You are on page 1of 9

TUGAS FENOMENA DAN PENGUKURAN

1. Buat rangkuman mengenai cara kerja dan fenomena apa yang digunakan sebagai dasar
pengukuran temperatur dari termometer alkohol dan air raksa, kemudian bandingkan antara
keduanya terkait kelebihan dan kekurangan keduanya!
a. Prinsip kerja
Prinsip dasar kerja termometer adalah pemuaian zat cair yang memiliki sifat
termometrik. Sifat termometrik adalah perubahan sifat zat (yang meliputi warna, volume,
tekanan, daya hantar listrik) akibat perubahan suhu. Suatu benda dikatakan memiliki sifat
termometrik apabila memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut.
 Jika benda dipanaskan akan memuai dan jika didinginkan akan menyusut.
 Jika dua benda yang suhunya tidak sama disentuhkan (dicampurkan) akan terjadi
perpindahan panas dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Pada akhirnya suhu kedua benda akan sama.
Termometer bekerja berdasarkan pemuaian zat cair yang ada pada reservoir. Cara
menggunakannya adalah dengan menyentuhkan reservoir pada benda yang akan diukur
suhunya. Apabila reservoir (tandon air raksa/alkohol) bersentuhan dengan benda yang
bersuhu panas, maka zat cair dalam reservoir akan memuai. Arah pemuaian zat cair
dalam reservoir akan menuju jalur pipa kapiler yang berisi skala. Semakin tinggi suhu
suatu benda maka zat pada pipa kapiler akan semakin tinggi.
Sebaliknya apabila reservoir bersentuhan dengan benda yang bersuhu rendah
maka zat cair dalam reservoir akan menyusut, sehingga permukaan zat cair pada pipa
kapiler yang diberi skala akan turun. Tinggi rendahnya suatu benda yang diukur suhunya
dapat dilihat dari tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler.

b. Kelebihan dan kekurangan air raksa & alkohol


 Kelebihan Air raksa
- Dapat menyerap panas suatu benda yang akan diukur sehingga temperatur air
raksa sama dengan temperatur benda yang diukur
- Dapat digunakan untuk mengukur temperatur yang rendah hingga temperatur
yang lebih tinggi karena air raksa memiliki titik beku pada temperatur –39°C dan
titik didihnya pada temperatur 357°C
- Tidak membasahi dinding tabung sehingga pengukurannya menjadi lebih teliti
- Pemuaian air raksa teratur atau linear terhadap kenaikan temperatur, kecuali pada
temperatur yang sangat tinggi
- Mudah dilihat karena air raksa dapat memantulkan cahaya
 Kekurangan air raksa
- Sukar diperoleh sehingga air raksa harganya cukup mahal.
- Air Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah < –
40o C
- Air Raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.

 Kelebihan Alkohol
- Harganya terjangkau, karena cairan alkohol cukup murah dan mudah didapatkan
di pasaran
- Bisa digunakan untuk pengukuran suhu sangat rendah hingga minus 130 derajat
Celcius
- Alkohol dapat mengalami perubahan volume yang besar ketika ada kenaikan suhu
yang sangat kecil, sehingga alat ini sangat teliti digunakan untuk melakukan
pengukuran suhu tubuh
 Kekurangan alkohol
- Titik didih alkohol hanya mencapai 78 derajat Celcius, sehingga tidak bisa
digunakan untuk pengukuran temperatur yang lebih tinggi
- Sifatnya membasahi dinding kaca sehingga menyulitkan pembacaan
- Dalam penggunaannya perlu diberi pewarna terlebih dahulu karena alkohol tidak
berwarna

2. Jelaskan bagaimana prinsip kerja termometer dial bekerja (termometer bimetal dan gas
dilatation thermometer)!
A. Thermometer bimetal
Bimetal adalah alat yang terdiri dari dua logam yang berbeda nilai koefisien muai
panjangnya atau yang berbeda kecepatan pemuaiannya, direkatkan menjadi satu. Prinsip
termometer bimetal adalah semakin tinggi suhu, semakin melengkung keping bimetal
yang menandai perubahan suhu yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan logam yang
satu memuai lebih panjang dibandingkan logam yang lain.

B. Thermometer gas dilatation (termometer gas)


termometer gas Merupakan jenis termometer yang bekerja berdasarkan reaksi gas
terhadap perubahan suhu ruangan. Biasanya termometer gas menggunakan hidrogen dan
helium bertekanan rendah. Cara kerjanya, ketika termometer ini ditempelkan pada suatu
objek atau benda, maka gas akan bereaksi karena ada perubahan suhu dan indikator suhu
akan bergerak.

