You are on page 1of 11

Metode Dan Analisa Kandungan Merkuri (Hg)

Hal : 92-102 Djois S. Rintjap, dkk


Dalam Kosmetika

METODE DAN ANALISA KANDUNGAN MERKURI (HG) DALAM KOSMETIKA


: REVIEW ARTIKEL
METHOD AND ANALYSIS OF MERCURY CONTENT IN COSMETICS : REVIEW
ARTIKEL

Djois S. Rintjap, Jovie M. Dumanauw , Yos Banne, Evelina M. Nahor,


Rilyn N. Maramis, Agtyvena Rasubala
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Manado, Indonesia
e-mail : sugiatyrintjap@gmail.com

1. ABSTRAK

Pendahuluan: Merkuri merupakan logam berat yang sering ditambahkan dalam kosmetik
untuk membantu mempercepat proses pemutihan kulit juga digunakan untuk memperbaiki
warna pada sediaan kosmetik biasanya digunakan merkuri anorganik yaitu ammoniated
mercury 1-10%. Pemakaian merkuri dalam kosmetik dapat menyebabkan iritasi kulit
seperti kulit terkelupas, kemerahan dan rasa terbakar, kerusakan otak permanen, gangguan
ginjal, dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metode yang digunakan dalam
menganalisis kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetika berdasarkan data ilmiah yang
dikumpulkan. Metode : Jenis penelitian ini adalah studi literatur menggunakan pencarian
artikel yang dilakukan secara online dengan waktu publikasi artikel mulai tahun 2009
hingga 2022 pada data base Google Scholar. Selanjutnya masing-masing artikel dikaji
metode yang digunakan untuk menganalisa kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetika.
Hasil penelitian menunjukkan metode analisa kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetik
dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif menggunakan pereaksi
NaOH, KI, dan HCl serta Uji amalgam/tembaga sedangkan untuk analisa kuantitatif
menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)/ Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS), ICPS (Inductively Coupled Plasma Spectrometer) dan Mercury
Analyzer. Kesimpulan: metode analisa kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetika
menggunakan analisa kualitatif dan kuantitatif dengan metode Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA), Inductively Coupled Plasma Spectrometer (ICPS) dan Mercury Analyzer.

Kata Kunci : Merkuri (Hg), Kosmetika, Metode Analisa

92
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
2. ABSTRACT

Introduction: Mercury is a heavy metal that is often added in cosmetics to help speed up
the skin whitening process. It is also used to improve color in cosmetic preparations,
usually inorganic mercury is used, namely 1-10% ammoniated mercury. The use of mercury
in cosmetics can cause skin irritation such as peeling skin, redness and burning, permanent
brain damage, kidney disorders, and cancer. This study aims to examine the method used in
analyzing the mercury (Hg) content in cosmetics based on the scientific data collected.
Methods : This type of research is a literature study using an online search for articles with
article publication times from 2009 to 2022 on the Google Scholar database. Furthermore,
each article examines the method used to analyze the mercury (Hg) content in cosmetics.
Conclusion: The results showed that the method of analyzing the content of mercury (Hg)
in cosmetics can be done qualitatively and quantitatively. Qualitative analysis used NaOH,
KI, and HCl reagents as well as amalgam/copper test while for quantitative analysis using
Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)/Atomic Absorption Spectrophotometry
(AAS), ICPS (Inductively Coupled Plasma Spectrometer) and Mercury Analyzer.

Keywords: Mercury (Hg), Cosmetics, Analysis Method

3. PENDAHULUAN

Kosmetika merupakan salah satu unsur yang penting dalam dunia kecantikan. Banyak
kosmetik beredar di pasaran tanpa nomor izin edar (TIE) atau menggunakkan nomor izin
edar fiktif (palsu). Kosmetik yang tidak terdaftar banyak ditemukan mengandung bahan
kimia berbahaya bagi kulit seperti merkuri (Hg), pewarna sintetis (K10 dan K3), hidrokinon
dan asam retinoat yang telah dilarang ditambahkan pada kosmetik sejak dikeluarkannya
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/ PER/V/1998 tentang Bahan, Zat Warna,
Substratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya pada Kosmetik. Penggunaan kosmetik yang
mengandung bahan- bahan berbahaya dapat menyebabkan iritasi kulit seperti kulit
terkelupas, kemerahan dan rasa terbakar, kerusakan otak permanen, gangguan ginjal, dan
kanker (Damanik dkk, 2011).

