You are on page 1of 28

LAPORAN

PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10

Muhammad Agit Santoso NIM. 2209026005


Muhammad Nur Ramadhani NIM. 2209026012
Faustina Jesslun Afrian NIM. 2209026018
Mutiara Yanuarita NIM. 2209026026
Irfandi Saputra NIM. 2209026037
Aldrik Reinhart Giso NIM. 2209026056

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar terciptanya kesempurnaan
pada makalah yang telah kami buat ini.

Samarinda, 12 November 2022

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................................... 2

1.3 Batasan Penelitian ............................................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 2

BAB II PERSIAPAN PENYELIDIKAN .................................................................................. 3

2.1 Pendahuluan ...................................................................................................................... 3

2.2 Lingkup Penyelidikan ....................................................................................................... 4

2.3 Landasan Teori ................................................................................................................. 4

2.4 Bahan dan Peralatan Penyelidikan ................................................................................. 5

BAB III PENYELIDIKAN LAPANGAN ................................................................................ 7

3.1 Pendahuluan ..................................................................................................................... 7

3.2 Lokasi Dan Deskripsi Lokasi ........................................................................................... 8

3.3 Pengamatan dan Pengukuran Stratigrafi ....................................................................... 8

3.4 Pengamatan Dan Pengukuran Muka Air Tanah ......................................................... 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................. 11

4.1 Pendahuluan .................................................................................................................... 11

4.2 Stratigrafi Singkapan Eksisting Lokasi 1 ..................................................................... 12

4.3 Stratigrafi Singkapan Eksisting Lokasi 2 ..................................................................... 15

4.4 Boring Log Asumsi – Lokasi 1 ...................................................................................... 19

4.5 Boring Log Asumsi – Lokasi 2 ....................................................................................... 20

4.6 Korelasi Perlapisan antar Boring Log Asumsi ............................................................. 21

iii
4.6.1 Korelasi Perlapisan Lokasi 1................................................................................... 21

4.6.2 Korelasi Perlapisan Lokasi 2................................................................................... 21

4.7 Pembahasan ..................................................................................................................... 21

4.7.1 Stratigrafi Singkapan Eksisting Versus Boring Log Asumsi – Lokasi 1 ............ 21

4.7.2 Stratigrafi Singkapan Eksisting Versus Boring Log Asumsi – Lokasi 1 ............ 22

BAB V PENUTUP ..................................................................................................................... 23

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 23

5.2 Saran ................................................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 24

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan hasil pelapukan batuan, dimana merupakan salah satu objek yang dipelajari
dalam geologi, yang mana masuk dalam kategori geologi teknik. Tanah adalah bagian yang ada
pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik dan secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh kembangnya tanaman dengan persediaan kebutuhan air dan udara. Tanah bisa
dikatakan sebagai bagian dari kombinasi sifat fisik, kimia, dan biologi yang tersusun atas
beberapa lapisan yang terdiri dari bahan mineral dan organik, dan memiliki tingkat ketebalan
yang berbeda. (Sutanto, 2005 ; 17).

Dari segi warna, tanah memiliki ragam macam warna mulai dari hitam, coklat, merah bata, jingga,
kuning, hingga putih. Selain itu tanah juga memiliki perbedaan warna pada setiap lapisannya
sebagai akibat proses kimia. Tanah yang memiliki warna gelap merupakan ciri yang menandakan
bahwa tanah tersebut mengandung bahan organik yang sangat tinggi. Warna tanah kemerahan
dan kekuningan disebabkan kandungan besi teroksidasi tinggi. Terdapat berbagai macam jenis
tanah yang dapat kita bedakan dari besar butiran berdasarkan kepada analisa ayakan. Yang
pertama adalah pasir yang merupakan tanah dengan butiran yang kasar. Kemudian ada lanau yang
merupakan tanah dengan butiran kecil dan bersifat mudah menyerap air. Lalu ada lempung atau
biasa disebut tanah liat, yang merupakan tanah dengan butiran sangat halus, bersifat plastis,
mudah dibentuk, dan mempunyai daya lekat secara alami, tanah lempung terbentuk dari
pelapukan batuan granit dan batuan beku. Tanah lempung bersifat sangat lengket pada saat
kondisi basah, dan justru akan terpecah-pecah secara halus pada saat kondisi kering. Jenis tanah
ini memiliki kadar mineral lempung sangat tinggi. Kembang – susut pada tanah lempung terjadi
dikarenakan perubahan ukuran butir tanah akibat perubahan kadar air pada tanah.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penting bagi kita sebagai mahasiswa Teknik sipil dalam
mempelajari berbagai jenis, sifat, serta bentuk dari macam – macam tanah yang akan digunakan
dalam tugas kali ini, Hal ini pun tentu akan sangat berguna untuk kedepannya, terutama dalam
dunia perkerjaan dimana kita harus dapat menganalisa jenis, sifat, serta macam – macam tanah
yang akan digunakan dalam pembangunan sebuah bangunan. Dimana kita harus memiliki
pemahaman dan kemampuan Analisa lebih tentang struktur, macam, jenis serta sifat dari tanah.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari dilakukannya penelitian ini, yaitu:


