Professional Documents
Culture Documents
Asuhan Pathologi 2 (Akreditasi)
Asuhan Pathologi 2 (Akreditasi)
ASKEB PATHOLOGI II
Modul Praktikum :
Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Nifas
Pathologi
Copyright Modul Prodi Kebidanan UMSIDA ©2016
PENYUSUN MODUL :
SMF Hanum, SST.,MM.,M.Kes
Kode / No MDL-DKB/01/ASKEB-PATH-II/020
KAMPUS IV FIKES-UMSIDA :
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
Revisi 01
Jl. Raya RameNo 4 PilangWonoayu
FAKULTAS Sidoarjo 61261 NoTelp (031) 8962733 Fax (031) 8962740
ILMU KESEHATAN
Tanggal Berlaku 01 September 2014
Website :www.d3kebidanan.umsida.ac.ide-mail
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH :d3kebidanan@umsida.ac.id
SIDOARJO
Halaman 22 Halaman
MODUL PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PATHOLOGI-II
(ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN & NIFAS PATHOLOGI)
KODE MK : BD BD00415
SEMESTER : IV (EMPAT)
BEBAN : 3 SKS (T : 1; P : 2)
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas selesainya
penyusunan modul praktikum untuk mata kuliah askeb patologi II (persalinan dan nifas
pathologi). Modul praktikum ini merupakan panduan dan pedoman mahasiswa dalam proses
pembelajaran dan praktikum mata kuliah askebpathologi II, selain modul praktikum ini masih
banyak buku pedoman lain yang di gunakan dalam proses belajar oleh mahasiswa dan
Modul praktikum askeb pathologi II(persalinan dan nifas pathologi) merupakan modul
yang digunakan pada semester IV selama 14minggu dengan beban 3 SKS. Modul praktikum ini
dapat menjadi langkah awal mahasiswa untuk memahami ketrampilan dan asuhan apa saja
yang harus di kuasai selama proses pembelajaran dan praktikum di antaranya meliputi
pathologi persalinan (pengisian partograf pada kasus pathologi, vacum ekstraksi di dasar
panggul, manuver distosia bahu, pertolongan persalinan sungsang, manual plasenta, KBI, KBE
dan KAA) dan pathologi nifas (penanganan kasus retensi urine/ bladdertrainning). Selain ini
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan modul ini, untuk
itu kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan modul. Kami ucapkan terima
kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul praktikum I ini.
BAB II PEMBELAJARAN
A. Modul 1 : Pathologi Persalinan ..................................................7
B. Modul 2 : Pathologi Nifas ...........................................................18
A. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu melaksanakan ketrampilan dalam penanganan persalinan dan nifas
pathologi meliputi pengisian partograf pada kasus pathologi, vacum ekstraksi di dasar
panggul, manuver distosia bahu dengan manuver Mc Robert, manuver Wood Corkscrew,
manuver Schwartz & Dixon, pertolongan persalinan sungsang, manual plasenta, KBI,
KBE, KAA serta bladder trainning.
B. DESKRIPSI
Modul ini memberikan petunjuk bagaimana melaksanakan ketrampilan dan tindakan
dalam penanganan persalinan dan nifas pathologi.
C. WAKTU
2SKS (P) x 2 jam x 14 minggu = 56 jam / semester = 4 jam / minggu
D. PRASYARAT
Lulus MK Askeb II,III,Obstetri patologi persalinan dan Nifas
E. TEMPAT PRAKTIKUM
Modul praktikum ini dapat digunakan mahasiswa sebagai pedoman melakukan prasat
yang di lakukan pada :
a. Laboratorium INC
b. Lahan Praktek (BPS, Puskesmas, Rumah Sakit)
G. INDIKATOR PENCAPAIAN
1) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktekkan pengisian partograf pada
kasus pathologi.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktekkan tindakan vacum ekstraksi di
dasar panggul.
3) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempratekkan manuver distosia bahu dengan
manuver Mc. Robert/ manuver Wood Cortscrew/ manuver Schwartz & Dixon.
4) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktekkan pertolongan pada persalinan
sungsang.
5) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktekkan tindakan manual plasenta.
DIII – KEBIDANAN UMSIDA |Modul 20 : Asuhan Pathologi II 5
6) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktekkan tindakan KBI, KBE dan KAA
7) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktekkan penanganan kasus retensi
urine (bladder trainning)
MODUL
PATHOLOGI PERSALINAN
1
KEGIATAN PRAKTIKUM 1 – I
MANUAL PLASENTA
KEGIATAN PRAKTIKUM 1 – I
PENGISIAN PARTOGRAF
A. TUJUAN PEMBELAJARAN PADA KASUS PATHOLOGI
/ LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa dapat memberikan/mempraktikkan asuhan kebidanan pada ibu dengan
kelainan / komplikasi persalinan retensio placenta sesuai standart.
B. DASAR TEORI
PERDARAHAN DALAM KALA URI
Biasanya setelah janin lahir, beberapa menit kemudian mulailah proses pelepasan
plasenta disertai sedikit perdarahan. Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah
rahim, maka uterus akan berkontraksi (his pengeluaran plasenta) untuk mengeluarkan
plasenta (Mochtar, 1998).