Pemisahan atau pengukuran unsur atau senyawa kimia, memerlukan atau menggunakan
metode analisis kimia. Analisis kualitatif menyatakan keberadaan suatu unsur atau

93
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
senyawa dalam sampel, sedangkan analisis kuantitatif menyatakan jumlah suatu unsur atau
senyawa dalam sampel (Wiryawan dkk, 2008). Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
tertarik melakukan penelitian untuk mengkaji metode analisa kandungan merkuri (Hg)
dalam kosmetik.

4. BAHAN DAN METODE

Metode yang digunakan adalah studi literatur. Pencarian data ilmiah dilakukan secara
online dan penelusuran pada berbagai buku. Pencarian secara online dilakukan pada
database Google scholar dengan menggunakan kata kunci “merkuri”, “merkuri + analisis”,
“merkuri + identifikasi”, “merkuri + kosmetik”, ‘merkuri + ssa”, “merkuri + icps”, “merkuri +
krim”, “merkuri + lotion”, “merkuri + bedak”, “mercury + analyzer”. Penelusuran pada buku
dilakukan pada Vogel bagian I dan Farmakope Indonesia edisi IV. Tidak ada batasan bahasa
publikasi namun untuk waktu publikasi artikel dibatasi pada tahun 2009 hingga 2020.

5. HASIL

Setelah dilakukan pencarian jurnal penelitian secara online tentang identifikasi dan analisis
kandungan merkuri (Hg) dalam beberapa jenis sediaan kosmetik dan dilakukan pengkajian.
Hasil kajian metode untuk analisa kualitatif dan analisa kuantitatif dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 di bawah ini:

94
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
Tabel 1. Hasil Penelitian Kandungan Merkuri (Hg) Dengan Menggunakan Beberapa
Pereaksi (Analisa Kualitatif).

Hasil
Jenis Kosmetik
No Nama Peneliti Tahun Metode
(+) (-)
1 Fithriani Armin, dkk. 2013 -Uji warna -SSA Krim 3 -
2 Anna Khumaira Sari, dkk. 2017 -Uji warna, Uji amalgam Lotion 8 1
3 Wulandari dan ViviEulis Diana 2018 -Uji warna, Uji amalgam Krim 9 1
4 Havizur Rahman, dkk 2019 -Uji warna, SSA Krim 10 -
5 Kissi Parengkuan, dkk. 2013 -Uji warna , SSA Krim 5 5
6 Claudia Kala’lembang, dkk. 2016 -Uji warna, Uji amalgam Lotion - 3
7 Puteri Puspitasyari, dkk. 2016 -Uji warna, SSA Krim - 8
8 Martha Evy Susanti, dkk. 2017 -Uji warna, SSA Krim 3 3
9 Upik Rohaya, dkk. 2017 -Uji warna, SSA Krim 10 -
10 Dinna Rakhmina, dkk. 2017 -Uji warna, Uji amalgam Masker 3 7
11 Fatma Ariska Trisnawati, dkk. 2017 -Uji warna (KI 0,5 N)-SSA Krim 2 16
12 Ribka K. Mona, dkk. 2018 -Uji warna, SSA Krim 3 4
13 Vina Juliana Anggraeni, dkk. 2018 Uji warna , SSA Krim 5 -
14 Veisy M. Walangitan, dkk. 2018 -Uji warna , Mercury analyzer Krim 2 4
15 Rosa Devitria, Harni Sepri Yani 2019 -Uji warna, Uji amalgam Serum 1 14