1. Melakukan penyelidikan geologi teknik, baik penyelidikan yang dilakukan di permukaan
maupun penyelidikan yang dilakukan di bawah permukaan.
2. Mengetahui kondisi geologi teknik di permukaan dan di bawah permukaan.
3. Mampu memahami prinsip-prinsip penyelidikan geoteknik untuk menunjang suatu
perencanaan.

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini, yaitu:


1. Menjelaskan berbagai data dan informasi geologi teknik di permukaan dan di bawah
permukaan.
2. Menjelaskan secara garis besar kelompok jenis tanah dan batuan.
3. Menjelaskan sifat-sifat material tanah dan batuan.

1.3 Batasan Penelitian

Adapun dalam penulisan penelitian ini penulis memberikan beberapa batasan masalahyang
digunakan, yaitu:
1. Penelitian dilakukan di beberapa daerah disekitar Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
2. Data yang digunakan pada penelitian ini hanya data sekunder berupa data tanah dan jenis
batuan.
3. Pengolahan data penelitian menggunakan data identifikasi yang telah diberikan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini, yaitu:


1. Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca dan dapat
pula menambah pengetahuan bagi para pembaca.
2. Memberikan pengetahuan tentang program baru dalam bidang geologi, khususnya di
kalangan mahasiswa program studi teknik sipil Universitas Mulawarman, Samarinda,
Kalimantan Timur.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya.

2
BAB II
PERSIAPAN PENYELIDIKAN

2.1 Pendahuluan

Penyelidikan merupakan proses investigasi yang dilakukan secara aktif and sistematis.
Penyelidikan memiliki tujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.
Penyelidikan ini dilakukan untuk mencari sample dari beberapa contoh jenis batuan dan tanah
didalam suatu lapisan tanah, yang kemudian diteliti untuk mengetahui ciri-ciri dan sifat-sifat dari
setiap jenis batuan dan tanah yang ada disetiap lapisan tanah yang berbeda. Penentuan lapisan
batuan, berdasarkan singkapan yang berada di lokasi, singkapan sendiri merupakan data geologi
yang digunakan untuk mengumpulkan jenis jenis batuan. Singkapan inilah yang akan menjadi
bahan untuk penelitian lapisan tanah.

Penyelidikan dimulai dengan pengambilan sample di lokasi. Lokasi yang kelompok kami survey
dimulai di Jl. D.I.Pandjaitan, Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur dekat UPTD P2KUKM, dilokasi pertama kelompok kami mendapat – lapisan
dan untuk lokasi kedua kami survey dari Jl.Kebon Agung, Lempake,Kec. Samarinda Utara, Kota
Samarinda, Kalimantan Timur setelah SD Negeri 011 dilokasi kedua kelompok kami mendapat
– lapisan.

Ruang lingkup penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidikan untuk mencari dan
menemukan suatu sample dari contoh lapisan di lokasi penyelidikan lapisan. Untuk kriteria
sample yang layak untuk diteliti, kami mengambil batuan yang berukuran sedang, agar mudah
dibawa dan mudah diteliti. Kemudian untuk tanah sendiri, kami mengambil sample tanah yang
terhindar dari campuran partikel tanah yang lain. Hal ini digunakan untuk menghindari
kesalahan penelitian akibat sample yang rusak. Penyelidikan tanah di lapangan di butuhkan
untuk data perancangan fondasi bangunan – bangunan.

Bergantung pada maksud dan tujuannya, penyelidikan dapat dilakukan dengan cara-cara:
menggali lubang uji (test pit), pengeboran, dan uji secara langsung di lapangan (is-situ test). Dari
data yang diperoleh sifat-sifat teknis tanah dipelajari, kemudian digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menganalisa kapasitas dukung dan penurunan. Tuntutan ketelitian
penyelidikan tanah tergantung dari besarnya beban bangunan, tingkat keamanan yang
diinginkan, kondisi lapisan tanah, dan biaya yang tersedia untuk penyelidikan. Oleh karena itu,
3
untuk bangunan-bangunan sederhana atau ringan, kadang-kadang tidak dibutuhkan penyelidikan
tanah, karena kondisi tanahnya dapat diketahui berdasarkan pengalaman setempat.

