You are on page 1of 9

PENILAIAN DOSEN MANAJEMEN TERBAIK DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK DENGAN


METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Pengambilan
Keputusan yang diampu oleh Ibu Elok Vilantika S.E., M.M.

Disusun Oleh :

1. Putri Lutfiah Rihadatul Ais (210301133)


2. Bintang Az’mi Nabilah (210301134)
3. Fatichatur Rizqiyah (210301143)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat. (Undang-undang RI No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen). Pada pasal 51 Ayat (1) butir b, bahwa
dosen berhak mendapatkan penghargaan sesuai dengan kinerja
akademiknya. Pada setiap akhir semester, Universitas Muhammadiyah
Gresik selalu mewajibkan mahasiswa untuk mengisi kuisioner
akademik penilaian dosen karena dapat mengevalusi dosen secara
efektif dan produktif, sehingga dapat mendorong tercapainya tujuan
pengembangan sistem pendidikan perguruan tinggi, khususnya
pembangunan nasional pada umumnya.
Dalam pendidikan belajar pada dasarnya merupakan proses
meningkatkan kecerdasan yang didapatkan melalui usaha-usaha untuk
memperoleh kehidupan yang sempurna. Oleh karena itu, di lingkungan
belajar dosen memiliki peran penting dalam meningkatkan
kemampuan dan ilmu pengetahuan dalam kegiatan belajar mahasiswa.
Hasil yang diinginkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar serta produktivitas
kerja dosen berdasarkan pemilihan dosen manajemen terbaik dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan
menggunakan kriteria - kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan
standar penilaian.

2. Tinjauan Pustaka
a. Kinerja Dosen
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual
performance yang merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan
dalam pengertian yang lain Kinerja dosen merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
Prawirosentono (1999) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa apabila kinerja dosen baik,
maka kinerja perguruan tinggi juga akan menjadi baik.

b. Analiytical hierarki process (AHP)


Analytical Hierarchy Process merupakan suatu metode pendukung
keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model
pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau
multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki. Menurut saaty
(1993), hierarki didefinisikan sebagai suatu representatif dari sebuah
permasalah yang kompleks dalam suatu struktur multilevel dimana
level pertama adalah tujuan, yang diikuti level kedua yaitu kriteria dan
seterusnya hingga level terakhir dari alternatif.

Beberapa tahapan AHP adalah sebagai berikut (muntafa & mubarok,


2017)):
1) Mendefinisikan masalah dan tujuan pengambilan keputusan yang
dibentuk
2) Membuat struktur hierarki yang di awali dengan tujuan utama.
3) Melakukan perbandingan berpasangan untuk mengambarkan
pengaruh kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap
tujuan atau kriteriaa yang setingkat di atasnya.
4) Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh
jumlah penilai seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/] buah, dengan n
adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.
Tabel 2.1 skala perbandingan berpasangan
Nilai Explanation
1 Kedua elemen sangat penting
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting
5 Elemen yang satu leih penting dari
elemen lainnya
7 Elemen yang satu sangat penting dari
elemen lainnya
9 Elemen yang satu mutlak sangat
penting dari elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai- nilai antara dua nilai
pertimbangan yang berdekatan
Sumber: penerapan analytical hierarki proces
5) Melakukan perhitungan eigen dan pengujian konsistensi. Apabila
matriks tidak konsisten maka perhitungan harus diulangi beberapa
kali. Berikut adalah rumus untuk menghitung konsistensi.
λmax −n
Indeks Konsistensi(CI )=
n−1
CI
Consistency Ratio(CR)=
RI
Nilai Random Consistency Index (RI) terkait dengan dimensi
matriks tersaji pada tabel 2.2. Jika rasio konsistensi lebih rendah
dari 0,10 maka membuktikan bahwa hasil perbandingan dapat
diterima atau konsisten.
Tabel 2.2 Average Random Consistency Index
Size of 1 2 3 4 5 6 7 ..
matrix
RI 0 0 0,5 0,9 1,1 1,2 1,3 ..
8 2 4 2
Sumber : penerapan analytical hierarki proces.

