You are on page 1of 18

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE

GEOLOGICAL MAPPING
PT. HALMAHERA SUKSES MINERAL

Page 1 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
JUDUL GEOLOGICAL MAPPING
NO. FILE
DEPARTEMEN EXPLORATION
JENIS DOKUMEN STANDARD OPERATING PROCEDURE
DISUSUN OLEH: 1. DEDY SABRAN
SECURITY 2.
LEVEL

Approval Eksplorasi

Disusun Oleh Tanda Tangan Tanggal

Originator:
DEDYSonia Valencia
SABRAN Document No: 01/SOP-HSM-EKSPLORASI-
GEOLOGICAL MAPPING/03-2022
Geology Supt.
Revision: Rev Date: Expiry Date: Department : Document Type:
00 Diperiksa
19/02/2022
Oleh 19/02/2023
Tanda Tangan ExplorationTanggal
SOP
Uncontrolled Document When Printed
GUGUN GUNAWAN Page 1 of 14
Exploration Manager

Disetujui Oleh Tanda Tangan Tanggal

JIMMY DARVID – KTT

DAFTAR ISI

1. Latar Belakang …………………………………………………………………….……… 4


2. Tujuan …………………………………………………………………………………. …. 4
3. Ruang Lingkup ……………………………………………………………………………. 4
4. Definisi….………………………………………………………………………………….. 4
5. Kebijakan…..………………………………………………………………………………. 5
6. Tanggung Jawab dan Penegakan ……………………………………………………… 5
7. Prosedur …………………………………………………………….…………………….. 6
8. Referensi……………………………… ………………………………………………… 13
9. Persyaratan ……………………………………………………………………………… 13
10. Prosedur Keadaan Darurat………………………………………………………………14
11. Lampiran …………………………………………………………………………………. 15
Page 2 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
1. LATAR BELAKANG
1.1 SOP (Standard Operational Procedure) ini disusun untuk memastikan
bahwa perusahaan menjalankan prosedur pemetaan geologi regional sampai
semi detail, dengan benar dan baik sehingga data – data geologi pada areal IUP
dapat dipetakkan dengan maksimal data
1.2 Menemukan daerah potensi nikel laterit maupun mineral – mineral ekonomis
lainnya pada areal IUP

2. TUJUAN
2.1 Memberikan pedoman, acuan, proses pelaksanaan atau tata cara proses kerja
dalam kegiatan Geological Mapping (Pada pemetaan geologi nikel dan laterit)
2.2 Mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan Mapping
2.3 Serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan Geological
Mapping (Pada pemetaan geologi nikel dan laterit) sesuai standar
2.4 Mengumpulkan data aktual sumberdaya nikel laterit

Page 3 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
3. RUANG LINGKUP
3.1 Prosedur ini berlaku di seluruh area PT. Halmahera Sukses Mineral
3.2 Karyawan harus memahami bahaya dan risiko yang terkait dengan kegiatan
yang dilakukan dalam SOP ini

4. DEFINISI
4.1. Mapping adalah suatu proses pemetaan, pencarian dan pengumpulan data
dengan metode pengukuran, perhitungan maupun penggambaran sehingga
diperoleh data yang cukup untuk dituangkan dalam bentuk peta.
4.2. Geological Mapping adalah kegiatan survey pemetaan geologi batuan untuk
mengumpulkan berbagai data dan informasi geologi permukaan mencakup :
sebaran batuan / litologi, morfologi, struktur geologi serta bahan galian.
4.3. Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang
datar dengan skala tertentu.
4.4. Peta geologi adalah peta yang memberikan gambaran mengenai seluruh
penyebaran dan susunan dari lapisan-lapisan batuan dengan memakai warna
atau simbol, yang dapat memberikan pencerminan dalam tiga dimensi mengenai
susunan batuan dibawah permukaan.
4.5. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi
melalui gari–garis ketinggian (garis kontur) dan menunjukkan tinggi – rendahnya
permukaan dan pandangan datar (relief)
4.6. Kontur (garis sama tinggi) adalah garis khayal di permukaan bumi yang
menghubungkan titik-titik yang sama tingginya dari atas permukaan laut yang
terdapat di peta topografi
4.7. Interval Kontur adalah jarak vertikal antara dua garis ketinggian yang ditentukan
berdasarkan skalanya.
4.8. GPS (Global Positioning System) adalah satu-satunya sistem satelit navigasi
global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah, dan waktu yang telah
beroperasi secara penuh di dunia saat ini
4.9. Koordinat adalah suatu titik yang didapatkan dari hasil perpotongan dari garis
latitude (lintang) dengan garis bujur (longitude) sehingga akan menunjukan
lokasi pada suatu daerah
4.10. Kompas Geologi adalah alat untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu
titik ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng maupun
mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan
4.11. Titik bor adalah titik / lubang (berupa koordinat dan elevasi) dilakukannya
kegiatan pengeboran.
4.12. Sample adalah contoh core / inti bor yang diperoleh dari hasil coring yang
diperlakukan khusus sesuai standar dan akan diteliti kualitasnya di
laboratorium.
4.13. Boulder adalah pecahan – pecahan batuan dengan ukuran > 256 mm
(Menurut skala Wenworth)