Retensio Plasenta
PENGERTIAN
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam
setelah bayi lahir (Mochtar, 1998).
SEBAB – SEBAB
1) Plasenta belum terlepas dari rahim karena tumbuh melekat lebih dalam, yang
menurut tingkat pelekatannya dibagi menjadi
a. Plasenta adhesiva, yang melekat pada desidua endometrium lebih dalam;
b. Plasenta senta inkreta, dimana vili khorialis tumbuh lebih dalam dan
menembus desidua sampai ke miometrium;
c. Plasenta akreta, yang menembus lebih dalam ke dalam miometrium tetapi
belum menembus serosa; serta
d. Plasenta perkreta, yang menembus sampai serosa atau peritoneum dinding
rahim.
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan, tapi bila
sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi
untuk segera mengeluarkannya. Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung
kemih atau rectum penuh, karena itu keduanya harus dikosongkan.
PENANGANAN
Apabila plasenta belum lahir dalam setengah sampai 1 jam setelah bayi lahir,
apalagi bila terjadi perdarahan, maka harus segera dikeluarkan. Tindakan yang dapat
dikerjakan adalah :
(1) Coba 1 – 2 kali dengan perasat Crede.
(2) Keluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta).
Pasang infus cairan dektrosa 5%, ibu dalam posisi litotomi, dengan narkosa dan
segala sesuatunya dalam keadaan suci hama.
Tekhnik : tangan kiri diletakkan di fundus uteri, tangan kanan dimasukkan dalam
rongga rahim dengan menyusuri tali pusat sebagai penuntun. Tepi plasenta
dilepas–disisihkan dengan tepi jari-jari tangan–bila sudah lapas ditarik keluar.
Lakukan eksplorasi apakah ada luka-luka atau sisa-sisa plasenta dan
bersihkanlah
Manual plasenta berbahaya karena dapat terjadi robekan jalan lahir (uterus) dan
membawa infeksi.
(3) Bila perdarahan banyak berikan transfuse darah.
(4) Berikan juga obat-obatan seperti uterotonika dan antibiotika
C. KESELAMATAN KERJA
Dengan memakai Alat Pelindung Diri
1. Memakai apron
2. Mencuci tangan 7 langkah dan mengeringkan dengan handuk cuci tangan yang kering
sekali pakai
3. Memakai sarung tangan bersih
4. Siapkan larutan clorin 0,5 %.
Skala Penilaian
No Uraian Kegiatan Bobot Ket
5 4 3 2 1
A. PERSIAPAN
1. Informed consent
2. Persiapan alat
3. Persiapan pasien
4. Persiapan petugas
5. Persiapan Obat (Anestesia verbal atau
analgesia per rektal)
B. TINDAKAN
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir (7
langkah), keringkan dengan handuk satu kali
pakai
B. DASAR TEORI
PERDARAHAN POSTPARTUM
Pengertian
Perdarahan Postpartum adalah perdarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24
jam setelah anak lahir. Dalam pengertian ini dimasukkan juga perdarahan karena retensio
plasenta (Mochtar, 1998)
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24
jam setelah anak lahir.
b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah
24 jam, biaanya antara hari ke 5 sampai 15 postpartum.
Frekuensi
Frekuensi yang dilaporkan Mochtar, R. dkk (1965-1969) di R.S. Pirngadi Medan
adalah 5,1% dari seluruh persalinan. Dari laporan–laporan baik di Negara maju maupun di
Negara berkembang angka kejadian berkisar antara 5% sampai 15%. Berdasarkan
penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut :
a. Atonia uteri : 50% - 60%
b. Retensio plasenta : 16% - 17%
c. Sisa plasenta : 23% - 24%
d. Laserasi jalan lahir : 4% - 5%
e. Kelainan darah : 0,5% - 0,8%
Diagnosis
Pada tiap-tiap perdarahan postpartum harus dicari apa penyebabnya. Secara
ringkas membuat diagnosis adalah seperti bagan di halaman berikut :
a. Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
b. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak,
c. Atonia uteri lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :sisa-sisa plasenta dan
ketuban, robekan jalan lahir,robekan rahim,plasenta suksenturiata
d. Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah.
e. Pemeriksaan laboratorium: periksa darah, Hb, clot observation test (COT), dan lain-
lain (kelainan pembekuan darah).