Tabel 2. Hasil Penelitian Kandungan Merkuri (Hg) Menggunakan Analisa Kuantitatif

Hasil
No Nama Peneliti Tahun Metode Jenis Kosmetik (+) (-)
1 Agung Dimas Jatmiko, dkk. 2011 AAS Lotion - 4
2 Fransisca Wijaya 2013 ICPS Lotion Bleaching - 3
3 Nur Hayati 2013 ICPS Krim 1 1
4 Kissi Parengkuan, dkk. 2013 SSA Krim 5 5
5 Fithriani Armin, dkk. 2013 SSA Krim 3 -
6 Nurmaya Effendi, dkk. 2014 SSA Lipstik 4 -
7 Erasiska, dkk. 2015 SSA Krim 6 -
8 Puteri Puspitasyari, dkk. 2016 SSA Krim 8 -
9 Martha Evy Susanti, dkk. 2017 SSA Krim 3 3
10 Fatma Ariska Trisnawati, dkk. 2017 SSA Krim 2 16
11 Upik Rohaya, dkk. 2017 SSA Krim 10 -
12 Sofia Rahmi 2017 Mercury Analyzer Krim 3 -
13 Ribka K. Mona, dkk. 2018 SSA Krim 3 4
14 Vina Juliana Anggraeni, dkk. 2018 SSA Krim 5 -
15 Veisy M. Walangitan, dkk. 2018 Mercury analyzer Krim 2 4
16 Nastiti Kartikorini dan erdian 2018 SSA Bedak 4 18
Haryono Setiawan
17 Debora Christy Palit, dkk. 2019 SSA Lotion - 4
18 Havizur Rahman, dkk. 2019 SSA Krim 10 -
19 Hadriyati A, Hartesi B 2020 Mercury Analyzer Krim 6 -

95
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
6. PEMBAHASAN

Zat berbahaya yang sering ditambahkan ke dalam kosmetik kecantikan adalah senyawa
merkuri. Sementara senyawa merkuri dalam sediaan kosmetika digunakan sebagai bahan
pemutih kulit. Karena merkuri memiliki daya kerja memutihkan yang sangat kuat, sehingga
dapat memicu terjadinya toksisitas terhadap organ ginjal, saraf dan otak (Rahmi, 2017).
Dan menurut Dr. Retno I.S Tranggono, Sp.KK merkuri direkomendasikan sebagai bahan
pemutih kulit karena berpotensi sebagai bahan pereduksi (pemucat) warna kulit dengan
daya pemutih terhadap kulit yang sangat kuat. Ion merkuri dianggap dapat menghambat
sintesis melamin pigmen kulit di sel melanosit (Trisnawati dkk, 2017).

Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri di dalam tubuh adalah menghalangi kerja
enzim dan merusak selaput dinding sel. Keadaan ini disebabkan karena kemampuan
merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang (sulfur)
yang terdapat di dalam enzim atau dinding sel. Merkuri yang terkandung dalam krim
pemutih dapat masuk ke dalam tubuh dengan jalan terserap melalui kulit. Pemakaian krim
pemutih yang mengandung merkuri akan menjadikan kulit putih mulus, namun kemudian
akan mengendap di bawah kulit dan setelah bertahun-tahun kulit akan menjadi biru
kehitaman bahkan dapat memicu timbulnya kanker (Walangitan dkk, 2018). Ion merkuri
dianggap dapat menghambat sintesis melamin pigmen kulit di sel melanosit (Wang and
Zhang, 2011).

Data pada tabel hasil ada sampel yang menunjukkan hasil negatif terhadap kandungan
merkuri (Hg) dan ada yang menunjukkan hasil positif tetapi tidak terkuantitasi. Hal ini
mungkin disebabkan karena sedikitnya kandungan merkuri yang ada sampel sehingga
kurang bisa terdeteksi dengan reaksi selektif pada uji kualitatif atau mungkin disebabkan
adanya faktor-faktor penganggu dalam larutan sampel. Faktor penggangu adalah pengotor
yang terbentuk saat proses pemisahan ion dalam proses destruksi basah (Sari Anna, 2017).
Berdasarkan data pada tabel I diketahui bahwa untuk mengidentifikasi kandungan merkuri

96
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
pada beberapa jenis kosmetik yaitu losion, krim, serum, dan masker digunakan metode uji
reaksi warna menggunakan larutan NaOH, KI, HCl dan uji amalgam atau tembaga.

Pereaksi pertama yaitu NaOH. Apabila terbentuk endapan kuning maka sampel
mengandung merkuri berupa merkurium (II) oksida (Sari dkk, 2017). Merkuri yang
terdapat dalam sampel akan membentuk Hg2O atau endapan kuning jika direaksikan
dengan NaOH dan reaksi yang terjadi antara merkuri dan NaOH dapat dilihat pada
Persamaan 1.

Hg22+ + 2OH- → Hg2O + H2O (1)

Pereaksi kedua yaitu KI. Hasil menunjukkan positif jika terjadi endapan merah orange
(Parengkuan dkk, 2013). Dalam Vogel (1985), yang menyatakan bahwa endapan merah
orange akan terbentuk pada sampel yang mengandung logam merkuri saat direaksikan
dengan KI, dan endapan tersebut akan menghilang dengan penambahan KI berlebih. Reaksi
yang terjadi antara merkuri dan KI dapat dilihat pada Persamaan 2.