Page 4 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
4.14. Lithology adalah pemerian batuan / zona laterit didasarkan pada sifat – sifat
fisik yang terlihat atau dengan bantuan kaca pembesar/ loupe
4.15. Kode Sample adalah seri kode sample yang akan dikirim ke laboratorium
(gunakan penamaan sesuai dengan kode sample yang telah disetujui,
biasanya dituliskan dengan Nomor Lubang Bor kemudian diikuti Nomor
Sample
4.16. Buku lapangan adalah buku tulis tempat sementara menuliskan seluruh
kegiatan pengeboran di lapangan.
4.17. Peta Pengeboran adalah peta pengeboran yang meliputi titik bor, situasi
sekitar kegiatan pengeboran, dan kepemilikan lahan bila datanya telah ada.

5. KEBIJAKAN
5.1 SOP ini adalah bagian dari Sistem Manajemen Keselamatan berbasis lokasi
yang dirancang untuk membantu semua kesadaran Karyawan tentang risiko
ketika melakukan kegitan survey dan pemetaan geologi lapangan dan terampil
dalam menghilangkan dan meminimalkan risiko ini

6. TANGGUNG JAWAB & PENEGAKAN


6.1 Senior Management bertanggung jawab untuk menyediakan lingkungan kerja
yang aman untuk semua Karyawan dan memastikan semua Manajer lini perduli
akan keselamatan karyawannya di bawah kendali langsung dan tidak langsung
mereka

6.2 Manajemen Site bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan semua
Karyawan, memastikan semua karyawan dalam kondisi sehat dan menjalankan
survey pemetaan geologi sesuai dengan SOP

6.3 Pengawas akan menegakkan bahwa semua Personel di bawah kendali


langsung, mereka akan mengikuti semua prosedur dan instruksi sesuai dengan
kriteria keselamatan dan memastikan bahwa prosedur ini difahami dan diikut

6.4 Geologist
6.4.1. Memastikan kegiatan mapping (geological mapping) berjalan sesuai
dengan prosedur
6.4.2. Menyiapkan literatur daerah survey dan menyiapkan semua peralatan
survey pemetaan geologi (mapping)
6.4.3. Melakukan kegiatan geological mapping dan pengambilan sample geologi
6.4.4. Melaporkan hasil kegiatan mapping setiap minggu dan bulan ke dalam
Laporan mingguan dan bulanan kegiatan mapping kepada Manager
Departement / Superintendent / Pimpinan Kerja
6.5 Helper
6.5.1 Membantu geologist dalam melaksanakan seluruh kegiatan survey

Page 5 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
7. PROSEDUR

7.1 Alat – Alat Pelindung Diri


6.1.1 Helmet
6.1.2 Sepatu Safety
6.1.3 Kaca Mata Safety
6.1.4 Pelindung telinga
6.1.5 Sarung Tangan
6.1.6 Jas Hujan / Rain Coat

