You are on page 1of 10

EKONOMI ISLAM

Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah perbandingan


sistem ekonomi

Oleh:
NUR HIKMA
NIM: 822017027

Dosen Pembimbing
ARDHINA NUR AFLAHA S.PdI, ME

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) AL-AZHAR GOWA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Perbandingan sistem ekonomi tentang “Ekonomi Islam”.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan tentang pengertian ekonomi Islam,
prinsip-prinsip ekonomi Islam, kelebihan dan kekurangan ekonomi Islam, dan
perbedaan mendasar ekonomi Islam dan ekonomi konvensional.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika
pembahasannya. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan
serta saran yang bersifat membangun untuk mendorong kami menjadi lebih baik
ke depanya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah
berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi kami dan pembaca.

Makassar, 04 Januari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Islam merupakan turunan dari Islam, bukan turunan dari
kegiatan ekonomi, sebab kehidupan manusia muslim itu tercelup ke dalam
Islam secara seluruhnya. Masalahnya hanyalah apakah manusia ini sudah
berserah diri sepenuhnya kepada celupan Allah Swt atau belum. Jika telah
berserah diri kepada wahyu Allah, maka seluruh kehidupannya adalah
Islam. Jika belum atau masih setengah-setengah belumlah Islam. Jadi
manusia Islam atau muslim itu, keseluruhan hidupnya adalah Islam, sebab
Islam itu sempurna dan menyeluruh. Beriman secara Islam, berjiwa secara
Islam, berpikir secara Islam, bekerja secara Islam, bertindak secara Islam,
dan berekonomi secara Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ekonomi Islam ?
2. Apa Prinsip-prinsip Ekonomi Islam ?
3. Apa Kekurangan dan Kelebihan Ekonomi Islam ?
4. Apa Perbedaan Mendasar Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ekonomi Islam
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip ekonomi Islam
3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan ekonomi Islam
4. Untuk mengetahui perbedaan mendasar ekonomi Islam dan
ekonomi konvensional
BAB II
PENDAHULUAN
A. Pengertian Ekonomi Islam
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos dan nomos. Kata
oikos berarti rumah , sedangkan kata nomos memiliki arti mengatur. Maka
secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga, atau
manajemen rumah tanggah. Kenyataannya, ekonomi bukan hanya berarti
rumah tangga suatu keluarga, melainkan bisa berarti ekonomi suatu desa,
kota, dan bahkan suatu negara.1 Dalam literatur bahasa arab, kata ekonomi
diterjemahkan dengan kata “al-iqtishad”. Kata iqtishad berasal dari kata
benda iqtishada yang berasal dari kata qashd yang berarti keseimbangan
(equilibrium) atau “state being even”, “equally balanced” atau “evenly in
betwee”. Dari kata qashada tersebut, kata kerjanya menjadi iqtishada yang
berarti menuju pada keseimbangan, kejujuran, dan keharmonisan.2
Islam adalah berserahnya pribadi dan kelompok secara total kepada
Allah Swt dengan cara yang disampaikan melalui rasul-Nya, dimulai dari
Nabi Adam As sampai Rasulullah Muhammad Saw, yang pada pokoknya
berisi ajaran tauhid, seperankat aturan dan pedoman perilaku mengenai
kehidupan secara lengkap dan menyeluruh. 3 Ekonomi islam menurut
pemikir ekonomi sebagai berikut:4
1. Muhammad Abdul Mannan dalam “Islamic Economics: Theory and
Practice”, ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam.
2. Muhammad Nejatullah al-Siddiqi dalam “Muslim Economic Thingking:
A Survey of Contemporery Literatur”, Ilmu ekonomi Islam adalah

1
Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, “Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif
Maqashid Al Syariah” , (Jakarta: Kencana, 2014), h.2
2
Ahmad Subagyo, “Kamus Istilah Ekonomi Islam”, (Jakarta: Gramedia, 2009), h.192
3
Chandra Natadipurba, “Ekonomi Islam 101” ( Cet. 1; Bandung: Mobidelta Indonesia,
2016), h.1
4
Mustafa Edwin Nasution, et al., “Ekonomi Makro Islam”, (Jakarta: Prenada Media,
2008), h.2
respons pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada masa
tertentu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan
Sunnah, akal (ijtihad), dan pengalaman.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam
dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun Islam dan
rukun iman.
B. Prinsip Ekonomi Islam
Al-Qur’an secara tegas menyatakan dalam surah al-Baqarah ayat
275
ُ ۡ َ ۡ ‫ٱ َّ ِ َ َ ۡ ُ ُ نَ ٱ ّ ِ َ ٰ ا ْ َ َ ُ ُ نَ إ ِ َّ َ َ َ ُ ُم ٱ َّ ِي َ َ َ َّ ُ ُ ٱ َّ ۡ َ ٰ ُ ِ َ ٱ ۡ َ ِّ ۚ َ ٰ ِ َ ِ َ َّ ُ ۡ َ ُ ٓا ْ إ ِ َّ َ ٱ‬

