You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Metabolisme karbohidrat yaitu metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan
penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas
tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.
Metabolisme total merupakan semua proses biokimia didalam organisme. Metabolisme sel
mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup.
Kata karbohidrat berasak dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat
didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat yang paling sederhana adalah aldehid (disebut
polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa).
Karbohidrat terdiri atas atom C, H, dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah :

Cn(H2O) atau CnH2nOn

Karbohidrat adalah senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen, dan oksigen.
Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam
tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang di konsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan
energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh
untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya, seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot, serta
juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik, seperti berolahraga atau bekerja.
Karbohidrat memiliki fungsi sebagai sumber energi, cadangan makanan, dan materi
pembangunan pada semua makhluk hidup. Maka dari itu, karbohidrat sangat diperlukan oleh
tubuh ternak agar dapat tumbuh sehat dan produktif dalam menghasilkan hasil ternak.
Karbohidrat dalam bahan makanannya dapat ditemui dalam berbagai bentuk, yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakakrida, karbohidrat yang paling sering ditemui dalam
bahan pokok pakan ternak adalah dalam bentuk monosakarida seperti glukosa dan polisakarida
yaitu selulosa atau serat kasar.

2. Tujuan

1. Mengetahui proses metabolisme karbohidrat


2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis karbohidrat
3. Mengetahui pembagian metabolisme karbohidrat
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat
5. Mengetahui metabolisme karbohidrat pada ternak ruminansia
BAB II
PEMBAHASAN

Metabolisme adalah keseluruhan proses kimiawi dalam tubuh organisme yang


melibatkan energi dan enzim, diawali dengan substrat awal dan diakhiri produk akhir.
Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua, yakni proses penyusunan yang disebut
anabolisme dan proses pembongkaran yang disebut katabolisme.
Katbohidrat merupaka hasil sintesis CO 2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari dan zat
hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis. Zat makanan ini merupakan sumber energi bagi
organisme heterotrof (makhluk hidup yang memperoleh energi dari sumber organik di
lingkungannya). Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis
(penguraian dengan menggunakan molekul air). Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan
menguraikan polisakarida menjadi monosakarida (Anonim, 2015).

2.1 Proses Metabolisme Karbohidrat


Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel
tubuh yang kemudian diubah menjadi eenrgi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme
karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta
sebagian besar otak dan sistem saraf.
Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan dibawa darah menuju keseluruh sel tubuh.
Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami glikolisis, yaitu peristiwa pemecahan gula hingga menjadi
ATP. Ada dua jalur gikolisis yaitu jalur biasa untuk aktifitas atau kegiatan hidup yang biasa (normal)
dengan hasil ATP terbatas dan glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur Embden Meyerhoff
untuk menyediakan ATP cepat pada aktifitas kerja keras, misalnya lari cepat. Jalur ini memberi hasil
asam laktat yang bila terus bertambah dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat. Asidosis ini dapat
berakibat fatal terutama bagi yang tidak terbisa beraktitas keras. Hasil oksidasi glukosa melalu
glikolisis akan dilanjutkan dalam siklus kreb yang terjadi di bagian matriks mitokondria. Selanjutnya,
hasil siklus kreb akan digunakan dalam dalam sistem couple dengan menggunakan sitokrom dan
berakhir dengan pemanfaatan oksigen sebagai penangkapan ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun
menyebabkan sistem sitokrom diblokir oleh senyawa racun sehingga reaksi reduksi oksidasi dalam
sistem couple, terutama oleh oksigen tidak dapat berjalan (Anonim,2009).

2.2 Jenis-jenis karbohidrat


Jenis-jenis karbohidrat dibagi menjadi 2, yaitu : (Campbell,2002)
a. Karbohidrat Sederhana
1) Monosakarida (C6H12O6)
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin.
Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan
senyawa akrbohidrat kompleks pati (strach) atau selulosa. Contoh dari monosakarida adalah heksosa.
Glukosa, fruktosa, galaktosa, monosa, ribosa (penyusun RNA) dan deoksiribosa (penyusun DNA).
2) Disakarida (C12H22O11)
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia di
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul
monosakarida. Disakarida mempunyai rasa manis dan sifatnya mudah larut dalam air. Contoh pati
disakarida adalah laktosa (gabungan antara glukosa dan fruktosa) dan maltosa (gabungan antara dua
glukosa).

