You are on page 1of 45
Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP) Bagi Para Mahasiswa Calon Guru di Lembaga Pendidikan 7 ependidikan (LPTK) S su Yusuf L.N. Nani M. Sugandhi KATA PENGANTAR Mempelajari perkembangan peserta didik, merupakan upaya yang sangat strategis bagi para pendidik (guru), maha- siswa calon guru, orang tua, atau semua pihak yang terkait dengan pendidikan. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, para pendidik akan memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang perkembangan peserta didik, yang berguna bagi upaya mendidik, membimbing, atau memfasilitasi anak dalam mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Ada beberapa alasan mengapa guru atau mahasiswa calon guru perlu memahami perkembangan peserta didik. Alasan- alasan itu adalah sebagai berikut. ¢ Mempelajari dan memahami karakteristik perkembangan peserta didik adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang meme- ngaruhi perkembangan peserta didik, dapat diantisipasi tentang berbagai upaya untuk memfasilitasi perkembangay tersebut, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Di samping itu, dapat diantisipasi juga tentang upaya untuk mencegah berbagai kendala a penghambat yang mungkin akan mengontaminas! perkembangan mereka. @ Peserta didik memiliki potensi yang multidimensi, yang meliputi biopsikososiospiritual (fisik/biologis, psikologis, sosial, dan moral-spiritual). Pemahaman terhadap keragaman dimensi potensi ini memberikan implikasi terhadap kebijakan pendidikan, baik menyangkut penentuan arah atau tujuan, kompetensi guru, model kurikulum, maupun penyiapan fasilitas (sarana dan prasarana). Kepedulian terhadap upaya tersebut di ataslah, buku ini disusun. Sebagai bahan informasi yang masih sederhana, buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan minimal para mahasiswa yang menempuh perkuliahannya di jurusan-jurusan pendidikan, yaitu sebagai calon guru di berbagai jenjang, yaitu pendidikan usia dini, dasar, dan menengah. Aspek yang dikaji dalam buku ini disajikan ke dalam delapan bab, yaitu: bab 1 membahas hakikat perkembangan; bab 2 membahas periode dan tugas-tugas perkembangan; bab 3 membahas faktor-faktor yané memengaruhi perkembangan; bab 4 membahas perkembanga" usia dini; bab 5 membahas perkembangan masa sekolahi bab 6 membahas perkembangan remaja; bab 7 membahas perkembangan masa dewasa; dan bab 8 membahas peranan guru dalam memfasilitasj perkembangan peserta didik. kor per bid pel dai ter Kehadiran buku ini mudah-mudahan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan wawasan pembaca, khususnya mahasiswa yang akan berjuang dalam bidang pendidikan. Kepada penerbit PT RajaGrafindo Persada, penulis mengucapkan terima kasih, karena atas komitmen dan kepeduliannya terhadap bidang pendidikan, buku ini bisa terbit. Bandung, Februari 2011 Syamsu Yusuf L.N. Nani M. Sugandhi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB 1. BAB 2. BAB 3. HAKIKAT PERKEMBANGAN A. Pengertian Perkembangan B. Ciri-ciri Perkembangan C. Prinsip-prinsip Perkembangan PERIODE DAN TUGAS PERKEMBANGAN woo kr wee A. Periode Perkembangan B. Tugas-tugas Perkembangan (Developmental Tasks) 14 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN 21 A. Faktor Genetika (Hereditas) 21 B. Faktor Lingkungan 23 ng aik BAB 3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN A. Faktor Genetika (Hereditas) Hereditas merupakan “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu scjak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen”. Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya. Dalam hal ini tidak ada seorang pun yang mampu menambah atau mengurang! potensi hereditas tersebut. Masa dalam kandungan dipandang sebagai periode yang kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetap! j, masa pembentukan kemampuan-kemampuan __ /'y jenis penyesuaian individu terhadap kelahiran. Agar janin dalam kandungan maka ibu yang mengandung perly | juga sebagai yang menentukan kehidupan setelah pertumbuhannya sehat, y : kesehatan dirinya, baik fisik maupun psikis, memerhatikan Pengaruh gen terhadap secara langsung, karena yang di adalah: (a) kualitas sistem syara) tubuh, dan (c) struktur tubuh. Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah (a) sebagai sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian seperti fisik, inteligensi dan temperamen; (b) membatasi perkem- bangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak bisa melebihi kepribadian, sebenarnya tidak pengaruhi gen secara langsung f, (b) keseimbangan biokimia kapasitas atau potensi hereditas); dan (c) memengaruhi nag ela keunikan kepribadian. Coogan ely, a Kea Sehubungan dengan hal diatas, Cattel dkk., mengemukakan a lay pete bahwa “kemampuan belajar dan penyesuaian diri individu dibatast oe sifat-sifat yang inheren dalam organisme individu itu sendiri”. Misalnya kapasitas fisik (perawakan, energi, kekuatan, dan kemenarikannya), dan kapasitas intelektual (cerdas, normel, i pera Meskipun begitu, batas-batas perkembanga? F nglungan’ bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor Ci bangkan “self-concept” nites ee mungkin akan mengea dalam lingkungan sosial yan paar cba ble ia Deets ig sangat menghargai ukuran tubuh 2 2 | Bab 3: Faktorfaktor vane M, yang, atletis. Sama halnya dengan seorang wanita yang ukuran tubuhnya gendut dan wajahnya tidak cantik, dia akan merasa inferior (rendah diri), apabila berada dalam lingkungan yang sangat menghargai wanita dari segi kecantikannya. Menurut C.S. Hall “dimensi-dimensi temperamen: emosionalitas, aktivitas, agresivitas, dan reaktivitas bersumber dari plasma benih (gen), demikian juga halnya dengan inteligensi”. B. Faktor Lingkungan Lingkungan adalah “keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu”. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media r 1. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak. Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah Saw. bersabda: “Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah yang membuat ia menjadi Yahudi (jika mereka Yahudi), Nasrani (jika mereka Nasrani), atau Majusi Gjika mereka Majusi). Seperti binatang yang lahir sempurna, adakah engkau melihat mereka terluka pada saat lahir” (Aliah B.Purwakania Hasan, 2006). Alasan, tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkem- bangan anak, adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial Pertama yang menjadi pusat identifikasi anak; (b) keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai Kehidupan kepada anak; (c) orang tua dan anggota keluarga rupakan «significant people” bagi Perkembangey jainnya MeMDP" (a) keluarga sebagal INSTENS yang mem, badian putuhan dasar insani (manusiawi), baik yan fasilitasi kel maupun sosiopsikologis; dan (e) anak ; ik-biologis, A bersift Akan waktunya di lingkungan keluarga, yak m kepri ban : i angat . Orang tua mempunyal peranan sangat penting bagi k sehingga menjadi seorang pri, cue a lL, sencial dan berakhlak murs ing dent fase perkembangan anak, maka peran Orang ua juga mengalami perubahan. Menurut Hamner e Turner (Adiasri TA., 2008 : 8) peranan orang tua yang sesual dengan fase perkembangan anak adalah: (1) pada masa bayi berperan sebagai perawat (caregiver); (2) pada masa kanak-kanak sebagai pelindung (protector); (3) pada usia prasekolah sebagai pengasuh (nurturer); (4) pada masa sekolah dasar sebagai pendorong| (encourager); dan (5) pada masa praremaja dan remaja berperan