You are on page 1of 17

Penafsiran Ayat-Ayat Jihad Dalam Perspektif Gus Baha (Analisis Kajian Online Kitab

Jalalain Surat as-Sajdah Ayat 1-6)


Kanza Rania Qonita
07020321054@student.uinsby.ac.id
Imam Malik Fajar
07020321050@student.uinsby.ac.id
Fatma Adellia Putri
07020321045@student.uinsby.ac.id

Abstrak

Di era kontemporer banyak sekali perkembangan penafsiran al-Qur’an, baik dalam


corak dan metode-metode penafsiran yang dikembangkan oleh ulama-ulama kontemporer.
Perkembangan ini tentunya dilatarbelakangi oleh banyak factor, baik dari budaya, sosial,
perkembangan teknologi, pendidikan, politik serta perekonomian yang selalu berubah-rubah
pada setiap eranya. Perubahan yang sangat signifikan terhadap penafsiran dan metode yang
digunakan terkadang membuat beberapa orang awam kebingungan da lam mengambil
pendapat serta tokoh yang akan dijadikan sebuah pedoman beragama, terkusus dalam sebuah
penafsiran tentang ayat-ayat perang dan pembahasan jihad. Banyak orang-orang yang terjebak
dalam penafsiran dan pemahaman tentang jihad yang diakibatkan karena menonton video dari
media sosial dari ustad atau ulama yang memiliki pandangan yang dapat dikategorikan
melenceng dari makna sesungguhnya bahkan menjadi radikal. Maka dari ditulislah karya
ilmiah ini untuk membahas sebuah tokoh ulama kontemporer yang sangat hebat, beliau
bernama Bahaudin Nursalim atau yang dikenal sebagai Gus Baha, beliau terkenal sebagai
orang yang sangat sederhana namun tetap memiliki wibawa dan pemikiran yang sangat
rasionalis dalam menyampaikan pendapatnya. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah
Liberary Reseach dengan menggunakan media youtube sebagai sumber primer dan juga
beberapa artikel jurnal sebagai sumber pendukung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa pemahaman Gus Baha tentang ayat dan pembahasan Jihad mempunyai karakteristik,
rasionalisasi, serta penyampaian yang sangat baik, sehingga menarik untuk dikaji.

Kata kunci: Ayat jihad, Gus Baha, Tafsir kontemporer


Pendahuluan

Jihad adalah salah satu pembahasan yang sangat sering dibahas di era sekarang, namun
karena dangkalanya sebuah pemikiran dan ilmu dalam menfsirkan al-Qur’an membuat
beberapa kekacauan di negara indonesia. Pemahaman yang sangat tekstualis serta
latarbelakang pedidikan menjadi factor utama pemahaman tentang jihad cenderung menjadi
radikalisme dan sangat liberal. Penyampain tentang ayat jihad sering kali menjadi sebuah
pemahaman yang kaku dan tidak moderat alhasil menimbulkan masalah-masalah baru, dari
segi moral dan sosial.1

Maka masalah moral dan sosial yang berbenturan dengan salahny pemahaman tentang
jihad menjadi suatu penyelewangan dari karakterisktik islam yang memberikan sebuah
kedamaian, serta ketentraman bagi orang yang mengimaninya dan juga semua umat yang
notabene bukan bagian dari agama islam. Misi Nabi Muhammad membawa agama islam
kedunia adalah sebagai rahmat bagi seluruh mahluk dan tentunya untuk membaerikan sebuah
jawaban dari segala permasalan tentang dunia dan akhirat, maka tidaklah etis jika dalam
mengiterpretasikan sebuah ayat dengan pandangan yang sangat bertentangan dengan misi yang
dibawa oleh Nabi.2

Dan salahsatu factor term jihad menjadi sebuah kata yang tabu dan mengerikan adalah
adanya kaum orientalis barat yang salah memahami makna jihad yang sesungguhnya. Jihad
selalu terdengar dengan sebuah peperangan yang sehingga muncul dalam benak mereka adalah
membunuh atau dibunuh, atau sesuatu tindakan jahat yang dapat menumpahkan darah, dan
menteror jiwa mereka. Alhasil stigma tentang jihad hanya monoton pada lingkup kekerasan
sahaja, dan menafikan beberapa stigma jihad yang seharusnya dipahami pada konteks saat ini.3

Pandangan tentang jihad yang digambarkan sebagai peperangan dalam islam tidak
terjadi serta merta, akan tetapi hal tersebut dilakukan jika terdapat penghianatan dari orang-
orang yang memusuhi islam dan adakalanya jihad disuarakan karena umat islam diserang
terlebih dahulu. Dalam berperang juga dilarang untuk membunuh wanita, anak-anak, orang

1
Tri Budi Prasetyo and Hidayatul Fikra, “Analisis Wacana Islam Moderat: Kajian Tafsir Lisan Perspektif Gus
Ahmad Bahauddin Nursalim,” Journal of Islam and Mulim Society Vol 4 No 1 (2022): 2.
2
Prasetyo and Fikra, 3.
3
Rumba Triana, “TAFSIR AYAT-AYAT JIHAD DALAM AL-QURAN (Tafsir Tematik Terma Jihad Dalam Al-
Quran),” Al-Tadabbur Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Vol 1 No 1 (n.d.): 1.

