You are on page 1of 8

ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KASUS KORUPSI DI DKI JAKARTA


DENGAN KURANGNYA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
DI INDONESIA

Oleh:
CLARIDA ZUKHRUF MIFTAHUL FAZA
NIM: 2302040072

MATA KULIAH PENDIDIKAN KONSERVASI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
HUBUNGAN KASUS KORUPSI DI DKI JAKARTA DENGAN KURANGNYA
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI INDONESIA
Oleh:
CLARIDA ZUKHRUF MIFTAHUL FAZA
(Mata Kuliah Pendidikan Konservasi, Universitas Negeri Semarang)

ABSTRAK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima setidaknya 4.623 aduan tindak pidana
korupsi dari masyarakat sepanjang tahun 2022. Paling banyak aduan yang diterima KPK berasal
dari wilayah DKI Jakarta, dengan jumlah 585 laporan. Sebelumnya, pada tahun 2020 terjadi
dugaan korupsi Bantuan Sosial di DKI Jakarta dengan kerugian sebesar Rp 2,85 triliun. Tidak
hanya itu, KPK mencatat laporan dugaan korupsi selama enam bulan pertama di tahun 2023, paling
banyak kembali berada di wilayah DKI Jakarta. Laporan dugaan korupsi di wilayah Jakarta tercatat
sebanyak 359 laporan pada semester satu tahun 2023.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan dari kasus korupsi di DKI
Jakarta dengan kurangnya pendidikan anti korupsi di Inonesia dan menemukan solusi dari
permasalahan tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi literatur dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa menelaah buku, literatur, catatan, dan laporan berita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jumlah laporan yang diterima KPK pada
tahun 2022 terhadap kasus korupsi yang terjadi di DKI Jakarta mencapai (27%) dari jumlah
laporan dugaan korupsi diseluruh Indonesia. Dimana persentase tersebut merupakan angka
terbesar dibandingkan dengan provinsi lainnya. Sedangkan empat provinsi dengan laporan dugaan
kasus korupsi terbesar di Indonesia selanjutnya adalah Provinsi Jawa Barat dengan persentase
(19,8%), disusul oleh Provinsi Sumatera Utara dengan persentase (17,5%), kemudian Provinsi
Jawa Timur dengan persentase sebesar (16,5%), dan terakhir Provinsi Jawa Tengah dengan
persentase (10,9%).
Berdasarkan hasil penelitian, maraknya kasus korupsi yang terjadi di DKI Jakarta
merupakan hasil dari kurangnya ketegasan sanksi yang diberikan kepada pelaku korupsi dan
kurangnya pendidikan anti korupsi yang diajarkan di Indonesia. Banyaknya koruptor yang tidak
dihukum dengan tegas menjadikan masyarakat berfikir bahwa tindakan korupsi bukanlah tindakan
yang sangat buruk, sehingga para pelaku korupsi tidak jera dan masyarakat yang lainpun
mengikuti. Selain itu, mantan narapidana korupsi ketika kembali ke masyarakat masih mendapat
posisi terhormat. Tidak ada sanksi sosial dari masyarakat.