3. Desain Penelitian
Kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1

Goal

Criteria

Alternative

Gambar 3.1 AHP model untuk dosen pemilihan terbaik UMG

4. Analisis Data
Setelah mengumpulkan data dari berbagai responden untuk bahan uji
perbandingan dari berbagai kriteria dan juga alternatif yang telah di
sediakan dalam membandingkan dosen Universitas Muhammadiyah
Gresik mana yang menjadi dosen terbaik.

Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan uji analisis


dalam perhitungan Analysis Hierarki Process ( AHP ) menggunakan
aplikasi Expert Choice. Sehingga hasil yang telah di hitung melalui system
expert chooice akan menjadi seperti gambar yang di bawah ini.
Gambar 4.1 rasio perbandingan kriteria

Dari gambar diatas, menunjukan hasil kombinasi kriteria antara dosen


– dosen Universitas Muhammadiyah Gresik yang telah dibandingkan oleh
beberapa responden yang memiliki ketentuan inconsisitensy yang
terpenuhi, sehingga dapat dilihat bahwasanya dari berbagai kriteria
memiliki nilai yang berbeda-beda seperti materi bahan ajar yang memiliki
nilai sebesar 258, perangkat pembelajaran ( RPS ) 233, media
pembelajaran 140, kehadiran dosen dengan nilai 198 ,dan komunikasi
dosen yang memiliki nilai sebesar 171 . Dan dapat dilihat bahwasannya
inconsistensinya sebesar 0,02 yang dimana nilai tersebut sudah memenuhi
ketentuan yaitu tidak boleh melebihi angka 10%.

Gambar 4.2 rasio perbandingan berdasarkan materi bahan ajar


Berdasarkan hasil pengelolaan data responden diperoleh bahwa
prioritas utama atau tertinggi yaitu alternatif calon dosen terbaik bu anita
dengan nilai bobot 0,433 atau sebanding dengan 43,3% dari total
alternatif. Peringkat prioritas alternatif berikutnya adalah calon dosen
terbaik pak abi dengan nilai bobot 0,338 atau sebanding dengan 33,8%
dari total alternatif. Peringkat prioritas alternatif selanjutnya adalah calon
dosen terbaik pak hadi dengan nilai bobot 0,135 atau sebanding dengan
13,5% dari total alternatif. Peringkat prioritas berikutnya adalah calon bu
rozi dengan nilai bobot 0,094 atau sebanding dengan 9,4% dari total
alternatifnya.

Gambar 4.3 Rasio perbandingan berdasarkan RPS


Berdasarkan hasil pengelolaan data responden diperoleh bahwa
prioritas utama atau tertinggi yaitu alternatif calon dosen terbaik bu anita
dengan nilai bobot 0,425 atau sebanding dengan 42,5% dari total
alternatif. Peringkat prioritas alternatif berikutnya adalah calon dosen
terbaik pak abi dengan nilai bobot 0,227 atau sebanding dengan 22,7%
dari total alternatif. Peringkat prioritas alternatif selanjutnya adalah calon
dosen terbaik pak hadi dengan nilai bobot 0,205 atau sebanding dengan
20,5% dari total alternatif. Peringkat prioritas berikutnya adalah calon bu
rozi dengan nilai bobot 0,143 atau sebanding dengan 14,3% dari total
alternatifnya.

Gambar 4.4 Rasio perbandingan berdasarkan media pembelajaran


Berdasarkan hasil pengelolaan data responden diperoleh bahwa
prioritas utama atau tertinggi yaitu alternatif calon dosen terbaik bu anita
dengan nilai bobot 0,640 atau sebanding dengan 64,0% dari total
alternatif. Peringkat prioritas alternatif berikutnya adalah calon dosen
terbaik pak abi dengan nilai bobot 0,162 atau sebanding dengan 16,2%
dari total alternatif. Peringkat prioritas alternatif selanjutnya adalah calon
dosen terbaik bu rozi dengan nilai bobot 0,100 atau sebanding dengan
10% dari total alternatif. Peringkat prioritas berikutnya adalah calon pak
abi dengan nilai bobot 0,098 atau sebanding dengan 9,8% dari total
alternatifnya.