3) Polisakarida (C6H11O5)
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus gula, rata-rata terdiri
dari 10 gugus gula. Pada umumnya polisakarida tidak berasa atau pahit dan sifatnya sukar larut dalam
air.
Contoh dari polisakarida adalah amilum yang terdiri dari 60-300 gugus gula berupa glukosa, glikogen,
atau gual otot yang tersusun dari 12-16 gugus gula dan selulosa, pektin, lignin, dan kitin yang tersusun
dari ratusan bahkan ribuan gugus gula tambahan senyawa lainnya.

4) Oligosakarida
Merupakan bentuk karbohidrat yang bila dihidrolisis menjadi dua sampai sepuluh unit
monosakarida. Contoh dari oligosakarida adalah maltosa.

b. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk hampir lebih dari 20.000
unit molekul monosakarida terutama glukosa. Di dalam ilmu gizi, jenis karbihodrat kompleks yang
merupakan sumber utama bahan makanan yang umumnya di konsumsi oleh manusia adalah pati
(strach).

2.3 Pembagian Metabolisme Karbohidrat

Untuk mempermudah mempelajari metabolisme karbohidrat, maka dibagi menjadi beberapa


jalur metabolisme. Namun hendaknya diingat bahwa dalam tubuh, jalur-jalur ini merupakan kesatuan,
dimana jalur yang paling banyak dilalui tergantung pada keadaan (status nutrisi) waktu itu.

 Glikolisis
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau. asam laktat. Apabila
glikolisis terjadi dalam suasana anaerobik maka akan berakhir dengan asam laktat dan menghasilkan 2
ATP, apabila dalam keadaan aerobik berakhir menjadi asam piruvat dengan 8 ATP.
Persiapan Glikolisis

Reaksi Glikolisis
 Glikogenesis
Glikogenesis adalah reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul glukosa.
Gikogenesis juga dapat berarti lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh. Glikogenesis
merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum
pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat di dalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui
jumlah 1%. Glkogen dalam sel binatang fungsinya mirip dengan amilum dalam tumbuhan, yaitu
sebagai cadanagan energi. Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua
jaringan, tapi yang paling banyak adalah dalam hepar dan dalam otot.
Tahap-tahap glikogenesis :
1. Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan
reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah
glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.
2. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan
reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase,
melepaskan gugus fosfat sehingga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari
ADP dan fosfat.
3. Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga
menghasilkan energi, yang energi itu terekam atau tersimpan dalam bentuk ATP.

 Glikogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan oto berbeda dengan enzim yang terdapat dalam
pencernaan. Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit glukosa dari rantai cabang
glikogen yang tidak dapat di reduksi. Reaksinya :

(Glukosa)n + H2PO4  Glukosa I-fosfat + (Glukosa) n-1

Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot dipecah menjadi
glukosa I-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Glukogenisis diatoleh hormon
glukogen yang di sekresiakan pankreas dan epinerfin yang dieksresikan kelenjar adrenal. Kedua
hormon tersebut akan menstimulasi enzim glikogen fosforilase untuk memulai glikogenolisis
dan menghambat kerja enzim glikogen sintase (menghentikan glikogenesis).
Glukosa-6-fosfat masuk ke dalam poses glikolisis untuk menghasilkan energi. Glukosa-
6-fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa untuk didistribusikan oleh darah menuju sel-sel
yang membutuhkan glukosa.

 Glikoneogenesis
Glikoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang bukan
karbohidat. Glikoneogenesis penting sekali untuk menyediakan glukosa apabila di dalam diet
tidak mengandung cukup karbohidrat. Pada dasanya glikoneogenesis adalah sintetis glukosa
dari senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glikoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Glikoneogenesis yang dilakukan oleh hati
atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tepat. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk
sintetis glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam amino.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metabolisme Karbohidrat


Faktor-faktor yang mempengaruhi metbolime karbohhidrat adalah :
a. Pada keadaan kelaparan, enzim enzim-enzim utama dari glikolisis, HMP shunt dan
glikogenesisi aktifitasnya menurun, sebaliknya aktifitas enziim-enzim utama dari glukogenesisi
dan glikogenesis meningkat.
b. Pada keadaan Diabetes Melitus, aktifitas enzim-enzim tersebut mirip dengan keadaan
kelaparan.
c. Pada pemberian makanan tinggi karbohidrat, aktifitas enzim-enzim glikolisis, HMP shunt dan
glikolisis meningkat, sedangkan aktifitas utama glukoneogensis dan glikogenesis menurun
(Yohanis,2009).