sebagai konselor (counselor). Diterangkan sebagai berikut. terampil a. Orang tua sebagai perawat. Ibu dan/atau ayah mempunyai peranan untuk memelihara kebersihan dan kesehatal anak, seperti memberikan asupan makanan yang bergizi memandikan, dan memakaikan pakaian yang bersih. as en Pelindung. Pada saat anak sudah mule a a berjalan, orang tua perlu memberiker karena pad tra, untuk menjaga atau melindunginy® ckeploaa inghen et anak Sudah mulai melskol™ satu tempat . ‘Ungannya. Dia sudah dapat bergerak dati Tumah), dan cay yang lain (di dalam atau hala menarik, mendorg coba untuk memanipulasi (mer?" Ng, atau mengotak-ngatik) benda-be ¢ bogie sis Anak- kan h sebagapen! sebagai pnt an remate obagel bets sehingga apabila orang tua kurang memerhatikannya, ada kemungkinan anak mengalami kecelakaan, seperti luka, terpeleset, atau jatuh. Orang tua sebagai pengasuh. Ketika anak sudah menginjak usia prasekolah, pada umummnya (terutama yang bertempat tinggal di perkotaan) anak sudah masuk TK atau RA. Untuk itu orang tua perlu memberikan asuhan atau bimbingan kepada anak, seperti (1) membiasakan anak untuk memakai pakaian sendiri dan makan sendiri; (2) memelihara kebersihan diri dan lingkungan; (3) mem- bimbing cara-cara berhubungan sosial dengan teman di sekolah; dan (4) membiasakan anak untuk mengerjakan PR nya sendiri. Orang tua sebagai pendorong. Anak usia SD sudah memiliki aktivitas yang cukup banyak, terutama yang terkait dengan bidang akademik dan sosial (ekstrakurikuler) yang diprogramkan sekolah. Terkait dengan hal itu, orang tua perlu memfasilitasi aktivitas anak tersebut, yaitu dengan cara memotivasi atau mendorongnya agar anak tetap bersemangat untuk aktif mengikuti kegiatan yang diprogramkan sekolah, Orang tua sebagai konselor. Istilah konselor di sini bukan dimaksudkan seorang konselor profesional yang memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, ‘etapi bagaimana orang tua menerapkan sikap dan perlakuan kepada anak layaknya seperti konselor yang berfungsi Sebagai fasilitator dan motivator bagi anak dalam mencapai 7 stkembangannya, Pada usia remaja, perkembangan anak sang mengarah ke sikap independen, yaitu keinginan untuk bebas dari campur tangan orang lain, sehingga dig tidak mau lagi diperlakukan seperti anak kecil. Oleh Karena itu, pendekatan yang lebih baik dalam menghadapi anak yang sudah remaja adalah dialog. Contohnya, pada saat anak memilih jurusan di sekolah, atau memilih jurusan di perguruan tinggi, maka sebaiknya orang tua tidak mendiktenya atau mengharuskan anak memilih jurusan atau perguruan tinggi tertentu, tetapi mendialogkan tentang apa jurusan itu, apa persyaratan masuk jurusan itu, mengapa memilih jurusan itu, dan bagaimana proses pembelajaran di jurusan tersebut. Melalui dialog ini, anak akan memiliki | pemahaman yang luas, sehingga dia dapat menentukan pilihannya dengan pertimbangan yang matang. Selanjutnya faktor-faktor lingkungan keluarga yang dipandang memengaruhi perkembangan anak diklasifikasikan ke dalam dua faktor, yaitu keberfungsian keluarga dan pola hubungan orang tua-anak. a. Keberfungsian Keluarga Seiring perjalanan hidupnya yang diwarnai faktor internal (kondisi fisik, psikis, dan moralitas anggota keluarga) dan faktor eksternal (perkembangan sosial budaya), maka setiap keluarga mengalami perubahan yang beragam. Ada keluarga Pa semakin kokoh dalam menerapkan fungsi-fungsinya cea sehingga Setiap anggota merasa nyaman juga keluarga vang nengal = Tumahku surgaku); dan ada galami broken home, keretakan atau sea narmonisan (isfungsional — tidak normal) sehingg? iggota keluarga mi ji ; ere tumahku nerakaku). a Sa NT 26 | Bab 3: Faktor-faktor vane Man eo ost" wai ret » di ara » Hakes " Puh k Gambar 2. Keluarga Ideal Keluarga