Professional Documents
Culture Documents
Proposal Putri Salsabila Indra Sari (UNJ)
Proposal Putri Salsabila Indra Sari (UNJ)
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul
“Pengaruh Substitusi Tepung Umbi Garut Pada Pembuatan Mochi
Terhadap Kualitas Fisik dan Daya Terima Konsumen”. Tujuan dari penulisan
proposal skripsi ini ialah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Jakarta.
Pada proses penulisan proposal skripsi ini, penulis memperoleh informasi,
dukungan, bimbingan, saran, bantuan serta pengetahuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, perkenankan penulisan menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Guspri Devi Artanti, S.Pd., M.Si selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universita Negeri Jakarta.
2. Yeni Yulianti, M.Pd selaku Pembimbing Akademik Mahasiswa Pendidikan
Tata Boga Angkatan 2019.
3. Dr. Rusilanti, M.Si dan Dra. Sachriani, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang
telah menyempatkan waktu dan tenaga untuk membimbing dalam
menyelesaikan Proposal Skripsi.
4. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Tata Boga, Faklutas Teknik,
Universitas Negeri Jakarta yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan.
5. Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan doa, support dan semangat
dalam proses penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal skripsi ini masih
terdapat kekurangan dalam penulisan maupun hasil yang dicapai. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan proposal skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, 7 Januari 2023
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
Tak hanya tepung terigu dan beras, terdapat jenis tepung lain yang
dapat digunakan dan dikembangkan dalam pengolahan makanan yaitu tepung
yang terbuat dari umbi-umbian dan menjadi berbagai macam hasil olahan.
Menurut Harmayani (2017) Umbi-umbian merupakan sumber daya pangan
lokal yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pangan alternatif di
Indonesia dan sebagai bahan pangan fungsional serta memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan.
Salah satu umbi yang dapat dikembangkan adalah umbi garut. Di
Indonesia tanaman umbi garut belum banyak dikenal oleh masyarakat dan
belum banyak dibudidayakan serta dimanfaatkan secara optimal, oleh karena
itu perlu adanya pemanfaatan bahan baku umbi garut serta budidaya
tanamannya untuk dikembangkan menjadi produk berbasis umbi garut.
Dilansir dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, 2021 Umbi
garut merupakan pangan lokal yang sangat diperlukan karena berpotensi
menjadi alternatif pengganti beras dan tepung terigu karena sebagai sumber
karbohidrat dan memiliki nilai produktivitas yang tinggi serta kandungan gizi
lain yang baik. Umbi garut dapat dimanfaatkan menjadi tepung yang dapat
ditambahkan pada saat pembuatan makanan sebagai alternatif pengganti
tepung terigu atau tepung lainnya. Umbi garut mudah dicerna, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai makanan bayi atau makanan bagi orang yang
mengalami gangguan pencernaan. Umbi garut juga dapat dijadikan sebagai
makanan bagi anak yang menyandang penyakit autis dan makanan diet bagi
orang tua lanjut usia dan pasien yang dalam masa penyembuhan.
Dalam olahan makanan, tepung umbi garut dapat digunakan sebagai
pengental, zat penstabil, pengeyal makanan, bumbu, sup, permen, puding dan
es krim (Amalia & Balittro, 2014). Tepung umbi garut tidak memiliki rasa
dan berwarna putih sehingga makanan yang dihasilkan bening serta
mengkilap, terutama pada makanan yang dikukus seperti mochi. Pati akan
meningkatkan daya ikat air pada mochi sehingga akan menghasilkan mochi
dengan tekstur kenyal. Kemampuan pati dalam menyerap air ditentukan oleh
kandungan amilosa dan amilopektinnya. Kandungan amilosa yang tinggi akan
membuat produk pangan menyerap lebih banyak air namun bersifat kering
8
BAB II
PENELITIAN
2.1.1 Mochi
Mochi adalah sejenis kue yang terbuat dari beras ketan, ditumbuk
mochitsuki.