7.2 Potensi Bahaya / Kerugian Pada Kegiatan Mapping


7.1.1. Kelalaian dan ketidak hati - hatian menyebabkan bahaya selama mapping
7.1.2. Ketidak telitian dalam mapping menyebabkan data mapping yang tidak
benar / invalid bila geologist / asisten geologist lalai atau kurang cermat
dalam melakukan mapping
7.1.3. Bahaya terhadap binatang liar khususnya ular dan serangga berbahaya
7.1.4. Waspada terhadap bahaya pohon atau kayu tumbang
7.1.5. Bahaya musim hujan dan terkena petir
7.1.6. Bahaya mata terkena serpihan material – material batuan saat
pengamatan atau deskripsi batuan
7.1.7. Terpeleset, jatuh dari ketinggian (tebing) yang sama atau ketinggian yang
berbeda
7.1.8. Bahaya jika berjumpa pada areal survey dengan suku pedalaman / suku
Togutil / forest Tobelo yang dapat mengancam keamanan dan keselamatan
tim mapping

7.3 Studi Literatur (Desk Study)


6.5.2 Pencarian pustaka dan peneliti terdahulu
6.5.3 Peta geologi regional (fisiografi, geomorfologi, stratigrafi dan struktur
geologi)
6.5.4 Peta kawasan hutan
6.5.5 Peta rupa bumi / peta topografi skala 1 : 10.000, sebaga peta dasar
(basemap)
6.5.6 Peta blok lokasi penelitian

7.4 Tahapan Persiapan Umum


1.1.1. Mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan mapping yang
digunakan
1.1.2. Peralatan dan bahan yang perlu disiapkan sebelum melakukan kegiatan
mapping, antara lain :
a. Buku lapangan tahan air
b. Peta Geologi Regional
c. Peta Topografi (Basemap)
Page 6 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
d. Peta Kawasan Hutan
e. GPS
f. Kompas Geologi
g. Palu Geologi
h. Kamera
i. Pinsil, ballpoint dan spidol
j. Kertas Milimeter block ukuran A0
k. Aluminium tag
l. Plastik label conto
m. Kantong conto
n. Loupe
o. Magnet pen / scratcher pen
p. Pita survey
q. Ransel/Backpack
r. Rain coat
s. First aid kit
t. Survival kit
u. Parang
v. Meteran
w. Senter
1.1.3. Mendiskusikan rencana kerja pada lokasi yang akan dipetakan
1.1.4. Mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan mapping yang
digunakan
1.1.5. Mendiskusikan rencana kerja pada lokasi yang akan di petakan
1.1.6. Menyusun rencana kerja untuk pelaksanaan pemetaan dan pembagian
block guna prioritas eksplorasi. Pembagian block yang sistimatis sangat
penting untuk daerah telitian yang luas agar mudah dikenal dan diingat.
Standar luasan per-block yang dianjurkan berukuran 800 x 1000 meter, agar
dapat mempermudah dalam skala pengambaran pada kertas A0
1.1.7. Siapkan peta lokasi yang direncanakan (masukkan/plot semua data yang
sebelumnya telah terdapat di daerah tersebut, jika ada).
1.1.8. Sesuaikan koordinat peta yang akan digunakan dengan sistemt GPS.
1.1.9. Interpretasi peta topografi dan rencanakan rute / lintasan field mapping yang
baik dan aman
1.1.10. Informasikan detail rencana field mapping yang akan dilakukan kepada
atasan atau orang lain yang berwenang. Hal-hal yang perlu disampaikan
adalah : rencana lokasi/daerah yang akan di-mapping, rute yang akan
dilalui, rencana waktu kembali/pulang, berapa orang dan siapa saja yang
akan melakukan field mapping, serta perkiraan waktu kembali/pulang.