2.5 Metabolisme Karbohidrat pada Ternak Ruminansia


Ternak ruminansia merupakan ternak yang efisien dalam pemanfaatan pakan. Ruminansia
mampu memanfaatkan pakan dengan kualitas rendah dan kandungan serat kasar tinggi. Disamping itu
juga, mampu membuat protein sendiri didalam tubuh dari NPN yang dihasilkan dari sumber pakan.
Ruminansia merupakan poligastrik yang mempunyai lambung depan yang terdiri dari retikulum (perut
jala), rumen (perut handuk), omasum (perut kitab), dan lambung sejati , yaitu abomasum (perut
kelenjar).
 Reticulum
Retikulum adalah bagian perut (kompartemen) yang paling kranial. Kompartemen ini bagian
dalamnya diseliputi oleh membran mukosa yang mengandung intersekting ridge yang membagi
permukaan itu menjadi permukaan yang menyerupai permukaan sarang lebah. Secara fisik ini kurang
terpisah dari rumen tetapi bagian ini menyerupai daerah pengaturan aliran dari esofagus dan rumen ke
abomasum. Di dalam retikulum terjadi pencernaan fermentatif, pH normal pada retikulum adalah
7(suasana netral) (Siregar, 1994).
 Rumen
Rumen merupakan suatu maskular yang besar dan terentang dari diafragma menuju ke pelvis
dan hampir menempati sisi kiri dari rongga abdominal (Frandson, 1992). Mikroorganisme rumen
sangat berperan penting dalam rumen. Makanan yang masuk berdegradasi kompleks menjadi
poisakarida seperti selulosa, hemiselulosa, VFA atau Volatile Fatty Acid mensuplai 55-56% dari
kebutuhan energi hewan ternak tersebut. Mikroba juga mensintesis vitamin B kompleks yang sangat
dibutuhkan oleh hewan ternak tersebut (Siregar, 1994).
 Omasum
Omasum merupakan suatu organ yang berisi lamina muskuler yang turun dari dalam dorsum
atau bagian atap. Omasum terletak di sebelah kanan rumen dan retikulum persis pada kaudal hati.
Pertautan antara omasum dan abomasum terdapat suatu susunan lipatam membran mukosa “vela
terminalia” yang barangkali berperan sebagai katup untuk mencegah kembalinya bahan-bahan dari
abomasum menuju omasum. Fungsi bagian ini adalah untuk menyaring partikel pakan yang lebih kecil,
oleh karena itu terdapat lima macam lamina atau daun yang masing-masing mempunyai duri (Akoso,
2002).
 Abomasum
Abomasum, abomasum menurut Siregar (1994), disebut sebagai perut sejati karena pada daerah
ini terdapat kelenjar digesti yang berperanan dalam proses pemecahan zat-zat gizi. Abomasum terletak
ventral dari omasum dan terentang kaudal pada sisi kanan dari rumen. Proses pencernaan di dalam
lambung depan terjadi secara mikrobial . Mikroba memegang peranan penting dalam pemecahan
makanan. Sedangkan di dalam lambung sejati terjadi pencernaan enzimatik karena lambung ini
mempunyai banyak kelenjar (Banerjee, 1978).

Ada tiga macam mikroba yang terdapat di dalam cairan rumen, yaitu bakteri, protozoa dan
sejumlah kecil jamur . Volume dari keseluruhan mikroba diperkirakan meliputi 3,60% dari cairan
rumen. Bakteri merupakan jumlah besar yang terbesar sedangkan protozoa lebih sedikit yaitu sekitar
satu juta/ml cairan rumen . Jamur ditemukan pada ternak yang digembalakan dan fungsinya dalam
rumen sebagai kelompok selulolitik (Bryant, 1970).