Kata kunci : Korupsi, DKI Jakarta, Lemahnya Sanksi, Koruptor

PENDAHULUAN

Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus yang berarti tidak jujur, tidak
bermoral dan menyimpang. Korupsi memang sangat erat kaitannya dengan perilaku tidak jujur,tidak
bermoral, serakah, manipulatif dan menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk keuntungan
diri sendiri. Sedangkan menurut KBBI, korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang
negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Sementara itu,
Undang-undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) antara lain mengartikan korupsi sebagai
tindakan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, sarana, atau tindakan memperkaya diri
sendiri atau orang lain yang melawan hukum dan dapat merugikan keuangan atau perekonomian
negara.
Kasus korusi sudah tidak jarang ditemukan di Indonesia. Maraknya kasus korupsi di
Indonesia membuat negara Bhineka Tunggal Ika ini masuk dalam daftar negara terkorup di Asia
Tenggara versi Transparency International. Transparency International sendiri telah melakukan
survey indeks korupsi di 180 negara. Skor 0 untuk negara yang sangat korup dan skor 100
menunjukkan negara yang sangat bersih dari korupsi. Dalam laporan tersebut, Transparency
International menyebutkan bahwa rata-rata Indeks Persepsi Korupsi (IPK) global pada tahun 2022
sebesar 43 persen. Dengan IPK yang dimiliki Indonesia pada tahun 2022 telah menunjukkan
bahwa korupsi di Indonesia lebih buruk dari rata-rata korupsi di dunia.
Di Indonesia, daerah dengan kasus dugaan korupsi terbanyak berada di Ibu Kotanya
sendiri. Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan DKI Jakarta
sebagai provinsi terkorup di Indonesia dengan presentase kasus dugaan korupsi sebanyak 46,7
persen. Tercatat ada 585 laporan dugaan korupsi di Jakarta yang diterima Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sepanjang tahun 2022. Berdasarkan laman Republika.co.id, wakil ketua PPATK,
Agus Santoso menyatakan umumnya korupsi di daerah menggunakan modus memindahkan dana
anggaran APBD ke rekening bendahara provinsi.
Berdasarkan laporan berita, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito
Karnavian mengungkapkan penyebab utama yang membuat kasus korupsi masih kerap terjadi
adalah karena masih adanya sistem yang membuka celah terjadinya tindakan korupsi. Termasuk
didalamnya, sistem administrasi pemerintahan yang tidak transparan, politik berbiaya tinggi, dan
rekruitmen Aparatur Sipil Negara (ASP) dengan imbalan. Selain itu, ada juga seperti sistem yang
masih mengandalkan pertemuan fisik, alur birokrasi yang terbelt0belit, dan regulasi yang terlalu
panjang.
Berdasarkan latar belakang masalah, terdapat suatu yang menarik untuk diteliti, karena
memang kenyataannya kasus korupsi terus selalu ada meskipun ada sanksi yang diterapkan kepada
koruptor. Sanksi yang sudah diterapkan seperti tidak menjadi masalah besar bagi orang yang
berkorupsi. Bahkan tidak jarang ada koruptor yang sudah dihukum, bukannya jera, ia malah
mengulang kembali tindakan korupsinya. Untuk itu, peneliti ingin mengetahui lebih jauh
mengenai penerapan sanksi kepada tersangka korupsi di Indonesia dengan mengadakan penelitian
yang berjudul “Hubungan Kasus Korupsi di DKI Jakarta Dengan Kurangnya Pendidikan
Anti Korupsi di Indonesia”.

KAJIAN TEORETIK
Penelitian ini menggunakan teori dari korupsi, sanksi, pemberian sanksi, pendidikan anti
korupsi dan tujuan pendidikan anti korupsi. Istilah korupsi sudah tidak asing didengar dalam
kehidupan manusia. Korupsi merupakan tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh orang yang
tidak bertanggungjawab guna memperkaya dirinya sendiri. Orang yang melakukan tindakan
korupsi biasa disebut dengan koruptor. Menurut Muhammad Ali (Ali, M, 1998) korupsi adalah
sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi
menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan
instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian,
menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam
kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.
Sanksi adalah hukuman yang dikeluarkan atau dikenakan kepada seseorang akibat dari
melakukan kesalahan dan kejahatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sanksi
adalah tindakan-tindakan hukuman untuk memaksa seseorang menaati aturan atau menaati
undang-undang. Menurut Sahwitri Triandani (Triandani, S, 2014), sanksi (punishment)
merupakan pemberian hasil yang tidak diinginkan (menyakitkan) untuk meminimalisi perilaku
yang tidak diinginkan. Sedangkan menurut Ahmad Ali Budaiwi (Budaiwi, AA, 2002), sanksi
merupakan salah satu indikator yang memperbaiki jalannya proses Pendidikan dalam menjelaskan
perilaku seseorang, sehingga pada masa yang akan dating dapat diatasi.
Pemberian sanksi adalah memberikan penderitaan atau hukuman dengan sengaja kepada
seseorang akibat dari melakukann kesalahan dan kejahatan sebagai salah satu cara pendisiplinan.
Dengan kata lain pemberian sanksi adalah upaya untuk merubah tingkah laku seseorang yang tidak
sesuai dengan tata nilai. Sedangkan tujuan dari pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki
pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.
Pendidikan anti korupsi merupakan upaya untuk mengendalikan dan mengurangi korupsi
melalui sikap warga negara muda agar generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara
tegas terhadap segala bentuk korupsi. Pendidikan anti korupsi menurut Agus Wibowo adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang kritis terhadap nilai-
nilai anti korupsi. Dalam proses tersebut, pendidikan anti korupsi tidak sekedar ditransfer
pengetahuan (kognitif), namun penekanan pembentukan karakter (afektif), dan kesadaran moral
perlawanan (psikomotrik) terhadap perilaku korupsi.
Menurut Agus Wibowo pada tahun 2013, pendidikan anti korupsi merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang kritis terhadap nilai-nilai anti
korupsi. Muhammas Nuh pada tahun 2012 berpendapat bahwa program pendidikan anti korupsi
bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang bermoral baik dan berperilaku anti koruptif.
Sedangkan menurut Haryono Umar pada tahun 2012, tujuan pendidikan anti korupsi tidal lain
adalah untuk membangun karakter teladan agar anak juga dapat menjadi promotor pemberantas
korupsi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode literatur yaitu metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan penelitian, yang
dilaksanakan pada minggu ke empat sampai dengan lima, semester genap, Tahun Pembelajaran
2023/2024.
Berdasarkan tujuan penelitian, makan jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan
metode penelitian studi literatur. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan
hubungan dari kasus korupsi di DKI Jakarta dengan kurangnya pendidikan anti korupsi di Inonesia
dan menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Jadi, jenis deskriptif kuantitatif merupakan
upaya untuk menggambarkan suatu hal yang terjadi di lapangan berdasarkan keadaan yang
sebenarnya dengan menggunakan angkat, tanpa menguji suatu hipotesis.
Populasi ialah keseluruhan yang terdiri dari subjek maupun objek yang mempunyai
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah jurnal, artikel,
dan laporan berita.
Teknik pengumpulan data adiartikan sebagai cara atau prosedur yang dilakukan dalam
mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik menelaah buku, literatur, catatan, dan laporan berita.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan provinsi dengan kasus korupsi terbanyak di
Indonesia. Hal tersebut terlihat jelas dari laporan dugaan korupsi yang dikirimkan oleh masyarakat
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Meskipun sudah banyak pelaku korupsi yang
tertangkap, namun tetap masih banyak masyarakat Indonesia khususnya di wilayah DKI Jakarta
yang melakukan tindakan korupsi.
Berdasarkan hasil pencarian dan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan anti korupsi perlu diajarkan dalam kehidupan bermasyarakat,
khususnya di wilayah DKI Jakarta. Hal tersebut penting untuk dilaksanakan guna meminimalisir
maupun menghilangkan adanya segala bentuk tindakan korupsi di DKI Jakarta. Mengingat
kembali sepanjang tahun 2022, KPK menerima laporan dugaan korupsi di DKI Jakarta sebesar
27% dari keseluruhan laporan dugaan korupsi di Indonesia. Yang demikan berarti, terdapat 585
laporan yang berasal dari DKI Jakarta dari 4.623 laporan dugaan korupsi di Indonesia. Hasil dari
persentase tersebut dapat dilihat di bawah ini.

LAPORAN DUGAAN KORUPSI TERBANYAK 2022

Jawa Tengah

Jawa Timur

Sumatera Utara

Jawa Barat

DKI Jakarta

0 100 200 300 400 500 600

Table 1 Daerah Dengan Laporan Dugaan Korupsi di Indonesia Tahun 2022

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa persentase jumlah laporan yang diterima KPK
pada tahun 2022 terhadap kasus korupsi yang terjadi di DKI Jakarta mencapai (27%) dari jumlah
laporan dugaan korupsi diseluruh Indonesia. Dimana persentase tersebut merupakan angka
terbesar dibandingkan dengan provinsi lainnya. Sedangkan empat provinsi dengan laporan dugaan
kasus korupsi terbesar di Indonesia selanjutnya adalah Provinsi Jawa Barat dengan persentase
(19,8%), disusul oleh Provinsi Sumatera Utara dengan persentase (17,5%), kemudian Provinsi
Jawa Timur dengan persentase sebesar (16,5%), dan terakhir Provinsi Jawa Tengah dengan
persentase (10,9%). Jika dituliskan dengan satuan, maka laporan dugaan korupsi terbanyak
berturut-turut adalah di DKI Jakarta sebanyak 585 laporan, Jawa Barat sebanyak 429 laporan,
Sumatera Utara sebanyak 379 laporan, Jawa Timur sebanyak 357 laporan, dan Jawa Tengah
sebanyak 237 laporan.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa DKI Jakarta merupakan daerah
dengan laporan dugaan korupsi terbanyak di Indonesia pada tahun 2022. Hal tersebut dapat terjadi
dengan berbagai faktor, seperti kurangnya pendidikan anti korupsi yang diajarkan di Indonesia
serta kurang tegasnya sanki yang diterapkan untuk menghukum pelaku korupsi. Sehingga, perlulah
adanya pendidikan anti korupsi untuk menghilangkan budaya korupsi di Indonesia khusunya di
wilayah DKI Jakarta.
Sependapat menurut Agus Wibowo, pendidikan anti korupsi adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang kritis terhadap nilai-nilai anti korupsi.
Dalam proses tersebut, pendidikan anti korupsi tidak sekedar ditransfer pengetahuan (kognitif),
namun penekanan pembentukan karakter (afektif), dan kesadaran moral perlawanan (psikomotrik)
terhadap perilaku korupsi.
Tujuan dari adanya pendidikan anti korupsi yaitu untuk memberikan pengajaran kepada
masyarakat luas untuk menghindari perilaku korupsi. Muhammas Nuh pada tahun 2012
berpendapat bahwa program pendidikan anti korupsi bertujuan untuk menciptakan generasi muda
yang bermoral baik dan berperilaku anti koruptif. Sedangkan menurut Haryono Umar pada tahun
2012, tujuan pendidikan anti korupsi tidal lain adalah untuk membangun karakter teladan agar
anak juga dapat menjadi promotor pemberantas korupsi.
Penerapan pendidikan anti korupsi di DKI Jakarta perlu untuk dilaksanakan, dan berkaitan
dengan indikator dari penerapan pendidikan yang diintegrasikan melalui program penghindaran
perilaku korupsi yang meliputi kegiatan pengajaran, keteladanan, dan kejujuran guna memecahkan
permasalahan dugaan korupsi yang tergolong sangat banyak di wilayah tersebut. Selanjutnya,
diintegrasikan dalam kehidupan sehari-sehari.

