You are on page 1of 23

PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS KESEHATAN DI

INDONESIA

OLEH

1. NURMILASARI (J1A121059)
2. RAHMATIA (J1A121061)
3. RATIH SEPTIANTI (J1A121061)
4. SAFFINNA PUTRIA ANWAR (J1A121069)
5. SALFINA (J1A121070)
6. SITTI SARMILA (J1A121079)
7. WA ODE ELISTIANTI PERTIWI (J1A121094)
8. YUYUN SEPTIANI (J1A121097)
9. ADEL FITRIANI (J1A121099)
10. ANGGUN SAPUTRI GANE (J1A121114)
11. ANDI ANINDYAH ARTANTY (J1A122005)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah yang Maha kuasa karna atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya guna memenuhi tugas dari mata kuliah Pembiayaan Dan Penganggaran
Kesehatan dan dalam makalah ini kami membahas tentang Perencanaan Dan
Penentuan Prioritas Kesehatan Di Indonesia.
Dalam pembuatan makalah ini kami merujuk pada buku – buku referensi,
dan berbagai sumber. Dalam Penulisan makalah ini kami telah membahas dan
memahami dengan baik. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih :
1. Kepada Dosen kami Ibu Agnes Mersatika Hartoyo, S.KM, M.Kes yang telah
memberikan dan membimbing dalam penulisan makalah ini kepada kami.

2. Kepada teman – teman Kelompok 1 yang telah membantu dalam penyusunan


makalah ini.

Dengan adanya bahasan, Penyajian makalah ini mengenai Perencanaan


Dan Penentuan Prioritas Kesehatan Di Indonesia. dengan materi yang menarik
dan mudah dibaca. Kita sebagai kaum pelajar/mahasiswa tentunya tertarik dan ikut
berpartisipasi dalam pembahasan materi ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran untuk perbaikannya dari para pembaca kami harapkan. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Kendari, 26 Maret 2023

Penyusun,

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Perencanaan dan penentuan prioritas kesehatan ............ 4
2.2 Unsur Rencana ....................................................................................... 4
2.3 Langkah-langkah Perencanaan ............................................................ 9
2.4 Manfaat perencanaan .......................................................................... 12
2.5 Penentuan prioritas kesehatan ............................................................ 13
2.6 Tujuan Penetapan Prioritas Masalah ................................................. 13
2.7 Langkah-langkah menentukan prioritas masalah kesehatan .......... 14
2.8 Metode prioritas masalah .................................................................... 16
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18
3.2 Saran ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari berbagai fungsi adimjstrasi yang dikenal, yang terpenting di
antaranya adalah fungsi perencanaan (Planning). Mudah dipahami karena
berbagai fungsi administrasi lain nya baru berperan apabila fungsi perencanaan
telah selesai dilaksakan. Lebih dari pada itu sebenarnya pelaksanaan berbagai
fungi administras lainnya hanya akan berjalan sempurna apabila dapat selalu
berpedoman pada perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Dalam kehidupan masyarakat modern sebagaimana yang berlaku k ini
keadaan dan peranan perencanaan telah sedemikian pentingnya Kema jemukan
hidup yang ditemukan pada masyarakat modern, telah sangat memerlukan
adanya berbagai pengaturan. Keadaan seperti ini akan dapat terwujud,antara lain
apabila pekerjaan perencanaan telah dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Pentingnya pekerjaan perencanaan juga ditemukan pada bidang kesehatan
Luasnya pengertian sehat yang menjadi subjek dan objek upaya kesehatan
menyebabkan pelaksanaan berbagai upaya kesehatan telah sangat membutuhkan
adanya perencanaan. Secara umum disebutkan apabila pelaksanaan suatu upaya
kesehatan tidak didukung oleh suatu perencanaan yang baik, maka akan sulit
dapat diharapkan tercapainya tujuan dari upaya kesehatan tersebut.
Pentingnya kedudukan dan peranan perencanaan makin bertambah nyata,
apabila upaya kesehatan masyarakat yang dibicarakan. Pada pelaksanaan
berbagai upaya kesehatan masyarakat, banyak pengaturan yang diperlukan
Tidak hanya yang menyangkut masalah-masalah kesehatan saja, tetapi jug pada
masalah masalah kemasyarakatan secara keseluruhan.
Karena pentingnya kedadukan dan peranan perencanaan tersebut, maka
telah merupakan kewajiban bagi semua pihak yang bergerak dalam bidang
kesehatan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang
perencanaan, Pengetahuan dan keterampilan yang dimaksud dalam administrasi
kesehatan tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus, yang di sebut dengan nama
perencanaan kesehatan ( health planning) (Azwar,2010).

