Professional Documents
Culture Documents
ACARA 2.
KADAR AIR
Oleh :
NAOMI TARA NARESWARI
221710301114
TIP A
Asisten Praktikum :
1. Chantika Putri Nur A
2. Erika Dwi Silawati
3. Alma Tsabita Kamilah
4. Rindi Mayang Sari
5. Zakia Nur Febrianti
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum kadar air adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat menghitung nilai kadar air pada suatu bahan pangan.
2. Agar mahasiswa dapat menghitung nilai kadar air dengan menggunakan metode
oven dan metode sartorius moisture analyzer.
3. Agar mahasiswa mengetahui perbedaan perhitungan kadar air menggunakan
metode oven dan metode sartorius moisture analyzer.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
(c−b)
%bb: a− x 100%
a
a−(c−b)
%bk: x 100%
c−b
Keterangan : %bb = berat basah→ perbandingan kadar air dengan berat awal; %bk =
berat kering→ perbandingan kadar air dengan berat akhir. a = berat awal; b =berat cawan
petri; dan c = berat akhir + cawan petri. Seperti pada metode yang biasa digunakan di
laboratorium yaitu metode pengeringan oven digunakan suhu tertentu. Suhu
pengeringan oven yang berbeda akan berdampak pada hasil yang berbeda. Kadar air
(w) didefinisikan sebagai rasio massa fase air terhadap fase padatan, yang dinyatakan
sebagai persentase (O’Kelly dkk., 2014 dalam Daud dkk., 2019).
1.3.4. Kerupuk
Kerupuk adalah produk kering yang diperoleh dari tapioka atau tepung lain,
dengan atau tanpa penambahan bahan lain, sesuai dengan jenis makanan. Kerupuk
menjadi makanan ringan khas Indonesia yang sangat dikenal dan digemari oleh
masyarakat. Konsumsi kerupuk bukanlah sebagai makanan utama melainkan sebagai
makanan pendamping atau lauk karena rasanya yang gurih dan enak yang dapat
menambah selera makan (Rosiani, Basito, & Widowati, 2015). Berbagai jenis kerupuk
banyak dikembangkan dan telah dipasarkan secara komersil.
Kerupuk tersebut dinamakan berdasarkan komposisi bahan seperti kerupuk ikan, kerupuk
cumi, kerupuk udang,dan kerupuk tapioka (Chang dan Chen 2013; Pakpahan et al., 2017;
Jumiati et al., 2017). Adapula kerupuk yang dinamakan berdasarkan teknik
pengolahannya seperti kerupuk pasir (Dewandari et al., 2014; Ilmi et al., 2017). Namun,
secara harfiah kerupuk didefinisikan sebagai produk yang dibuat dengan atau tanpa
dicampur adonan tepung dan bumbu-bumbu serta bahan pangan lain yang sesuai,
berbentuk pipih atau bentuk lainnya, dikeringkan untuk digoreng, dipanggang, disangrai
atau proses lain yang sesuai (BPOM, 2006).
1.1.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kadar air adalah sebagai berikut :
1. Kopi bubuk
2. Tepung terigu
3. Ikan teri
4. Kerupuk
1.2. Skema Kerja
1.2.1. Metode Oven
1.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum analisis kadar air adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan
1.2. Saran
Adapun saran yang diberikan yaitu diharapkan praktikan tetap mematuhi prosedur
yang ada sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja. Dan keterbatasan alat – alat laboratorium
seperti pipet volume sehingga harus bergantian.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar MY, Diansyah G, Isnaini. 2016. Deteksi Cemaran Bakteri Salmonella sp. Pada Ikan
Teri (Stolephorus spp.) Hasil Perikanan di Perairan Sungsang Kabupaten Banyuasin
Sumatera Selatan. Maspari Journal 8(1): 25-30.
Badan Pusat Statistik . 2016. Statistik Kopi Indonesia. BPS-Statistic Indonesia.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Kategori Pangan. Surat Keputusan
Nomor HK.00.05.52.4040. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
BSN. 2009. SNI 01-3751-2009. Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
Chang H, Chen H. 2013. Association between textural profiles and surface
electromyographic (sEMG) behaviors of microwavable cassava cuttlefish crackers
with various expansion ratios. Food Research International. 153:334-341.