yang fungsional atau yang ideal menurut Alexander A. Schneiders (1960: 405) memiliki karakteristik sebagai berikut. Minimnya perselisihan antar orang tua atau antar orang tua-anak. Ada kesempatan untuk menyatakan keinginan. * Penuh kasih sayang. Menerapkan disiplin yang tidak keras. Memberikan peluang untuk bersikap mandiri dalam berpikir, merasa, dan berperilaku. Saling menghargai atau menghormati (mutual respect) antar anggota keluarga. Menyelenggarakan konferensi (musyawarah) keluarga dalam memecahkan masalah. Menjalin kebersamaan antaranggota keluarga. Orang tua memiliki emosi yang stabil. Berkecukupan dalam bidang ekonomi. Mengamalkan nilai-nilai moral agama. Perkembangan Peserta Didik | 27 yang disfungsional, menurut Dadang tara keluarga isti i Semen' andai dengan karakteristik sebagai Hawari (1997: 165) dit berikut. Kematian salah satu atau kedu tau bercerai (divorce). a orang tua. * Kedua orang tua berpisah a « Hubungan kedua orang tua kurang baik (poor marriage), Hubungan orang tua dengan anak tidak baik (poor parent. child relationship). « Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan (high tensions and low warmth). * Orang tua sibuk dan jarang berada di rumah (parent’s absence). * Salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan kepribadian atau gangguan kejiwaan (personality or psychological disorder). b. Pola Hubungan Orang Tua-Anak (Sikap atau Perlakuan Orang Tua terhadap Anak) Diana Baumrind ( & Shaffer, 1995: 396) observasi dan Wawa: ‘Weiten & Lioyd, 1994: 359-360; Sigelman mengemukakan hasil penelitiannya melalui ncara terhadap siswa TK (Taman Kanak- i dilakukannya, baik di rumah maupun ; an untuk mengetahui gaya Parenting style) dan kontribusinya terhadap » €mosional, dan int ‘m f elektual sj i isimak pada tabel ie = Tabel 1. Dampak Parenting Style terhadap Perilaku Anak Parenting Style Sikap atau Perlakuan Profil Perilaku Anak Orang Tua 4. Authoritarian | 1. Sikap “acceptance” rendah, | 1. Mudah tersinggung namun kontrolnya tinggi. 2. Penakut 2. Suka menghukum secara 3. Pemurung ity fisik 4, Mudah terpengaruh ( "y 3. Bersikap mengomando 5. Mudah stres ry (memerintah/mengharus 6. Tidak mempunyai arah kan anak untuk melakukan masa depan yang jelas sesuatu tanpa kompromi). | 7. Tidak bersahabat. cheap 4. Bersikap kaku (keras) a 5. Cenderung emosional dan bersikap menolak. 2. Permissive 1. Sikap “acceptance” nya 1. Bersikap impulsif dan ah (a tinggi, namun kontrolnya agresif rendah. 2. Suka memberontak 2. Memberi kebebasan kepa- | 3. Kurang memiliki rasa yal ela! da anak untuk menyatakan percaya diri dan me- Sl keinginannya. ngendalikan diri ers 4, Suka mendominasi 5. Tidak jelas arah hidup- nya i 6. Prestasinya rendah. a 3. Authoritative | 1. Sikap “acceptance” dan 1. Bersikap bersahabat kontrolnya tinggi 2. Memiliki rasa percaya 3 2. Bersikap responsif terhadap| iri oe kebutuhan anak 3. Mampu mengendalikan 360" 3. Mendorong anak untuk diri (self control) i f menyatakan pendapat atau | 4. Bersikap sopan a af pertanyaan 5. Mau bekerja sama ft” F 4. Memberikan penjelasan 6. Memiliki rasa ingin i h y "4 tentang perbuatan yang baik} _ tahunya yang tinggi yl dan yang buruk. 7. Mempunyai arah atau of Hy tujuan hidup yang jelas 4 | 8. Berorientasi terhadap prestasi. 