2.2 Lingkup Penyelidikan

Lingkup penyelidikan singkapan batuan ini dilakukan di beberapa lokasi yang ada di kawasan
daerah Samarinda, Kalimantan Timur. Dimana lingkup lokasi yang kelompok kami pilih ini
cukup efektif dari letak lokasinya dan juga mencakup semua syarat untuk melakukan
penyelidikan, guna memperoleh semua data penelitian yang kami butuhkan untuk kebutuhan
penyusunan laporan ini. Lingkup pekerjaan didalam penyelidikan ini dapat dibagi menjadi 4
macam, yaitu :

1. Perencanaan lokasi
2. Pekerjaan lapangan
3. Analisis dan evaluasi data
4. Penyusunan laporan

2.3 Landasan Teori

Geologi Teknik merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala geologi dari
aspek kekuatan dan kelemahan geologi, dimana diterapkan dalam pembangunan infrastuktur
seperti tahap menentukan lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan
hasil kerja keteknikan. Geologi teknik juga memiliki banyak ilmu yang saling berkaitan satu sama
lain seperti teknik sipil, geoteknik, hidrogeologi, hidrologi, teknik tambang, soil mekanik, rock
mekanik dan sebagainya.
Dalam geologi teknik kita mempelajari sifat batuan dan tanah beserta kekuatannya, struktur-
struktur geologi yang ada pada tanah dan batuan tersebut serta geomorfologi daerah tersebut,
Dari segi kegunaan ilmu geologi teknik dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya
longsor dan dapat diperhitungkan kapan terjadinya longsor disuatu lereng seperti lereng pada
tambang, pengamanan lereng jalan, jembatan serta bendungan, bisa juga memperhitungkan
tekanan dan tarikan pada saat membangun jalan bawah tanah atau terowongan bawah tanah untuk
pertambangan dan terowongan lainnya seperti saluran air bawah tanah dan lain sebagainya.

Sejarah dan Perkembangan Geologi Teknik Ilmu geologi modern sudah ada sejak abad ke-18,
namun ilmu dan praktek Geologi Teknik (Engineering Geology) belum diakui sebagai suatu
disiplin ilmu sampai akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Buku pertama berjudul “Engineering

4
Geology” diterbitkan tahun 1880 oleh William Penning. Pada tahun 1925, Karl Terzaghi, seorang
ahli teknik dan geologi dari Austria, menerbitkan buku pertama tentang mekanika tanah dalam
bahasa Jerman “Erdbaumechanik”. Terzaghi yang dikenal sebagai Bapak Mekanika Tanah,
memiliki minat besar di bidang geologi dan menganggap mekanika tanah sebagai bagian dari
ilmu Geologi Teknik. Kebutuhan ahli Geologi Teknik mendapat perhatian dunia pada tahun 1928
pada saat gagalnya Bendungan St. Francis di California yang menyebabkan hilangnya 426 nyawa.

Beberapa kegagalan pekerjaan rekayasa enjiniring pada tahun-tahun berikutnya juga mendorong
peningkatan kebutuhan ahli Geologi Teknik untuk bekerja pada proyek-proyek rekayasa berskala
besar. Ruang Lingkup Geologi Teknik, Dalam proyek rekayasa enjiniring, ahli Geologi Teknik
menyelidiki dan memberikan rekomendasi geologi dan geoteknik, analisis, dan desain yang
berhubungan dengan proyek terkait. Studi Geologi Teknik dapat dilakukan sejak tahap
perencanaan, saat enjiniring desain, saat konstruksi dan pasca konstruksi. Pekerjaan yang
dilakukan ahli Geologi Teknik meliputi penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat
material, pergerakan tanah dan stabilitas lereng, erosi, banjir, pengeringan, investigasi seismik,
dan sebagainya.

2.4 Bahan dan Peralatan Penyelidikan

Dalam pencatatan dan pengerjaan laporan dari evaluasi data tanah serta batuan yang didapat maka
dibutuhkan beberapa bahan dan peralatan penyelidikan, antara lain sebagai berikut:

Bahan penyelidikan:
1. Air
2. Batu
3. Pasir
4. Tanah

Alat penyelidikan:
1. Penggaris
2. Tali
3. Meteran
4. Pipa 1 Meter
5. Plastik
6. Sekop
5
8. Linggis
9. Kayu Pendanda

6
BAB III
PENYELIDIKAN LAPANGAN

3.1 Pendahuluan

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi penelitian
merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena dengan ditetapkannya
lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam
melakukan penelitian. Lokasi ini bisa di wilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu dalam
masyarakat. Untuk memperoleh data primer. Yang dimaksud dengan situs penelitian ini adalah
suatu tempat dimana peneliti menangkap keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti untuk
memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Sesuai dengan permasalahan yang
dikemukakan dalam bab terdahulu.