1
Dalam proses perencanaan dewasa ini kegiatan penetapan prioritas
menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena di satu pihak adanya
kemajuan dalam bidang sistem informasi memungkinkan kita mengenai
berbagai macam masalah Dipihak lain untuk memecahkan masalah-masalah
tersebut kita dihadapkan pada keterbatasan sumber daya. Keadaan ini
mengaharuskan kita untuk memilih masalah yang betul-betul penting dan dapat
diatasi.
Teknik-teknik perencanaan telah berkembangan sangat pesat dan
menyediakan berbagai macam cara untuk menetapkan prioritas masalah. Ada
cara yang bersifat tradisonal dan autotatif, ada cara konsensus dan demokratis,
ada pula cara yang menggunakan komputer untuk perhitugan-perhitungan
matematika.
Adapun cara yang digunakan yang terpenting adalah bahwa hasilnya dapat
diterima oleh semua pihak dan dapat dilaksanakan. Sebab ada kalanya
perhitungan prioritas yang walapun secara teoritis tepat, tidak berarti banyak
karena adanya faktor-faktor kualitatif, seperti kesepakatan bersama yang belum
diperhitungkan (Ahmad,2017).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan dan penentuan prioritas kesehatan?
2. Apa Unsur Rencana?
3. Bagaimana Langkah-langkah perencanaan Kesehatan?
4. Apa manfaat perencanaan Kesehatan?
5. Bagaimana penentuan Prioritas kesehatan?
6. Apa tujuan penetapan prioritas masalah?
7. Bagaimana Langkah-langkah menentukan prioritas masalah kesehatan?
8. Apa saja metode prioritas masalah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan dan penentuan prioritas
kesehatan
2. Untuk mengetahui unsur rencana
3. Untuk mengetahui langkah- langkah perencanaan kesehatan

2
4. Untuk mengetahui manfaat perencanaan Kesehatan
5. Untuk mengetahui penentuan prioritas kesehatan
6. Untuk mengetahui tujuan penentuan prioritas kesehatan
7. Untuk mengetahui Langkah--langkah menentukan prioritas masalah
kesehatan
8. Untuk mengetahui metode-metode prioritas masalah

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan dan penentuan prioritas kesehatan
Defenisi tentang perencanaan sangat bervariasi. Namun secara umum
perencanaan dianggap suatu fungsi atau teknik manajemen yang dinamis. Salah
satu metode terbaik untuk mempersiapkan organisasi guna mengahadapi
perubahan-perubahan yang terus-menerus terjadi dalam lingkungannya
(Lisnawaty,2015).
Menurut Hani Handoko (1997): perencanaan adalah ada pada semua jenis
kegiatan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya yang
berkaitan dengan: Apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukan,kapan
melakukannya,dan siapa yang melakukan (Lisnawaty,2015).
Perencanaan kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang yang didahului dengan penetapan tujuan, mengenali
masalah kesehatan melalui analisis siatuasi masalah yang ada di masyarakat,
menentukan dan memilih sumber daya yang dibutuhkan, menyusun kegiatan
yang dilakukan, menetapkan besarnya biaya, menentukan waktu pelaksanaan,
menentukan tempat kegiatan, menentukan sasaran, menetapkan target yang akan
dicapai dan menyusun indikator pencapaian serta bentuk evaluasi yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah- masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat (Lisnawaty,2015).
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang
penting Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni
spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif,
serta dirumuskan secara sistematis (Lisnawaty,2015).
2.2 Unsur Rencana
1. Rumusan misi
Suatu rencana yang baik haruslah mengandung rumusan tentang misi
(mission formulation) yang dianut oleh organisasi yang menyusun