Dibandingkan jenis termometer cairan, termometer gas lebih teliti karena mempunyai
sifat memuai lebih besar. Selain itu, termometer gas juga mempunyai rentang pengukuran
suhu yang luas mulai dari minus 250 derajat Celcius sampai 1500 derajat Celcius.

3. Jelaskan prinsip kerja termokopel, materialnya, jenisnya dan karakter pengukuran dari
masing-masing jenis termokopel!.
 Prinsip kerja termokopel (sumber : Indonesia Journal of Fundamentals Sciences
“Pembuatan Termokopel berbahan Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) sebagai sensor
tembaga”).

Termokopel merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur


temperatur/suhu. Termokopel memiliki output berupa arus listrik sehingga
pengkonversiannya dapat secara digital. Konsep kerja dasar termokopel pertama
kali ditemukan oleh Seebeck (1821) yang menemukan bahwa sebuah konduktor
yang diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik.
Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Konduktor tambahan ini kemudian
akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara
berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Bila suatu rangkaian yang
terdiri dari dua buah logam yang tidak sejenis dan bila temperatur pada
sambungan-sambungan dari kedua kawat tersebut tidak sama, maka akan ada
gaya listrik.
Menurut Rosman (2018), termokopel bekerja berdasarkan pembangkitan tenaga
listrik pada titik sambung dua buah logam yang tidak sama (titik panas/titk ukur).
Ujung lain dari logam tersebut sering disebut titik referensi (titik dingin) dimana
temperaturnya konstan. Umumnya termokopel digunakan untuk mengukur
temperatur berdasarkan perubahan temperatur menjadi sinyal listrik. Bila antara
titik referensi dan titik ukur terdapat perbedaan temperatur, maka akan timbul
GGL yang menyebabkan adanya arus pada rangkaian. Bila titik referensi ditutup
dengan cara menghubungkannya dengan sebuah alat pencatat maka penunjukan
alat ukur akan sebanding dengan selisih temperatur antara ujung panas (titik ukur)
dan ujung dingin (titik referensi).

Gambar prinsip kerja termokopel


sumber : https://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-thermocouple/

 Material termokopel (sumber : Indonesia Journal of Fundamentals Sciences


“Pembuatan Termokopel berbahan Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) sebagai sensor
tembaga”).
Terdapat beberapa jenis material yang digunakan termokopel diantaranya sebagai
berikut; (1) Tipe K [Chromel (Ni-Cr alloy) - Alumel (Ni-Al alloy)] mengukur suhu (-
200) sampai 1.200°C. (2)Tipe E [Chromel - Constantan (Cu-Ni alloy)] digunakan
pada temperatur rendah. (3) Tipe J [Iron - Constantan] mengukur temperatur (-40)
sampai 750°C. (4) Tipe N [Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) - Nisil (Ni-Si-alloy)] mengukur
suhu di atas 1200°C. (5). Type B [Platinum-Rhodium(Pt-Rh)] mengukur hingga
1800°C namun tidak dapat mengukur dibawah 50°C. (6). Type R [Platinum-
(Platinum-7% Rhodium)] mengukur suhu di atas 1600°C. (7) Type S [Platinum-
(Platinum-10% Rhodium)] mengukur suhu di atas 1600°C. (8) Type T [Copper-
Constantan] mengukur antara (-200) hingga 350°C.

 Jenis dan karakter pengukuran dari masing masing jenis termokopel. (sumber :
https://www.sab-cable.com/cables-wires-harnessing-temperature-
measurement/technical-data/temperature-measurement-technical-data-
instructions/mineral-insulated-thermocouples/characteristics-of-
thermocouples.html)

