You are on page 1of 33

3

CATATAN

HIDROMETALURGI

NIXON
CARLOTTA
116.210.042
HIDRO-ELEKTROMETALURGI
NIXON CARLOTTA / 116210042 / A

• Mineral merupakan padatan senyawa kimia homogen non-organik, yang


memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Ada
beberapa sifat fisik mineral yang dapat diamati secara megastropik, antara
lain : warna (colour), kilap (luster), belahan (Cleavage), pecahan (fracture),
Kekerasan fisik (hardness), sifat dalam (tenacity), Berat jenis (Spesific
gravity), Kemagnetan (magnetism), dan kelistrikan (electricity).
• Secara umum mineral dapat diklasifikasikan mnjadi dua jenis, antara lain :
1. Mineral logam : Mineral dimana logam diekstraksi
2. Mineral bukan logam : Mineral yang digunakan untuk keperluan
industri untuk membuan semen, reftaktori, kaca dan keramik,
isolator, pupuk, dll.
• Rock (batuan) merupakan agregasi (Kumpulan) dari beberapa mineral
seperti yang terjadi di kerak bumo
• Ore (bijih) merupakan agregasi dari beberapa mineral yang mana satu atau
lebih mineral dapat dipisahkan untuk diambil manfaat ekonomisnya, baik
logam maupun non logam.
• Kesimpulan :
➔ Semua bijih adalah batuan, tapi tidak semua batuan adalah bijih
➔ Suatu bijih di suatu tempat mungkin merupakan batuan di tempat yang
lainya.
• Gangue mineral (mineral pengotor) biasanya mineral non-logam yang
terkait dengan mineral bijih yang tidak berharga sebagai sumber untuk
logam tersebut, atau sebaliknya. Gangue mineral biasanya adalah mineral
yang tidak diinginkan, bisa berupa limbah (produk tidak berguna/ tidak
memiliki nilai ekonomis). Mineral pengotor ini kadang-kadang digunakan
sebagai sumber produk sampingan. Misalnya, pirit yang ada di dalam bijih
timbal (PbS) dan seng (ZnS) adalah gangue minerals tetapi biasanya
dipisahkan sebagai produk sampingan untuk ekstraksi belerang setelah
mineral timah dan seng dipisahkan (diekstraksi).
• Simple Ore adalah apabila hanya ada satu logam yang bisa diekstraksi
dalam suatu bijih. Contohnya adalah hanya besi yang bisa diekstraksi dalam
bijih Hematit, aluminium yang bisa diekstraksi dari bijih Bauksit.
• Complex Ore adalah apabila ada beberapa/ banyak logam yang bisa
diekstraksi dalam suatu bijih. Contohnya adalah Pb-Zn-Cu dapat diambil
(diekstraksi) dalam bijih galena.

SUMBER DAYA MINERAL


Sumber Daya Mineral adalah konsentrasi atau keberadaan bahan padat yang
memiliki kepentingan ekonomi di dalam atau di kerak bumi dalam bentuk kadar/
kualitas dan kualitas & sedemikian rupa sehingga ada prospek yang wajar untuk
dapat di ekstraksi secara ekonomis. Sumber daya mineral dibagi lagi dalam rangka
untuk meningkatkan kepercayaan geologi menjadi sumber daya Tereka (inferred),
Terunjuk (indicated), dan Terukur (measured). Penjelasannya adalah sebagai
berikut :
1. Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred) adalah sumber daya mineral
yang kualitas dan kuantitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
Prospeksi.
2. Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated) adalah sumber daya
mineral yang kualitas dan kuantitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap Eksplorasi Umum.
3. Sumber Daya Mineral Terukur (measured) adalah sumber daya
mineral yang kualitas dan kuantitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap Eksplorasi Rinci

CADANGAN MINERAL

Cadangan Mineral adalah bagian dari sumber daya mineral terukur dan/ atau
terunjuk yang ekonomis untuk dilakukan penambangan. Perhitungan cadangan
mineral meliputi kadar logam yang bisa ditambang dan ter-ekstraksi beserta juga
yang mungkin akan hilang (losses) selama proses penambangan dan ekstraksi
berlangsung. Hal ini ditentukan ketika Pra-Kelayakan (Pre-Feasibility) atau
Kelayakan (Feasibility) yang mencakup pengujian beberapa variasi faktor operasi.
Dengan adanya studi kelayakan dapat menjelaskan bahwa proses ekstraksi dapat
dilakukan secara wajar. Cadangan dapat dibagi menjadi 2, yaitu Terkira (probable)
dan Terbukti (proved). Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Terkira (probable) adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian


sumber daya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih
rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor terkait
telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan
2. Terbukti (proved) adalah sumber daya mineral terukur yang berdasarkan
hasil studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga dapat dilakukan penambangan secara ekonomis

MINERAL BENIFICIATION

Benefisiasi mineral (Mineral Beneficiation) dapat didefinisikan sebagai proses


untuk meningkatkan nilai jual dari mineral mentah dengan cara dilakukan
pemisahan/ pemurnian menggunakan metode fisika atau mekanik dimana metode
tersebut tidak merusak/ menghancurkan sifat-sifat yang menjadi identitas dari
mineral tersebut.