4
rencana,Uraian yang tercantum dalam misi muncakap ruang lingkap yang
sang has sekali. Antara lain tentang latar belakang, cita-cita, tujuan pokok,
serta ruang lingkup kegiatan organisasi. Uraikanlah misi ini dengan lengkap
dan jelas. Dalam praktek sehari-hari, uraian tentang misi ini sering
tercantum dalam latar belakang (background) (Azwar,2010)
2. Rumusan masalah
Suaru rencana yang baik haruslah mengandung rumusan tentang masalah
(problem statement) yang ingin diselesaikan. Rumusan masalah yang baik.
banyak syaratnya. Beberapa di antaranya yang terpenting adalah :
1) Harus mempunyai tolak ukur, Tolok ukur yang dimaksud banyak
macamnya. Paling tidak mencakup fima hal pokok, yakni tentang apa
masalahnya, siapa yang terkena masalah, dimana masalah ditemukan,
bilamana masalah terjadi serta berapa besar masalahnya (Azwar,2010)
2) Bersifat netral, dalam arti tidak mengandung uraian yang dapat diartikan
sebagai menyalahkan orang lain, menggambarkan penyebab timbulnya
masalah dan ataupun cara mengatasi masalah.
Contoh:
110% akseptor pil yang dilayani oleh Rumah Sakit X Jakarta tidak datang
lagi pada kunjungan ulang karena petugasnya tidak ramah. Rumusan
masalah ini tidak baik, karena kecuali tidak menjelaskan bilamana masalah
tersebut terjadi, juga mengandung uraian yang menya lahkan orang lain
serta sekaligus mencantumkan penyebab masalah
3. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus.
Suatu rencana kerja yang baik harus mengandung rumusan tujuan (gold
objective formulation) yang ingin dicapai. Tujuan tersebut secara dapat
dibedakan atas dua macam yakni:
1) Tujuan Umum
Syarat rumusan tujuan umum (goal) yang baik banyak macamnya. Jika
disederhanakan dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
a. Jelas keterkaitannya dengan mist organisa Rumun tujuan umum
pada dasarnya dikembangkan dari mini organisasi. Oleh karena itu

5
dalam merumuskan tujuan umum, haru diupayakan adanya
keterkaitan dengan mini organisasi.
b. Jelas keterkaitannya dengan masalah yang ingin diatasi
Rumusan tujuan umum pada dasarnya menggambarkan keadaan
umum yang ingin dicapai apabila masalah dapat diatasi. Oleh
karma itu dalam merumuskan tujuan umum harus diupayakan
adanya keterkaitan dengan masalah yang ingin diatasi.
c. Menggambarkan keadaan yang ingin dicapai .
Rumusan tujuan umum harus menggambarkan keadaan yang ing
dicapai, bukan menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan
Rumusan tujuan umum yang baik adalah yang mempergunakan
kata benda bukan kata kerja.
Contoh:
Meningkatkan keadaan ekonomi penduduk wilayah kerja
PUSKESMAS.
Rumusan tujuan umum ini tidak baik, karena kecuali tidak
menggambarkan suatu keadaan (meningkatkan-bukan kata benda
melainkan kata kerja), juga kehendak untuk meningkatkan keadaan
ekonomi penduduk, sekalipun dapat saja dicapai apabila keadaan
kesehatan penduduk baik, sifatnya terlalu luas yang tidak sesuai dengan
misi PUSKESMAS, yang hanya membatasi dini hanya pada
peningkatan derajat kesehatan saja (Azwar,2010)
2) Tujuan khusus
Syarat rumusan tujuan khusus (objective) banyak macamnya. Kecuali
harus memenuhi semua syarat rumusan tujuan umum, juga harus
mempunyai tolak ukur. Tolak ukur yang dimaksud dibedakan atas lima
macam, yakni tentang apa masalah yang ingin diatasi oleh rencana kerja
yang akan dilaksanakan, siapa yang akan memperoleh manfaat apabila
rencana kerja dilaksanakan, dimana rencana kerja akan dilaksanakan,
berapa besarnya target yang akan dicapai, serta berapa lama rencana
kerja akan dilaksanakan.