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan. Pemilihan lokasi harus
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan
topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang
bermakna dan baru. lokasi penelitian menunjuk pada pengertian lokasi sosial yang dicirikan oleh
adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi. Dalam dunia teknik
sipil, ilmu geoteknik merupakan langkah awal terbentuknya suatu infrastruktur. Tanpa ilmu
geoteknik mustahil suatu infrastrukstur dapat berdiri dengan kokoh, karena geoteknik merupakan
cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari ilmu tanah dimana didalam ilmu ini akan dipelajari kemampuan tanah
menahan beban yang ada diatasnya, sehingga pembangunan infrastruktur dapat direncanakan sebaik
mungkin agar dapat berdiri kokoh sesuai umur rencana. Dalam ilmu geoteknik, ilmu dasar yang wajib
dipahami adalah mekanika tanah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat dasar tanah, seperti jenis
tanah, permeabilitas, kompaksi, dll. Dengan mengetahui dan memahami berbagai sifat tanah
tersebut, Seorang engineer dapat mengantisipasi kemungkinan terburuk bahkan memutar balikkan
kemungkinan buruk tersebut menjadi inovasi baru dalam dunia teknik sipil untuk perencanaan
pembangunan infrastuktur. Tanpa ilmu ini, dapat dipastikan bahwa suatu infrastruktur tidak dapat
berdiri dengan kokoh. Karena geoteknik merupakan cabang ilmu teknik sipil yang
mempelajari ilmu tanah dimana didalam ilmu ini akan dipelajari kemampuan tanah menahan
beban yang ada diatasnya. Sehingga pembangunan infrastruktur dapat direncanakan sebaik
mungkin agar dapat berdiri kokoh sesuai umur rencana.

7
3.2 Lokasi Dan Deskripsi Lokasi

Penyelidikan dilakukan dengan menggunakan singkapan sebagai ganti dari pengeboran secara
nyata. Hal ini dilakukan menggunakan Alat pengganti berupa tongkat panjang 1 meter sebagai
acuan untuk mengetahui tingkat kedalaman dari lapisan pada singkapan. Panjang singkapan
memiliki batas minimal yaitu 15 meter hingga batas maksimal yaitu 25 meter dengan tinggi
minimal 5 meter. Daerah yang menjadi lokasi pengambilan singkapan berada sekitar kota
Samarinda.

Pada lokasi pertama berada di sekitar jalan DI Panjaitan, lokasi tersebut dipillih karena
lokasi diketahui oleh sesama anggota kelompok dan mempunyai akses yang mudah untuk
melakukan penelitian. Pada lokasi yang pertama ini singkapan memenuhi syarat untuk
dilakukannya penelitian dan pengambilan sampel tanah dimana singkapan memiliki
sekitar 3 jenis lapisan. Singkapan juga memiliki panjang lebih dari 15 meter dan lebar
lebih dari 5 meter. Apabila diperhatikan dari kondisi dan lokasinya, singkapan yang
berada di jalan DI Panjaitan ini merupakan bekas penggalian bukit untuk pengambilan
tanah dan batu-batuan.

Pada lokasi kedua, terletak di jalan Poros Samarinda – Bontang, lokasi singkapan ini
terletak dipilih karena memenuhi persyaratan melakukan penelitian dan pengambilan
sampel tanah. Singkapan pada lokasi kedua ini memiliki lebih dari 1 lapisan dan panjang
nya yang kurang dari 25 meter juga mempunyai lebar sekitar 5 meter atau lebih.
Singkapan ini memiliki lokasi yang lumayan strategis dan masih mudah untuk dilakukan
akses penelitian. Apabila diperhatikan, singkapan terbentuk akibat adanyan penggalian
bukit untuk pengambilan batuan dan tanah.

3.3 Pengamatan dan Pengukuran Stratigrafi

A. Pengamatan Pada Singkapan Pertama

Pengamatan sampel yang diambil dari lokasi pertama yaitu singkapan yang berada di jalan DI
Panjaitan. Berdasarkan hasil pengambilan sampel lapangan, singkapan terdiri dari tanah dan
batuan. Pengambilan sampel dilakukan di dekat tepian dari jenis batuan dan tanah yang sama
dengan singkapan. Untuk beberapa bagian tebing seperti di atas tidak memungkinkan untuk di
8
ambil secara langsung, namun dapat di ambil dari bagian-bagian di bawah tebing. Pengambilan
sampel representatif dilakukan di bagian bawah berdasarkan pengamatan batuan yang ditemukan
di bagian atas dan yang ditemukan di bagian bawah sebagai pecahan dengan warna dan tekstur
yang sama.