Hg22+ + 2I- → Hg2I2 (2)

Merkuri yang terdapat dalam sampel bereaksi dengan KI membentuk (Hg2I2) endapan
merah-orange. Jika diberikan KI berlebih maka endapan yang terbentuk akan menghilang
karena larutan KI sangat sensitif terhadap ion ammonium (Persamaan 3).
Hg2I2 + 2I- → [HgI4]2- + Hg (3)

Pereaksi ketiga yaitu HCl. Hasil menunjukkan positif Hg jika terbentuk endapan putih (Sari
dkk, 2017). Menurut Vogel (1990), merkuri yang terdapat dalam sampel akan membentuk
Hg2Cl2 atau endapan putih ketika direaksikan dengan HCl. Reaksi yang terjadi dapat dilihat
pada Persamaan 4.
Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2 (4)

97
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
Dalam uji amalgam yang dilakukan oleh Kala’lembang dkk (2016) jika positif mengandung
merkuri maka batang tembaga akan dilapisi bercak abu-abu mengkilap. Panaskan pada
nyala api bebas, warna abu-abu akan hilang. Hal ini menunjukkan bahwa sampel positif
mengandung merkuri, Reaksi yang terjadi dapat dilihat pada Persamaan 5.

Cu + Hg22+ → Cu2+ + 2Hg ( 5)

Hasil penelitian pada tabel 2 metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)/ Atomic
Absorption Spectrophotometry (AAS) merupakan metode yang dominan digunakan untuk
menganalisa kandungan merkuri (Hg) pada kosmetik seperti lotion, krim, bleaching dan
bedak. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rohaya dkk, (2017) disebutkan bahwa
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode
analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada
penyerapan cahaya oleh atom (Rohman, 2007). Metode SSA ini mempunyai keunggulan
dalam hal selektivitas dan sensitivitas yang cukup baik untuk analisis merkuri total dalam
sampel (Elmer, 1982). Dasar pemilihan metode ini disebabkan karena logam merkuri (Hg)
mudah menguap, sehingga analisis dalam mesin SSA dilakukan dengan sistem tanpa nyala
(flameless) dengan panjang gelombang 253,7 nm. Dipilih panjang gelombang 253,7 nm,
karena pada panjang gelombang tersebut memiliki sensivitas yang paling baik dan tidak
berinteraksi dengan logam lainnya yang ada dalam sampel (Robinson, 1996).

Penelitian lainnya dilakukan oleh Fransisca Wijaya dan Nur Hayati pada tahun yang sama
tahun 2013 (tabel 2 nomor 2 dan 3) menggunakan metode ICPS (Inductively Coupled
Plasma Spectrometer). Penentuan kadar merkuri dengan menggunakan alat ICPS
(Inductively Coupled Plasma Spectrometer) karena instrument tersebut merupakan
instrumen dengan akurasi dan presisi yang baik sekali dan dapat digunakan untuk analisis
multielemen logam secara simultan panjang gelombang yang digunakan untuk logam
merkuri (Hg) pada ƛ = 253,652 nm dipilih panjang gelombang 253,652 nm, karena pada
panjang gelombang ini memiliki sensivitas yang paling baik dan tidak berinteraksi dengan
unsur logam lainnya yang ada di dalam sampel (Robinson, 1996).
98
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
Penelitian yang dilakukan Walangitan dkk, (2018) dalam menganalisis kandungan merkuri
(Hg) pada krim pemutih wajah yang beredar di Manado menggunakan metode Mercury
Analyzer (pada tabel 2 nomor 14). Mercury analyzer NIC MA-3000 merupakan alat analisis
merkuri yang sangat sensitif, cepat, dan tepat untuk pengukuran merkuri yang terkandung
dalam cairan, padatan, atau gas (NIC 2015). Analisa dengan instrumentasi dilakukan pada
panjang gelombang 253,7 nm. Besarnya konsentrasi yang dihasilkan sebanding dengan
konsentrasi merkuri yang terkandung dalam sampel dan sebanding dengan nilai absorban
yang dihasilkan.

7. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari beberapa jurnal penelitian yang telah dikaji
diperoleh bahwa untuk analisa kualitatif kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetik
digunakan tiga (3) pereaksi yaitu NaOH, KI, dan HCl serta Uji amalgam/tembaga. Dan untuk
analisa kuantitatif kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetik terdapat 3 metode yaitu
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)/ Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), ICPS
(Inductively Coupled Plasma Spectrometer) dan Mercury Analyzer.

8. DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni V. J., Yuliantini A., Rahmawati F. 2018. Analisis Cemaran Logam Berat Merkuri
Dalam Krim Pemutih Wajah Yang Beredar Di Pasar Tradisional Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom. Journal of Pharmacopolium, Vol.1 No. 1: 44-50.

Anonim, 2017. Laporan Tahunan BPOM diseluruh Indonesia tahun 2017.


Anonim. 1998. Permenkes RI No.445/Menkes/Per/V/1998 tentang Kosmetik Yang
Mengandung Bahan Dan Zat Warna Yang Dilarang. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.

Armin F., Zulharmita., Firda, D. R. 2013. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Merkuri (Hg)
Dalam Krim Pemutih Kosmetika Herbal Menggunakan Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 18, No.1 : 28-34.

99
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2003. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.1745 Tentang Kosmetik, Jakarta

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika,
Jakarta

Damanik B. T., Etnawati K., Padmawati R. S. (2011). Persepsi Remaja Putri di Kota Ambon
Tentang Risiko Terpapar Kosmetik Berbahaya dan Perilakunya dalam Memilih dan
Menggunakan Kosmetik. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 27 No.1: 1-9.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.

Devitria R. dan Sepriyani H. 2019. Identifikasi Kandungan Merkuri (Hg) Pada Urine
Pengguna Serum Pemutih Wajah Dengan Uji Kualitatif. Jurnal Analis Kesehatan
Klinikal Sains, 7(2) : 83-89.

Effendi N., Pratama M., Kamaruddin H. 2014. Analisis Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg)
Dan Timbal (Pb) Pada Kosmetik Lipstik Yang Beredar Di Kota Makassar Dengan
Metode Spektrofotometri Serapan Atom. As-Syifaa, Vol 06 (01) : 82-90.

Eftiah F. D. 2016. Bioakumulasi Merkuri Pada Sonneratia alba di Pulau Pari, Kepulauan
Seribu. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Erasiska., Bali, S., dan Hanifah, T. A. 2014. Analisis Kandungan Logam Timbal, Kadmium Dan
Merkuri Dalam Produk Krim Pemutih Wajah. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Vol.2 No.1 : 123-129.

Gianti. 2013. Analisis Kandungan Merkuri Dan Hidrokuinon Dalam Kosmetik Krim Racikan
Dokter. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hayati, N. 2013. Analisis Merkuri Dalam Sediaan Krim “A” Dan “B” (Tidak Terdaftar) Yang
Dibeli Melalui Internet (Secara Online). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, Vol.2 No.2 : 1-12.

Jatmiko A. D., Tjiptasurasa, Rahayu W. S. 2011. Analisis Merkuri Dalam Sediaan Kosmetik
Body Lotion Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Pharmacy, Vol.
08 No. 03 : 80-87.

Kala’lembang C., Pinontoan O. R., Ratag B. T. 2016. Kandungan Merkuri Pada Lotion
Pemutih Tangan Dan Badan Yang Digunakan Oleh Masyarakat Di Kelurahan
Tataaran Patar Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa. Pharmacon, Vol. 5
No. 2 : 90-98.

100
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
Kartikorini N. dan Setiawan V.H. 2018. Variasi Kandungan Merkuri (Hg) Pada Berbagai
Macam Bedak Whitening Yang Dijual Pasar Blauran Surabaya. The Journal Of
Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist, Vol. 1 No. 2 : 70-76.

Makmun L. N. 2015. Analisis Merkuri Dalam Kosmetik Krim Sarang Burung Walet
(Collocalia fuciphago) Yang Diperoleh Melalui Internet. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Manuhutu O. 2009. Peneteapan Kadar Lidokain HCl dalam Sediaan Injeksi Secara
Spektrofotometri Serapan Atom Tidak Langsung. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Mona R. K., Pontoh J., Yamlean P. V. Y. 2018. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada
Beberapa Krim Pemutih Wajah Tanpa Ijin BPOM Yang Beredar Di Pasar 45 Manado.
Pharmacon, Vol. 7 No. 3

Muliyawan, D dan Suriana, N. (2013). A-Z tentang kosmetik. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.