 Type E
Bahan metal dasar termokopel NiCr -CuNi (nickel-chrome/copper-nickel),
kabelnya terbuat dari “non precious metals”. Komposisi dari termokopel
EP-leg: 89-90% nickel, 9-9,5% chrome, 0,5% silicium and iron balance:
C, Mn, Nb, Co. EN-leg: 55% copper, 45% nickel approx. 0,1%, co balt,
iron and manganese. Range temperaturnya adalah -200°C/+700°C. Cocok
untuk dipakai pada aplikasi dengan atmosfir “oxidizing”, murni atau
netral, resistansi terhadap korosi tinggi, dan thermal konduktifitas yang
rendah. Tidak cocok dipakai untuk tidak sulfuric, oksidasi reduksi, dan
reduksi atmosfir, jangan digunakan pada atmosfir vacuum dalam waktu
yang lama.
 Type J
Bahan metal dasar termokopel Fe - CuNi (iron/copper-nickel) kabelnya
terbuat dari “non precious metals”. Komposisi dari termokopel JP-leg:
99,5 % iron, approx. 0,25 % manganese, approx. 0,12 % copper, balance:
other impurities JN-leg: 55% copper, 45% nickel approx. 0,1%, cobalt,
iron, and manganese. Range temperaturnya adalah -180°C/+700°C. Cocok
untuk dipakai pada aplikasi dengan temperature 0°C - 760°C dengan
atmosfir vacuum “oxidizing”, dan “reducing orinert atmosphere”. Tidak
cocok dipakai untuk temperature di bawah 0°C atmosfir sulphuric di atas
500°C, temperature di atas 760°C dengan diameter kabel yang lebih besar.
 Type K
Bahan metal dasar termokopel NiCr - NiAl (nickel-chrome/ nickel-
aluminium) kabelnya terbuat dari “non precious metals”. Komposisi dari
termokopel KP-leg: 89-90% nickel, 9-9,5% chrome, 0,5 % silicium and
iron balance: C, Mn, Nb, Co KN-leg: 95-96% nickel, 1-1,5% silicium, 1-
2,3 % aluminium, 1-3,2% manganese, 0,5% cobalt, balance: Fe, Cu, Pb.
Range temperaturnya adalah -270°C/+1372°C. Cocok untuk dipakai pada
dengan temperature 250°C - 1260°C dengan atmosfir “oxidizing”, dan
atmosfir netral. Tidak cocok dipakai untuk pengukuran temperature yang
sering mengalami perubahan pada temperatur 250°C - 600°C, tidak cocok
digunakan dalam jangka pengukuran yang lama dikondisi vacuum, jangan
digunakan pada pengukuran temperatur tinggi pada “sulfurous, reducing
or alternately oxidizing, and reducing atmosphere” tanpa menggunakan
proteksi tambahan, jangan digunakan pada di atmosfir yang banyak lumut
hijau.
 Type L
Bahan metal dasar termokopel Fe - CuNi (iron/copper-nickel) kabelnya
terbuat dari “non precious metals”. Komposisi dari termokopel LP-leg:
99,5 % iron, approx. 0,25 % manganese, approx.0,12 % copper, ballance:
other impurities.
LN-leg: 55% copper, 45% nickel, approx.0,1% cobalt, iron, and
manganese. Range temperaturnya adalah 0°C/+900°C. Cocok untuk
dipakai pada dengan temperature 0°C - 760°C dengan atmosfir
“oxidizing”, reducing dan inert atmosfir, untuk pengukuran temperature di
atas 500°C direkomendasikan menggunakan diameter kabel yang lebih
besar. Tidak cocok dipakai untuk pengukuran temperature di bawah 0°C,
tidak cocok digunakan dalam pengukuran atmosfir sulfuric dengan
temperatur di atas 500°C, tidak cocok digunakan untuk pengukuran di atas
760°C kecuali dengan diameter kabel yang lebih besar.

