Professional Documents
Culture Documents
Definisi Retorika Dan Asal Usul Retorika
Definisi Retorika Dan Asal Usul Retorika
Disusun Oleh :
1. Azzahra Rahmadita (2210
2. Dede Rifaldi (2210
3. Fayza Putri Rahayu (221010700341
4. Irmansyah Puji Haryono (2210
5. Syifa Rezki Rachmawati (2210
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis senantiasa diberi kekuatan fisik dan kekuatan pikiran guna menyelesaikan makalah
berjudul “Definisi Retorika dan Asal Usul Retorika”. Serta shalawat dan salam semoga tercurah
limpahkan kehadirat junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabatnya dan umatnya
hingga akhir zaman.
Penulis menyadari dalam makalah ini ada kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan penulis dalam
penulisan karya-karya selanjutnya.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
PEMBAHASAN
1. Definisi Retorika
Dalam karya tulis Aristoteles berjudul Topics, pengertian retorika secara singkat disebutkan
sebagai berikut; “Rhetoric is a combination of the science of logic and of the ethical branch of
politics” yang berarti (Retorika merupakan penggabungan antara ilmu logika dengan cabang etika
politik). Kata “rhetoric” berasal dari bahasa Yunani yakni rhētorikós, “oratorical” atau rhḗtōr, “public
speaker” yang terkait dengan kata rhêma (bahasa Yunani), dan dari kata kerja ”to speak, say” atau
erô. Dalam pengertian yang lebih luas, retorika terkait dengan percakapan manusia (Young, R. E.,
Becker, A. L., dan Pike, K. L., 1970; 1). Dalam bahasa Inggris, retorika disebut “rethoric” dan
mengandung definisi “kepandaian berbicara atau berpidato” (Echols, 1975; 485). Sedangkan dalam
Webster’s Tower Dictionary (1975; 230), definisi “rethoric” merupakan “seni menggunakan bahasa
secara efektif”. Demikian pula dalam bahasa Belanda, istilah “retorika” mengandung definisi sebagai
“ilmu pidato dalam hal pemakaian kata-kata dengan gaya yang indah” (Wojowasito, 1981; 541).