Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Spirometri adalah istilah yang diberikan untuk tes fungsi paru dasar
yang mengukur udara yang diekspirasikan dan diinspirasi. Ada tiga
pengukuran dasar yang terkait: volume, waktu dan aliran. Spirometri
bersifat obyektif, non-invasif, sensitif terhadap perubahan dini dan dapat
direproduksi1. Dengan tersedianya meteran portabel, hal ini dapat
dilakukan hampir di mana saja dan, dengan pelatihan yang tepat, hal ini
dapat dilakukan oleh siapa saja. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi ada
tidaknya penyakit paru-paru, mengukur kerusakan paru-paru, memantau
dampak paparan pekerjaan/lingkungan dan menentukan efek obat-
obatan2.
Tes ini relatif cepat dilakukan, dapat ditoleransi dengan baik oleh
sebagian besar pasien, dan hasilnya segera dapat diketahui oleh dokter.
Penting untuk dipahami bahwa nilai klinis spirometri sangat bergantung
pada pengoperasian dan keakuratan spirometer yang benar, kinerja
manuver pernapasan maksimal yang benar, pemilihan hasil tes terbaik
untuk digunakan dan interpretasi yang benar. Ketika pengujian dilakukan
oleh operator yang terlatih dan berpengalaman dengan menggunakan
peralatan modern, setidaknya 90% orang dewasa mampu memberikan
hasil yang dapat diterima dan dapat diulang.
1
Journal Thorac Discuss. 2014. Diagnosis and Early Detection of COPD Using
Spirometry, University of Tasmania, Hobart, Australia. Vol 6, Hal. 1557-1569. Pioneer
Bioscience Publishing Company
2
Spirometry: Step By Step. 2012. Occupational Lung Disease Unit, Dept of Respiratory
Medicine, Birmingham Heartlands Hospital, Birmingham, United Kingdom. Vol. 8, Hal
233-240.
Perkembangan Spirometri
a. Spirometer modern
5
Spirometry: Step By Step. 2012. Occupational Lung Disease Unit, Dept of Respiratory
Medicine, Birmingham Heartlands Hospital, Birmingham, United Kingdom. Vol. 8, Hal
233-240.
untuk meminimalkan variabilitas mise pada penggunaan bronkodilator
baru-baru ini.
spirometri
a. Posisi Pasien
Posisi postur pasien yang benar saat dilakukan pemeriksaan
spirometri adalah sebagai berikut
1. Pasien duduk tegak ataupun pasien berdiri tegak.
2. Kaki rata dengan permukaan lantai dan kaki tidak boleh
menyilang.
3. Harus menggunakan pakaian longgar, dan tidak boleh
pakaian yang ketat karena dapat memberikan gambaran
aliran udara yang terbatas.
4. Diperbolehkan menggunakan gigi palsu yang posisinya
sudah terpasang dengan rapat, bila gigi palsu longgar
sebaiknya dilepas.
5. Menggunakan kursi yang memiliki sandaran lengan yang
dapat digunakan pasien untuk beristirahat setelah
menghembuskan nafas secara paksa.
6. Khusus untuk petugas harus menggunakan masker dan
mencuci tangannya serta menggunakan sarung tangan
untuk menghindari terjadinya infeksi.
7. Bila tidak terdapat klip hidung, pasien bisa diarahkan untuk
menutup hidungnya saat pemeriksaan spirometri untuk
mencegah kebocoran karena aliran yang rendah.
Indikasi
6
American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 2019. Standardization of
Spirometry 2019 Update. Vol. 200, Iss 8, PP 70-88
Kontraindikasi
Pemeriksaan spirometri dapat menilai faal paru statik dan faal paru
dinamik. Faal paru statik yaitu volume udara pada keadaan statis yang
tidak terkait dengan dimesi waktu, terdiri atas: Pemeriksaan spirometri
dapat menilai faal paru statik dan faal paru dinamik.8
Faal paru statik yaitu volume udara pada keadaan statis yang tidak
terkait dengan dimesi waktu, terdiri atas: Tidal volume (TV), Inspiratory
reserve volume/volume cadangan inspirasi (IRV/VCI), Expiratory reserve
7
American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 2019. Standardization of
Spirometry 2019 Update. Vol. 200, Iss 8, PP 70-88
8
Jurnal Respirasi. 2017. Faal Paru Dinamis. Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo.
Vol. 3, No. 3, Hal. 57-64
volume/ volume cadangan ekspirasi (ERV/VCE), Residual volume (RV),
Inspiratory capacity/ kapasitas inspirasi (IC/KI), Functional residual
capacity/kapasitas residu fungsional (FRC/KRF), Vital capacity/ kapasitas
vital (VC/KV), Forced vital capacity/ kapasitas vital paksa (FVC/KVP),
Total lung capacity/ kapasitas paru total (TLC/KPT). Sedangkan faal paru
dinamik terdiri atas: Forced expiratory volume (FEVT), Forced expiratory
flow200-1200/FEF 200-1200, Forced expiratory flow25%-75%/ FEF25%-
75%, Peak expiratory flow rate/PEFR, Maksimal voluntary ventilation/
MVV/ MBC.
Tes faal paru dilakukan dengan menilai fungsi ventilasi, difusi gas,
perfusi darah paru dan transport gas O2 dan CO2 dalam peredaran darah.
Untuk uji skrining, biasanya penilaian faal paru seseorang cukup dengan
melakukan uji fungsi ventilasi paru. Untuk menilai fungsi ventilasi
digunakan spirometer untuk mencatat grafik pernapasan berdasarkan
jumlah dan kecepatan udara yang keluar atau masuk ke dalam
spirometer.
Spirometri9
9
Jurnal Respirasi. 2017. Faal Paru Dinamis. Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo.
Vol. 3, No. 3, Hal. 57-64
f. Tidak ada hambatan pada mouthpiece (misalkan hambatan karena
lidah harus disingkirkan dari mouthpiece, atau gigi yang ada di depan
mouthpiece, atau mouthpiece yang rusak karena gigitan).
10
Jurnal Respirasi. 2017. Faal Paru Dinamis. Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo.
Vol. 3, No. 3, Hal. 57-64
Gambar 1.1. Kurva Reprodusibilitas Pemeriksaan Spirometri