Gambar 4.5 Rasio perbandingan berdasarkan kehadiran


Berdasarkan hasil pengelolaan data responden diperoleh bahwa
prioritas utama atau tertinggi yaitu alternatif calon dosen terbaik bu anita
dengan nilai bobot 0,573 atau sebanding dengan 57,3% dari total
alternatif. Peringkat prioritas alternatif berikutnya adalah calon dosen
terbaik pak abi dengan nilai bobot 0,200 atau sebanding dengan 20% dari
total alternatif. Peringkat prioritas alternatif selanjutnya adalah calon
dosen terbaik bu rozi dengan nilai bobot 0,122 atau sebanding dengan
12,2% dari total alternatif. Peringkat prioritas berikutnya adalah calon bu
rozi dengan nilai bobot 0,105 atau sebanding dengan 10,5% dari total
alternatifnya.

Langkah selanjutnya dari pemilihan dosen terbaik Universitas


Muhammadiyah Gresik adalah mencari nilai eigen dari masing-masing
pemilihan dosen terbaik berdasarkan kriteria yang dihasilkan.

Bu Anita Bu Rozi Pak Hadi Pak Abi


(0,490) (0,119) (0,152) (0,239)
M. Bahan ajar 0,433 0,094 0,135 0,338

RPS 0,425 0,143 0,205 0,227

Media Pembelajaran 0,640 0,100 0,098 0,162

Kehadiran Dosen 0,573 0,122 0,105 0,200

Komunikasi dosen 0,511 0,135 0,181 0,173


Tabel 4.1 Tabel Eigen

Langkah terakhir adalah pembobotan nilai untuk menentukan dosen


mana yang menjadi dosen terbaik pada Universitas Muhammadiyah
Gresik yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

Pemilihan Dosen terbaik Universitas


Muhammadiyah Gresik Berat Akhir
Bu Anita 2,582
Bu Rozi 0,594
Pak Hadi 0,724
Pak Abi 1,100
Total 1
Tabel 4.2 tabel nilai pembobotan

Tabel diatas menunjukkan bahwa dosen terbaik dalam Universitas


Muhammadiyah Gresik dimenangkan oleh Bu Anita dengan Perolehan
2,582
5. Penutup
Kesimpulan pada penelitian ini adalah berupa keputusan penentuan
dosen terbaik yang telah ditentukan dari beberapa kriteria yaitu, materi
bahan ajar, perangkat pembelajaran (RPS), media pembelajaran, kehadiran
dosen, komunikasi dosen. Sistem pendukung keputusan penentu dosen
terbaik dengan metode AHP untuk menentukan kriteria dan bobot untuk
menentukan kerangka perbandingannya, sehingga jumlah prefensi dan
rasio konsistensi dapat menentukan yang terbaik. Metode ini
menggunakan perangkingan untuk merekomendasikan sebuah keputusan .
Projek kedepan selanjutnya yang akan kita kembangkan adalah
menambah kriteria – kriteria dalam penentu keputusan dosen terbaik pada
sebuah instansi. Kami tidak membatasi jumlah kriteria yang ada
kedepannya, karena hal tersebut bisa bertambah ataupun mengalami
pengurangan atau perubahan lain. Proyek menarik lainnya adalah kita
dapat mencoba menggabungkan metode- metode lagi dalam penentu
keputusan dsoen terbaik berdasarkan kebutuhan dan kebijakan yang
ditetapkan pada suatu instansi.
DAFTAR PUSTAKA

muntafa, a. e., & mubarok, h. (2017). PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY


PROCESS DALAM SISTEM. siliwangi, 192-202.

nadeak, b. (2020). DESKRIPSI KINERJA DOSEN PERGURUAN. Widina Bhakti Persada


Bandung, 15.

nisa, i., & wibowo, a. (2020). Penentuan Dosen Terbaik Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process. jurnal keilmuan dan aplikasi teknik informatika, 62-75.

You might also like