Professional Documents
Culture Documents
mendapatkan tujuan umum dengan menggunakan sumber daya organisasi. Manajemen membuat
lingkungan di bawah di mana manajer dan bawahannya bisa bekerja bersama untuk mendapatkan
tujuan kelompok. Manajemen merupakan sekelompok orang yang menggunakan kemampuan dan bakat
mereka dalam menjalankan keutuhan sistem dari organisasi.
Agar dapat memberi pelayanan dengan baik maka dibutuhkan berbagai sumber daya, yang harus
diatur dengan proses manajemen secara baik. Istilah manajemen sendiri berasal dari bahasa latin manui,
berarti tangan yang pegang kendali kuda agar sang kuda dapat diarahkan mencapai tujuan yang baik.
Ada berbagai defenisi manajemen yang dapat dijumpai dikepustakaan. Defenisi klasik dari Mary
Parker Tollet (dikutip dari Hellriegel dan Slocum, 1992 : Knoontz dan Weirich, 1992: Winardi, 1990)
menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Defenisi dari sisi lain oleh George Terry (dikutip dari Hellriegel dan Slocum, 1992: Knootz dan Weirich,
1992: Winardi, 1990) yang juga pada dasarnya menyatakan bahwa manajemen terdiri dari planning,
organizing, actuanting dan controlling (POAC). Luther Gullic (1937) menyebutkan bahwa proses usaha
dalam manajemen meliputi, planning, organizing, staffing, directing, coordinating, operating, reporting,
budgeting, dan supervising (POSDCORBS). Henry Fayol (1908) mengemukakan fungsi-fungsi manajemen
meliputi, proses planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling. Stoner (dikutip dari
Hellriegel dan Slocum, 1992 : Knoontz dan Weirich, 1992: Winardi, 1990) juga memberi defenisi bahwa
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi usaha-usaha dari
anggota organisasi dan dari sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Longest (1978) menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang melibatkan
hubungan interpersonal dan teknologi, yang akan digunakan untuk mencapai seluruh atau setidaknya
Sebagian tujuan organisasi dengan menggunakan tenaga manusia yang ada serta sumber daya lain dan
teknologi yang tersedia.
Jika menyebut manajemen kesehatan, sebenarnya terdapat dua pengertian di dalamnya yaitu
pengertian menejemen di satu pihak dan pengertian kesehatan di pihak lain. Yang dimaksud dengan
menejemen kesehatan ialah menejemen yang diterapkan pada pelayanan kesehatan demi terciptanya
keadaan sehat (Azwar, 1996).
Pengertian Organisasi Manajemen Rumah Sakit. Organisasi secara etimologi berasal dari bahasa
latin organizare, kemudian (inggns) organize yang berarti membentuk suatu kebulatan dari bagian-
bagian yang berkaitan satu sama lainnya. Pengertian organisasi menurut Dimok (1996,26). "Organisasi
adalah perpaduan secara sistematika dari bagian-bagian yang saling bergantung atau berkaitan untuk
membentuk satu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam rangka
usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan".
Sedangkan pendapat tentang organisasi menurut Hermaya (1996:26), "Organisasi adalah tempat
atau wahana proses kegiatan kumpulan orang-orang yang bekerja sama mempunyai fungsi dan
wewenang untuk mengerjakan usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan".Jadi Organisasi rumah
sakit adalah suatu organisasi yang di bangun untuk mempermudah, mempercapat para masyarakat agar
lebih efisien jika ingin pergi ke rumah sakit. sehingga prosedur-prosedur yang ada disana semakin mudah
untuk di lakukan oleh para pasien atau konsumen-konsumen yang berada di rumah sakit. Serta bukan
hanya untuk para pasien sajatapi ini semua suatu organisasi juga berguna untuk para instasi-instasi yang
ada di dalam rumah sakit tersebut sehingga mereka semua dapat bekerja dengan lebih mudah, cepat
dalam melayani pasien-pasien yang datang ke rumah sakit tersebut dan juga mempermudah kerja
mereka sendiri Sedangkan pengertian manajemen Menurut Koontz and Donnel (1972), "Management is
getting thing done through the efforts of other people" (Manajemen adalah terlaksananya pekerjaan
melalui orang-orang lain). Menurut G.R. Terry, Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Jadi Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara
berbagai sumber daya (unsur manajemen) melalui proses perencanaan, pengorganisasian, kemampuan
pengendalian untuk mencapai tujuan rumah sakit seperti: Menyiapkan sumber daya, mengevaluasi
efektivitas, mengatur pemakaian pelayanan, efisiensi, Kualitas.
Manajemen di Rumah Sakit haruslah dilaksanakan seperti "bebek merenangi kolam," tampak
tenang di permukaan dan tetap aktif bergerak di bawah permukaan (Wilan, 1990). Hal ini perlu dilakukan
karena rumah sakit berhadapan dengan orang khususnya orang sakit sehingga harus tampak tenang di
satu pihak. Di pihak lain, karena kompleksnya masalah yang dihadapi di rumah sakit, maka para
manajernya harus betul-betul aktif bergerak terus untuk mampu memberi pelayanan yang terbaik.
