajaran.
3) Orang tua peserta didik lebih cenderung ke materi mata
pelajaran yang lain, seperti matematika dll, materi
kebugaran jasmani hanya sebagai kesehatan saja, jadi
perhatian orang tua lebih ke mata pelajaran yang lain dari
pada materi kebugaran jasmani. Kemudian orang tua
beranggapan aktivitas sehari-sehari juga masuk dalam
aktifitas fisik, sehingga dari situ juga memperoleh
kebugaran jasmani.

You might also like