2. Lingkungan Sekolah ' Sekolah merupakan lembaga pendicitan formal yang secata sistematis melaksanakan program bin eee Pengajaran, dan/atau pelatihan dalam rangka mem! ee : a agai mampu mengembangkan potensinya aa a ima : alk Yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial, maupun fisik-motoriknya. : Hurlock (1986: 322) mengemukakan bahwa sekola| merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku, Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orang tua. Beberapa faktor lingkungan sekolah yang berkontribusi positif terhadap perkembangan siswa atau anak di antaranya: a. Kejelasan visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai. b. Pengelolaan atau manajerial yang profesional. c. Para personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah. d. Para personel sekolah memiliki semangat kerja yang tinggi, merasa senang, disiplin, dan rasa tanggung jawab. e. Para guru memiliki kemampuan akademik dan profesional yang memadai. Sikap dan perlakuan guru terhadap siswa bersifat positif: bersikap ramah dan respek terhadap siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat atau bertanya, Para gi . an oo menampilkan peranannya sebagai guru dalam ara yang selaras dengan harapan siswa, begitupun 30 | Bab 3: Faktor ‘aktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan zeapin Sait by Yea Dtriby: aranye siswa menampilkan peranannya sebagai siswa dalam cara- cara yang selaras dengan harapan guru. Tersedianya sarana-prasarana yang memadai, seperti: kantor kepala dan guru, ruang kelas, ruang laboratorium (praktikum), perlengkapan kantor, perlengkapan belajar mengajar, perpustakaan, alat peraga, halaman sekolah dan fasilitas bermain, tempat beribadah, dan toilet. Suasana hubungan sosio-emosional antarpimpinan sekolah, guru-guru, siswa, petugas administrasi, dan orang tua siswa berlangsung secara harmonis. Para personel sekolah merasa nyaman dalam bekerja karena terpenuhi kesejahteraan hidupnya. Dalam salah satu hasil penelitian mengenai pendidikan, Michael Russel (Sigelman & Shaffer, 1995 : 426) mengemukakan tentang definisi sekolah yang efektif, yaitu yang mengembangkan prestasi akademik, keterampilan sosial, sopan santun, sikap positif terhadap belajar, absenteism yang rendah, melatih keterampilan sebagai bekal bagi siswa untuk dapat bekerja. Selanjutnya, Sigelman dan Shaffer mengemukakan tentang kinerja guru yang efektif, yaitu yang mampu menciptakan lingkungan belajar di sekolah seperti berikut. a. Menekankan pencapaian akademik (keberhasilan belajar) dengan cara memberikan pekerjaan rumah, dan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Mengelola aktivitas kelas secara efektif dengan mengkreasi tugas-tugas namun senantiasa dalam suasana yang menye- nangkan, seperti memberikan instruksi tugas secara jelas, engerjakan tugas, dan member} iswa untuk m dorong sis hasil kerjanya bagus. men : reward kepada siswa yang asalah kedisiplinan secara efektif (menanganj Jola m. fi c. Mengelola dengan b aik, tanpa memberikan hukuman anak bermasalah secara fisik). lengan guru lain sebagai suatu dg, Membangun kerja sama d ma berusaha mencapai tujuan tim kerja yang secara bersa: kurikulum. Seiring dengan program pemerintah mengenai pendidikan karakter, maka sekolah memiliki tanggung jawab untuk merealisasikannya melalui pengintegrasian pendidikan karakter tersebut ke dalam program pendidikan secara keseluruhan. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah diharapkan menjadi “Centre of nation character building” (pusat pembangunan karakter bangsa). Pendidikan karakter ini bukan mata pelajaran, tetapi nilai-nilai karakter itu harus ditanamkan kepada para peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Untuk memahami apa itu karakter, karakter apa yang perlu dikembangkan dan bagaimana mengembangkannya, berikut paparannya. , a. Pengertian Karakter Kemendiknas (2010) menj en; “watak, tabiat, akhlak, atau hep git eee uiak, ibadia dari hasit we tepri n seseorang yang terbentuk “ resi internalisasi berbagai kebajikan (virtues) an i akini dan ‘ a vt an sebagai landasan untuk cara pandang, ber a ee ertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah ei ir, es i i, moral, da akte tap ert