2
yang sudah tua (tidak berdaya), dan juga dilarang untuk merusak ladang atau kebun, serta
dilarang untuk memasuki tempat ibadah dan menghancurkannya. 4

Untuk melawan pandangan-pandangan dan pemahaman yang salah tentang jihad para
cendekiawan indonesia memberikan sebuah beberapa perlawanan tentang jihad yang ekstrim
yang dilakukan dengan banyak cara, baik dengan pengajian akbar pada suatu tempat secara
langsung, maupun dengan secara online. Penyebaran informasi di era modern saat ini bisa
sangat mudah disebarluaskan dan dapatkan oleh masyarakat, baik dengan menggunakan media
Tik-tok, Youtube, Whatsap, Twiter, Instagram, Facebook dan masih banyak lagi. Dan salah
satu cendekiawan indonesia yang sangat popular adalah Kh. Bahauddin Nursalim atau yang
kerap di panggil Gus Baha, baliau terkenal sebagai orang yang sederhana namun memiliki
sebuah pemikiran dan ilmu dalam menafsirkan al-Qur’an yang sangat rasionalis dan moderat.5

Gus Baha merupakan seorang ulama dan ahli tafsir yang istimewa. la memiliki peran
di Lembaga Tafsir Al-Qur'an Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, sebagai Ketua
Lajnah Mushaf di universitas tersebut. Ia juga merupakan satu-satunya ulama yang berlatar
belakang pendidikan nonformal dan nongelar di jajaran Dewan Tafsir Nasional. Beliau juga
seorang pengasuh pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA dan pengasuh pengajian tafsir al-
Qur'an di Bojonegoro, Jawa Timur. Gus Baha disebut-sebut sebagai ahli tafsir asli didikan
ulama nusantara.6

Pasalnya, la belum pernah belajar di Timur Tengah ataupun Barat. Namun, kapasitas
keilmuannya tidak diragukan lagi. Dilansir dari berita Detik.news pada Jum'at, 29 Januari 2021,
Gus Baha dinobatkan sebagai Dai of The Year dalam Asosiasi Da'i-Da'iyah Indonesia
(ADDAI). Hal ini merupakan perolehan positif karena Gus Baha mengubah tren pengajian
tafsir al-Qur'an pada zaman sekarang.7

A. Jihad dan syahid menurut pandangan Gus Baha

Jihad fi> sabi>lillah dan syahid adalah pembahasan yang sering disinggung oleh
beberapa mufasir jika dalam sebuah penajiannya terdapat ayat-ayat yang membahas tentang
perang, baik di jaman Nabi Muhammad ataupun pada masa rasul-rasul sebelumnya. Namun

4
Ulfa Fauziah, “PENAFSIRAN AYAT-AYAT JIHAD (Studi Dalam Pemikiran Abū A’la al-Maudūdi Dan
Ḥasan al-Bannā),” FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA, 2021, 2.
5
Dyitha nabila Barkah, “Pengajian Tafsir Al-Qur’an Gus Baha Di Youtube,” UIN Syarif Hidayatullah, 2022, 2.
6
Barkah, 6.
7
Barkah, 6.

3
kata jihad sendiri memiliki banyak makna yang terbilang cukup luas dan banyak perspektif
pandangan ulama dalam mengartikan jihad serta mati syahid, salah satunya pendapatnya Gus
Baha tentang jihad dalam sebuah kajian kitab jalalain online di youtube, tepatnya pada saat
beliau menjelaskan surat al-Sajadah ayat 1-6 di chanel youtube Tafsir NU di menit 13.10.8

Dalam video yang berdurasikan sekitar 1 jam 30 menit tersebut Gus Baha menyinggung
bagaimana berfikir degan kritis sebagaimana mengikuti sikap Rasul yang fathinah (pintar),
pintar yang dimaksud menurut Gus Baha bukanlah orang yang sangat pintar, namun setidaknya
ia memiliki ilmu agar tidak menjadi bodoh, karena di jaman akhir yang hilang dari manusia itu
adalah kecerdasan dalam memahami sebuah permasalahan. Sebagaimana seseorang
memahami konteks berjihad atau perang melawan orang kafir di jaman Rasulullah, yang mana
pada saat itu yang dibela sudah pasti benar yaitu baginda Rasulallah.9

Gus Baha menyampaikan jika konteks yang terjadi adalah membela pihak yang sudah
pasti benar, maka setiap orang yang berjihad dengan mengangkat pedang dan busurnya tidak
boleh berniat untuk mati syahid. Hal ini dikarenakan jika seseorang berniat jihad agar mati
syahid sama saja ia hanya mengikuti hawa nafsunya agar mendaptakan surga secara instan dan
berakibat tidak ada kesungguhan dalam berperang dan berdampak melemahnya pasukan umat
islam. Jadi jihad yang sesunggunya pada konteks yang terjadi pada masa itu adalah
bersungguh-sungguh dalam perang dijalan Allah agar peperangan tersebut dapat dimenangkan
oleh pasukan muslim.10

Hal serupa juga disampaikan oleh Ibn Athaillah, bahwasannya orang-orang yang
berjihad hendaknya memang bersungguh-sungguh untuk mencari ridha Allah. Dengan
demikian orang yang berjihad setiap saat ia akan merasa selalu dibersamai oleh Allah, tertanam
dihati bahwasanya tidak ada yang tidak diketahui oleh Allah, meskipun itu suara hati paling
terdalam, sehingga tak ada rasa yang terbesit didalam hati untuk mengikuti hawanafsunya
sendiri kecuali nafsu tersebut membawanya dalam sebuah kebaikan dan kemaslahatan.11

Pernyataan Ibn Athaillah diambil dari penafsiran beliau pada sebuah surat al-Ankabu>t
ayat 69, yaitu:

8
Kajian Tafsir Al-Jalalain Surat As-Sajadah Gus Baha, vol. 1 (Indonsia: Youtube, 2020),
https://youtu.be/8MGyDg7JhWw?si=QGPaxsTK4Vm165Jd.
9
Kajian Tafsir Al-Jalalain Surat As-Sajadah Gus Baha.
10
Kajian Tafsir Al-Jalalain Surat As-Sajadah Gus Baha.
11
Jaka Perkasa and Amin Shiabuddin, “PENAFSIRAN AYAT-AYAT JIHAD DALAM KITAB AL-QUR’AN
AL-‘ADZIM KARYA IBNU KATSIR,” Wardah UIN Raden Fatah PalembangV Vol 1 No 1 (n.d.): 72.