Manajemen rumah sakit adalah Sistem Persediaan Rumah Sakit yang mengelola Info pasien, info
staf, toko dan obat-obatan, penagihan dan pembuatan laporan. aplikasi yang kompleks ini berkomunikasi
dengan server database back end dan mengelola semua informasi yang berkaitan dengan logistik Rumah
Sakit.
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban untuk melayani pasien
dengan fasilitas yang lengkap serta pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut
manajemen rumah sakit harus dilaksanakan dengan benar (Rhesavani, 2013). Seiring dengan
perkembangan zaman, manajemen rumah sakit yang pada mulanya murni bersifat sosial berkembang
menjadi bersifat sosio-ekonomis.
Salah satu upaya pelayanan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan adalah dengan
menciptakan pelayanan yang cepat, tepat, dan akurat, baik dalam pelayanan medis maupun nonmedis.
Peran rekam medis dalam peningkatan mutu pelayanan ini yaitu dengan memberikan pelayanan yang
cepat, pengolahan data yang tepat, dan akan diperoleh keluaran informasi yang akurat, relevan, serta
tepat waktu. Hal tersebut akan terwujud apabila data yang dimasukkan lengkap dan benar.
Rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Untuk itu rumah sakit di Indonesia harus menciptakan kinerja yang unggul. Kinerja yang unggul atau
Performance Excellence merupakan salah satu faktor utama yang harus diupayakan oleh setiap
organisasi untuk memenangkan persaingan global, begitu juga oleh perusahaan penyedia jasa
pelayanan kesehatan. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para pengelola rumah sakit untuk
menciptakan kinerja yang unggul diantaranya melalui pemberian pelayanan yang bagus serta tindakan
medis yang akurat dan mekanisme pengelolaan mutu tentunya.Salah satu strategi yang dilakukan oleh
pengelola rumah sakit swasta dalam mempertahankan atau meningkatkan jumlah konsumen adalah
pelayanan. Tuntutan untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan nyaman semakin meningkat,
sesuai dengan meningkatnya kesadaran arti hidup sehat. Keadaan ini dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi masyarakat yang perlu mendapat perhatian dari pengelola
rumah sakit.
Kompleksitas ketenagaan dan jenis profesi yang dimiliki oleh RS, menuntut
dikembangkannya kepemimpinan partisipatif. Model kepemimpinan manajerial seperti ini
akan menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan mutu pelayanan RS (quality of
services) karena pelayanan kesehatan di RS hampir semuanya saling terkait satu sama lain.
Atas dasar ini, pelayanan di RS harus mengembangkan sistem jaringan kerja internal
(networking) yang solid dan menunjang satu sama lain.
Semua staf RS harus memahami visi dan misi pengembangan RS serta kebijakan
operasional pimpinan. Untuk menjaga otonomi profesi dari masing-masing SMF, kualitas
pelayanan di RS harus disesuaikan dengan standar profesi yang harus ditetapkan oleh setiap
perkumpulan dokter ahli (ikatan profesi). Stanndar profesi dikenal denga medical of conduct
dan medical ethic juga harus selalu diperhatikan oleh semua staf SMF dalam rangka menjaga
mutu pelayanan RS (quality of care).
Sehubungan dengan kompleksitas sistem ketenagaan dan misi yang harus diemban oleh
RS, penerapan fungsi actuating di RS akan sangat tergantung dari empat faktor. Faktor
pertama adalah kepemimpinan direktur RS; kedua adalah koordinasi yang dikembangkan
oleh masing-masing Wakil Direktur dengan kepala SMF dan kepala instalasinya; ketiga adalah
komitmen dan profesionalisme tenaga medis dan non medis di RS (dokter, perawat, dan
tenaga penunjang lainnya), dan keempat adalah pemahaman pengguna jasa pelayanan RS
(pasien dan keluarganya) akan jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di RS.
REKAM MEDIS DAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Dalam pelayanan kesehatan dan kedokteran terutama di rumah sakit maupun praktik
pribadi, peranan pencatatan Rekam Medik sangat penting dan sagat melekat pada pelayanaan.
RM adalah orang ketiga dalam pelayanan kesehatan. Catatan demikian akan berguna untuk
merekam dan mengingatkan dokter engan keadaan, hasilpemeriksaan dan pengobatan yang
telah diberikan bila pasien daang kembali untuk berobat ulang setelah beberapa hari, bulan
bahkan tahu.
Untuk mendukung peningkatan mutu dan peranan RM dalam pelayanan kesehatan, IDI
juga menerbitkan Fatwa IDI tentang RM, dalam SK No. 315/PB/A.4/88, yang menekankan bahwa
praktek profesi kedokteran harus meaksanakan RM, tidak saja untuk dokter yang bekerja di
rumah sakit tetapi juga bagi dokter yang praktik pribadi.