Daud, A., Suriati, S., & Nuzulyanti, N. 2019. Kajian penerapan faktor yang mempengaruhi
akurasi penentuan kadar air metode thermogravimetri. Lutjanus, 24(2), 11-16.
Dewandari D, Basito, dan Anam C. 2014. Kajian penggunaan tepung ubi jalar ungu (ipomoea
batatas l.) terhadap karakteristik sensoris dan fisikokimia pada pembuatan kerupuk.
Jurnal Teknosains Pangan 3(1): 35-52
Fauzana, NA.2017. Bahan Ajar : Bahan Tambahan Pakan Ikan. Fakultas Perikanan Dan
Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Ilmi IMB, Arini FA, Sofianita NI, dan Firgicinia F. 2017. Kerupuk pasir ikan kembung
(rastrelliger kanagurta) Sebagai camilan sehat pencegah hiperkolesterol. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan 6(3):105-108
Jumiati J, Ratnasari D, dan Sudianto A. 2017. Pengaruh penggunaan ekstrak kunyit (curcuma
domestica) terhadap mutu kerupuk cumi (loligo sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan 11(1):55-61
Laisa DD, Sayekti WD, Nugraha A. 2013. Analisis Harga Pokok Produksi dan Strategi
Pengembangan Industri Pengolahan Ikan Teri Nasi Kering di Pulau Pasaran
Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis
1(2): 111-117.
Manimaran, M. 2013. Effect of Farm Nutrient Resources Along with Inorganic Phosphorus
(P) Supplying Fertilizers on High Quality Maize Production. Journal of Cereals and
Oilseeds Volume 5 Nomor 1 (6-8).
Marela, HA. 2016. Laporan Praktikum Nutrisi Ikan. Fakultas Perikanan Dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Nurhidayati, D. 2021. MOISTURE ANALYZER SARTORIUS TYPE MA 45 SEBAGAI
ALAT UJI KADAR AIR GELATIN DARI TULANG KELINCI. Berkala Penelitian
Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit, 20(2), 161-169.
Pakpahan N, Kusnandar F, dan Syamsir E. 2017. Perilaku Isoterm sorpsi air dan perubahan
fisik kerupuk tapioka pada suhu penyimpanan yang berbeda. J. Teknol dan Industri
Pangan 28(2): 91-101. DOI: 10.606/jtip.2017.28.2.91
Puteri, R. A. M., Mutmainah, M., & Setiadi, M. B. 2018. Perancangan Alat Sampling Pasir
Silica Dalam Proses Pengecekan Di PT. XYZ. Prosiding Semnastek.
Rosiani, N., Basito, & Widowati, E. 2015. Kajian Karakteristik Sensoris Fisik Dan Kimia
Kerupuk Fortifikasi Daging Lidah Buaya (Aloe Vera) Dengan Metode Pemanggangan
Menggunakan Microwave. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, VIII(2), 84–98.
Safruddin, Zainuddin M, Tresnati J. 2014. Dinamika Perubahan Suhu dan Klorofil-A
Terhadap Distribusi Ikan Teri (Stelophorus spp) di Perairan Pantai Spermonde,
Pangkep. Junal IPTEKS PSP 1(1): 11-19.
Sharoba., Abd El Salam., Hoda H. Hafez. 2014. Production and Evaluation of Gluten Free
Biscuits as functional Foods for Celiac Disease Patients. Journal of Agrolimentary
Processes and Technologies Volume 20 Nomor 3 (203-214).
Sutriyono, A., Kusnandar, F., & Muhandri, T. 2016. Karakteristik Adonan dan Roti Tawar
dengan Penambahan Enzim dan Asam Askorbat pada Tepung Terigu. Jurnal Mutu
Pangan: Indonesian Journal of Food Quality, 3(2), 103-110.
Tosi, P., He, J., Lovegrove, A., Gonzáles-Thuillier, I., Penson, S., & Shewry, P. R. 2018.
Gradients in compositions in the starchy endosperm of wheat have implications for
milling and processing. Trends in food science & technology, 82, 1-7.
Tim Dosen Nutrisi Ikan. 2017. Buku Penuntun Praktikum Nutrisi Ikan. Fakultas Perikanan
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Widyasanti, A. 2019. Pengaruh Suhu Pengeringan dan Proses Blansing terhadap Mutu
Tepung Daun Singkong dengan Metode Oven Konveksi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian ,
8-17.