4
‫ﲔ‬ِ‫وٱلﱠ ِذين ٰجه ُدو۟ا فِينَا لَنَـه ِديـنـﱠهم سبـلَنَا ۚ وإِ ﱠن ٱ ﱠ لَمع ٱلْمح ِسن‬
َ ْ ُ َ َ َ َ ُُ ْ ُ َ ْ ََ َ َ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar
akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan sesungguhnya Allah benar-
benar beserta orang-orang yang berbuat baik” Q.S. Al-Ankabut 29:69.12

Selanjutnya Gus Baha melanjutkan penjelasan tentang jihad dalam sebuah siaran
youtubenya, jika saja pada masa peperangan melawan orang kafir di masa Rasul, para sahabat
memiliki pemikiran bahwa jihad fi> sabilillah adalh ajang untuk mendapatkan tiket surga
dengan mudah, yaitu dengan mati di medan perang (syahid) maka akan mengakibatkan
kekacauan dalam sebuah peprangan. Beliau mengibaratkan apabila pasukan memiliki 50-100
orang yang berpemikiran bahwa perang adalah jalan untuk mati dengan cara yang syahid, maka
jelas pasukan islam akan berkurang dan secara otomaris akan menjadi lebih lemah dari
kuantitas pasukan.13

Hal semacam inilah yang seharusnya perlu dipahamkan bahwasannya orang yang
berjihad tidak boleh berniat untuk mati syahid, karean mati syahid itu berarti dibunuh oleh
orang kafir, dan mati itu akhir dari sebuah cerita di dunia. niat yang benar menurut Gus Baha
adalah dengan bersungguh-sungguh dalam menegakkan agama Allah dengan semata-mata
mengharap ridhonya dan masalah jika ia terbunuh atau tidaknya di medan perang itu di luar
kendali manusia, karena hidup ataupun matinya manusia itu ada pada kehendak Sang
pencipta.14

Kesalahan pemikiran yang sangat keliru adalah ketika seseorang itu berfikir bahwa mati
syahid adalah cara mati yang terbaik, sehingga ada terdapat kemungkinan memicu sebuah
tindakan yang termasuk dalam radikalisme, ekstrim, bahkan terorisme. Gus Baha menambahi
sebuah contoh bahwa tak boleh terlalu mengagungkan syahid dan menafi’kan orang-orang
yang masih hidup bahkan setelah perang berkhir, seakan-akan yang mati syahid lebih mulia
dari pada orang yang selamat dari medan perang.15

Sebagai contoh beberapa sahabat terdekatnya Rasullullah yang memang dipersiapkan


untuk menjadi penerus perjuangan beliau setelah wafatnya. sahabat-sahabat terdekatnya Rasul

12
Perkasa and Shiabuddin, “PENAFSIRAN AYAT-AYAT JIHAD DALAM KITAB AL-QUR’AN AL-‘ADZIM
KARYA IBNU KATSIR.”
13
Perkasa and Shiabuddin.
14
Kajian Tafsir Al-Jalalain Surat As-Sajadah Gus Baha.
15
Kajian Tafsir Al-Jalalain Surat As-Sajadah Gus Baha.

5
seperti Abu Bakar, Umar b. Khatab, Ustman b. Affan, Ali b. Abi Thalib tidak ada yang
meninggal syahid di medan perang, namun dengan demikianlah tombak dari hidupnya islam
dari geneasai-ke generasi terus berjalan dan syariatnya tetap bisa ditegakkan. Hal inilah yang
menjadi alasan menurut Gus Baha, mengapa tidak ada sejarah Rasul yang meninggal di medan
perang, karena terkesan bahwa Rasul tersebut tidak dilindungi oleh Allah.16

Dan jihad tidak selamanya mengindikasikan perintah perang melawan kekafiran, atau
perang melawan musuh-musuh yang mempunyai dampak untuk menjatukan islam. Di era saat
ini jihad dapat dilakukan dengan banyak cara, salahsatunya dengan menanamkan tauhid di hati
seorang anak yang kelak akan menjadi penerus islam, atau dengan berbakti kepada orang tua,
menyengankan istri, sehingga dengan demikian manusia itu bisa Kembali ke fitrahnya masing-
masing yaitu bersungguh-sungguh menjaga islam dengan sesuai kemampuan dan profesinya.17

Pendapat ini hampir serupa sebagaimana yang disampaikan oleh al-Ashfahani yang
menyatakan bahwa jihad itu bukan hanya serta meta tenyang perang, namun juga kesungguhan
dan kesusahan dalam mengakkan agama Allah. Kamil Salamah juga berkomentar tentang jihad
dalam perspektif pandangannya, menurutnya jihad adalah mengerhakan semua kemampuan
dan kesungguhan dalam melakukan perbuatan dalam segala bentuk yang berhubungan dengan
al-Qur’an. Diantara bentuk jihad adalah berusaha sebaik mungkin untuk memenangkan agama
Allah baik dengan harta ataupun raga, dan bahkan jiwa dan jihad dengan melawan godaan setan
dan hawa nafsu yang menjerumuskan.18