dari daerah Semarang dan Sukabumi, yang sering dibawa pulang oleh
Mochi jepang diolah dengan dua cara, yaitu dengan cara ditumbuk
mochi dengan cara dii mixer lebih lembut dibandingkan dengan cara
pembungkus dari bambu untuk mochi. Selain itu, kacang tanah yang
utama yang telah dicampur dengan gula pasir, air, dan bahan tambahan
kemudian diangkat dan dibentuk bulat lalu diberi isi kacang tanah
sangrai. Mochi memiliki tekstur yang kenyal dan lembut ketika digigit.
Gambar 2. Mochi
Sumber : http://images.google.com/mochi
13
manusia. Komponen terbesar dari beras adalah pati yaitu sekitar 80 - 85%.
mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat yaitu
kedua golongan pati ini menentukan warna (transparan atau tidak) dan
tinggi (kadar amilosa > 25%) (Juliano, 1993). Beras ketan hampir
2010).
dijual di pasaran dalam bentuk tepung yang halus dan kering. Tepung
jam, lalu beras ketan dicuci bersih dan ditiriskan. Beras ketan kemudian
lainnya. Makin tinggi kandungan amilopektin pada pati maka makin pulen
pati tersebut (Faridah, et al., 2008). Semakin tinggi kadar amilopektin dari
1989).
salah satu bahan utama. Tepung ketan yang digunakan dalam pembuatan
Gula banyak diproduksi dari tebu yang menghasilkan super cane dan
dari beet yang menghasilkan sugar beet. Disamping dua jenis tanaman
tadi masih ada beberapa jenis tanaman yang bisa menghasilkan gula,
antara lain : maple (maple syrup), palm (palm sugar), maise (corn
syrup). Gula terdiri dari 99,9% gula murni yang berguna untuk
pengawet alami
5) Penambah gizi
16
Gula ada beberapa macam yang dipakai pada makanan, antara lain :
1) Brown sugar
muda). Gula ini mempunyai rasa yang khas. Jenis ini baik untuk pudding,
2) Granulated sugar
Gula pasir biasa, ada juga yang agak halus, dipakai untuk syrup, cakes,
3. Air
berbagai bahan seperti garam, vitamin, yang larut air, mineral, dan
senyawa- senyawa cita rasa. Air juga merupakan komponen penting dalam
c. Adanya karakter air yang dapat menentukan: titik cair, titik didih,
sebagainya.
e. Pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang
4. Garam
Garam disebut juga dengan nama Sodium Chlorida yang berguna untuk
otot. Terdiri dari 40% Sodium dan 60% Chlorida (Siti Hamidah, 2009:58).
Garam digunakan terutama untuk mengurangi rasa manis yang ada pada gula.
18
5. Minyak
bahan yang digunakan dalam keperluan pada bahan makanan atau sering
adalah agar adonan kulit mochi mengkilap dan adona tidak terlalu lengket.
Penggunaan minyak pada pembuatan mochi ini sebanyak 3,6% dari total
bahan utama.
sebagai berikut :
1) Pemilihan Bahan
yang tidak berbau, tepung maizena yang tidak menggumpal, umbi garut yang
19
masih segar dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan mochi yang
berkualitas baik.
2) Pencucian Bahan
Proses ini dilakukan karena terdapat bahan seperti umbi garut yang harus
di bersihkan dengan benar agar kotoran yang terdapat pada umbi garut tidak
3) Penimbangan Bahan
(foodcost) yang lebih tepat, dan memenuhi kepuasan pelanggan. Selain itu
4) Pencampuran
umbi garut yang telah dikukus, harus dihaluskan dan disaring terlebih dahulu.