Pada pengamatan batuan dari sampel pertama, menunjukan batuan yang memiliki ciri khas berupa
warna yang cerah yaitu kuning keputihan. Terdapat juga beberapa batuan yang memiliki ciri khas
yaitu memiliki lapisan-lapisan karena terbentuk dari proses diagnesis dari material batuan lain
yang mengalami sedimentasi.

Dari hasil pengidentifikasian mengenai batuan yang terdapat pada sampel pertama dengan
rujukan berupa karakteristik batuan yang bersumber dari singkapan ,maka dapat diketahui batuan
yang terdapat pada singkapan merupakan batuan pasir, dan batuan lain yang diketahui merupakan
batuan sedimen.

Pada pengamatan tanah dari sampel pertama, menunjukan tanah yang memiliki ciri khas berupa
warnanya yang agak gelap dan sedikit lembab dikarenakan lokasi yang sedikit basah.

Dari hasil pengidentifikasian mengenai tanah yang terdapat pada sampel pertama dengan rujukan
berupa karakteristik tanah yang bersumber dari lampiran yang telah disediakan ,maka dapat
diketahui tanah yang terdapat pada singkapan merupakan tanah lempung dan tanah lain yang
diketahui merupakan tanah lanau.

B. Pengamatan Pada Singkapan Kedua

Pengamatan sampel yang diambil dari lokasi pertama yaitu singkapan yang berada di jalan Poros
Samarinda - Bontang. Berdasarkan hasil pengambilan sampel lapangan, singkapan terdiri dari
tanah dan batuan. Pengambilan sampel dilakukan di dekat tepian dari jenis batuan dan tanah yang
sama dengan singkapan. Untuk beberapa bagian tebing seperti di atas tidak memungkinkan untuk
di ambil secara langsung, namun dapat di ambil dari bagian-bagian di bawah tebing. Pengambilan
sampel representatif dilakukan di bagian bawah berdasarkan pengamatan batuan yang ditemukan
di bagian atas dan yang ditemukan di bagian bawah sebagai pecahan dengan warna dan tekstur
yang sama.

Pada pengamatan batuan dari sampel kedua, menunjukan batuan yang memiliki ciri khas berupa:

Warna : oren kekuningan dengan bercak hitam

Tekstur : Halus dan dengan permukaan yang tidak rata

9
batuan yang terdapat pada singkapan merupakan batuan lempung, dan batuan lain yang diketahui
ialah batu bara.

Pada pengamatan tanah dari sampel pertama, menunjukan tanah yang memiliki ciri khas berupa
warnanya yaitu putih dan oren.

Dari hasil pengidentifikasian mengenai tanah yang terdapat pada sampel kedua dengan rujukan
berupa karakteristik tanah yang bersumber dari lampiran yang telah disediakan ,maka dapat
diketahui tanah yang terdapat pada singkapan merupakan tanah pasir, dan tanah lain yang diktahui
merupakan tanah podsolik.

3.4 Pengamatan Dan Pengukuran Muka Air Tanah

Setelah dilakukannya penelitian dan pengambilan sampel tanah pada kedua lokasi, tidak ditemui
adanya muka air tanah pada lokasi.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif, serta distribusi
perlapisan batuan dan interpretasi lapisan lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi Dari
hasil perbandingan atam korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut
studi ngentology (ltostratigrafi kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun
absolutnya (kronostratigrafi) Stratigrafi kita pelajar untuk mengetahui luas penyebaran lapisan
batuan.

Ilmu stratigrafi muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya pada abad ke-19 Perintisnya
adalah William Smith Ketika in dia mengamati beberapa perlapisan batuan yang tersingkap
yang memiliki urutan perlapisan yang sama (superposisi). Dari hasil pengamatannya, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan yang tertua, dengan
beberapa pengecualian Karena banyak lapisan batuan merupakan kesinambungan yang utuh ke
tempat yang berbeda-beda, maka dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat
lainnya pada suatu wilayah yang sangat luas Berdasarkan hasil pengamatan ini, kemudian
Willian Smith membuat suatu sistem yang berlaku umum untuk periode-periode geologi
tertentu walaupun pada waktu itu belum ada penamaan waktunya Berawal dari hasil
pengamatan William Smith dan kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan,
hubungan dan genesa batuan yang kemudian dikenal dengan stratigrafi.

Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari dua suku kata, yaitu kata strati berasal
dan kata stratos yang artinya perlapisan dan kata grafi yang berasal dari kata graphic/graphos,
yang artinya gambar atau lukisan. Dengan demikian, stratigrafi dalam arti sempit dapat
dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan
pembentukan (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.