 Type N
Bahan metal dasar termokopel NiCrSi - NiSi (nickel-chrome-
silicium/nickel-silicium-magnesium) kabelnya terbuat dari “non precious
metals”. Komposisi dari termokopel NP-leg: 84% nickel, 14-14,4 %
chrome, 1,3-1,6% silicium, ballance (not more than 0,1%): Mn, Fe, C, Co
NN-leg: 95 % nickel, 4,2-4,6 % silicium, 0,5-1,5 % magnesium, ballance:
Fe, Co, Mn, C, (altogether 0,1-0,3%. Range temperaturnya adalah -
270°C/+1300°C. Cocok untuk dipakai pada dengan temperature 300°C -
1260°C dengan atmosfir murni, “oxidizing” dan netral. Tidak cocok
digunakan dalam pengukuran temperature tinggi dalam atmosfir sulfuric,
“reducing”, “alternatively oxidizing” tanpa proteksi, jangan digunakan
pada pengukuran temperature tinggi dengan atmosfir vacuum, tidak cocok
digunakan pada tempat yang mempunyai banyak “green mould”.
 Type R
Bahan metal dasar termokopel Pt13%Rh - Pt (platinum 13% rhodium/
platinum) kabelnya terbuat dari platinum dan platinum - rhodium alloy.
Komposisi dari termokopel RP-leg: platinum with 99,99% purity with a
rhodium alloy (purity 99,98%) 13±0,05% rhodium portion RN-leg:
platinum with 99,99% purity. Range temperaturnya adalah -
50°C/+1768,1°C direkomedasikan 1300°C. Cocok untuk atmosfir
oxidizing non aggressive gas dan vacuum dalam waktu singkat, untuk
pengukuran temp di atas 1200°C direkomendasikan menggunakan type B.
Tidak cocok digunakan dalam atmosfir reduksi unmetal seperti zinc dan
plomb, uap air agresif yang mengandung arsenic, phosphor, dan sulfur,
tidak cocok menggunakan proteksi berbahan metal dengan temperature
tinggi, sensitive terhadap “impurity metal”.
 Type S
Bahan metal dasar termokopel (Pt 30%Rh - Pt 6%Rh platinum -0%
rhodium/ platinum-6% rhodium) kabelnya terbuat dari platinum dan
platinum - rhodium alloy. Komposisi dari termokopel SP-leg: platinum
with 99,99% purity with a rhodium alloy (purity 99,98%) 10±0,05%
rhodium portion SN-leg: platinum with 99,99% purity. Range
temperaturnya adalah -50°C/+1768,1°C direkomedasikan 1300°C. Cocok
untuk atmosfir “oxidizing non aggressive gas” dan vacuum dalam waktu
singkat, untuk pengukuran temp di atas 1200°C direkomendasikan
menggunakan type B. Tidak cocok digunakan dalam atmosfir reduksi
unmetal seperti zinc dan plomb, uap air agresif yang mengandung arsenic,
phosphor, dan sulfur, tidak cocok menggunakan proteksi berbahan metal
dengan temperature tinggi, sensitive terhadap “impurity metal”.
 Type B
Bahan metal dasar termokopel (Pt 30%Rh - Pt 6%Rh platinum -0%
rhodium/ platinum-6% rhodium) kabelnya terbuat dari platinum dan
platinum - rhodium alloy. Komposisi dari termokopel BP-leg: platinum
with 99,99% purity with a rhodium alloy (purity 99,98%) 29,60±0,2%
rhodium portion.
BN-leg: platinum with 99,99% purity with a rhodium alloy (purity
99,98%) 6,12±0,02% rhodium portion. Range temperaturnya adalah –max
1800°C biasanya sampai 1700°C. Cocok untuk dipakai pada atmosfir
murni, “oxidizing”, netral, dan vacuum. Tidak cocok digunakan pada
“reducing” atmosfir dengan uap yang mengandung senyawa agresif dan
impuriti pada “metal” dari grup platinum kecuali dengan menggunakan
prroteksi non logam.
 Type T
Bahan metal dasar termokopel Cu - CuNi (copper/copper-nickel) kabelnya
terbuat dari “non precious metals”. Komposisi dari termokopel TP-leg:
99,95% copper, 0,02-0,07% oxygen, 0,01% impurities.
TN-leg: 55% copper, 45% nickelapprox. 0,1% cobalt, iron, and
manganese. Range temperaturnya adalah -270°C/+400°C. Cocok untuk
dipakai pada atmosfir vacuum, oxidizing, reducing dan inert dengan range
temperature -200°C - 370°C ,pengukuran temperature yang tinggi
memerlukan diameter kabel yang lebih besar. Tidak cocok digunakan
dalam pengukuran temperature +370°C dengan lingkungan hydrogen,
tidak cocok digunakan pada lingkungan yang memiliki radioactive.
 Type U
Bahan metal dasar termokopel Unedelmetall-base thermocouple Cu -
CuNi (copper/copper-nickel) kabelnya terbuat dari “non precious metals”.
Komposisi dari termokopel UP-leg: 99,95% copper, 0,02-0,07% oxygen,
0,01% impurities UN-leg:55% copper, 45% nickel approx. 0,1% cobalt,
iron, and manganese. Range temperaturnya adalah 0°C/+400°C. Cocok
untuk dipakai pada atmosfir vacuum, oxidizing, reducing dan inert
dengan range temperature -200°C - 370°C ,pengukuran temperature yang
tinggi memerlukan diameter kabel yang lebih besar. Tidak cocok
digunakan dalam pengukuran temperature +370°C dengan lingkungan
hydrogen, tidak cocok digunakan pada lingkungan yang memiliki
radioactive.

You might also like