6
4. Rumusan kegiatan
Suatu rencana kerja yang baik harus mencantumkan rumusan kegiatan
(activities) yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang dimaksudkan di sini
adalah, di satu pihak, dapat mengatasi masalah yang dihadapi, dan di pihak
lain, dapat mencapai tujuan (target) yang telah ditetapkan. Kegiatan yang
tercantum dalam rencana banyak macamnya. Kesemua nya sangat
ditentukan dari masalah serta tujuan dari rencana kerja itu sendiri. Berbagai
kegiatan tersebut, jika ditinjau dari peranannya dalam mengatasi masalah
serta mencapai tujuan, dapat dibedakan atas dua macam:
1) Kegiatan pokok, disebut sebagai kegiatan pokok (mollar activities)
apabila kegiatan ter sebut bersifat mutlak dan merupakan kunci bagi
keberhasilan rencana.
2) Kegiatan tambahan, disebut sebagai kegiatan tambahan (moluculer
activities) apabila kegiatan tersebut bersifat fakultatif. Artinya apabila
kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, tidak akan menentukan
keberhasilan suatu rencana. Tetapi apabila kegiatan tersebut
dilaksanakan, pelaksanaan rencana akan lebih sempurna (Azwar,2010)
5. Asumsi perencanaan
Suatu rencana yang baik harus mengandung uraian asumsi perencanaan
(planning asumption) Asumsi perencanaan tersebut banyak macamnya
Secara umum dapat dibedakan atas dua macam:
1) Asumsi perencanaan yang bersifat positif
Yang dimaksud dengan asumsi perencanaan yang bersifat positif adalah
uraian tentang berbagai faktor penunjang yang diperkirakan ada yang
berperanan dalam memperlancar pelaksanaan rencana.
2) Asumsi perencanaan yang bersifat negatif
Adalah uraian tentang berbagai faktor penghambat yang di perkirakan
ada yang berperan sebagai kendala pelaksana rencana.
6. Strategi pendekatan
Suatu rencana yang baik haruslah mencantumkan uraian tentang strategi
pendekatan (strategy of approach) yang akan dipergunakan pada

7
pelaksanaan rencana. Tergantung dari macam dan ruang lingkup rencana,
strategi pendekatan yang dapat dipergunakan banyak macamnya.
7. Kelompok sasaran
Lazimnya pada setiap program kesehatan ditemukan adanya kelompok
sasaran (target group), yakni kepada siapa program kesehalan tersebut
ditujukan. Kelompok sasaran tersebut banyak macamnya. Jika diseder-
hanakan dapat dibedakan atas dua macam:
1) Kelompok sasaran langsung
Yang dimaksud dengan kelompok sasaran langsung (direct target
group) adalah anggota masyarakat yang memanfaatkan langsung
program kesehatan. Contoh kelompok sasaran langsung adalah bayi-
bayi untuk program imunisasi dasar, dan atau ibu-ibu hamil untuk
program antenatal.
2) Kelompok sasaran tidak langsung
Yang dimaksud dengan kelompok sasaran tidak langsung (indirect
target group) adalah kelompok sasaran antara. Contohnya adalah ibu-
ibu untuk program imunisasi dasar bayi. Pada contoh ini, program
imunisasi dasar bayi tidak akan berhasil jika ibu-ibu tidak
diikutsertakan. Dalam program kesehatan, peranan kelompok s sasaran
antara ini banyak ditemukan. Termasuk para suami untuk keberhasilan
program keluarga berencana.
8. Waktu
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang jangka waktu
(time) pelaksanaan rencana. Cantumkanlah uraian tentang jangka waktu
tersebut, sebaiknya dilengkapi dengan rinciannya.
9. Organisasi dan tenaga pelaksana
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang organisasi
serta pengaturan personel pelaksana (organisasi dan staf) yang akan
mengikuti penggarakan rencana. Cantumkanlah struktur organisasi dan
susunan staf pelaksana tersebut. Sangat dianjurkan, uraian tentang tenaga