11
4.2 Stratigrafi Singkapan Eksisting Lokasi 1

Unsur Tanah Deskripsi

Berangkal Berangkal adalah batu bulat yang lebih besar daripada kerikil
dan lebih kecil daripada bongkah.
Ukuran Berangkal adalah 64 – 256 mm.
Lanau Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang
berukuran di antara pasir dan lempung.
Ukuran Lanau adalah 0,004 – 0,0625 mm.
Lempung Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel
mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis
pada tanah bila dicampur dengan air.
Ukuran tanah lempung <0,002 mm

Kelompok Nama Jenis Ukuran


Tekstur
Tanah Tanah/Batuan Partikel
Tanah berbutir Berangkal ≥ 200 mm Kasar, keras dan kering
kasar

Lanau 0.02 – 0.06 mm Halus dan basah


Tanah berbutir
halus < 0.02 mm Halus dan lengket
Lempung

Dari data yang didapatkan , lokasi 1 memiliki sifat, yaitu :


1. Warna : Gelap dan Putih kekuningan
2. Kelembapan : Terdapat beberapa kelembapan berbeda sesuai dengan tabel diatas
3. Ukuran Butir : ≥ 200 mm, 0.02 – 0.06 mm, < 0.02 mm
4. Jenis Tanah / Batuan : Tanah Lanau, Batu lempung, Batu Berangkal
5. Tinggi : 10 m
6. Keberadaan Bahan Organik : Terdapat keberadaan bahan organik pada lapisan tanah
lanau.
7. Tekstur : Terdapat beberapa tekstur sesuai dengan yang disebutkan diatas
8. Sebaran muka air : Tidak ada
12
Gambar 4. 1 Lokasi Singkapan 1

Gambar 4.2 Gambar Saat Perletakkan Titik Bor

13
Gambar 4.3 Batuan Lobang Bor 1 dan 2

14
4.3 Stratigrafi Singkapan Eksisting Lokasi 2

Unsur Tanah Deskripsi


Berangkal Berangkal adalah batuan yang lebih besar daripada kerakal dan
lebih kecil daripada bongkah.
Ukuran Berangkal adalah 64 - 256 mm.
Tanah Podsolik Berwarna kuning kemerahan , tidak terlalu subur dan untuk
ukurannya memiliki ukuran antara 0,05 mm – 2 mm
Pasir Pasir adalah material butiran yang terdiri dari
partikel batuan dan mineral yang terpecah halus. Ukuran pasir pasir
lebih halus dari kerikil dan lebih kasar dari lanau.
Ukuran pasir adalah 0.6 – 2 mm.

Kelompok Ukuran
Nama Jenis Tanah Tekstur tanah/batuan
Tanah Partikel
Berangkal ≥ 200 mm Kasar,keras dan kering

Tanah Podzolik 0.05 - 2 mm Agak kasar dan kering


Tanah berbutir
kasar
Pasir kasar 0.60 – Agak Kasar dan kering
2.0 mm
Pasir
Pasir sedang 0.20 – 0.60 mm Agak kasar dan kering

Pasir halus 0.06 – 0.20 mm Agak kasar dan kering

Lanau 0.02 – 0.06 mm Halus dan Basah


Tanah
Berbutir halus Halus dan Lengket
Lempung < 0.02 mm

Dari data yang didapatkan , lokasi 2 memiliki sifat, yaitu :


1. Warna : cerah ,berwarna oren agak kekuningan dan kemerahan
2. Kelembapan : Terdapat beberapa kelembapan berbeda, sesuai dengan tabel diatas
3. Ukuran Butir : mulai dari < 0,002 mm - ≥200 mm
4. Jenis Tanah / Batuan : Terdapat beberapa jenis tanah dan batuan sesuai dengan tabel
diatas

15
5. Tinggi : 7 m
6. Keberadaan Bahan Organik : Tidak terdapat banyak bahan organik, kecuali pada lapisan
batu bara
7. Tekstur : Terdaoat beberapa tekstur berbeda, sesuai dengan tabel diatas
8. Sebaran muka air : Tidak ada

Gambar 4.4 Lokasi Singkapan 2

Gambar 4.5 Gambar Saat Perletakkan Titik Bor

16
Gambar 4.6 Batuan Lobang Bor 1
17
Gambar 4.7 Batuan Lobang Bor 2

18
4.4 Boring Log Asumsi – Lokasi 1

Tabel 4.1 Tabel Boring Log Pertama

Lapisan Kedalaman (m) Jenis Batuan/Tanah Keterangan

1 0,1 Batu Pasir Bewarna putih cerah kekuningan,


memliki tekstur kasar dan agak
keras.
2 5 Tanah Lanau Bewarna abu-abu gelap, bertekstur
kasar seperti tidak bergumpal akan
tetapi jika basah mirip tanah
liat.tanah liat.
3 9m Batu Lempung Bewarna abu-abu gelap mirip
seperti lapisan kedua,tidak berbau
dan teksturnya kering serta agak
keras seperti batuan.