Sebelum RM populer seperti sekarang kalangan kesehatan dulunya menggunakan istilah
status pasien tetapi belakangan ini orang lebih cenderung menngunakan istilah Rekam Medis
sebagai terjemahan dari medical record. RM adalah kumpulan keterangan tentang identitas,
hasilanamnesis, pemeriksaan dan catatan segala kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien
dar waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan maupun gambar, dan belakangan ini dapat pula
berupa rekaman elektronik seperti komputer, mikrofilm dan rekaman suara.
Dalam PERMENKES No. 749a/MenKes/XII/89 tentang RM disebut pengertian RM adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Di rumah sakit terdapat 2 jenis RM, yaitu:
1. RM untuk pasien rawat jalan
2. RM untuk pasien rawat inap
Untuk pasien rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat RM mempunyai informasi
pasien antara lain:
Identitas dan formulir perizinan
Riwaya penyakit
Laporan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan laboratorium.
Diagnosa atau diagnosis banding
Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang berwenang.
Untuk pasien rawat inap, sama seperti sebelumnya hanya denagan tambahan:
Persetujuan tindakan medik
Catatan konsultasi
Catatan perawat da tenaga kesehatan lainnya
Catatan observasi klinik dan pengobatan
Resume akhir dan evaluasi pengobatan
Untuk di rumah sakit biasanya yang terpenting pelu diperhatikan untuk pasien rawat
inap, yaitu pembuatan resume akhir. Yang isinya antara lain menjelaskan :
Anamnesis
Hasil penting pemeriksaan fisik diagnostik, laboratorium, rongent dan lain – lain.
Pengobatan dan tindakan operasi yang dilaksnakan.
Keadaan pasien waktu keluar
Anjuran pengobatan dan perawatan.
Dalam pelaksanaan kegunaan RM di atas maka staf medik dan tenaga kesehatan lainnya
dituntut untuk mengisi RM scara cepat, akurat, dan mudah dibaca. Tanpa adanya informasi
medik yang dicatat dengan baik oleh kalangan medik maupun paramedik, maka kegunaan
seperti yang di kemukakan sebelumnya tidak akan tercapai.
Jenis dan klasifikasi Rumah Sakit di Indonesia di atur dalam UU No. 40 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
pada BAB VI pasal 18 sampai dengan pasal 24. Pada pasal 18 dijelaskan bahwa jenis Rumah Sakit dapat
dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. 1. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan,
Rumah Sakit di kategorikan menjadi. Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. a. Rumah Sakit
Umum Rumah Sakit Umum adalah jenis rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada semua bidang
dan jenis penyakit. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340 MENKES Per
III/2010 Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi:
1. Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medik. 12 (dua belas)
spesialis lain dan 13 (tiga belas) sub spesialis. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum
Kelas A meliputi:
a. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Pelayanan Medik Dasar, pelayanan Medik Gigi
Mulut, dan Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak/ Keluarga Berencana
b. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 (dua puluh
empat) jam dan 7 (Tujuh) hari seminggu dengan kemapuan melakukan resusitasi dan stabilisasi
sesuai dengan standar
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obsteri dan Ginekologi
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi
Medik, Patologi Klinik, dan Patologi Anatomi
e. Pelayanan Medik Spesialis lain sekurang kurangnya terdiri dari Pelayanan Mata, Telinga Hidung
Tenggorokan, Syaraf, Jantung, Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru,
Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik
f. Pelayaan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut, Konservasi/Endodonsi,
Periodonti, Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi, dan Penyakit Mulut
g. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari Pelayanan Asuhan Keperawatan dan Asuhan
Kebidanan
h. Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak,
Obsteri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah,
Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi dan Gigi Mulut
i. Pelayanan Penunjang Klinik terdin dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi,
Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik
j. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari Pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur, Teknik
dan Pemeliharaan Fasilitas. Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi,
Pemulasaraan Jenazah. Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air
Bersih
Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis tingkat pelayanan, dibawah ini akan
dijelaskan mengenai tenaga kesehatan di tipa jenis dan ingkat pelayanan pada Rumah Sakit Umum
tipe A:
a. Pada Pelayanan Medik Dasar minimala harus ada 18 orang dokter umum dan 4 orang dokter gigi
sebagai tenaga tetap
b. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 6 orang dokter spesialis
dengan masing-masing 2 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
c. Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada masing-masing minmal 3 orang dokter
spesialis dengan masing-masing 1 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
d. Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing minimal 3 orang dokter spesialis
dengan masing-masing 1 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
e. Untuk Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut harus ada masing-masing minmal 1 orang
dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap
f. Pada Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing-masing minimal 2 orang dokter
subspesialis dengan masing-masing 1 orang dokter subspesialis sebagai tenaga tetap
g. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi tenaga
keperawatan sesuai dengan pelayanan Rumah Sakit h. Tenaga penunjang berdasarkan
kebutuhan Rumah Sakit
Aditama, T.Y. (2010). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua. Jakarta : UI Press
Satrianegara, (2014). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan: Teori dan Aplikasi dalam
pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika