Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok 2 Kepkom
Tugas Kelompok 2 Kepkom
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengobatan herbal adalah penggunaan obat untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau
menyembuhkan seseorang dari penyakit dengan menggunakan bagian-bagian dari tanaman seperti
biji, bunga, daun, batang dan akar yang kemudian diolah menjadi tanaman obat herbal.
Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam
pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang
berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal kadang-kadang disebut juga
sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu bentuk
pengobatan alternatif.
B. Penyakit DM
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu sindrom penyakit metabolisme yang ditandai dengan adanya
hiperglikemia akibat kekurangan insulin ataupun disebabkan karena terjadinya resistensi insulin.
Keadaan hiperglikemi pada penderita DM menyebabkan terbentuknya radikal bebas, yang selanjutnya
dapat membentuk suatu oksigen reaktif. Pembentukan senyawa oksigen reaktif yang berlebihan dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan antara antioksidan protektif dengan jumlah radikal bebas pada
penderita DM sehingga terjadilah kerusakan oksidatif yang dikenal dengan stres oksidatif. Terjadinya
3
kerusakan oksidatif pada pasien DM ditandai dengan peningkatan malondialdehid (MDA) pada pasien
DM. malondialdehid merupakan produk akhir dari peroksida lipid yang biasanya digunakan sebagai
indikator dalam menentukan derajat stres oksidatif. Penderita diabetes mellitus memerlukan
pengobatan sepanjang hidup untuk mengurangi gejala, mencegah progresivitas penyakit, dan
mencegah agar tidak berkembang ke arah komplikasinya, sedangkan obat anti diabetes yang
dikonsumsi dapat menimbulkan efek samping dalam penggunaan jangka panjang. Oleh karena itu
diperlukan alternatif terapi dengan menggunakan tanaman obat tradisional.
C. Penyakit Hipertensi
Hipertensi atau yang dikenal dengan namapenyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word
Health Organization), batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg.
Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas tersebut untuk orang
dewasa di atas 18 tahun) (Adib, 2009).Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu
hipertensi primer atau esensial (90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan
hipertensi sekunder (10%) yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung
dangangguan ginjal. Menurut JNC VII Report 2003, diagnosis hipertensi ditegakkan apabila
didapatkan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90
mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu yang berbeda (Indrayani, 2009)
Penyakit hipertensi tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya di Indonesia, namun
juga di dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini.
Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang
tahun 2025. Kurang lebih 10-30% penduduk dewasa di hampir semua negara mengalami penyakit
hipertensi,dan sekitar 50-60% penduduk dewasa dapat dikategorikan sebagai mayoritas utama yang
status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekanan darahnya (Adib,
2009).Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan
sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi.WHO menyebutkan negara ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju hanya 35%, kawasan Afrika
memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan
Asia Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal
ini menandakan satu dari tiga orang menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia cukup tinggi, yakni
mencapai 32% dari total jumlah penduduk (Widiyani, 2013).
D. Penyakit Gastritis
Gastritis yang kerap juga disebut radang lambung dapat menyerang setiap orang dengan segala usia.
Ada sejumlah gejala yang biasa dirasakan penderita sakit gastritis seperti mual, perut terasa nyeri,
perih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati). Biasanya, nafsu makan menurun secara
drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin, dan sering bersendawa terutama dalam
keadaan lapar. Lesi mukosa akut berupa erosi dan perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat
gangguan sirkulasi akut mukosa lambung, pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan
dan sembuh sempurna. Gastritis akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebanya dengan
tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil (Price, 2005). Salah
satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat adalah
gastritis erosiva atau gastritis haemorrhagic, disebut gastritis haemorrhagic karena penyakit ini
dijumpai perdarahan mukosa lambung dan terjadi erosi yang berarti hilangya kontinuitas mukosa
4
lambung pada beberapa tempat, menyertai infeksi pada mukosa lambung (Herlan,2001). Bentuk
terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang
mengakibatkan obstruksi pylorus (Smeltzer & Bare, 2002). Penyebab lain dari gastritis adalah karena
pola makan yang tidak teratur, terdapat Helycobacter pylori, obat-obatan, atau sebab lain misalnya
beban pikiran yang berat yang menimbulkan stres. (Tjokronegoro,2001).