1.2. Regional Mapping


1.2.1. Pelintasan Menyeluruh dan Pemetaan Laterit

1) Dilakukan peninjauan dan pelintasan menyeluruh di daerah kerja guna


memberikan gambaran tentang sebaran batuan dan melokalisir laterit

Page 7 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
secara lateral yang dapat digunakan sebagai pedoman pekerjaan tahap
selanjutnya.
2) Pemetaan geologi pada lintasan terpilih, yaitu dilakukan hanya pada
area batuan ultramafik dan pada zona laterisasi
3) Pada outcrop ultramafik dilakukan pengamatan lebih detail untuk
mengetahui tipe batuan dan tingkat serpentinisasinya dilihat berdasarkan
kenampakan visual dari mineral hasil proses serpentinisasi
4) Dilakukan pemetaan struktur geologi untuk mengetahui jenis dan pola
struktur yang berkembang dan pemetaan pola aliran sungai serta
pengambilan dokumentasi
5) Cara melokalisir sebaran laterit yang paling mudah adalah dengan
menelusuri punggungan - punggungan bukit laterit, serta pengambilan
foto morfologi
6) Hasil pelintasan ini ditampilkan berupa peta sebaran laterit, peta geologi
daerah survey dengan skala 1 : 10.000, yang kemudian dapat
ditentukan rencana titik untuk pengambilan conto tanah laterit
menggunakan hand auger maupun test pit,sebagai informasi dasar
korelasi kualitas dan kuantitas sebaran laterite yang ada.
7) Sebagai tambahan penting bahwa semua singkapan laterit (soil laterit
pelapukan batuan ultramafic), sub-outcrop atau outcrop ultramafik,
brown soil of ultramafik rock (soil berwarna coklat hasil pelapukan
batuan ultramafic) dan brown soil of non-ultramafic rock (soil berwarna
coklat-abu-abu hasil pelapukan batuan non-ultramafic) di permukaan
tersebar secara lateral harus dicatat dan diplot dengan batasan -
batasannya.
8) Implementasi format yang dipakai setiap perusahaan sering kali
berlainan, Standart tipe laterit PT.HSM adalah sebagai berikut:
Pembagian satuan pada pemetaan laterit dibagi berdasarkan
persentase kehadiran batuan dasar / boulder / float ultramafic
dipermukaan, yaitu :
- Laterit dengan warna soil coklat orange – coklat kemerahan dengan
sebaran float / boulder ultramafic < 10%,
- Rocky Laterite 10 – 50%, sebaran float / boulder ultramafic
- Sub-Outcrop / Outcrop > 50%, sebaran float / boulder ultramafic
- Brown Soil of Ultramafik Rock adalah soil berwarna coklat hasil
pelapukan batuan ultramafic
- Brown Soil of Non-Ultramafic Rock adalah soil berwarna coklat - abu-
abu hasil pelapukan batuan non-ultramafic
9) Data yang diperoleh pada kegiatan pemetaan regional, yaitu :
- Plot semua data stasiun pengamatan dan lintasan pemetaan
kedalam peta dasar / basemap
- Plot semua lokasi pengambilan sample laterit kedalam peta dasar
/ basemap
- Bedakan penarikan warna untuk lintasan mapping / pemetaan
laterit, berdasarkan kenampakan litologinya saat pengeplotan
Page 8 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
lintasan litologi dan satuan penyebaran laterit pada peta dasar /
basemap. Standart penarikan warna laterit PT.HSM pada basemap,
yaitu :
a) laterit (soil laterit pelapukan batuan ultramafik), warna kuning
b) Rocky Laterite, 10 – 50%, sebaran float / boulder ultramafic, warna
hijau
c) Sub-outcrop atau outcrop ultramafic, warna biru
d) Brown soil of ultramafic rock (soil berwarna coklat hasil
pelapukan batuan ultramafic), warna coklat tua
e) Brown soil of non-ultramafic rock (soil berwarna coklat-abu-
abu hasil pelapukan batuan non-ultramafic), warna abu-abu tua
10) Peta yang disajikan menginformasikan data – data :
- Litologi dan satuan batuan
- Morfologi (sungai, alur, jalan)
- Sebaran laterite, rocky laterite, outcrop/subaotcrop, brown soil
- Struktur geologi
- Tata guna lahan
- Penentuan titik test pit atau hand auger dilakukan dengan spasi
antara 200 – 400 meter
11) Output Kegiatan ini :
- Peta Sebaran laterit
- Peta geologi lokal (litologi, geomorfologi, struktur)
- Peta tata guna lahan (jika ada)
- Peta kawasan hutan
- Peta plan pengeboran hand auger maupun test pit.