Bahan kering seperti tepung ketan, tepung maizena, gula pasir, garam
20
dicampur dalam baskom adonan, lalu air dan tepung umbi garut masuk dan
5) Pengukusan Adonan
mematangkan adonan.
ditumbuk dan diberi gula pasir lalu dicampur dengan air kemudian dimasak
Adonan mochi yang telah matang kemudian diuleni, dipipihkan lalu diberi
setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan hasil panen, terutama
untuk bahan pangan yang kadar air tinggi, seperti umbi-umbian dan buah-
buahan. Teknologi ini dibuat sebagai alternatif produk setengah jadi yang
diperkaya gizi dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan yang serba
praktis.
21
Tepung garut adalah tepung yang terbuat dari sari pati garut. Tepung garut
memiliki karakteristik yang hampir miripp dengan tepung sagu dan tapioka
sehingga bisa menjadi alternatif. Syarat tepung garut yang baik antara lain
meliputi : berbentuk serbuk halus, tidak ada benda asing, serangga, dan lolos
ayakan 100 mesh minimal = 95% kadar air maksimal = 16%, serat kasar
30 mg/g (SNI 01-6057-1999). Menurut Djaafar (2010) Umbi Garut yang akan
diolah menjadi tepung garut sebaiknya dipanen pada umur 10 bulan setelah
tanam karena rendemen pati dan kandungan amilosanya tinggi. Tepung garut
memiliki tekstur yang halus dan mudah dicerna sehingga dapat digunakan
untuk makanan bayi dan makanan orang sakit. Berikut adalah kandungan gizi
tepung garut jika dibandingkan dengan tepung tapioka. Tepung garut dapat
Tepung Umbi Garut adalah produk awetan yang dapat dijadikan alternatif
a. Sortasi
Sortasi adalah pemilihan benda atau barang yang baik dan yang buruk
22
(Winarno, 2002). Kegiatan ini bertujuan untuk memilih Umbi Garut yang
b. Pencucian
Setelah mendapatkan Umbi Garut yang segar dan berkualitas, maka tahap
selanjutnya adalah mencuci Umbi Garut tersebut dengan air yang mengalir
agar semua kotorannya ikut terbuang. Umbi Garut tidak perlu dikupas, karena
bagian kulitnya cenderung tipis dan tidak terlalu kotor sehingga dapat
langsung digunakan.
c. Pemotongan
Umbi Garut yang sudah dicuci bersih kemudian dipotong kecil-kecil. Hal
d. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan sinar matahari
jam. Proses pengeringan diawali dengan umbi garut yang sudah dipotong
pengeringan dengan cara umbi garut yang telah kering dihancurkan dengan
f. Pengayakan
bertekstur kasar dengan tepung yang bertekstur halus yang dilakukan agar
Tepung Umbi Garut menghasilkan hasil yang lembut, halus dan tidak
Metode pengolahan mochi substitusi tepung umbi garut ini yaitu dengan
teknik kukus dan diberi isian adonan kacang tanah sangrai. Untuk
mendapatkan formulasi mochi yang baik substitusi tepung umbi garut akan
makanan melalui warna, rasa, aroma, dan tekstur. Daya terima konsumen
fisik makanan yang berupa warna, rasa, aroma, dan tekstur. Sifat-sifat ini
dapat menimbulkan rasa suka dan tidak suka pada konsumen. Penentuan
mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor
a. Warna
Warna adalah pesan yang diperoleh dari mata cahaya yang dipantulkan
merupakan faktor terpenting pada makanan dan biasanya muncul lebih dahulu
karena suatu bahan yang enak dan dinilai bergizi. Suatu makanan tidak akan
b. Rasa
pengecap manis, asam, asin dan pahit. Rasa ini akan mempengaruhi penilaian
makanan yang dicicipinya. Cita rasa bahan terdiri dari tiga komponen yaitu
bau, rasa, dan rangsangan mulut. Dalam penelitian ini, rasa yang diharapkan
pada pembuatan mochi substitusi Tepung Umbi Garut adalah Agak manis.
c. Aroma
tumbuhan atau akar – akaran); bahan pewangi makanan atau minuman. Suatu
d. Tekstur
Tekstur adalah ukuran dan susunan (jaringan) bagian dari suatu benda.