Tabel 4.2 Tabel Boring Log Kedua

Lapisan Kedalaman Jenis Batuan/Tanah Keterangan

1 0,1 Batu Pasir Bewarna putih cerah kekuningan,


memliki tekstur kasar dan agak
keras.
2 5 Tanah Lanau Bewarna abu-abu gelap, bertekstur
kasar seperti tidak bergumpal akan
tetapi jika basah mirip tanah
liat.tanah liat.
3 10 Batu Lempung Bewarna abu-abu gelap mirip
seperti lapisan kedua,tidak berbau
dan teksturnya kering serta agak
keras seperti batuan.

19
4.5 Boring Log Asumsi – Lokasi 2

Tabel 4.3 Tabel Boring Log Pertama

Lapisan Kedalaman (m) Jenis Batuan/Tanah Keterangan

1 0,1 Tanah Podsolik Berwarna oren kekuningan, tekstur


tanahnya berlempung dan berpasir.
2 2 Tanah Lanau Berwarna oren keputihan, agak
kering dan memiliki tekstur agak
kasar.
3 6m Tanah Lempung Bewarna abu-abu gelap mirip
seperti lapisan kedua, teksturnya
kering serta agak keras seperti
batuan.

Tabel 4.4 Tabel Boring Log Kedua

Lapisan Ketinggian(m) Jenis Batuan/Tanah Keterangan

1 0,1 Tanah Podsolik Berwarna oren kekuningan,


tekstur tanahnya berlempung dan
berpasir.
2 2 Tanah Lanau Berwarna oren keputihan, agak
kering dan memiliki tekstur agak
kasar.
3 6 Batu Bara Bewarna abu-abu gelap mirip
seperti lapisan kedua,tidak berbau
dan teksturnya kering serta agak
keras seperti batuan.

20
4.6 Korelasi Perlapisan antar Boring Log Asumsi

Korelasi pada stratigrafi pada hakekatnya adalah menghubungkan titik-titik kesamaan waktu atau
penghubungan satuan satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu. Adapun
maksud dan tujuan dari korelasi stratigrafi adalah untuk mengetahui persebaran lapisan-lapisan
batuan atau satuan batuan secara lateral.

4.6.1 Korelasi Perlapisan Lokasi 1

Pada lapisan pertama kita menggunakan 2 titik Boring log , disini kita dapat menggunakan metode
Korelasi Litostratigrafi yaitu menetukan dan mengacu pada kesamaan jenis litologinya, dengan
catatan bahwa satu lapis batuan adalah satu satuan waktu pengendapan. Hal tersebut dapat dilihat
secara langsung pada lokasi 1 yaitu dimana lapisan lapisan yang ada berasal dari satuan waktu
yang berbeda satu sama lain , baik itu antara batu pasir, tanah lanau dan lainnya. Sedangkan untuk
korelasi terhadap singkapan kedua , karena memiliki jarak yang cukup jauh jadi tidak terlalu
menunjukkan hubungan antara satu dan lainnya , meskipun terdapat lapisan yang memiliki tanah
yang sama , tetapi tetap dipengaruhi oleh unsur unsur yang berbeda sehingga menyebabkan
beberapa perbedaaan, contohnya adalah seperti pada warna.

4.6.2 Korelasi Perlapisan Lokasi 2

Pada lapisan kedua kita juga menggunakan 2 titik Boring log. Dengan menggunakan metode yang
sama seperti pada perlapisan 1, kita dapat mengindentifikasi bahwa lapisan 2 juga memiliki
lapisan lapisan yang berasal dari satuan waktu berbeda. Pada Boring log titik pertama terdapat
lapisan yaitu tanah podsolik, tanah Lanau, dan tanah lempung yang ketiganya berasal dari satuan
waktu yang berbeda saat terjadi pengendapan , sedangkan titik Boring log ke dua, pada lokasi
kedua , memiliki sedikit perbedaan , yaitu terdapat lapisan yang lebih tua lagi . Lapisan tersebut
adalah batu batuan yang terbentuk karena sisa sisa dari tumbuhan pada jaman dahulu , yaitu batu
bara. Sedangkan untuk korelasi perlapisan lokasi kedua dengan lokasi pertama dapat dikatakan
sama seperti penjelasan pada korelasi lapisan pada lokasi pertama.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Stratigrafi Singkapan Eksisting Versus Boring Log Asumsi – Lokasi 1

Pada Tugas Besar kali ini kita akan membahas jenis tanah/batuan apa saja yang ada pada
singkapan-singkapan kelompok kami,sebelumnya kelompok kami memilih 2 singkapan

21
untuk dijadikan bahan penelitian kami yang pertama berlokasi Jl.DI Panjaitan No.68 dan
yang kedua berlokasi Jl.Poros Samarinda-Bontang.