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat peneliti simpulkan bahwa Daerah
Khusus Ibukota Jakarta merupakan daerah dengan laporan dugaan korupsi terbanyak di Indonesia
pada tahun 2022. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang sudah tertera pada hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, maraknya kasus korupsi yang terjadi di DKI Jakarta
merupakan hasil dari kurangnya ketegasan sanksi yang diberikan kepada pelaku korupsi dan
kurangnya pendidikan anti korupsi yang diajarkan di Indonesia. Banyaknya koruptor yang tidak
dihukum dengan tegas menjadikan masyarakat berfikir bahwa tindakan korupsi bukanlah tindakan
yang sangat buruk, sehingga para pelaku korupsi tidak jera dan masyarakat yang lainpun
mengikuti. Selain itu, mantan narapidana korupsi ketika kembali ke masyarakat masih mendapat
posisi terhormat. Tidak ada sanksi sosial dari masyarakat.
Berdasarkan dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan anti korupsi
sangat perlu untuk diterapkan dan diajarkan kepada masyarakat luas, terkhususnya kepada
masyarakat di wilayah DKI Jakarta, guna meminimalisir maupun menghilangkan budaya korupsi
di wilayah tersebut.
Implikasi
Hasil penelitian ini berupa hasil dari penelitian mengenai hubungan antara maraknya
kasus korupsi di DKI Jakarta dengan kurangnya pengajaran untuk menghindari tindakan korupsi
dengan penerapan program pendidikan anti korupsi. Penerapan pendidikan anti korupsi sudah
seharusnya menjadi program wajib yang harus ada disetiap lembaga pendidikan, baik secara
formal maupun nonformal. Program ini diharapkan mampu memcahkan permasalahan korupsi di
DKI Jakarta.

Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dalam kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan saran sebagai
berikut:
1. Pemerintahan DKI Jakarta hendaknya mewajibkan program belajar pendidikan anti korupsi
bagi seluruh masyarakat DKI Jakarta, baik secara formal maupun nonformal.
2. Sebaiknya sanksi yang diterapkan kepada pelaku korupsi dipertegas, guna menimbulkan efek
jera dan rasa takut kepada masyarakat untuk melakukan tindakan korupsi
DAFTAR RUJUKAN

Aryan, MH. (2022). Sepanjang 2022, KPK Terima 4.623 Laporan Dugaan Korupsi, DKI
Jakarta Terbanyak. Detiknews. Diakses pada tanggal 20 September 2023 dari
https://news.detik.com/berita/d-6483923/sepanjang-2022-kpk-terima-4623-laporan-
dugaan-korupsi-dki-terbanyak
Poerwadarminta, WJS (1976), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Mahdy, R. (2023). Indonesia Peringkat ke-5 Negara Terkorup di Asia Tenggara 2022.
Beritabaru.co. Diakses pada tanggal 20 September 2023 dari
https://jatim.beritabaru.co/indonesia-peringkat-ke-5-negara-terkorup-di-asia-tenggara-
2022/
Agus Wibowo. PendidikanAntikorupsi di Sekolah Strategi InternalisasiPendidikan Antikorupsi
di Sekolah. (Yogjakarta: PustakaPelajar. 2013). Hlm .28

Mardiani, D. (2012). Dugaan Korupsi di Provinsi DKI Jakarta Tertinggi. Republika. Diakses
pada tanggal 20 September 2023 dari
https://news.republika.co.id/berita/m9egem/dugaan-korupsi-di-provinsi-dki-jakarta-
tertinggi
Ali, Muhammad (1993), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani

Sahwitri Triandani, Pengaruh Tim Kerja, Stress Kerja dan Reward (Imbalan), (Pekanbaru:
LPPM) 2014, h. 39
Ahmad Ali Budaiwi, Imbalan dan Hukuman Pengaruhnya Bagi Pendidikan Anak, (Jakarta:
Gema Insani, 2002) h. 30

You might also like