Asam urat merupakan substansi hasil pemecahan purin atau produk sisa dalam tubuh yang merupakan
hasil dari katabolismepurin yang dibantu oleh enzim guanase dan xantin oksidase. Asam urat ini
dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama urin, jika terjadi gangguan eliminasi
asam urat melalui ginjal yang disebabkan menurunnya sekresi asam urat kedalam tubuli ginjal,
sehingga akan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah, hal ini merupakan suatu kondisi yang
disebut hiperurisemia. Kelebihan asam urat dalam darah menjadi masalah yang cukup serius, terutama
bagi orang yang berusia 40 tahun keatas. Kadar asam urat darah yang berlebihan bisa menyebabkan
timbulnya suatu penyakit yang disebut dengan artritis gout. Penyakit ini memang tidak mematikan,
namunmenyebabkan nyeri luar biasa serta menurunkan kualitas hidup. Asam urat adalah asam yang
berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Kadar
normal asam urat dalam darah adalah 2-6 mg/dL untuk perempuan dan 3-7,2 mg/dL untuk laki-laki.
Konsentrasi asam uratserum tinggi (hiperurisemia) jika lebih dari 7 mg/dl pada laki-laki dan lebih dari
6mg/dl pada perempuan. Kadar asam urat serum rendah (hipourisemia) apabila kadarasam urat serum
kurang dari 2,5 mg/dl pada laki-laki dan kurang dari 2 mg/dl pada perempuan. Asam urat dikeluarkan
di ginjal (70%) dan traktus gastrointestinal (30%). Kadar asam urat di darah tergantung pada
keseimbangan produksi dan ekskresinya.Perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan
sintesis dan penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk
asam urat dalam jumlah yang substansial. Asam urat di dalam tubuh bisa berasal dari luar, yaitu dari
diet tinggi purin dan dari dalam yang merupakan hasil akhir metabolisme purin. Asam urat sangat erat
kaitannya dengan pola makan. Umumnya karena pola makan yang tidak seimbang (jumlah asupan
protein sangat tinggi). Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan dan sea food, seperti udang,
cumi, kerang, kepiting, dan ikan teri.
F. Penyakit Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak. Di dalam lemak terdapat berbagai
macam komponen yaitu seperti zat trigliserida,fosfolipid,asam lemak bebas,dan juga kolesterol.
Secara umum kolesterol berfungsi untuk membangun dinding di dalam sel (membrane sel) tubuh.
Bukan hanya itu,kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi hormone seks,vitamin D,serta
berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf otak (Mumpuni & Wulandari,2011).
Menurut Stoppard (2010) kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibuat di dalam hati dan lemak jenuh
dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan
faktor risiko terjadinya penyakit arteri coroner.
Klasifikasi Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolesterol dan kadar kolesterol.
a. Jenis Kolesterol
5
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat, LDL lipoprotein deposito kolesterol bersama
didalam dinding arteri,yang menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang keras, tebal, atau sering
disebut juga sebagai plakat kolesterol, dan denganseiring berjalannya waktu dapat menempel didalam
dinding arteri dan terjadinya penyempitan arteri (Yovina, 2012).
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia,fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL
didalam jaringan perifer ke hepar akan membersihkan lemak-lemak yang menempel di pembuluh
darah yang kemudian akan dikeluarkan melalui saluran empedu dalam bentuk lemak empedu
(Sutanto, 2010)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah yaitu sebagai berikut:
a. Makanan
Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani seperti daging kambing, meskipun tidak sedikit
pula yang berasal dari lemak nabati seperti santan dan minyak kelapa. Telur juga termasuk makanan
yang mengandung kolesterol yang tinggi. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega
juga juga memiliki lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol (Yovina, 2012). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Restyani (2015) menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan
yang tinggi lemak jenuhnya dapat meningkatkan kadar kolesterol total.
Faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yaitu kurangnya aktivitas fisik
ataupun olahraga, hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Tunggul,
Rimbawan dan Nuri (2013) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik
terhadap kadar kolesterol dalam darah dengan nilai p<0.05.
c. Kurang pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol, hal
tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Winda, Rooije & Tinny (2016) bahwa
pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kadar kolesterol seseorang dan
mempengaruhi tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar kolesterol.
d. Kepatuhan
Kepatuhan berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dalam darah, hal tersebut telah dibuktikan
oleh penelitian yang dilakukan oleh Din (2015) yang didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan kolesterol yaitu seperti diet kaya lemak, kurangnya olahraga,
stress serta faktor ketidakpatuhan pasien dalam mengontrol kolesterolnya. Dan hal tersebut didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
kepatuhan diet dengan kadar kolesterol dalam darah. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kolesterol
dalam darah, yang mengalami suatu proses dalam tubuh manusia.
6
BAB III
Daun belimbing wuluh memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin, sulfur, asam format,
peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium sitrat. Saponin berfungsi sebagai anti hiperglikemik dengan
cara mencegah pengambilan glukosa pada brushborderdi usus halus. Sedangkan flavonoid merupakan
alfa-glukosidase yang berfungsi untuk menunda absorbsi karbohidrat sehingga kadar glukosa darah
akan menurun.Flavonoid juga bekerja sebagai antioksidan untuk menekan pembentukan ROS
(ReactiveOxygenSpecies) dengan menghambat enzim dalam pembentukan ROS dan meningkatkan
regulasi serta proteksi dari antioksidan.
1. Daun belimbing wuluh dicuci hingga bersih, kemudian dirajang, dan ditimbang.
2. Daun belimbing wuluh yang sudah dirajang kemudian dimasukkan ke dalam bejana atau
toples dan ditambahkan pelarut air atau etanol 70 % dengan berbagai rasio bahan pelarut (b/v)
(1:4 ; 1:5 ; 1:6).
3. Daun belimbing wuluh dan pelarut yang telah tercampur kemudian ditutup rapat agar
terlindung dari sinar matahari.
4. Kemudian diamkan selama + 24 jam untuk proses ekstraksi.
5. Pisahkan filtrat dan residu dengan menggunakan corong yang telah dialasi dengan kain saring
dan kertas saring kasar.
6. Setelah diperoleh filtrat, kemudian dievaporasi dengan suhu 75° C hingga total padatan
terlarut mencapai 60° Brix untuk menghilangkan pelarut.
Dapat disimpulkan yaitu daun belimbing wuluh (Averrhoabilimbi L.) merupakan tanaman
yang dapat digunakan sebagai terapi herbal dalam menangani diabatesmellitus. Kandungan utama
yaitu flavonoid yang berperan dalam aktivitas farmakologikal dapat berfungsi sebagai antioksidan dan
antidiabetes.
senyawa ini berfungsi mengatur tekanan darah. Mekanisme kerja scopoletin untuk
menurunkan tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah
dengan merelaksasikan otot polos vaskuler sehingga tekanan darah arteri menurun tekanan
darah juga menurun.Selain itu, mengkudu juga mengandung xeronine yang berfungsi sebagai
zat diuretik yaitu dengan mengurangi volume darah dengan mengeluarkan simpanan natrium
dari dalam tubuh.Mengkonsumsi mengkudu sebanyak 2 ons dua kali sehari selama satu bulan
mampu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. (Afa Kehaati Palu, Et al, 2008)
b) Daun Salam (Eugenia polyantha) Daun salam mengandung senyawa tanin, saponin, dan
vitamin C. Tanin bereaksi dengan protein mukosa dan sel epitel usus sehingga menghambat
penyerapan lemak. Sedangkan saponin berfungsi mengikat kolesterol dengan asam empedu
sehingga menurunkan kadar kolesterol. Kandungan vitamin C di dalamnya membantu reaksi
hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu, akibat reaksi itu meningkatkan ekskresi
kolesterol. Mengkonsumsi 15 lembar daun salam dengan cara di rebus dalam 2 gelas sampai
tersisa satu gelas. Angkat, lalu saring.Minum 2 kali sehari masing-masing ½ gelas dinilai
dapat menurunkan tekanan darah.(Setiawan, 2009) c) Kunyit (Curcuma longa) Kunyit
memiliki zat aktif berupa curcumin.Kandungan curcumin dalam kunyit dapat menurunkan
kolesterol dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah.Kurkumin memiliki kemampuan
dalam mencegah pengumpalan darah, mencegah oksidasi kolesterol LDL, serta mampu
menghambat pembentukan plak didalam pembuluh darah. Mengkonsumsi kunyit 100 mg/kg
BB/perhari dapat menurunkan kadar kolesterol didalam tubuh. (Maryam & Shanin,2011) d)
Ketumbar (Coriandrum sativum) Kandungan flavanoid di dalam ketumbar terbukti dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Flavanoid beraktivitas sebagai antioksidan dengan
melepaskan atau menyumbangkan ion hidrogen kepada radikal bebas peroksi agar menjadi
lebih stabil. Aktivitas tersebut menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL) yang
menyebabkan darah mengental, sehingga mencegah pengendapan lemak pada dinding