B. Tafsir Surat As-Sajadah Ayat 1-6

‫ﻚ لِﺘُـْن ِذ َر ﻗَـ ْﻮًﻣا َﻣا‬


َ ِّ‫اﳊَ ﱡﻖ ِﻣ ْن َرﺑ‬
ْ ‫( أ َْم يَـ ُﻘﻮلُﻮ َن افََْﱰاﻩُ ﺑَ ْﻞ ُﻫ َﻮ‬٢) ‫ﲔ‬ ِ ِ ِ ِ ‫اب ﻻ ري‬
ِّ ‫ﺐ فيﻪ ﻣ ْن َر‬
َ ‫ب الْ َﻌالَم‬ َ َْ
ِ َ‫( ﺗَـْن ِﺰيﻞ الْﻜِﺘ‬١) ‫اﱂ‬
ُ
‫ض َوَﻣا ﺑَـْيـنَـ ُه َما ِﰲ ِسﺘ ِﱠة أَ ﱠ ٍم ﰒُﱠ‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫أَ َ ُﻫ ْم ِﻣ ْن نَذي ٍر ِﻣ ْن ﻗَـْبل‬
ْ ‫( ا ﱠُ الﱠذي َخلَ َﻖ ال ﱠس َم َاوات َو‬٣) ‫ﻚ لَ َﻌلﱠ ُه ْم يَـ ْهﺘَ ُدو َن‬
َ ‫اﻷر‬
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
‫ض‬ ْ ‫( يُ َدﺑُِّر‬٤) ‫ﱄ َوﻻ َﺷﻔي ٍع أَفَﻼ ﺗَـﺘَ َذ ﱠﻛُرو َن‬
ْ ‫اﻷﻣَر ﻣ َن ال ﱠس َماء إِ َﱃ‬
ِ ‫اﻷر‬ ٍِّ‫اسﺘَـ َﻮى َﻋلَﻰ الْ َﻌ ْر ِش َﻣا لَ ُﻜ ْم ﻣ ْن ُدونﻪ ﻣ ْن َو‬
ْ
ِ ِ ِ ‫ﺐ والﺸ‬ ِ ِ‫( َذل‬٥) ‫ﰒُﱠ يـﻌرج إِلَي ِﻪ ِﰲ يـﻮٍم َﻛا َن ِﻣ ْﻘدارﻩ أَلْﻒ سن ٍة ِﳑﱠا ﺗـﻌدﱡو َن‬
(٦) ‫يم‬ َ َ ِ ‫ﻚ َﻋاﱂُ الْﻐَْي‬
ُ ‫ﱠه َادة الْ َﻌﺰ ُيﺰ الﱠرﺣ‬ َ ُ َ َ َ َ ُُ َ َْ ْ ُ ُْ َ

1) Alif laam miim

16
Kajian Tafsir Al-Jalalain Surat As-Sajadah Gus Baha.
17
Arti Luas Dari Jihad Gus Baha (Indonsia: Youtube, 2022), https://youtu.be/IvWSW8t-
vQA?si=dQuv_pXFe8GZmp9u.
18
Perkasa and Shiabuddin, “PENAFSIRAN AYAT-AYAT JIHAD DALAM KITAB AL-QUR’AN AL-‘ADZIM
KARYA IBNU KATSIR,” 74.

6
2) Turunnya Al-Quran itu tidak ada keraguan padanya, (yaitu) dari Tuhan
seluruh alam
3) Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan, “Dia (Muhammad) telah
mengada-adakannya. ”Tidak, Al Quran itu kebenaran (yang datang) dari
Tuhanmu, agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang belum
pernah didatangi orang yang memberi peringatan sebelum engkau, agar
mereka mendapat petunjuk
4) Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy.
Bagimu tidak ada seorang pun pelindung maupun pemberi syafaat selain
Dia. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
5) Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu
6) Yang demikian itu, ialah Tuhan yang mengetahui yang gaib dan yang nyata,
Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang

1. Tafsir Kitab al-Misbah


Pada ayat pertama dan kedua surah ini Allah membuktikan hikmah dan keluasan ilmu-
Nya serta kebenaran kitab suci al-qur’an, yang tidak seorangpun akan mampu untuk membuat
kitab sepertinya. Kata (‫ْب‬
َ ‫)ري‬
َ rayba dalam ayat kedua dimaknai keraguan dan sangka buruk.
Keraguan yang mendorong seseorang berfikir negative dan tidak dapat melihat kebenaran.
Thabathaba’i memahami kata rabbul a>lami>n sebagai bantahan atas pendapat orang jahiliyah
yang percaya bahwa Allah membagi tugas dengan tuhan lainnya untuk mengatur bagian
tertentu dari alam dan Allah tidak lagi mencampuri urusannya. Kata rabbul a>lami>n ini
menegaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berada dalam pemeliharaan dan
pengaturan Allah.19
Pada ayat ketiga orang kafir mengatakan "Al-Qur'an itu buatan Muhammad, lalu
dikatakan bahwa itu buatan Allah." Padahal al-Qur'an adalah kebenaran yang turun dari Allah
pada Rasulullah, agar memberi peringatan kepada kaum yang belum didatangi oleh seorang
rasul sebelumnya. Dengan peringatan itu diharapkan dapat memberi petunjuk dan membuat

19
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, vol. 11 (Jakarta: Lentera Hati,
2002), 174.

7
mereka tunduk kepada kebenaran. Lafadz (‫ )ﻗَ ْﻮ ًﻣﺎ‬pada ayat tersebut dipahami sebagian ulama’
sebagai suku quraisy yang belum didatangi oleh seorang rasul sebelum nabi Muhammad dalam
waktu yang relatif lama.20
Pada ayat keempat dijelaskan bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi dan
segala yang ada di antara keduanya selama enam hari menurut perhitungan Allah. Kemudian
Allah bersemayam di atas singgasanya-Nya dengan cara yang sesuai dan layak bagi diri-Nya.
Tak ada sesuatu pun didunia ini yang dapat menolong dan memberi syafaat pada manusia selain
Allah. Maka, apakah kalian akan tetap berada dalam kekufuran dan pembangkangan, dan tidak
dapat mengambil pelajaran-pelajaran Allah.21
Ayat kelima dan keenam ini menegaskan bahwa Allah senantiasa mengatur dengan
baik semua urusan ciptaanNya dari langit sampai ke bumi. Kemudian urusan itu naik kepada-
Nya dalam waktu satu hari yang lamanya sama dengan seribu tahun dunia, sebagaimana
hitungan kalian. Menurut Ibn ‘Asyur makna dari ayat tersebut ialah semua pengaturan makhluk
dari langit sampai ke bumi dan apa yang terdapat diantara keduanya sejak masa penciptaan,
masing-masing berada dengan baik atas pengaturan Allah terhadapnya. Semua yang lenyap
maupun yang tinggal sampai hancurnya langit dan bumi pada akhirnya akan kembali kepada
Allah sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah melalui pengaturan-Nya. Kesudahan inilah
yang dimaksud dengan ya 'ruju ilaihi/naik kepada-Nya.22