8
pelaksana dapat dilengkapi dengan pembagian tugas serta kewenangan
masing-masing (Job discription and authority).
10. Biaya
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan tentang uraian biaya (cost)
yang diperlukan untuk melaksanakan rencana. Besarnya biaya yang
diperlukan amat bervariasi sekali. Karena semuanya tergantung dari jenis
serta jumlah kegiatan yang akan dilakukan. Dalam program kesehatan ada
beberapa patokan yang dapat dipergunakan untuk menghitung biaya.
Patokan yang dimaksud antara lain jumlah serta penyebaran sasaran yang
ingin dicapai, jumlah dan jenis kegiatan yang akan dilakukan, jumlah dan
jenis tenaga pelaksana yang terlibat, waktu pelaksanaan program serta
jumlah dan jenis sarana yang dipergunakan.
11. Metode penilalan dan kriteria keberhasilan
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang metode
penilaian serta kriteria keberhasilan (method of evaluation and milestone)
yang akan dipergunakan. Cantumkanlah metode penilaian tersebut. Metode
penilaian yang baik seyogiyanya berdasarkan data. Untuk itu uraikan
metode pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data serta
interpretasi data yang akan dipergunakan (Azwar,2010)
2.3 Langkah-langkah Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan kesehatan dilakukan dengan tahapan berikut:
1. Analisis Situasi
Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan jenis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan yang dijadikan dasar penyusunan
perencanaan. Data yang dibutuhkan antara lain:
a. Data tentang penyakit dan kejadian sakit (diseases and illnesess).
b. Data kependudukan.
c. Data potensi organisasi kesehatan.
d. Keadaan lingkungan dan geografi.
e. Data sarana dan prasarana.

9
Proses pengumpulan data untuk analisis situasi dapat dilakukan dengan
cara:
a. Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung
kelapangan.
b. Membahas langsung masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang dikembangkan bersama tokoh-tokoh formal dan
informal masyarakat setempat.
c. Membahas program kesehatan masyarakat di lapangan bersama
petugas lapangan kesehatan, petugas sektor lain, atau bersama dukun
bersalin yang ada di wilayah kerja puskesmas.
d. Membaca laporan kegiatan program kesehatan padapusat-pusat
pelayanan kesehatan di suatu wilayah.
e. Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan,
laporan khusus, hasil survei, petunjuk pelaksanaan (jutlak) program
kesehatan, dan laporan tahunan (Darmawan & Amal,2016)
2. Identifikasi dan Penetapan Prioritas Masalah
Ketika seorang administrator menyusun sebuah perencanaan publik, maka
setelah melakukan analisis situasi, dilakukan identifikasi dan penetapan
prioritas masalah yang ditujukan agar perencanaan yang dibuat dapat secara
tepat sasaran menjawab permasalahan yang ada secara efektif dan efisien.
Dalam proses identifikasi dan penetapan prioritas masalah tersebut, secara
otomatis akan muncul 6 (enam) pertanyaan penting yang harus diketahui
jawabannya, yakni:
a. Apa masalah kesehatan yang sedang dihadapi (what kind of health
problem)?
b. Apa faktor-faktor penyebabnya (why the problem exist)?
c. Kapan masalah tersebut timbul (when the problems is happen)?
d. Siapa atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak menderita
dan di manakah kejadian yang terbanyak (who is most affected by the
problem and where)?