pembuluh darah Mengkonsumsi ketumbar sebanyak 500 mg/ kg BB/hari selama 4 bulan
berturut-turut dapat menurunkan kadar kolesterol didalam tubuh. (Suresh, Et al, 2012) e) Jeruk
sitrun (Citrus limon) Jeruk sitrun mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan
jenis jeruk lainnya. Satu jus jeruk sitrun mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap 15
gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat kolesterol. Pektin berperan menurunkan
kadar kolesterol jahat atau LDL yang dapat menyumbat pembuluh darah. Pada saat yang
sama, pektin juga menaikkan kadar kolesterol baik atau HDL. Mengkonsumsi jus jeruk sitrun
sebanyak 1ml/kg BB/day selama 4 minggu dapat menurunkan kolesterol dalam
tubuh.Sehingga mengkonsumsi jus jeruk sitrun setiap hari dapat menghindari dari penyakit
hipertensi. (Yasmin, Et al, 2010) Selain tanaman herbal yang disebut di atas masih banyak
lagi tanaman herbal yang bisa digunakan untuk mengobati hipertensi yaitu: seledri, daun
alpukat, belimbing, murbei, tapak dara, manggis, mentimun, pepaya, teratai, jambu biji, labu,
ketepeng cina, mindi, bunga matahari, dan masih banyak lagi jenis tanaman herbal lainnya
yang bisa digunakan sebagai obat hipertensi.
Tanaman herbal yang dimanfaatkan atau digunakan oleh lansiadi KecamatanGatak
KabupatenSukoharjo dalam pengelolaanhipertensi adalah belimbing wuluh(Averrhoa bilimbi,
Linn), belimbingmanis (Averrhoacarambola,Linn), teh hijau (Camelia sinensis), bawang
putih (Allium sativu Linn), melon(CucumisMelo), mentimun (Cucumis sativus), danseledri
(Apiumgraveolens, Linn).
Cara meramutanaman herbal dalam pengelolaanhipertensi olehlansiadi
KecamatanGatak Kabupaten Sukoharjo adalah belimbing wuluh dan seledri diolahdengan
caradirebus,teh hijaudiolahdengan cara diseduh, sedangkanbelimbing manis, bawang putih,
8
METODELOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
desain fenomenologi. Metode penelitian yang dilakukan adalah diskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang
suatu keadaan secara obyektif (Moleong, 2012). Tempat dan Informan Penelitian Tempat
penelitian adalah di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.Penelitian dilakukan bulan
Desember 2012 sampai Januari 2013.Subjek penelitian adalah lansia yang menderita
hipertensi yang menggunakan tanaman herbal.Jumlah subyek penelitian ditentukan
berdasarkan metode pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling (sample
bertujuan).Informan penelitian sebanyak 10 lansia dan keluarga lansia dengan memperhatikan
kriteria penelitian yaitu lansia yang menderita hipertensi yang menggunakan tanaman
herbal.Tehnik Analisa Data Menurut Moleong (2012) metode Content Analysis merupakan
analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Peneliti menggunakan metode analisis isi
dengan tujuan jawaban dari lansia yang memiliki perbedaan tanaman herbal yang dipakai
dalam mengatasi hipertensi dan cara menggunakan tanaman herbal. Dari pengelompokan
jawaban peneliti baru mengambil isi penting dari penelitian dan diambil kesimpulan pada
bagian akhir.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Informan Penelitian ini mengenai penggunaan tanaman herbal pada lansia
penderita hipertensi di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.Sampel penelitian ini adalah
10 lansia yang menggunakan tanaman herbal dalam pengelolaan hipertensi yang telah
memenuhi kriteria sebagai informan penelitian.Penelitian dilakukan dengan teknik
wawancara mendalam terhadap 10 informan. 7 informan perempuan dan 3 informan laki-laki
Cara pembuatan :
Ekstrak dibuat dengan cara memarut kunyit dengan parutan yang telah disiapkan sebanyak
5rimpang kunyit yang besardi dalam mangkok keramikmenambahkan air sebanyak 50
9
ml.Kemudian dilakukan proses penyaringan agar ampas kunyit berpisah dari ekstraknya.