ۡ َ ‫َ َ َ َوأَ ۡ ُ هُ ٓۥ إ ِ َ ٱ َّ ِۖ َو‬ َ ‫ ّ ِ َّر ّ ِ ِۦ َ َ َ ٰ َ َ ُۥ‬ٞ َ ِ ۡ َ ‫َ ٓ َءهُۥ‬ َ َ ْ ‫ِ ۡ ُ ٱ ّ ِ َ ٰۗا ْ َوأَ َ َّ ٱ َّ ُ ٱ ۡ َ َ ۡو َ َ َّ َم ٱ ّ ِ َ ٰۚ ا‬

َ‫َ ٰ ِ ُ ون‬ َ ِ ۡ ُ ِ‫َ َد َ ُ ْو َٓ ٰ ِ َ أَ ۡ َ ٰ ُ ٱ َّ ر‬

Terjemahan: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.
“menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”, sesungguhnya
memerintahkan bagi manusia untuk bertransaksi pada jalan yang halal
bukan yang bathil dan mengambil resiko yang membahayakan, karena
sesungguhnya jual beli yang dilakukan dengan halal akan membawa kepada
kemudahan dan kemaslahatan, akan tetapi jual-beli yang bathil akan
membawa kepada kemudaratan, dengan cara saling menolong, berlaku adil,
memiliki sifat amanah, saling musyawarah, memiliki tanggung-jawab
moral dan keseimbangan. Prinsip-prinsip di atas dapat dipakai sebagai
landasan ekonomi syariah, secara terperinci beberapa pakar menyebutkan
sebagai berikut Menurut M.M. Metwally prinsip dasar ekonomi syari’ah
adalah:5
1. Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang
sebagai pemberian atau titipan Allah Swt. kepada manusia uang
harus dimanfaatkan seefisien dan seoptimal mungkin, tidak ada
kemubaziran didalam-Nya (Al-Isra’:26-27)
2. Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu
termasuk kepemilikan alat atau faktor produksi. Pemilikan pribadi
bersifat tidak mutlak, kepemilikan mutlak hanya oleh penciptanya
(Al-Najam: 32, Thaha: 6, Yunus: 66). Pemilikan individu dibatasi
oleh kepentingan masyarakat dan merupakan titipan (amanah) Allah
kepada manusia. Alat dan faktor produksi di tangan manusia hanya
bersifat penguasaan dalam bentuk pemanfaatan dan pengaturan
sesuai dengan syari’at Islam.
3. Islam menolak (tidak membenarkan) pendapatan yang diperoleh
secara tidak halal (bathil), seperti pencurian, penipuan, kecurangan,
penyuapan, penjualan barang dan jasa yang haram, penggunaan kiat-
kiat yang manipulatif, keuntungan yang berlebihan dengan cara-cara
yang tidak terpuji, penimbunan barang dan penggunaan iklan yang
mengelabui dan tidak wajar.
4. Penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan
ketauhidan, keikhlasan, kejujuran dan keadilan serta hanya
mengharapkan keuntungan yang wajar (Q.S. al-Imran: 130).
5. Prinsip pertanggungjawaban terhadap segala yang berkaitan dengan
perilaku ekonomi baik semasih dalam kehidupan dunia maupun di
akhirat nanti. Dengan keyakinan ini akan selalu memberikan
inspirasi bagi pelaku ekonomi untuk tidak berbuat di luar ketentuan

5
Basaria Nainggolan, “Penyelenggaraan Ekonomi Syariah dalam Tantangan”, Vol.3
No.1, (Juni 2017), http://journal.uin
alauddin.ac.id/index.php/Iqtisaduna/article/download/4034/3733, (03 Januari 2020)
syari’at karena akan didapatkan ganjaran dan tidak terbebas dari
pertanggungjawaban nantinya (Q.S. al-Baqarah: 281).
C. Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi Islam
1. Kelebihan Ekonomi Islam terbagi empat yaitu:6
a. Pemilikan pribadi termasuk alat dan faktor produksi
sebagai capital yang mendorong peningkatan produksi
nasional untuk kesejahteraan masyarakat. Akumulasi capital yang
terpusat pada segelintir orang yang tidak dibenarkan karena akan
memperburuk distribusi Adanya kebebasan setiap individu untuk
membuat keputusan
Dalam Islam, kebebasan manusia didasarkan atas nilai-nilai
tauhid. Nilai tauhid inilah yang membuat manusia memiliki
keberanian dan kepercayaan diri.
b. Adanya Pengakuan Terhadap Hak Kepemilikan Individu terhadap
Harta dan Hak Untuk Memiliki Harta
Dalam sistem ekonomi ini, pengakuan terhadap hak
kepemilikan dan untuk memiliki harta sangat diakui. Namun,
tentunya kepemilikan dan cara memilikinya harus sesuai dengan
cara-cara Islam.
c. Adanya Ketidaksamaan Ekonomi Dalam Batas yang Wajar
Dalam Islam memang diakui adanya perbedaan ekonomi
pada setiap perorangan. Akan tetapi, pada kenyataannya
ketidaksamaan tersebut bukan didasari karena ketetapan Allah,
melainkan karena ulah manusia sendiri.
d. Adanya Distribusi Kekayaan Islam
Dalam Islam tidak dianjurkan untuk menumpuk kekayaan
pada sekelompok masyarakat kecil. Islam menganjurkan untuk
mendistribusikan kekayaan kepada semua lapisan masyarakat.