Singkapan pertama bertempat di Jalan DI Panjaitan No.68 dengan ukuran Panjang 25


meter dan tinggi 10 meter.Lalu kami menempatkan 2 Boring Log Asumsi,di Boring Log
1 terdapat material Batu Pasir yang memiliki ciri Bewarna putih cerah kekuningan,
memliki tekstur kasar dan agak keras.,Tanah Lanau yang memiliki ciri Bewarna abu-
abu gelap, bertekstur kasar seperti tidak bergumpal akan tetapi jika basah mirip tanah
liat.tanah liat., dan Batu Lempeng yang juga memiliki ciri Bewarna abu-abu gelap mirip
seperti lapisan kedua, teksturnya kering serta agak keras seperti batuan.lalu untuk
material di Boring Log 2 juga sama dikarenakan lapisan singkapannya berbentuk linear.

4.7.2 Stratigrafi Singkapan Eksisting Versus Boring Log Asumsi – Lokasi 1

Sedangkan di singkapan kedua bertempat di Jalan Poros Samarinda-Bontang dengan


ukuran Panjang 27 meter dan tinggi 7 meter.Lalu kami menempatkan 2 Boring Log
Asumsi,di Boring Log 1 terdapat material Tanah Podsolik yang memiliki ciri berwarna
oren kekuningan, tekstur tanahnya berlempung dan berpasir., Tanah Lanau yang
memiliki ciri berwarna oren keputihan, agak kering dan memiliki tekstur agak kasar., dan
Tanah Lempung yang memiliki ciri bewarna abu-abu gelap mirip seperti lapisan kedua,
teksturnya kering serta agak keras seperti batuan.sedangkan di Boring Log 2 terdapat
material Tanah Podsolik yang memiliki ciri Berwarna oren kekuningan, tekstur tanahnya
berlempung dan berpasir., Tanah Lanau yang memiliki ciri Berwarna oren keputihan,
agak kering dan memiliki tekstur agak kasar., dan Batu Bara yang memiliki ciri Bewarna
abu-abu gelap mirip seperti lapisan kedua,tidak berbau dan teksturnya kering serta agak
keras seperti batuan.

22
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam Ilmu Geologi Teknik terdapat berbagai macam data dan informasi baik diatas
permukaan bahkan dibawah permukaan tanah ialah terdapat berbagai macam batuan dan jenis
tanah serta lapisan – lapisan pada sebuah singgapan.
2. Pada hasil pengamatan yang didapatkan ada beberapa jenis tanah yang kami peroleh yaitu
Tanah Pasir, Tanah Podsolik, Tanah Latosol, Dan lain sebagainya. Adapun jenis – jenis batu
yang didapatkan pada hasil pengamatan ialah Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan
Metamorf.
3. Pada hasil pengamatan yang sudah didapatkan, ada beberapa sifat dan karakteristik tanah
yaitu Tanah yang berwarna gelap dan putih kekuningan serta memiliki tekstur halus dan basah
( lembab ),ada juga tanah yang bertekstur kasar kering dan keras. Ada juga beberapa sifat dan
karakteristik dari batuan yaitu Batuan berwarna orange kekuningan dengan bercak hitam dan
memiliki tekstur yang halus.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan setelah dilaksanakannnya penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti harus lebih cermat dalam mencari singkapan yang akan diteliti agar sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.
2. Peneliti harus melakukan kajian lebih lanjut mengenai analisis kestabilan lereng untuk
mengetahui nilai faktor keamanan singkapan pada daerah tersebut.
3. Pada penelitian yang akan datang sebaiknya menyiapkan alat yang memadai dan cukup untuk
melakukan pengamatan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Asrim, A. (2020). Analisis Singkapan Batuan Pasca Pengambilan Bahan Galian Di Pulau
Buton. Jurnal Geomine, 8(2), 151-161.

Koesmawardani, W. T., Nurshal, M. M., Sapiie, B., & Rudyawan, A. (2019). Karakteristik Rekahan
Alami, Studi Kasus Model Singkapan Digital (Dom) Batuan Granitik Di Muaro Silokek,
Sumatera Barat. Bulletin of Geology, 3(3), 387-397.

Bermana, I. (2006). Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah


dibakukan. Bulletin of Scientific Contribution, 4(2), 161-173.

24

You might also like