10
e. Apa kemungkinan dampak (akibat) yang akan muncul apabila masalah
kesehatan tersebut tidak dipecahkan (what kinds of impact will be
happen)?
f. Rencana aksi seperti apa yang seharusnya dilakukan (what is the plan
of action should be done)?
3. Perumusan Tujuan dan Target Pencapaian
Merumuskan tujuan-tujuan program operasional akan sangat bermanfaat
dalam proses penetapan langkah-langkah kegiatan untuk mencapai tujuan
dan memudahkan evaluasi hasil. Adapun kriteria penentuan sebuah tujuan
dapat dilakukan berdasarkan pada prinsip SMART (Spesific, Measurable,
Appropriate, Realistic, dan Time Bound). Spesific berarti tujuan
mengandung kesamaan interpretasi; measurable, berarti bahwa tujuan dapat
diukur kemajuannya; appropriate, berarti bahwa tujuan sesuai dengan
strategi nasional; realistic, berarti bahwa tujuan dapat dilaksanakan sesuai
fasilitas dan kapasitas organisas dan time bound, berarti bahwa sumber daya
dapat dialokasikan dengan baik dan kegiatan dapat direncanakan untuk
mencapai tujuan sesua dengan target waktu (Darmawan & Amal,2016)
4. Kajian Terhadap Hambatan Pelaksanaan
Langkah keempat dari sebuah proses perencanaan, ialah mengkaji kembali
hambatan dan kelemahan program sejenis yang pernah dilaksanakan.
Tujuannya yakni untuk mencegah terulangnya hambatan yang serupa dalam
program yang akan dilaksanakan. Selain mengkaji hambatan yang pernah
dialami, perlu dilakukan pembahasan mengenai prediksi kendala dan
hambatan yang mungkin dihadapi. Adapun jenis hambatan atau kelemahan
dapat dikategorikan ke dalam bentuk hambatan sumber daya dan hambatan
lingkungan. Setelah diketahui daftar hambatan, dilakukan pengklasifikasian
hambatan dan kendala 3 (tiga) kategori, yaitu:
a. hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan;
b. hambatan dan kendala yang dapat dimodifikasi atau dikurangi; dan
c. hambatan dan juga kendala yang tidak dapat dihilangkan atau
dimodifikasi.

11
Selanjutnya, dilakukanlah penyusunan strategi atau alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan dengan mempertimbangkan hambatan dan kendala yang
mungkin akan dihadapi di lapangan. Diharapkan, hal ini dapat memberikan
hasil yang lebih efektif, efisien, dan juga rasional (Darmawan & Amal,2016)
5. Penyusunan Rencana Kerja Operasional (RKO)
Sebuah RKO yang baik, haruslah dilengkapi dengan informasi- informasi
sebagai berikut:
a. Mengapa kegiatan ini penting dilaksanakan? (why);
b. Apa yang akan dicapai? (what);
c. Bagaimana cara mengerjakannya? (how);
d. Siapa yang akan mengerjakannya dan siapa sasaran kegiatan? (who):
e. Sumber daya pendukung? (what support);
f. Di mana kegiatan akan dilaksanakan? (where); dan
g. Kapan kegiatan ini akan dikerjakan? (when) (Darmawan & Amal,2016)
2.4 Manfaat perencanaan
Manfaat perencanaan bagi organisasi kesehatan adalah manajer dan staf
organisasi kesehatan tersebut dapat mengetahui:
1. Tujuan yang ingin di capai organisasi dan cara mencapainya
2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.
3. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.
4. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
5. Aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan dapat dilaksanakan secara
teratur.
6. Menghilangkan aktivitas yang tidak produktif.
7. Mengukur hasil kegiatan.
8. Sebagai dasar pelaksanaan fungsi manajemen lainnya.

Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:


1. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas orgnisasi untuk
mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur

12
2. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang
tidak produktif
3. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah
dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan berbagai standar.
4. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya,
terutama untuk fungsi pengawasan (Lisnawaty,2015).
2.5 Penentuan prioritas kesehatan
Sistematis Penetapan prioritas harus berdasarkan data atau fakta. Untuk
masalah kesehatan pada umumnya menggunakan pendekatan epidemiologi,
pendekata teknologi upaya kesehatan, pendekatan dari aspek lingkungan dan
pendekatan sistem. Pertimbangan dalam memilih dan memprioritaskan masalah
kesehatan masyaraka antara lain:
1. Kegawatan masalah kesehatan masyarakat, dap diajukan beberapa analisis
misalnya dari segi apakah masalah tersebut telah mengancam secara jelas
beberap hanyak nyawa
2. Besar masalah kesehatan masyarakat yang ada, besar masalah dapat dilihat
dari berapa banyak orang dalam suatu populasi dalam wilayah dan periode
tertentu menderita atau terkena dampak dari penyakit atau suatu aktivitas
yang merugikan
Dari berbagai masalah kesehatan yang diidentifikasi, ada beberapa masalah
kesehatan yang sangat penting untuk diatasi. Munculnya sejumlah masalah dan
analisis permasalahan secara stimultan, yang nampaknya mempunyai bobot
permasalahan yang sama, menghadapkan pengambil keputusan kepada
pertanyaan, masalah manakah yang memerlukan penanggulangan. Dalam
menetapkan prioritas masalah ada beberapa partimbangan segera yang harus
diperhatikan, yakni: besarnya masalah yang terjadi pertimbangan politik,
persepsi masyarakat, bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
(Lisnawaty,2015).
2.6 Tujuan Penetapan Prioritas Masalah
Tujuan dari menentukan prioritas masalah adalah:
1. Menyusun urutan besarnya masalah mulai dari yang berat sampai ringan.