Ekstrak yang sudah disaring kemudian dimasukkan ke dalam gelas dan siap untuk diminum
Cara Pembuatan :
Daun sirsak yang digunakan diambil dari perkebunan Subang. Kemudian dilakukan ekstrak
dengan air, yang dilakukan di Laboratorium Pusat Antar Universitas ITB Bandung. Sejumlah
1
0
10 kg daun sirsak dicuci bersih kemudian dipotong-potong membentuk simplisia dan
dikeringkan menjadi 1 kg simplisia kering. Setelah kering simplisia ini dihancurkan. Daun
sirsak yang telah menjadi bubuk direbus dengan menambahkan 5 L aquadest selama 2 jam
disaring dengan ukuran 125 mesh, bagian yang masih kasar kemudian diekstrak. Campuran di
atas lalu dimasukan ke waterbath pada suhu 70 derajat celsius sampai lunak. Panaskan dalam
oven dengan suhu 58 derajat celsius sampai kering. Hasil akhirnya adalah serbuk kering.
1
1
BAB IV
JURNAL JURNAL ILMIAH YANG MENDUKUNG HERBAL TERSEBUT
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara
banyaknya fenomena – fenomena pengobatan non –konvensional yang lain, seperti pengobatan
dengan ramuan atau terapi herbal, akupuntur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and
Alternative Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai system, modalitas
dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan kepercayaan (Hamijoyo, 2003).
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (medis) ke pengobatan
komplementer, meskipun pengobatan modern juga sangat popular diperbincangkan dikalangan
masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang
patah tulang ke pelayanan non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli
tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh
kesembuhan.
Obat herbal adalah obat yang bersifat organik atau alami, sama seperti tubuh kita. Obat herbal
murni diambil dari saripati tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada
campuran bahan kimia buatan (sintetis) dan tanpa campuran hewan.Obat Herbal harus berasal dari
tumbuhan (nabati) misalnya jahe, temulawak, kunyit, bawang putih, ginseng dan lain-lain. Jika suatu
obat telah mengandung unsur hewani maka ia tidak dapat disebut sebagai herbal lagi, melainkan
masuk dalam katagori obat tradisional/jamu yang masih dapat bercampur dengan bahan-bahan yang
berasal dari hewan seperti telur atau tripang.
Pada zaman sekarang, dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang semakin pesat dan
banyaknya riset penelitian berkaitan dengan obat-obatan, maka semakin membuka mata kita bahwa
ternyata alam secara alami telah menyediakan obat yang berkhasiat untuk berbagai penyakit (sesuai
dengan khasiat tanaman obat yang dikenal secara empiris atau secara penelitian).Di Indonesia yang
kekayaan hayatinya berlimpah ruah, obat-obatan herbal tidaklah sulit dicari.Walaupun umumnya obat
berbahan dasar herbal tidak menimbulkan efek samping negatif, tetapi ada beberapa bahan yang
menimbulkan efek samping negatif.Pengobatan herbal lebih dipercaya oleh kebanyakan orang
Indonesia karena penggunaan obat kimia sintetis, lambat laun dapat menimbulkan efek samping pada
tubuh manusia.
5.3 SARAN
Berdasarkan isi dari makalah banyak kekurangan yang terdapat pada isi yang dijelaskan dan
bahasa yang di gunakan penulis.Hal ini di sebabkan karena kurangnya pemahaman dari penulis
sendiri.
Hendaknya dimasa yang akan datang diharapkan para penulis dan penerus selanjutnya lebih
memahami lagi terhadap materi yang akan dibuatnya serta dapat menggunakan penulisan yang lebih
efektif sehingga lebih mudah dipahami pembaca.
1
3
DAFTAR PUSTAKA
www.jbaas.com/HTML/Previous%20Issues/Volume%20
http://repository.itspku.ac.id/143/
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1074
file:///C:/Users/User/Music/BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/145-462-1-SM.pdf
file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/5107-12728-2-PB.pdf