1.2.2. Pengambilan Sample


a) Saat kegiatan pemetaan regional dengan pelintasan (tracking)
menyeluruh di daerah kerja, sekaligus dilakukan pengambilan sample
permukaan berupa soil sampling, outcrop, subcrop maupun float (grab
sample / rock chip / rock float / soil sampling), untuk dianalisa kimia
laboratorium maupun analisa petrografi untuk mengetahui komposisi
kimia soil dan batuan dan penamaan batuan secara ilmiah dan guna
memberikan informasi jenis atau type batuan yang ada di lokasi kerja
khususnya type batuan ultramafik sebagai batuan pembawa nikel
b) Perencanaan titik hand auger maupun test pit sesuai dengan data
penyebaran laterit secara lateral, orientasi lapangan titik pengeboran
hand auger / test pit, penetrasi pengeboran hand auger dan pembuatan
sumur test pit sampai pada zona saprolit, pengambilan sampel hand
auger dan test pit per 1 (meter) meter melakukan pengambilan sample
laterit regional dengan spasi 400m x 400m dengan menggunakan hand
auger maupun pembuatan test pit

Page 9 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
c) Untuk kebutuhan data kadar nikel, jika indikasi endapan bijih nikel dari
analisa laboratorium sesuai dengan kadar yang diharapkan, maka spasi
400mx400m bisa diinfill (disesuaikan dengan kebutuhan dan permitaan)
dengan spasi 200mx200m dengan cara pembuatan grid line
d) Pengambilan data titik koordinat, dokumentasi foto, pengambilan
sample, penomoran sample dan deskripsi litologi
e) Pengambilan sample pada kegiatan regional mapping dilakukan
dengan metode, yaitu :
1) Pengambilan Sample Permukaan (Soil sampling & Rock
Sampling)
- Sample yang didapatkan dari hasil pemetaan berupa laterit soil dan
outcrop, subcrop maupun float. (grab sample / rock chip sample /
rock float / soil sampling)
- Pengambilan sample laterit soil permukaan (soil sampling) kemudian
dianalisa lab, untuk mengatahui komposisi geokimia soil, apakah
mengandung kadar nikel atau soil dari hasil pelapukan batuan
ultramafic
- Pengambilan sample batuan dalam kondisi fresh (tanpa
pelapukan), untuk dilakukan analisa petrografi
- Batuan yang diambil menunjukkan kenampak mineralisasi,
alterasi dan lithologi yang menarik
- Jumlah sample yang diambil ± 3-5 kg sesuai dengan kebutuhan
preparasi di laboratorium.
- Lakukan pencatatan detail mengenai sample pada buku
lapangan sebagai data geologi tambahan.
2) Hand Auger
- Dilakukan logging per meter kemajuan (hindari cutting)
- Pengambilan conto setangan untuk conto per meternya
- Diharapkan pengambilan conto dengan mencapai formasi
saprolite lunak
- Conto tanah yang didapat di-logging, dikemas dalam plastik yang
sebelumnya diberi label yang berisi nomor titik, nomor conto, dan
berat conto, tanpa dibagi (quartering)
- Pengambilan conto dilakukan setiap 1 (satu) meter dan
menggunakan hand auger dengan kondisi kering (tanpa air) dari
tanah penutup hingga maksimal kedalaman
- Kemajuan dari pemboran perlu diamati dengan teliti untuk
menghindari masuknya cutting pada conto terambil
3) Test pit
- Lubang test pit dengan ukuran 100 x 80 cm
- Pengambilan conto dilakukan pada dua sisi yang berhadapan
dengan dimensi lebar 20 cm dan dalam 10 cm
- Conto diambil per meter dan di-quartering hingga berat 3-5 kg,
dengan disertai conto setangan