13
Permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat sangat banyak dan
beragam, namun dalam mengatasi masalah tersebut tidak dapat di tangani
sekaligus, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Dengan
menyusun urutan besarnya masalah, akan memudahkan dalam mengatasi
masalah mulai dari yang paling serius dan urgent dengan menyesuaikan
sumber daya yang ada dan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan.
2. Memberikan ukuran pada setiap masalah
Dalam menentukan prioritas masalah ada beberapa jenis metode yang
digunakan dan dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:
a. Besamya masalah yang terjadi
b. Pertimbangan politik
c. Persepsi masyarakat
d. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
3. Dapat memberikan dampak dan daya ungkit pada masyarakat.
Masalahnya yang di selesaikan dapat memberikan dampak terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Lisnawaty,2015).
2.7 Langkah-langkah menentukan prioritas masalah kesehatan
Beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu
1. Pengumpulan data
Untuk dapat menatapkan prioritas masalah kesehatan perlu tersedia data
yang cukup. Untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu
dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku,
keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk keadaan geografis, keadaan
pemerintahan, kependudukan, pendidikan, sosial budaya, pekerjaan, mata
pencaharian, dan keadaan kesehatan.
2. Pengolahan dan Penyajian Data
Setelah data telah berhasil dikumpulkan, maka data: tersebut harus diolah,
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga
jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Teknik
dalam melakukan pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, yaitu

14
secara manual, elektrik, dan mekanik. Selanjutnya, data yang telah diolah
perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang lazim digunakan yaitu
tekstual, tabulasi, dan grafik.
3. Identifikasi Masalah
Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dengan berbagai
cara antara lain: laporan-laporan kegiatan dari program- program kesehatan
yang ada, surveilans epidemiologi atau pemantauan penyebaran
penyakit,survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh
masukkan perencanaan kesehatan, dan hasilp kunjungan lapangan supervisi
(Lisnawaty,2015).
4. Pemilihan metode
Banyak metede yang dapat digunakan dalam penentuan prioritas masalah,
diantaranya metode Non- Scoring (Delbeq, Delphi, NGT,dll) dan teknik
skoring (Matade Bryant, MCUA, Hanlon, CARL, dll)
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah satu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan mmggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutap masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang
penting. Penentuan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik,
yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan
kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.
(Lisnawaty2015).
5. Pemilihan prioritas masalah
Hail penyajian data akan memunculkan berbagai malasalah. Tidak semua
masalah dapat diselesaikan Karena itu diperlukan pemilihan prioritas
masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.
Prioritas masalah disusun berdasarkan tingkat kebutuhan dan disesuaikan
dengan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Pada umumnya,
penyusunan prioritas akan memperhatikan masalah-masalah dasar yang
dihadapi maupun faktor-faktor yang menghambat tercapainya suatu tujuan.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap akar permasalahan yang dihadapi
menjadi modal utama bagi pengambil keputusan, khususnya yang terkait