2. Tafsir Kitab al-Azhar


Ayat kedua dalam surah ini menjelaskan bahwa al-qur’an itu merupakan kitab suci
yang diturunkan dari Allah dan tidak ada keraguan dalam hal ini. Kenyataan bahwa nabi
Muhammad adalah seorang ummi menegaskan bahwa al-qur’an adalah kalamullah bukan
karangan dari yang lain. Semua orang yang bersih hatinya, mengenal nabi, dan hidup pada
zaman yang sama dengan nabi pastilah bisa mengetahui bahwa al-qur’an itu bukan karangan
nabi Muhammad. Pada ayat ketiga orang kafir mengatakan bahwa al-qur’an bukanlah
kalamullah namun merupakan karangan nabi Muhammad. Namun keyakinan itu tidak didasari
oleh ilmu melainkan didasari oleh kebencian dan penolakan. Yaitu menolak tidak dengan
alasan dan tidak dengan ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan. kata “Supaya engkau
memberi ingat kepada kaum yang tidak datang kepada mereka peringatan sebelum engkau”
bermakna Allah tidak mengutus seorang nabipun setelah nabi ismail dalam waktu yang lama,

20
Ibid, 175.
21
Ibid, 176.
22 Ibid, 181.

8
sehingga diutuslah nabi Muhammad sebagai pemberi peringatan agar mereka memperoleh
petunjuk kebenaran.23
Dalam Ayat keempat dijelaskan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi selama
enam hari menurut perhitungan Allah. Semua yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh
Allah sendirian tanpa bantuan siapapun dan berada dalam kekuasaanNya yang mutlak.
“Kemudian itu Dia pun bersemayam ke atas ‘Arsy." Bermakna Allah bersemayam di
singgasananya. Mengenai cara bersemayam Allah, Ibnu Rusyd, filsuf besar Islam mengatakan
bahwa hal itu tidak perlu dibahas lebih lanjut.24
“Bagimu tidak ada seorang pun pelindung maupun pemberi syafaat selain Dia. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan?”. Tidak ada seorangpun yang dapat memberi pertolongan
dan syafaat pada seseorang selain Allah karena tidak ada yang bisa menandingi pengetahuan
Allah atas seseorang. Pada ayat kelima dan keenam dijelaskan bahwa kekuasaan Allah dalam
mengatur seluruh makhluk dan ciptaanNya sangatlah sempurna dan teliti. Allah mengatur
segala urusan baik yang ghaib maupun yang nyata.25

C. Urgensi Ayat-Ayat Jihad Pada Masa Modern


Pemahaman tentang ayat-ayat jihad adakalanya difahami sebagai sesuatu yang
ekstrim oleh beberapa kelompok. Mereka melakukan aksi teror seperti bom bunuh diri dan
lainnya karena percaya dan beranggapan bahwa jihad yang diperintahkan oleh agama islam
ialah berperang melawan orang-orang musyrik. Padahal dalam konteks masa kini jihad bisa
dilakukan dengan cara lainnya yang tidak seekstrim aksi terror. Jihad memiliki ruang lingkup
yang cukup luas mulai dari urusan personal, seperti istiqomah melakukan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya hingga urusan bersama-sama seperti bekerja untuk menunaikan
kewajiban mencari nafkah bagi keluarga.26
Pada hakikatnya islam datang kedunia ini sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
Oleh karena itu pemahaman ayat-ayat jihad yang ekstrim tentu tidak sesuai dengan agama
islam itu sendiri. Dalam sejarah islam nabi Muhammad memang berjihad dengan cara
berperang, namun peperangan tersebut merupakan bentuk penjagaan terhadap jiwa, agama, dan
negara mengingat terjadinya perang tersebut ialah karena umat islam diperangi lebih dahulu.
Jihad dalam islam justru condong pada kebenaran dan toleransi seperti yang dijelaskan

23
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 7 (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura, 2003), 5597.
24
Ibid, 5599.
25
Ibid, 5600.
26
Rumba Triana, “Tafsir Ayat-Ayat Jihad Dalam Al-Qur’an (Tafsir Tematik Terma Jihad Dalam Al-Quran),” Al-
Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Vol. 4, no. No. 2 (2013) 308.

9
Rasulullah dalam hadis Riwayat Ahmad dan Thabrani. Maka disini jihad dapat diartikan
sebagai gerakan untuk membebasakan diri dari kebatilan yang terjadi disekitar, baik yang
terjadi pada diri sendiri maupun orang lain.27
Beberapa orang memahami jihad dengan pandangan ekstrim karena memahami
ayat-ayat al-qur’an secara tekstual. Maka dari itu pentinglah bagi kita untuk memahami dan
mempelajari makna jihad secara mendalam dan menyesuaikannya dengan konteks masa kini
agar terhindar dari pemahaman yang radikal sehingga bisa mencerminkan agama islam yang
rahmatan lil alamin. Pada saat ini jihad juga bisa dilakukan dengan berjuang melawan
ketidakadilan, tirani, penyakit sosial seperti kemiskinan, dan kebodohan. Maka urgensi jihad
dimasa kini adalah membebaskan umat Islam dari permasalahan tersebut.28