Bakteri merupakan biomassa mikroba yang terbesar di dalam rumen, berdasarkan letaknya dalam
rumen, bakteri dapat dikelompokkan menjadi :
 Bakteri yang bebas dalam cairan rumen (30% dari total bakteri) .
 Bakteri yang menempel pada partikel makanan (70% dari total bakteri) .
 Bakteri yang menempel pada epithel dinding rumen dan bakteri yang menempel pada protozoa
(Preston dan Leng, 1987) .

Jumlah bakteri di dalam rumen mencapai 1-10 milyar/mI cairan rumen. Terdapat tiga bentuk
bakteri yaitu bulat, batang dan spiral dengan ukuran yang bervariasi antara 0,3-50 mikron. Kebanyakan
bakteri rumen adalah anaerob, hidup dan tumbuh tanpa kehadiran oksigen. Walaupun demikian masih
terdapat kelompok bakteri yang dapat hidup dengan kehadiran sejumlah kecil oksigen, kelompok ini
dinamakan bakteri fakultatif yang biasanya hidup menempel pada dinding rumen tempat terjadi difusi
oksigen ke dalam rumen (Yokoyama dan Johnson, 1988).

Pemecahan karbohidraat dalam rumen melalui dua tahap, yaitu :


1. Pemecahan karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana
2. Pemecahan gula sederhana menjadi asam lemak atsiri, terutama asam asetat, asam propinat, dan
asam butirat.

Glukosa diabsorbsi dari saluran pencernaan dalam jumlah kecil dan kadarnya di dalam darah
dipertahankan melalui sintesa andegenous untuk keperluan fungsi-fungsi esensial jaringan tubuh.
Berikut bagan dari pencernaan dan metabolisme karbohidrat dalam rumen ruminansia.
Menurut Arora (1989) setelah penyerapan dalam rumen, asam asetat dan asam propinat melalui
system portal akan dibawa ke hati, sedangkan sejumlah besar asam butirat di dalam jaringan rumen
diubah menjadi benda-benda keton yang kemudian diangkut melalui system portal ke hati. Asam asetat
adalah asam utama yang terbentuk dari degradasi makanan yang kaya serat kasar oleh mikroba rumen
dan merupakan sumber energi utama ruminansia. Di dalam mitokondria, glukosa dibentuk dari asetat
melalui modifikasi siklus asam trikarboksilat (Trycarboxylic Acids = TCA)
Asam propinat banyak dihasilkan dari perombakan karbohidrat di rumen melalui siklus
pentose-fosfat. Asam propnat, melalui system portal diubah menjadi glikogen, NADPH +, dan tetap
berupa glukosa sebagai sumber energi dalam sirkulasi darah. Asam propinat hasil fermentasi dalam
rumen dan proses glukoneogenesis sangat penting artinya bagi ruminansia sebagai sumber energi.
Jumlah asam propinat dapat ditingkatkan dalam protek dengan meningkatkan rasio konsentrat dari
hijauan dalam ransum. Propinat yang terserap dalam darah dapat mensuplai lebih dari 30% glukosa
utuk energi ruminansia. Asam butirat yang dihasilkan dalam rumen akan diubah menjadi Beta Hidroksi
Asam Butirat (β-HBA) lalu dibawa ke hati melalui system portal dan di dalam hati diubah menjadi
NADPH+, sebagai sumber energi dan sintesis asam lemak darah dalam sirkulasi darah sistemik
(Parakkasi, 1995)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dadpat diambil adalah :
1. Proses metabolisme karbohidrat dimulai dari glukosa diserap di dalam sitoplasma kemudian
mengalami glikolisis menghasilkan ATP, dilanjutkan di dalam siklus kreb yang digunakan dala
sistem couple dan berakhir dengan pemnafaatan oksigen sebagai penangkapan ion H.
2. Karbohidrat terdiri dari karbohidrat sedehana dan karbohidrat kompleks.
3. Pembagian karbohidrat terdiri dari glikolisis, glikogenesis, glikogenolisis, dan glikoneogenesis.
4. Metabolisme karbohidrat pada ruminansia dimulai dari glukosa diabsorbsi dari saluran
pencernaan dan diserap dalam rumen, lalu asam asetat dan asam propinat dibawa ke hati diubah
menjadi NADPH+ sebagai sumber energi.

You might also like