Tekstur secara kasat mata dibedakan menjadi keras, lunak, halus, kasar, utuh,
padat, cair, kering, lembab, liat, renyah, empuk, dan kenyal. Dalam penelitian
ini, tekstur yang diharapkan pada pembuatan mochi substitusi Tepung Umbi
sifat dan kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dengan tepung ketan.
Tepung garut memiliki kandungan kolestrol yang sangat rendah, lemak yang
rasanya yang manis dan tekstur yang kenyal. Kehadiran mochi di Indonesia
Mochi menggunakan bahan dasar tepung ketan, gula pasir, garam, air dan
minyak. Selama ini mochi dibuat dengan menggunakan tepung ketan akibat
gizi dan upaya untuk diversifikasi pangan terhadap produk mochi serta
tergantikan dengan bahan lain, tepung umbi garut tidak bisa di subtitusikan
100%. Sehingga tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh
persentase substitusi tepung ketan oleh tepung umbi garut terhadap kualitas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kualitas fisik dan daya terima konsumen dilakukan uji organoleptik terhadap
aspek rasa, warna, aroma, dan tekstur dan uji kualitas fisik terhadap
kekenyalan.
Variabel adalah karakteristik atau ciri yang diamati dalam suatu penelitian.
a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah substitusi Tepung Umbi Garut
b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kualitas fisik dan daya terima
operasional,yaitu:
Mochi substitusi Tepung Umbi Garut adalah makanan berbentuk bulat kecil
seperti baso yang dibuat dari adonan tepung ketan, tepung maizena, gula
pasir, garam, air, dan minyak lalu diisi dengan adonan kacang tanah
terhadap suatu jenis makanan. Uji daya terima terhadap daya terima
konsumen pada mochi dengan substitusi Tepung Umbi Garut yang meliputi
aspek:
mochi yang telah disubstitusi Tepung Umbi Garut dengan persentase yang
berbeda yang meliputi kategori sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, dan
b) Rasa adalah tanggapan indera pengecapan panelis terhadap rasa dari mochi
yang telah disubstitusi Tepung Umbi Garut dengan persentase yang berbeda
30
yang meliputi kategori sangat suka, suka, agak suka, tidak suka dan sangat
tidak suka.
mochi yang telah d i substitusi Tepung Umbi Garut dengan persentase yang
berbeda yang meliputi kategori sangat suka, suka, agak suka, tidak suka dan sangat
tidak suka.
d) Tekstur adalah tanggapan indera peraba panelis terhadap tekstur dari mochi
yang telah disubstitusi Tepung Umbi Garut dengan persentase yang berbeda
yang meliputi kategori sangat suka, suka, agak suka, tidak suka dan sangat
tidak suka.
3.4.3 Panelis
sebanyak 30 orang.
Garut dengan persentase yang berbeda pada pembuatan mochi terhadap daya
terima konsumen sehingga desain penelitian untuk warna, rasa, aroma, dan
Perlakuan
Aspek Penilaian Jumlah Panelis
231 596 738
Warna 1 s/d 30
Rasa 1 s/d 30
31
Aroma 1 s/d 30
Tekstur 1 s/d 30
Keterangan:
231 : Mochi dengan penambahan Tepung Umbi Garut sebanyak 10%
596 : Mochi dengan penambahan Tepung Umbi Garut sebanyak 20%
738 : Mochi dengan penambahan Tepung Umbi Garut sebanyak 30%
1-30 : Panelis
Umbi Garut. Sampel adalah mochi dengan penambahan Tepung Umbi Garut
Negeri Jakarta.
penelitian ini.
menganalisis resep mochi serta mempersiapkan segala bahan dan alat yang
yang berbeda.
Tabel 3.2 Alat yang Digunakan Dalam Pembuatan Mochi Dan Fungsinya
Bahan utama dalam penelitian ini adalah tepung ketan dan tepung
maizena. Sementara bahan lainnya adalah gula pasir, garam, air dan minyak.