D. Relevansi Jihad di era kontemporer


Pengertian jihad salah satunya yaitu pertempuran dan mengharuskan masyarakat
non- Muslim memeluk agama Islam melalui gerakan teror maupun bom bunuh diri yang sering
didapatkan oleh orang non- Muslim, contohnya yang sering terjadi bom bunuh diri di gereja-
gereja yang ada di Surabaya pada bulan Mei 2018. Peristiwa ini terjadi akibat perselisihan pada
beberapa umat muslim di dalam mendalami ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 120, karena
keterangan kalimat yang ada di surat Al-Baqarah ayat 120 itu sangat jelas , maka dari itu
masyarakat umat muslim mempunyai sudut pandang bahwasanya orang Kristen itu lawannya
orang Islam yang wajib dipaksa sebelum orang Kristen melenyapkan agama Islam. Teori Islam
yang berhubungan dengan jihad bukan cuma sebatas pengertian permusuhan saja, tetapi semua
cara yang bisa untuk mempertahankan anutan agama Islam maupun memperdekatkan diri
terhadap Allah. Model yang digunakan untuk jihad ,semasa peristiwa itu tidak berlawanan
dengan objek utama adalah meluruskan agama Allah maupun dilaksanakan dengan metode
yang sudah ditetapkan pada Al-Quran dan Hadits. Contohnya jihad yang ada di Al-Quran dan
Hadis:
a) Jihad Melalui Percakapan.
b) Jihad Melalui Surat.
c) Jihad Melalui Harta Benda.
d) Jihad Melalui Pembelajaran.

27
Uswatun Hasanah, “REKONSTRUKSI KONSEP JIHAD DAN PERANG DALAM KONTEKS DAKWAH
ISLAM,” Hikmah Vol. 15, no. No. 2 (2021): 185.
28
Didi Junaedi, “Menafsir Makna ‘Jihad’ Dalam Konteks Kekinian,” Mawa’izh: Jurnal Dakwah Dan
Pengembangan Sosial Kemanusiaan Vol. 11, no. No. 1 (2020).

10
e) Jihad Melalui Strategi, dan lain-lain.

Semua model berjihad itu mempunyai arah yang seimbang yaitu untuk meluruskan
agama Allah maupun untuk mengharapkan Rahmat dari Allah. Di dalam kitab Majmu’ah
Rasail yang dikarang oleh Hasan al-Bannā diterangkan tentang urutan pertama dalam berjihad
yaitu melenyapkan perkara yang tersimpan di dalam hati, urutan yang terakhir yaitu berjuang
dalam jalan Allah. Dalam kitab jiḥād fī sabīlillah yang dikarang oleh Al-Maudūdī juga
menerangkan tentang jihad merupakan segala yang meliputi beragam cara maupun
mengumpulkan semua keunggulannya. Wujud jihat menurut Al-Maudūdī ialah mengganti
sudut pandang dan kegemaran semua manusia, membuat perkembangan moralnya.29

E. Jihad di Indonesia Masa Kini


Jihad yang dibutuhkan pada saat kini adalah kebangkitan untuk meluruskan fakta
maupun membantah perkara yang terlarang melalui pendapat ataupun pernyataan,
pemberontakan umat Islam dengan masyarakat Indonesia saat ini yang terdiri dari ilmu
ekonomi, politik, hukum.
1. Jihad pada ilmu ekonomi, ekonomi yaitu aturan manusia untuk mengisi keperluannya.
Setiap semua masyarakat itu memiliki upaya untuk mengumpulkan barang yang
dibutuhkan selama hidupnya, dan masing-masing negara juga mempunyai
kecenderungan yang keseimbangan dengan akal ataupun aliran masing-masing
masyarakat. Rakyat Indonesia juga diarahkan ke permasalahan pilihan salah satunya
yaitu: Golongan ekonomi mana yang untuk diperlukan oleh masyarakat Indonesia?.
2. Jihad pada ilmu politik, wajib diawali dari pengukuhan demokrasi dengan melindungi
gabungan bangsa dan kesatuan negara RI. Keterlibatan politik yang benar dari seluruh
golongan rakyat negara Indonesia harus dibangkitkan kembali yang melewati susunan
politik yang demokratis, sebab semasa pemerintahan Soeharto di Indonesia peraturan
politik yang ada sudah mengabaikan sebuah pikiran politik masyarakat. Meskipun
kebijakan perundang-undangan sudah dibentuk dengan rapi, perkara itu tidak
langsung menyempurnakan beragam permasalahan politik di Indonesia, kebalikan
dari kebiasaan dalam beretika dan norma-norma hukum dalam ilmu politik sampai
saat ini masih membuat permasalahan yang mengakibatkan pertengkaran. Kejahatan
dalam hukum moral wajib kena sanksi hukum, contohnya masyarakat yang

29
Ulfa Fauziyah, “Penafsiran Ayat- Ayat Jihad (Studi Dalam Pemikiran Abu A’la al-Masudi Dan Hasan al-
Banna,” March 30, 2021, 98–100.