Jua oll i norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain”. Interaksi seseorang den gan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. b. Karakter yang Dikembangkan Kemendiknas (2010) menyatakan bahwa nilai-nilai yang ’)| dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini. | 1) | » Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai- nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikem- bangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga panne een — keempat sumber nilai itu, teridentifikag sarkan . Berdasar’ c pendidikan budaya dan karakter bangsa sejumlah nilai unt! sebagai berikut. qabel 2. Karakter yang Dikembangkan NILAI/ DESKRIPSI KARAKTER Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan » Ree ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh ay? pada berbagai ketentuan dan peraturan. . Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik- a baiknya. . Kreatif tS aa a melakukan sesuatu untuk menghasilkan 7. Mandi whasil baru dari_sesuatu yang telah dimiliki. 8. Demokratis Sike 7] ae Perilaku yang tidak mudah tergantung pada in dalam menyelesaikan tugas-tugas. 10. Semangat Kebangsaan Lek \8. Rasa 5. Rasa ingin Tahu Cara berpiki - sama hak de bersikap, dan bertindak yang menilai in kewajil ae Sikap dan Unda eee tltinya dan orang lain. Mengetahui Ae yang selalu berupaya untuk Yang dipelajarin ne nendalam dan meluas dari sesuat¥ rin ili Cara bere dilihat, dan di ier dengar. , Menempatkan epee dan berwawasan yang Bentingan diri dan hep Pangsa dan negara di ata dan kelompoknya 41. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, dan politik bangsa. " ‘ 12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 43. Bersahabat/ Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca Membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah Lingkungan kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. ¢. — Strategi Pengembangan Karakter di Sekolah Pengembangan karakter bagi para peserta didik di sekolah diprogramkan melalui strategi seperti tertera pada gambar berikut. Sa atu tas 7. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, d njukk , ., dan pengharga: yang tingg! terhadap bahasa, lingkungan fist sos, budaya, ekonomi, dan politik bangsa a 77. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat/ Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14, Cinta Damai 15.Gemar Membaca Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16, Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung Jawab sSikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. ¢. Strategi Pengembangan Karakter di Sekolah Pengembangan karakter ba: diprogramkan melalui strategi seperti tertera P berikut. gi para peserta didik di sekolah ada gambar ses Terpadu dalam Program Terpadu dalam Pro: Bimbingan Konseling Belajar Mengalat” Terpadu dalam Program Ekstrakurikuler Gambar 3. Strategi Pendidikan Karakter di Sekolah Pada dasarnya fungsi sekolah dari awal pendiriannya mem- punyai misi untuk membangun karakter atau akhlak para siswa, di samping mengembangkan wawasan dan penguasaan ilmu dan teknologi. Untuk melaksanakan pendidikan karakter di sekolah, ada beberapa strategi yang seyogianya ditempuh, yaitu seperti digambarkan di atas. Setiap strategi tersebut dijelaskan pada paparan berikut. 