15
dengan masalah fundamental. Efektifitas penentuan prioritas masalah
berhubungan erat dengan proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini,
pengambilan keputusan harus mempertimbangkan tujuan organisasi, baik
jangka pendek maupun jangka panjang (Lisnawaty,2015).
2.8 Metode prioritas masalah
Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting. setelah
masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Metode yang dapat dilakukan dalam
penentuan prioritas masalah dibedakan atas dua yaitu secara Scoring dan Non
Scoring. Kedua metode tersebut pelaksanaannya berbeda-beda. Pemilihan kedua
cara tersebut berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia, yaitu:
1. Scoring Technique
Prioritas dilakukan memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter
Pemilihan tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang di maksud adalah:
1) Besarnya masalah atau prevalensi penyakit
2) Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
3) Kenaikan prevalensi masalah (rate of increase)
4) Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree
of unmeet need)
5) Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut
terselesaikan (social benefit)
6) Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.
7) Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah (resources availibilily)
8) Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
feasibility)
Metode ini terbagi lagi menjadi beberapa cara yaitu, metode Bryant,MCUA
(Multiple Criteria Utility Assessment metode), metode hanlon,Metode
CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage),Metode USG
(Urgency, Seriousness, and Growth), dan metode reinke
2. Non scoring technique

16
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter,
dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka
cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan
menggunakan non scoring technique (Lisnawaty,2015).
Metode- metode nya yaitu Metode Delbeque Metode Delbeque, metode
Delphi,Nominal Group Technique (NGT),dan metode analisis ABC
(Lisnawaty,2015).

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang yang didahului dengan penetapan tujuan, mengenali
masalah kesehatan melalui analisis siatuasi masalah yang ada di masyarakat,
menentukan dan memilih sumber daya yang dibutuhkan, menyusun kegiatan
yang dilakukan, menetapkan besarnya biaya, menentukan waktu pelaksanaan,
menentukan tempat kegiatan, menentukan sasaran, menetapkan target yang akan
dicapai dan menyusun indikator pencapaian serta bentuk evaluasi yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah- masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat.
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang
penting Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni
spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif,
serta dirumuskan secara sistematis.
Unsur-unsur dari rencana yaitu Rumusan misi,Rumusan
masalah,Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, Rumusan kegiatan, Asumsi
perencanaan,Strategi pendekatan, kelompok sasaran,waktu,Organisasi dan
tenaga pelaksana, biaya, dan Metode penilalan dan kriteria keberhasilan.
Dalam melakukan perencanaan melalui langkah-langkah yaitu analisis
situasi, Identifikasi dan Penetapan Prioritas Masalah ,Perumusan Tujuan dan
Target Pencapaian,Kajian Terhadap Hambatan Pelaksanaan,dan Penyusunan
Rencana Kerja Operasional (RKO), dengan di lakukan perencanaan yang sesuai
dengan langkah-langkah nya akan menghasilkan banyak manfaat.
Kemudian dalam penentuan prioritas masalah kesehatan harus
berdasarkan data atau fakta. Untuk masalah kesehatan pada umumnya
menggunakan pendekatan epidemiologi, pendekata teknologi upaya kesehatan,
pendekatan dari aspek lingkungan dan pendekatan sistem.

18
Tujuan Penetapan Prioritas Masalah adalah untuk Menyusun urutan
besarnya masalah mulai dari yang berat sampai ringan,Memberikan ukuran pada
setiap masalah,Dapat memberikan dampak dan daya ungkit pada masyarakat.
Langkah-langkah menentukan prioritas masalah kesehatan
yaitu di mulai dari pengumpulan data, Pengolahan dan Penyajian Data,
identifikasi masalah,pemilihan metode,dan pemilihan prioritas masalah.
Kemudian terkait dengan metode prioritas masalah dibedakan atas dua
yaitu secara Scoring dan Non Scoring.
3.2 Saran
Sebaiknya Dalam melakukan perencanaan dan Penentuan prioritas kesehatan
dapat di lakukan semaksimal mungkin sehingga program-program kesehatan
yang akan di jalan kan nantinya dapat tepat sasaran dan dapat di laksanan dengan
maksimal sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. 2010.Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi ke tiga.Tanggerang:
Binarupa Aksara
Administrasi Kesehatan Masyarakat Teori dan Praktik.2016.Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Ahmad.2017. Perencanaan Strategis. Kendari: Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Halu Oleo
Lisnawaty.2015. Perencanaan Dan Evaluasi Kesehatan. Kendari : Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo

20

You might also like