11
melakukan pencabulan, perbuatan kejahatan, penyelewengan terhadap perkara apa
pun, dan pengingkaran kekuasaan orang lain.
3. Jihad pada ilmu hukum, Hukum ialah kerangka yang diciptakan untuk mengatur budi
pekerti manusia, walaupun manusia itu sendiri berkeinginan di luar kerangka yang
sudah diberikan untuk dirinya, kemudian berjihad pada ilmu hukum di Indonesia saat
ini wajib menaruh tinjauan yang berhubungan dengan kepribadian dalam bangsa.
Hukum adalah tempat dan sekalian isi dari kejadian pembentukan kemerdekaan
kebangsaan Indonesia ataupun kemampuan dalam menjalankan wewenangnya,
kedaulatan juga membuat dasar untuk aktivitas Bangsa dan Negara Indonesia.30

F. Penjelasan Gus Baha’ Tentang Jihad Di Masa Kini Dengan Massa Nabi

Gus Baha menerangkan tafsiran Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 41 tentang jihad
dalam versi kekinian. Pendapat beliau tentang surat di atas itu, dulu orang menerangkan ayat
َ ‫بِﺎ َ ْﻣ َﻮا ِل ُك ْم َواَ ْنفُ ِس ُك ْم فِ ْي‬
"ِ ‫سبِ ْي ِل ﱣ‬ ‫“ ﱠو َجﺎ ِهدُوا‬Kalau berperang dengan kebohongan maka ada yang
memodalinya”. Seperti Sayidina Usman yang memodali pertempuran Khandaq maupun
pertempuran Tabuk, pada saat itu modal pertempuran untuk membeli biaya perang untuk beli
senjata. Di dalam ilmu balaghah, kedudukan ayat ini tidak katakan malah umum. Allah hanya
bersabda: Berusahalah kamu dan menyahut pautkan harta kamu. " ‫ﱠو َجﺎ ِهدُوا‬ itu sebanding
dengan priode, karena kerangkanya tidak diucapkan. Berikhtiar melalui ‫و َجﺎ ِهد ُْوا ِبﺎ َ ْﻣ َﻮا ِل ُك ْم‬,
‫ﱠ‬
“Penerjemahan potongan ayat itu lebar, apabila untuk berbelanja maupun menggunakan
kekuasaan," penjelasannya dalam kajian dengan Pesantren Al-Aly Bojonegoro. Gus Baha
menerangkan, pada saat dulu pemain sepak bola Muslim di Eropa maupun Amerika
mengalami masalah dalam melaksanakan kewajibannya. Sesudah bisnis Manchester City
dibeli oleh orang Islam, bukannya di perbolehkan untuk Shalat, tetapi bahkan dibangunkan
masjid untuk beribadah. Lalu Gus Baha bercakap mengenai peristiwa itu: segampang itu
rakyat beragama pada saat menyaut pautkan dengan uang. Gus Baha berkata lagi di Yerusalem
itu ada sejumlah hotel kepunyaan orang Turki, di sana ada adzan ataupun Shalat berjamaah
yang dilaksanakan secara damai.

Menurut sosiologi Gus Baha menikmati peristiwa itu secara langsung, beliau
pernah melaksanakan salat di Palestina dan Tel Aviv tanpa adanya godaan, walaupun dimiliki
oleh Zionis karena yang mempunyai ialah orang Turki. Karena yang mempunyai adalah orang

30
Muhammad Chirzin, “Reaktualisasi Jihad Fi Sabil Al-Lah Dalam Konteks Kekinian Dan Keindonesian” X
(June 2006): 13–17.

12
Muslim, mereka juga bisa mengajak Muadzin dan melaksanakan Ibadah. Sebabnya di sana
orang Muslim yang mempunyai uang. "Mereka di sana memperlihatkan dirinya menjadi
pemodal bukan menjadi orang Islam, pada akhirnya melaksanakan Shalat dengan tentram.
Barakah dari peristiwa itu adalah berperang dengan menyautpautkan harta pada masa saat ini,"
dan menjadi pengampu majelis penyempurnaan Pendidikan maupun Pengembangan Ilmu Al-
Qur'an. Menurut pemahaman Gus Baha, kejayaan untuk Islam itu tidak tentu menang di dalam
pertengkaran fisik, tetapi bisa di diartikan dengan kejayaan dalam peruangan dan kemajuan
pada saat itu sangat dibutuhkan. Salah satu kekuasaan mampu mengusai semua masyarakat,
Dengan cara itu masyarakat akan terbiasa dengan kebaikan, sampai masyarakat terbiasa
mendengarkan suara adzan, terbiasa mendengar zikir, dan terbiasa membawa kitab atau Al-
Quran pada saat mengaji.31

31
Syarif Abdurrahman, “Gus Baha Jelaskan Jihad Era Kini Berbeda Dengan Era Nabi,” June 28, 2021, 1–2.

13
G. Kesimpulan

Jihad fi> sabi>lillah dan syahid adalah pembahasan yang sering disinggung oleh
beberapa mufasir jika dalam sebuah pengajiannya terdapat ayat-ayat yang membahas tentang
perang, baik di jaman Nabi Muhammad ataupun pada masa rasul-rasul sebelumnya. kata jihad
sendiri memiliki banyak makna yang terbilang cukup luas dan banyak perspektif pandangan
ulama dalam mengartikan jihad serta mati syahid, Urgensi Ayat- Ayat Jihad Pada saat ini
Pemahaman tentang ayat-ayat jihad adakalanya difahami sebagai sesuatu yang ekstrim oleh
beberapa kelompok. konteks masa kini jihad bisa dilakukan dengan cara lainnya yang tidak
seekstrim aksi terror. Jihad memiliki ruang lingkup yang cukup luas mulai dari urusan personal,
seperti istiqomah melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya hingga urusan
bersama-sama seperti bekerja untuk menunaikan kewajiban mencari nafkah bagi keluarga,
Pada masa ini jihad juga bisa dilakukan dengan berjuang melawan ketidakadilan, tirani,
penyakit sosial seperti kemiskinan, dan kebodohan.