1) Menciptakan iklim religius yang kondusif. Strategi ini dimaksudkan adalah bahwa sekolah, dalam hal ini pihak Pimpinan sekolah, guru-guru, dan staf sekolah lainnya perlu a komitmen yang sama untuk merealisasikan (meng- ae a a al agama atau ketakwaan kepada Allah, Pena E " Esa, dalam proses pendidikan di sekolah. n nilai-nilai agama itu, terutama menyangkut akhlak mulia, seperti nn mae Sepert ketaatan beribadah mahdzah (seperti » kedisiplinan dalam bekerja, menegakkan amanah, tanggung jawab, dan sikap ; * a i : 7 dan keasrian lingkun P jujur, memelihara kebersihan au toys . (persaudaraan), gan, dan menjalin silaturahim 36 | Bab 3 Faktor-faktor yan, Memengaruhi Perkem| angan fe g uhi Perkemb: 8 8 ‘aan iln| 2) Menata iklim sosio-emosional. Sekolah merupakan ling- kungan yang diharapkan dapat mengembangkan kom- petensi sosial dan emosional siswa. Untuk itu sekolah perlu memfungsikan dirinya sebagai lingkungan yang mendukung berkembangnya kedua kompetensi siswa tersebut. Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian terkait dengan hal itu, di antaranya menyangkut: (a) hubungan interpersonal (human relationship) yang positif antar pimpinan, guru, staf, dan siswa; (b) sikap dan perlakuan guru terhadap siswa yang penuh kasih sayang, dan respek terhadap pribadi siswa; dan (c) kepemimpinan kepala sekolah yang berwibawa dan bijak. Membangun budaya akademik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu membangun budaya akademik di kalangan para siswa. Dalam hal ini, pimpinan sekolah dan guru-guru perlu menampilkan dirinya sebagai figur atau panutan yang memberikan suri teladan kepada para siswa dalam membangun budaya akademik ini. Yang dimaksud dengan budaya akademik di sini adalah ‘merujuk kepada sikap mental, kebiasaan, dan perilaku yang terkait dengan proses pengembangan intelektual, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk di dalamnya aspek kejujuran akademik (tidak mencontek atau menjadi plagiator); dan etos belajar sepanjang hayat, yang diwujudkan dalam aktivitas kedisiplinan belajar, kebiasaan membaca buku, mengerjakan tugas-tugas tepat waktu, dan mencari informasi dari berbagai media (cetak dan elektronik) yang terkait dengan materi pelajaran atau ilmu pengetahuan lainnya yang positif. Perkembangan Peserta Didik | 37 nu di itu c . Menyusun tata-tertib . Mengembangkan sikap dan kebiasaan untuk mentaati tata-tertib dan men- jelaskan alasan penerapannya. ‘Mengembangkan sikap dan kebiasaan un- tuk saling menghormati, menolong, dan menjalin persahabatan (silaturahim). d. Memberikan informasi (melalui gambar, ° atau pengamatan) tentang adanya kera~ gaman agama, budaya, dan suku dalam masyarakat. : Menyusun program yang melibatkan siswa dalam kegiatan kelompok. Mengenalkan tata krama/adat istiadat. 3. Memberikan contoh teladan (uswah Akidah ’ , Eee 2. tbadah hasanah) dalam mengamalkan ajarvn 3. Akhlak agama. ma. b. Mengenalkan rukun iman dan islam, c. Mengenalkan kekuasaan Allah melaly alam. ciptaannya (baik dirinya sendin hewan, tumbuhan, maupun alam lainnya), d. Mengajarkan cara berwudu " e. Mengajarkan bacaan dan gerakan shalat. f, Membiasakan anak untuk melakukan shalat. B& Memberikan contoh, latihan dan dorongan kepada anak untuk menghafal doa-doa dan surat-surat pendek. | h. Mengajar tulis baca Al-Qur’an kepada Anak. i, Mengenalkan nama-nama dan tugas para malaikat dan nabi (rasul). J. Menceritakan riwayat para nabi (rasul). k, Mengembangkan kebiasaan anak untuk bersikap hormat kepada orang tua, guru, teman, dan orang lain. I, Mengembangkan sikap dan kebiasaan berakhlakul karimah (seperti jujur, syukur, dan sabar). m. Mengembangkan sikap toleran terhadap teman yang menganut agama lain. n. Membiasakan anak untuk memelihare kebersihan dan kesehatan, baik diti sendiri maupun lingkungan. k 0. Mengenalkan dan membiasakan ana! untuk berpakaian yang sopan (menutuP aurat). hak P. Mengenalkan kepada anak tentang Fi hal yang diharamkan agama, sePe an mencuri, berbohong, bermusuhan, berkelahi (tawuran). asiid) q:Menyediakan sarana ibadah (m™ fai di dan tempat berwudu yang men mpat —___| sekolah, sebagai laboratorium ( a _|_ praktik) keagamaan bagi anal

You might also like