Gula Pasir 38
Garam 0,5
Air 160
Minyak 12
Sumber : Kompas.com, (2019)
untuk digunakan dalam penelitian uji coba mochi penambahan Tepung Umbi
Garut.
Pada uji coba pertama ini, peneliti mendapat resep dasar dari website
Jumlah
Bahan
Gram %
Tepung Ketan 150 100
Tepung Maizena 15 10
Gula Pasir 38 25,3
Garam 0,5 0,3
Air 160 106,6
Minyak 12 8
Keterangan : Pengujian formula menggunakan metode Baker’s Percent.
Hasil :
Berdasarkan hasil uji coba formula dasar, bentuk, rasa dan tekstur sudah
Revisi :
dapat dilakukan uji coba lanjutan. Uji coba pertama pada uji coba selanjutnya,
persentase 10%.
Pada uji coba formula dasar mochi dilakukan uji coba menggunakan
resep dasar yang sama pada uji coba formula dasar dengan penambahan
Jumlah
Bahan
Gram %
Tepung Terigu 150 100
Puree Umbi Garut 15 10
Tepung Maizena 15 10
Gula Pasir 38 25,3
Garam 0,5 0,3
Air 160 106,6
Minyak 12 8
Keterangan : Pengujian formula menggunakan metode Baker’s Percent.
Hasil :
Garut 10% sudah menghasilkan mochi yang baik. Tekstur mochi yang kenyal,
tidak beraroma umbi garut dan rasa mochi berasa agak manis.
35
Revisi :
dilakukan uji coba kedua dengan mochi penambahan Tepung Umbi Garut
sampel 20%
bahan dan teknik yang sama dengan uji coba pertama hanya persentase yang
Jumlah
Bahan
Gram %
Tepung Terigu 150 100
Puree Umbi Garut 30 20
Tepung Maizena 15 10
Gula Pasir 38 25,3
Garam 0,5 0,3
Air 160 106,6
Minyak 12 8
Keterangan : Pengujian formula menggunakan metode Baker’s Percent.
Hasil :
Umbi Garut 20% sudah menghasilkan mochi yang baik. Tekstur mochi yang
kenyal, tidak beraroma umbi garut dan rasa mochi berasa agak manis.
Revisi :
dilakukan uji coba ketiga dengan mochi penambahan Tepung Umbi Garut
sampel 30%.
36
bahan dan teknik yang sama dengan uji coba kedua, hanya persentase yang
Tabel 3.7 Formula Mochi dengan Penambahan Puree Umbi Garut (30%)
Jumlah
Bahan
Gram %
Tepung Terigu 150 100
Puree Umbi Garut 45 30
Tepung Maizena 15 10
Gula Pasir 38 25,3
Garam 0,5 0,3
Air 160 106,6
Minyak 12 8
Keterangan : Pengujian formula menggunakan metode Baker’s Percent.
Hasil :
Umbi Garut 30% menghasilkan mochi seperti hasil uji coba sampel mochi
penambahan Tepung Umbi Garut 10% dan 20%, sudah menghasilkan mochi
yang baik. Tekstur mochi yang kenyal, tidak beraroma umbi garut dan rasa
Revisi :
Pada uji coba ketiga ini, sampel dengan penambahan Tepung Umbi Garut
30% layak untuk di uji dan uji coba diberhentikan. Peneliti melanjutkan
Umbi Garut
Hasil
✓ Formula persentase 10%
Mochi yang dihasilkan memiliki warna putih kecoklatan, sangat tidak beraroma
umbi garut, rasa agak manis, dan tekstur kenyal.
✓ Formula persentase 20%
Mochi yang dihasilkan memiliki warna putih kecoklatan, sangat tidak beraroma
umbi garut, rasa agak manis, dan tekstur kenyal.
✓ Formula persentase 30%
Mochi yang dihasilkan memiliki warna putih kecoklatan, sangat tidak beraroma
umbi garut, rasa agak manis, dan tekstur kenyal.