Maka urgensi jihad dimasa kini adalah membebaskan umat Islam dari permasalahan
tersebut. Relevansi Jihad di era kontemporer Pengertian jihad salah satunya yaitu pertempuran
dan mengharuskan masyarakat non- Muslim memeluk agama Islam melalui gerakan teror
maupun bom bunuh diri yang sering didapatkan oleh orang non- Muslim, contohnya yang
sering terjadi bom bunuh diri di gereja- gereja yang ada di Surabaya pada bulan Mei 2018.
Peristiwa ini terjadi akibat perselisihan pada beberapa umat muslim di dalam mendalami ayat
Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 120, karena keterangan kalimat yang ada di surat Al-Baqarah
ayat 120 itu sangat jelas , maka dari itu masyarakat umat muslim mempunyai sudut pandang
bahwasanya orang Kristen itu lawannya orang Islam yang wajib dipaksa sebelum orang Kristen
melenyapkan agama Islam. Jihad di Indonesia pada saat ini Penjelasan Gus Baha’ Tentang
Jihad Di Masa Kini Dengan Massa Nabi Gus Baha menerangkan tafsiran Al-Quran Surat At-
Taubah Ayat 41 tentang jihad dalam versi kekinian. Pendapat Gus Baha tentang surat di atas
itu, ” Kalau berperang dengan kebohongan maka ada yang memodalinya”. Seperti Sayidina
Usman yang memodali pertempuran Khandaq maupun pertempuran Tabuk, pada saat itu modal
pertempuran untuk membeli biaya perang untuk beli senjata.

14
Daftar Pustaka

Arti Luas Dari Jihad Gus Baha. Indonsia: Youtube, 2022. https://youtu.be/IvWSW8t-
vQA?si=dQuv_pXFe8GZmp9u.
Barkah, Dyitha nabila. “Pengajian Tafsir Al-Qur’an Gus Baha Di Youtube.” UIN Syarif
Hidayatullah, 2022.
Fauziah, Ulfa. “PENAFSIRAN AYAT-AYAT JIHAD (Studi Dalam Pemikiran Abū A’la al-
Maudūdi Dan Ḥasan al-Bannā).” FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, 2021.
Hamka, Prof. Dr. Tafsir Al-Azhar. Jilid 7. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura,
2003.
Hasanah, Uswatun. “REKONSTRUKSI KONSEP JIHAD DAN PERANG DALAM
KONTEKS DAKWAH ISLAM.” Hikmah Vol. 15, no. No. 2 (2021).
Junaedi, Didi. “Menafsir Makna ‘Jihad’ Dalam Konteks Kekinian.” Mawa’izh:
JurnalmDakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan Vol. 11, no. No. 1 (2020).
Kajian Tafsir Al-Jalalain Surat As-Sajadah Gus Baha. Vol. 1. Indonsia: Youtube, 2020.
https://youtu.be/8MGyDg7JhWw?si=QGPaxsTK4Vm165Jd.
Muhammad Chirzin. “Reaktualisasi Jihad Fi Sabil Al-Lah Dalam Konteks Kekinian Dan
Keindonesian” X (June 2006): 13–17.
Perkasa, Jaka, and Amin Shiabuddin. “PENAFSIRAN AYAT-AYAT JIHAD DALAM KITAB
AL-QUR’AN AL-‘ADZIM KARYA IBNU KATSIR.” Wardah UIN Raden Fatah
PalembangV Vol 1 No 1 (n.d.).
Prasetyo, Tri Budi, and Hidayatul Fikra. “Analisis Wacana Islam Moderat: Kajian Tafsir
Lisan Perspektif Gus Ahmad Bahauddin Nursalim.” Journal of Islam and Mulim
Society Vol 4 No 1 (2022).
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an. Vol. 11.
Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Syarif Abdurrahman. “Gus Baha Jelaskan Jihad Era Kini Berbeda Dengan Era Nabi,” June
28, 2021, 1–2.
Triana, Rumba. “TAFSIR AYAT-AYAT JIHAD DALAM AL-QURAN (Tafsir Tematik Terma
Jihad Dalam Al-Quran).” Al-Tadabbur Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Vol 1 No 1
(n.d.).
———. “Tafsir Ayat-Ayat Jihad Dalam Al-Qur’an (Tafsir Tematik Terma Jihad Dalam Al-
Quran).” Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Vol. 4, no. No. 2 (2013).

15
Ulfa Fauziyah. “Penafsiran Ayat-Ayat Jihad (Studi Dalam Pemikiran Abu A’la al-Masudi Dan
Hasan al-Banna,” March 30, 2021, 98–100.
Arti Luas Dari Jihad Gus Baha. Indonsia: Youtube, 2022. https://youtu.be/IvWSW8t-
vQA?si=dQuv_pXFe8GZmp9u.
Barkah, Dyitha nabila. “Pengajian Tafsir Al-Qur’an Gus Baha Di Youtube.” UIN Syarif
Hidayatullah, 2022.
Fauziah, Ulfa. “PENAFSIRAN AYAT-AYAT JIHAD (Studi Dalam Pemikiran Abū A’la al-
Maudūdi Dan Ḥasan al-Bannā).” FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, 2021.
Kajian Tafsir Al-Jalalain Surat As-Sajadah Gus Baha. Vol. 1. Indonsia: Youtube, 2020.
https://youtu.be/8MGyDg7JhWw?si=QGPaxsTK4Vm165Jd.
Perkasa, Jaka, and Amin Shiabuddin. “PENAFSIRAN AYAT-AYAT JIHAD DALAM KITAB
AL-QUR’AN AL-‘ADZIM KARYA IBNU KATSIR.” Wardah UIN Raden Fatah
PalembangV Vol 1 No 1 (n.d.).
Prasetyo, Tri Budi, and Hidayatul Fikra. “Analisis Wacana Islam Moderat: Kajian Tafsir
Lisan Perspektif Gus Ahmad Bahauddin Nursalim.” Journal of Islam and Mulim
Society Vol 4 No 1 (2022).
Triana, Rumba. “TAFSIR AYAT-AYAT JIHAD DALAM AL-QURAN (Tafsir Tematik Terma
Jihad Dalam Al-Quran).” Al-Tadabbur Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Vol 1 No 1
(n.d.).

16
17

You might also like