Prognosis
Seperti dikatakan oleh Tadjuluddin (1965): “Perdarahan postpartum masih
merupakan ancaman yang tidak terduga; walaupun dengan pengawasan yang
sebaikbaiknya, perdarahan postpartum masih merupakan salah satu sebab kematian ibu
yang penting”. Sebaliknya menurut pendapat para ahli kebidanan modern: “Perdarahan
poatpartum tidak perlu mambawa kematian pada ibu bersalin”. Pendapat ini memang benar
bila kesadaran masyarakat tentang hal ini sudah tinggi dalam klinik tersedia banya darah
dan cairan serta fasilitas lainnya. Dalam masyarakat kita masih besar anggapan, bahwa
Skala Penilaian
No Uraian Kegiatan Bobot Ket
5 4 3 2 1
A PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
1 Inform consent
2 Pasien
3 Peralatan
4 Penolong
5 Pencegahan infeksi sebelum tindakan
B TINDAKAN
1 Pakai sarung tangan DTT
2 Kosongkan kandung kemih
Setelah kandung kemih dikosongkan, cabut
3 kateter dan masukkan kedalam wadah yang berisi
cairan klorin 0,5% selama 10 menit
4 Eksplorasi gumpalan darah dari vagina
Celupkan tangan ( pakai handscone) ke dalam
5 larutan klorin 0,5% dan keringkan dengan handuk
sekali pakai
6 Gunakan sarung tangan obstetric steril
KOMPRESI BIMANUAL UTERUS INTERNA
Penolong berdiri di depan vulva. Oleskan larutan
antiseptic pada sarung tangan kanan. Dengan ibu jari
7 telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labia mayora ke
lateral dan secara obstetric, masukkan tangan kanan
melalui introitus
Kepalkan tangan kanan dan letakkan daratan
8 punggung jari telunjuk hingga kelingking pada forniks
anterior, dorong uterus ke kranio anterior.
Telapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus
9
uteri
Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak
10 tangan kiri dengan kepalan tangan kanan pada forniks
anterior
Perhatikan perdarahan yang terjadi. Bila perdarahan
berhenti, pertahankan posisi demikian hingga
11
kontraksi uterus membaik. Bila perdarahan belum
berhenti lanjutkan tindakan berikut
Keluarkan tangan kanan, bersihkan sarung tangan dan
12
rendam dalam klorin 0,5%
33 Lakukan Dekontaminasi
Periksa tanda-tanda vital, kontraksi uterus, dan
34
perdarahan.
35 Cuci tangan
E. EVALUASI
1. Kognitif Skill
2. Psikomotor Skill
3. AttitudeSkill
B. DASAR TEORI
Asuhan kebidanan pada ibu dengan kelainan / komplikasi dengan pendekatan manajemen
kebidanan yang meliputi pokok bahasan ; pathologi obstetri, persalinan, dan nifas. Deteksi
dini kelainan pada ibu bersalin, nifas dengan prinsip-prinsip asuhan dan penanganannya,
rujukan serta dokumentasi asuhannya.
C. KESELAMATAN KERJA
Dengan memakai Alat Pelindung Diri
1. Memakai apron
2. Mencuci tangan 7 langkah dan mengeringkan dengan handuk cuci tangan yang kering
sekali pakai
3. Memakai sarung tangan bersih
BLADDER TRAINNING
Skala Penilaian
No Uraian Kegiatan Bobot Ket
5 4 3 2 1
A PERSIAPAN ALAT
1. Handscoonbersih
2. Air hangatdandingin
3. Gayung / matkan
4. Pispot
5. Waskom 2 buah
6. Apron
7. Alas bokong (perlakdanduk)
8. Waslap 2 buah
9. Handukcucitangan
10. Selimutmandi
11. Pembalut&celanadalam
12. Larutanklorin 0,5 %
13. Bengkok
14. TempatPakaianKotor
15. TempatSampahTerkontaminasi
B PERSIAPAN PASIEN
1. Memberitahu pasien akan dilakukan terapi
bledder training
2. Tawarkan klien tempat blader training (tempat
tidur / kamar mandi)
3. Jaga privasi pasien (ganti selimut dengan
selimut mandi, lepaskan pakaian bawah dan
kotex. Bila pasien memilih tempat di kamar
mandi pakaian bawah dan kotex di lepas di
kamar mandi)
4. Posisikan pasien (dorsal rekumben bila pasien
tidur, jongkok atau duduk di tempat tidur)
C CARA KERJA
1. Memakai apron
2. Mencuci tangan 7 langkah dan mengeringkan
dengan handuk cuci tangan yang kering sekali
pakai
3. Memakai sarung tangan bersih
4. Mendekatkan peralatan
1. Memasang pengalas
2. Memasang selimut berbentuk intan
3. Memposisikan pasien jongkok / duduk
4. Memasang pispot di bawah bokong pasien
5. Mengguyur air hangat dan air dingin secara
bergantian pada vulva pasien
6. Mempersilahkan ibu untuk mencoba kencing
spontan (+ 5 menit)
7. Bila dengan posisi jongkok / duduk belum
berhasil BAK secara spontan maka lalukan
bladder training di kamar mandi(untuk pasien
yang sudah boleh berjalan)
1. Kognitif Skill
2. Psikomotor Skill
3. AttitudeSkill
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, Buku Asuhan Antenatal, Jakarta : Depkes RI 2001 (BA1)
Manuaba. IBG. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta : EGC, 2008 (BA 3)
Pusdiknakes, WHO JHPIEGO, Konsep Asuhan Kebidanan Jakarta : Depkes RI 2001 (BA 4)
Mochtar R. Sinopsis Obstetri; Obstetri Fisiologi dan Obstetri Pathologi Ed 2. Jakarta : EGC.
1998 (BA 6)
Wheeler, Linda. Perawatan Pranatal & Postpartum. Jakarta : EGC. 2003 (BA 9)