38
Pemilihan Bahan
Penimbangan bahan
Pencucian bahan
Pencampuran bahan
Pengayakan
Pencampuran
adonan
Pengadukan
adonan
Pengisian Mochi
Pengukusan adonan Pengkalisan Mochi
dengan adonan
kacang tanah
Mochi substitusi
Tepung Umbi
Garut
Pengemasan
Pada penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji organoleptik. Uji
validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid
suatu item mengukur variabel yang diteliti. Uji organoleptik adalah pengujian
metode tes skala mutu hedonik. Uji mutu hedonik merupakan penilaian yang
digunakan tentang kualitas dengan rentang skala lima tingkatan. Uji hedonik
lima tingkatan. Nilai untuk uji hedonik dapat dilihat pada tabel 3.12 dan
tabel 3.13
Kode Sampel
Aspek Penilaian Skala Penilaian
231 596 738
Putih KecoklatanPutih Kekuningan
Putih Gading
Warna Putih Susu
Putih
Sangat Manis
Manis
Rasa Agak Manis
Tidak Manis
Sangat Tidak Manis
Sangat Tidak Beraroma Umbi Garut
Beraroma Umbi Garut
Aroma Agak Beraroma Umbi Garut
Beraroma Umbi Garut
Sangat Beraroma Umbi Garut
Sangat KenyalKenyal
Agak Kenyal
Tekstur Kurang Kenyal
Tidak Kenyal
Keterangan:
40
Tabel 3.13 Nilai untuk Uji Hedonik (Uji Daya Terima Konsumen)
Kode Sampel
Aspek Penilaian Skala Penilaian
231 596 738
Sangat suka
Suka
Warna Agak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Sangat suka
Suka
Rasa Agak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Sangat suka
Suka
Aroma Agak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Sangat suka
Suka
Tekstur Agak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Keterangan:
231 : Mochi dengan penambahan Tepung Umbi Garut 10%
596 : Mochi dengan penambahan Tepung Umbi Garut 20%
738 : Mochi dengan penambahan Tepung Umbi Garut 30%
kode pada masing- masing sampel, tanpa diketahui identitas sebenarnya oleh
41
panelis. Panelis dimintai tanggapan atas hasil produk yang ada tentang
penilaian dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur yang diisi dengan lembar
Metode analisis statistik data dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji
merupakan kategori. Setiap produk dinilai oleh 30 orang panelis yang sama
𝑘
12
x𝑛 = ∑ R2 j− 3𝑁(𝑘 + 1)
𝑁𝑘(𝑘 + 1)
j=1
Keterangan :
df = k-1
Uji Friedman hanya dapat menunjukkan ada atau tidak ada yang berbeda
X2 > Xtabel
Jika nilaihitung 2
maka kesimpulannya adalah dapat menerima H1.
𝑥𝑖 − 𝑥𝑗
𝑄=
√𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐽𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘
𝑛
Keterangan:
n = jumlah panelis
Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H0 : µA = µB = µC
Keterangan:
DAFTAR PUSTAKA
Amalia & Ballito. (2014). Umbi Garut Sebagai Alternatif Pengganti Terigu Untuk
Individual Autistik. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Indsutri, Vol.
20, No. 2, 1-3.
Arifsyah, J., Dewi, D. P., & Wahyuningsih, S. (2022). Pengaruh Subtitusi Tepung
Talas (Colocasia esculenta) dan Tepung Beras Merah (Oryza nivara)
Terhadap Kadar Proksimat dan Kadar Zat Besi Pada Mochi. Ilmu Gizi
Indonesia, Vol. 05, No. 02, 141-150.