6
Dosen Ekonomi,
https://dosenekonomicom.cdn.ampproject.org/v/s/dosenekonomi.com/ilmu-
ekonomi/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-ekonomi-syariah/amp, (03 Januari 2020)
2. Kekurangan Sistem Ekonomi Islam7
a. Lambatnya perkembangan literatur ekonomi islam.
b. Tidak ada representasi ideal negara yang menggunakan sistem
ekonomi islam.
c. Pendidikan masyarakat yang materialisme.
d. Praktik ekonomi konvensional lebih dulu dikenal.
e. Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi islam kurang.
D. Perbedaan Mendasar Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional
Ekonomi syariah atau ekonomi Islam yang memiliki orientasi
terhadap kehidupan duniawi serta surgawi hadir sebagai alternatif dari
sistem ekonomi konvensional yang dianggap kurang kokoh dalam
membentengi perekonomian dunia. Berikut adalah perbedaan yang
mendasar antara ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional:8
Dalam ekonomi konvensional terdapat masalah kelangkaan
(scarcity). Sedangkan dalam ekonomi Islam tidak mengenal kelangkaan
karena Allah membuat segala sesuatunya didunia ini dengan tepat ukuran
(Al-Qamar: 49). Dalam ekonomi konvensional tidak ada elemen nilai dan
norma sehingga sering terjadi konflik dan kecurangan saat pelaksanaannya.
Berbanding terbalik dengan ekonomi Islam yang menonjolkan sikap adil,
jujur dan bertanggungjawab.
Ekonomi konvensional berpijak pada materialisme dan sekularisme.
Sementara ekonomi Islam berpijak pada Al-Quran, As-Sunnah serta kajian
para ulama. Ekonomi Islam menguntungkan semua pihak, termasuk
masyarakat kecil. Sedangkan ekonomi konvensional hanya menguntungkan
pihak tertentu saja.

7
Sarjana Ekonomi, https://sarjanaekonomi.co.id/sistem-ekonomi-islam/, (03 Januari 2020)
8
Abdul Mujib, “Realitas Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam”, Vol.2 No.1 (2017).
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Mas/article/viewFile/761/642 (03 Januari 2020)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan
agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun Islam dan rukun iman.
2. Menurut M.M. Metwally prinsip dasar ekonomi Islam , berbagai
jenis sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan
Allah Swt kepada manusia, Islam mengakui kepemilikan
pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk kepemilikan alat
atau faktor produksi, Islam menolak (tidak membenarkan)
pendapatan yang diperoleh secara tidak halal, Penggerak utama
ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan ketauhidan,
dan Prinsip pertanggungjawaban terhadap segala yang berkaitan
dengan perilaku ekonomi baik semasih dalam kehidupan dunia
maupun di akhirat nanti.
3. Kelebihan ekonomi Islam Menjunjung kebebasan individu,
Mengakui hak individu terhadap harta, Larangan menumpuk
kekayaan,Jaminan sosial.
Kekurangan ekonomi Islam Lambatnya perkembangan literatur
ekonomi Islam, tidak ada representasi ideal negara yang
menggunakan sistem ekonomi Islam, Pendidikan masyarakat
yang materialisme, Praktik ekonomi konvensional lebih dulu
dikenal, dan Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam
kurang.
4. Ekonomi syariah atau ekonomi Islam yang memiliki orientasi
terhadap kehidupan duniawi serta surgawi hadir sebagai
alternatif dari sistem ekonomi konvensional yang dianggap
kurang kokoh dalam membentengi perekonomian dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzia, Ika Yunia dan Abdul Kadir Riyadi, “Prinsip Dasar Ekonomi Islam
Mustafa Edwin Nasution, et al., “Ekonomi Makro Islam”, Jakarta: Prenada Media,
2008
Mujib, Abdul “Realitas Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam”, Vol.2 No.1
(2017).http://journal.umsurabaya.ac.id/index.php/Mas/article/viewFile/76
1/642
Perspektif Maqashid Al Syariah” , Jakarta: Kencana, 2014
Nainggolan, Basaria “Penyelenggaraan Ekonomi Syariah dalam Tantangan”,
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/Iqtisaduna/article/download/40
34/3733,
Natadipurba, Chandra “Ekonomi Islam 101” Cet. 1; Bandung: Mobidelta
Indonesia, 2016
Subagyo, Ahmad “Kamus Istilah Ekonomi Islam”, Jakarta: Gramedia, 2009
https://sarjanaekonomi.co.id/sistem-ekonomi-islam/,
https://dosenekonomicom.cdn.ampproject.org/v/s/dosenekonomi.com/ilmu-
ekonomi/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-ekonomi-syariah/amp,

You might also like