Palit D.C., Maarisit W., Mongi J., Kanter J. 2019. Identifikasi Logam Merkuri (Hg) pada Lotion
Pemutih yang Dijual di Pasar Tondano. Jurnal Biofarmasetikal Tropis, 2 (1) : 10-15.

Parengkuan, K., Fatimawali., Citraningtyas, G. 2013, Analisis Kandungan Merkuri Pada Krim
Pemutih Yang Beredar Di Kota Manado. Pharmacon, Vol 2 No. 01 : 62-68.

Puspitasyari, P., Khristiani, E.R., Sekarwati, N. 2016. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada
Krim Pagi Dan Krim Malam di Klinik Kecantikan Yogyakarta. MIKKI, 4(1) : 233-238.

Rahman H., Wilantika I., Latief M. 2019. Analisis Kandungan Merkuri Pada Krim Pemutih
Ilegal Di Kecamatan Pasar Kota Jambi Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA). Pharmacy, Vol.16 No. 01 : 59-73.

Rahmatia T.U. 2016. Metode SPE (Solid Phase Extraction) Sebagai Alternatif Terbaru Dalam
Analisis Dan Pemurnian Senyawa Obat. Farmaka, Vol.14 No.2 : 151-171

Rahmi S,. 2017. Identifikasi Senyawa Hidroquinon Dan Merkuri Pada Krim Kecantikan Yang
Beredar Di Pasaran. Jurnal Penelitian Pendidikan MIPA, Vol.2 No. 1 : 118-122.

Rakhmina D., Lisa, Kartiko J.J. 2017. Logam Merkuri Pada Masker Pemutih Wajah Di Pasar
Martapura. Medical Laboratory Technology Journal, 3 (2): 53-57.

101
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado
Rohaya, U., Ibrahim, N., Jumaluddin. 2017. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Krim
Pemutih Tidak Terdaftar yang Beredar di Pasar Inpres Kota Palu. GALENIKA Journal
of Pharmacy, Vol. 3 (1) : 77-83.

Sari, A.K., S, A. M. M., Noverda, A., Pratiwi, M.E. 2017. Analisis Kualitatif Merkuri Pada Lotion
Pemutih Yang Dijual Di Online Shop Daerah Kota Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Ibnu
Sina, 2(1) : 13-19.

Susanti M. E., Silvana R. 2017. Penetapan Kadar Merkuri (Hg) Pada Krim Pemutih Bermerek
Dan Tidak Bermerek Yang Dijual Di Pasar Kodim Pekanbaru. Jurnal Sains dan
Teknologi Laboratorium Medik, Vol.2. No.1 : 31-37.

Svehla, G. (1985). Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Bagian I. Edisi kelima. Kalma Media Pustaka, Jakarta.

Tranggono, R.I dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Gramedia Pustaka, Jakarta.

Trisnawati, F. A., Yulianti, C. H., Ebtavanny, T. G. 2017. Identifikasi Kandungan Merkuri


Pada Beberapa Krim Pemutih Wajah Yang beredar di Pasaran (Studi dilakukan di
Pasar DTC Wonokromo Surabaya). Journal of Pharmacy and Science, Vol. 2 No. 2 :
35-40.

Walangitan V. M., Rorong J. A.,Sudewi S. 2018. Analisis Merkuri (Hg) Pada Krim Pemutih
Wajah Yang Beredar Di Kota Manado. Pharmacon, Vol. 7 No. 3 : 348-353.

Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Wijaya, F. 2013. Analisis kadar Merkuri (Hg) Dalam Sediaan Hand Body Lotion Whitening
Pagi Merek X Malam Merek X Dan Bleaching Merek X Yang Tidak Terdaftar Pada
BPOM. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 No. 2 : 1-12.

Wiryawan A., Retnowati R,. Sabarudin A. 2008. Kimia Analitik. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Wulandari dan Diana V. 2018. Uji Kandungan Merkuri (Hg) Pada Kosmetik Krim Pemutih
Wajah Yang Dipasarkan Di Pasar Petisah Kota Medan. Jurnal Dunia Farmasi, Vol. 3
No.1 : 44-51.

World Health Organization. (2011). Mercury In Skin Lightening Products, Public Health
Environment, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27, Switzerland.

102
e - PROSIDING SEMNAS
Dies Natalis 21 Poltekes Kemenkes Manado

You might also like