Azizah, N., & Aminah, A. N. (2016, Desember 19). Kue Tradisional Masih Potensial
Dalam Bisnis Kuliner. Retrieved from Republika.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/oif5jo384/2017-kue-tradisional-masih-
potensial-dalam-bisnis-kuliner
Dipertan Pangan. (2021, Oktober 18). Pengembangan Umbi Garut sebagai Alternatif
Pengganti Tepung Terigu Untuk Individual Autistikk. Retrieved from Dinas
Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak:
https://dinpertanpangan.demakkab.go.id/?p=349
Faridah, D. N., Fardiaz, D., Andarwulan, N., & Sunarti, T. S. (2014). Karakteristik
Sifat Fisikokimia Pati Garut (Maranta arundinaceae). Argitech, Vol. 34, No.
1.
Fatimah, S. (2022, Juli 24). Menilik Sejarah Mochi yang Jadi Oleh-oleh Khas
Sukabumi. Retrieved from DetikJabar: https://www.detik.com/jabar/kuliner/d-
6194934/menilik-sejarah-mochi-yang-jadi-oleh-oleh-khas-sukabumi
Fauzi, I., Nauli, R., Hidayatuloh, S., & Hutami, R. (2015). Pembuatan Mochi Pelangi
Dengan Subtitusi Tepung Talas dan Pewarna Alami. Jurnal Argoindustri
Halal, Vol. 1, No. 2 , 107-111.
44
Gardjito, M., Utami, N. N., & Widati, C. (2019). Kuliner Semarangan - Menikmati
Rasa di Sepanjang Pesisir Utara Jawa, Mengecap Lezatnya Kekayaan Cita
Rasanya. Yogyakarta: Andi.
Hakim, U. N., Rosyidi, D., & Widati, A. S. (2013). Pengaruh Penambahan Tepung
Garut (Maranta arrundinaceae) Terhadap Kualitas Fisik dan Organoleptik
Nugget Kelinci. Thesis.
Hassan, Z. H. (2014). Aneka Tepung Berbasis Bahan Baku Lokal Sebagai Sumber
Pangan. Jurnal Pangan, Vol.23, No.1, 93-107.
Ilmannafian, A. G., Lestari, E., & Halimah. (2018). Pemanfaatan Tepung Umbi
Garut Sebagai Tepung Terigu Dalam Pembuatan Kue Bingka. Jurnal
Teknologi dan Argo-Industri Vol. 5, No. 2, 2407-4624.
Irmawati, F. M., Ishartani, D., & Affandi, D. R. (2014). Pemanfaatan Tepung Umbi
Garut (Maranta arundinaceae L) Sebagai Pengganti Terigu Dalam
Pembuatan Biskuit Tinggi Energi Protein Dengan Penambahan tepung
Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L). Jurnal Teknosains Pangan Vol. 3, No.
1, 2302-0733.
Kurniawan, A., Estiasih, T., & Nugraha, N. P. (2015). Mie Dari Umbi Garut
(Maranta arundinaceae L) : Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri
Vol. 3, No. 3, 847-854.
Larasati, 2016. Perbandingan Tepung Beras Ketan Putih (Ci asem) Dengan Tepung
Beras Ketan Hitam (Setail) Dan Konsentrasi Buah Murbei (Morus nigra L)
Terhadap Karakteristik Opak Ketan Hitam. Universitas Pasundan.
Sede,V.J., Mamuaja, C.F., & Djarkasi,. G.S.S., 2015. Kajian Sifat Fisik Kimia Beras
Analog Pati Sagu Baruk Modifikasi HMT (Heat Moisture Treatment) dengan
Penambahan Tepung komposit. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol. 3,
No. 2, 24-35.
Septianingrum, 2014. Pengaruh Substitusi Tepung Garut Pada Pembuatan Kue
Mangkok Sukabumi Terhadap Daya Terima Konsumen. [skripsi]. Fakultas
Teknik. Universitas Negeri Jakarta.
45
Winarmo, F. G. (2004). Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Ningtias, 2018. Pengaruh Substitusi Tepung Garut Pada Pembuatan Siomay Ikan
Tenggiri Terhadap Daya Terima Konsumen. [skripsi]. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Jakarta.