Page 10 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
- Perlakuan sample setelah pekerjaan test pit serupa dengan
perlakuan sample hand auger
f) Melakukan analisa kimia laboratorium maupun analisa petrografi untuk
mengetahui komposisi kimia batuan dan penamaan batuan secara ilmiah
guna memberikan informasi jenis atau type batuan – batuan yang ada di
lokasi kerja khususnya type batuan ultramafik sebagai batuan pembawa
nikel. Laterit dari pelapukan outcrop / batuan ultramafik dengan kandungan
olivin dominant seperti dunit dan peridotite / harzburgite umumnya memiliki
kandungan nikel yang tinggi
g) Melakukan analisa kimia lab dan interpretasi hasil sample hand auger
dan test pit meliputi, kandungan %Ni dan %Fe vs kedalaman dan karakter
geokimia laterit lokasi survey (apakah low, medium, high grade,
apakah ditemukan tipe limonit ore, saprolit ore, dsb)
h) Output : Grafik %Ni Vs depth, grafik %Fe Vs depth, peta penyebaran
nikel laterit, peta plan pengeboran inti (peta bor mesin)

1.2.3. Pengambilan Data Pendukung Lainnya


a) Bertujuan sebagai informasi dan data penunjang dalam pembuatan
laporan. Data - data yang diambil merupakan keadaan umum daerah
meliputi :
- Kesampaian lokasi : memberikan gambaran informasi jarak,
pencapaian, akses jalan dan transtasi yang ada pada daerah pemetaan
- Morfologi : pengambilan dokumen foto morfologi area pemetaan geologi
dan titik koordinat pengambilan foto
- Flora dan Fauna: pencatatan data flora dan fauna yang ada pada area
pemetaan geologi dan sekitarnya
- Penduduk, sosial, ekonomi dan budaya : Data jumlah penduduk dan
kepala keluarga setiap desa yang masuk pada daerah pemetaan
geologi, sosial masyarakat, mata pencaharian dan budaya yang ada
- Data kepemilikan lahan lokasi survey / data tata guna lahan (jika ada)
- Iklim dan curah hujan : data iklim dan curah hujan berdasarkan data
stasiun pengamatan cuaca wilayah terdekat dengan daerah pemetaan
geologi. Data – data tersebut antara lain : iklim, udara, kelembaban dan
curah hujan

1.2.4. Evaluasi Data


- Plot semua data pada database geologi
- Plot lintasan harian
- Plot interpretasi struktur geologi
- Plot lokasi pengambilan sampleInterpretasi luasan sebaran laterit
- Evaluasi analisa kimia lab sample laterit
- Plot peta tata guna lahan (jika ada)

1.2.5. Laporan Akhir Hasil Pemetaan Geologi (Regional Mapping)


Page 11 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
- Laporan Akhir Pemetaan Geologi
- Potensi sumberdaya bijih nikel (inferred resources)
- Peta Sebaran laterit dan pendukung
- Peta Geologi lokal (litologi, geomorfologi, struktur)
- Peta Tata Guna lahan (jika ada)
- Peta Kawasan Hutan

1.3. Semi-Detail Mapping


Pada tahapan ini dapat dilakukan apabila hasil analisa conto soil dan evaluasi
semua data tahap regional mapping (eksplorasi regional) telah dilakukan dan
bernilai ekonomis.
Pekerjaan berupa pengambilan conto soil di antara titik bor regional yang
menunjukkan anomali (perapatan). Dilakukan pengukuran topografi untuk
daerah yang beranomali guna perhitungan cadangan .
Rincian pekerjaan berupa :
a) Melokalisir area dari semua data yang diperoleh dari kegiatan regional mapping
berupa luasan sebaran laterit secara lateral dan acuan anomaly hasil analisa
sample regional auger untuk dilakukan target lokasi pengeboran inti (core
drilling)
b) Pemetaan semi-detail
c) Pemasangan titik Bench Mark (BM) untuk mendapatkan arah utara dan nilai
koordinat sebenarnya
d) Penggunaan Total Station untuk membuat polygon tertutup pada areal
rencana pemboran
e) Titik bor ditetapkan dengan koordinat grid yang telah ditentukan
f) Titik bor ditentukan dengan menggunakan pengukuran untuk menghidari
pergeseran
g) Mapping dilakukan kembali dengan melintasi grid pengukuran dengan target
data yang maksimal (litologi, kelayakan titik bor dan checking titik bor)
h) Akurasi data titik bor oleh surveyor sebaiknya dilakukan pada waktu sebelum
dan sesudah pengeboran
i) Pemasangan titik interval 200, 100, 50, dan 25 meter dilakukan dengan
menggunakan alat ukur Total Station diharapkan memperoleh titik-titik yang
simetris dan berjarak sama
j) Pelintasan pada jalur pengukuran grid titik bor, agar diperoleh luasan laterite
yang sebenarnya, skala peta 1 : 5.000 sampai 1 : 1.000
k) Pemboran dilakukan pada titik bor interval 200 meter (sesuai kebutuhan).
l) Pemboran dilanjutkan pada spasi yang lebih rapat (100, 50, dan 25 meter)
apabila hasil analisa menunjukkan anomali, dengan sistim kurung.
m)Prinsip dari pemboran ini adalah memperoleh conto full coring tanpa adanya
kontaminasi. Pemboran dapat dilakukan dengan single tube atau triple tube
n) Analisa kimia lab sample bor dan evaluasi Potensi cadangan bijih nikel
(indicated resources)
o) Studi awal infrastruktur

Page 12 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
p) Laporan Akhir

1.4. Detail Mapping


Kegiatan ini berupa :
a) Pemetaan detail mengacu pada anomali hasil analisa tahapan Semi – Detail
Mapping
b) Perapatan bor spasi 50 dan 25 meter
c) Pemetaan ground topografi
d) Analisa kimia lab sample bor dan evaluasi
e) Potensi cadangan bijih nikel (Measured resources)
f) Evaluasi untuk Studi Kelayakan dan AMDAL
g) Perencanaan tambang
h) Perencanaan investasi
i) Laporan Akhir
j) Pemboran pada spasi 25 meter menjelang penambangan dengan ketentuan
yang sama dengan pemboran semi-detail. Pemboran dengan spasi yang lebih
rapat (12,5 meter) diperlukan untuk menentukan batas ore yang masih
dapat dikembangkan.

8. REFERENSI
3.3 SNI 7568:2010 tentang Glosarium Eksplorasi Mineral dan Batubara.
3.4 Permen ESDM no 26 tahun 2018, tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan
Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerba
3.5 Kepmen ESDM 1827.K/30/MEM/2018, tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Teknik Pertambangan Yang Baik

9. PERSYARATAN
9.1. Kepmen ESDM 1827.K/30/MEM/2018, tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Teknik Pertambangan Yang Baik

10. PROSEDURE KEADAAN DARURAT


1.1. Hubungi Saluran Emergency, dari lokasi yang aman, untuk memanggil tim
tanggap darurat dan mengkomunikasikan sifat keadaan daruratnya.
1.2. Jika aman untuk melakukannya, ambil tindakan untuk mencegah penyebaran
kecelakaan, yaitu mematikan peralatan berbahaya atau sumber energi yang
dapat menyebabkan situasi meningkat.
1.3. Kirim seseorang untuk menemui responden darurat. Jangan berasumsi bahwa
mereka dapat menemukan Anda.
1.4. Laporkan insiden tersebut kepada jajaran manajer yang sesuai.

Page 13 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
1.5. Setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan ini mengetahui dan memahami
dimana lokasi yang bisa menjangkau jaringan HT atau Handphone jika ada
situasi darurat di lokasi survey.

Gambar 6. Diagram Alur Tanggap Darurat

11. LAMPIRAN
11.1. Flow Chart Geological Mapping
11.2. Form lembar Deskripsi Sample untuk Hand Auger dan Test Pit
(Sheet Of Samples Description)
11.3. Form Semi-Detail Mapping
11.4. Form Sosialisasi SOP

Page 14 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
11.1 Flow Chart Geological Mapping

Page 15 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
11.2 Form lembar Deskripsi Sample untuk Hand Auger dan Test Pit
(Sheet Of Samples Description)

Page 16 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
11.3 Form Semi-Detail Mapping

Page 17 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00
11.4 Form Sosialisasasi SOP

Page 18 of 19
01/SOP-HSM-EKSPLORASI-GEOLOGICAL MAPPING/03-2022 Rev. 00

You might also like