Obyek utama dari benefisiasi mineral adalah untuk mengeliminasi/ menghilangkan


senyawa kimia/ partikel yang mempunyai ukuran/ struktur yang tidak sama dengan
yang diinginkan. Selama proses benefisiasi, banyak mineral pengotor (gangue
minerals) yang hadir sebagai mineral ikutan (asosiasi) dalam jumlah besar pada
bijih yang dibuang.

Kenapa harus dilakukan benefisiasi mineral?

1. Cadangan bijih berkualitas baik (bermutu tinggi) semakin menipis karena


bijih terus ditambang & digunakan untuk diekstraksi logamnya.
2. Untuk menghindari cadangan yang tidak diproses dari tambang tertentu,
penambangan selektif (selective mining) lebih ekonomis dibandingkan
dengan penambangan massal (bulk mining).
3. Biaya proses benefisiasi mineral lebih murah dibandingkan dengan biaya
proses ekstraksi. Maksudnya adalah mineral yang dibenefisiasi sebelum
dilakukan ekstraksi akan menghabiskan biaya/ energi/ waktu lebih sedikit
(ekonomis) daripada mineral yang langsung diekstraksi tanpa dilakukan
benefisiasi terlebih dahulu.

FREE SURFACE AREA & DERAJAT LIBERASI

Terdapat hubungan derajat liberasi dengan free surface area, dalam hal ini apabila
derajat liberasi yang didapatkan besar belum tentu free surface area yang
didapatkan besar pula. Namun apabila free surfae area yang didapatkan sempurna,
derajat liberasi yang didapatkan akan sempurna juga, sehingga proses recovery
akan semakin mudah. Dalam hidrometalurgi free surface area menjadi paramater
suatu reagen dapat bereaksi pada logam berharga untuk menembus dari permukaan
hingga inti logam berharga. Dalam hal ini semakin besar free surface area yang
terdapat pada logam, maka akan semakin baik proses hidrometalurgi yang
dilakukan (leaching).
LIBERATION
Liberasi merupakan proses pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya dengan
cara mereduksi ukurannya hingga ukuran tertentu. Bijih yang masih dalam bentuk padatan
(solid ore), umumnya antara mineral berharga dengan mineral tidak berharga saling terikat
satu sama lainnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan proses crushing & grinding. Proses
peremukan (crushing) dilakukan dengan cara memberikan tekanan/ tumbukan/ benturan
terhadap permukaan bijih dan berlangsung dalam keadaan kering. Proses pemisahan dari
ikatan masing-masing mineral sering disebut sebagai liberation/ unlocking. Bijih yang
masih dalam bentuk bongkahan akan diremukkan dengan menggunakan alat peremuk
(crusher) maupun alat penggerus/ penggiling (grinder) sehingga didapatkan prosuk yang
berukuran lebih halus. Dengan semakin halusnya produk yang didapat akan menyebabkan
mineral berharga semakin terliberasi secara sempurna dari mineralmineral pengotornya.

SEPARATION (CONCENTRATION)
Konsentrasi merupakan suatu operasi untuk memisahkan antara mineral berharga dengan
mineral pengotornya (gangue minerals) dalam suatu bijih/ material yang memanfaatkan
sifat fisika atau sifat fisika-kimia permukaan mineral yang akan dipisahkan. Agar bahan
galian yang mutunya rendah/ kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu
diambil (diekstraksi) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan
proses konsentrasi. Operasi dalam proses konsentrasi antara lain :

• Gravity Concentration
• Heavy Medium Concentration
• Jigging-Spiralling
• Tabling
• Flotation
• Magnetic Separation
• Electrical Separation

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DENGAN HATI-


HATI TERKAIT BIJIH

1. Grade/ Kadar Logam ; adalah kadar logam berharga dan pengotor tertentu dalam bijih
2. Minerals ; hal ini berkaitan dengan mineral dari logam berharga, asosiasi mineral dari
logam berharga, mineral pembawa, dan mineral pengotor

3. Persen Ekstraksi (% Extraction) ;dapat dirumuskan sebagai berikut :

% 𝐸𝑥𝑡𝑟𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖) (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙) 𝑥


100%

SAMPLING
Sampling (pengambilan contoh) merupakan tahap awal dari suatu analisis. Pengambilan
conto harus efektif, cukup seperlunya tapi representatif (mewakili). Sampling harus
dilakukan dalam tahapan yang benar sehingga hasil sampling yang didapat mampu
mewakili material yang begitu banyak dan dapat dipakai sebagai patokan untuk mengontrol
apakah proses pengolahan tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Sampling dilakukan
untuk dapat mengidentifikasi populasi (jumlah yang lebih besar). Parameter (besaran
tentang populasi) tidak pernah dapat diketahui secara mutlak, sehingga dilakukan
pendekatan menggunakan statistik (besaran yang diperoleh dari conto). Dengan kata lain,
sampling merupakan teknik statistik yang didasarkan pada teori peluang (probability).
Berdasarkan cara melakukannya, sampling dibagi menjadi dua jenis, yaitu random
sampling dan sistematic sampling. Random sampling adalah cara mengumpulkan conto
sedemikian rupa sehingga setiap unit dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk
diambil. Sedangkan sistematic sampling merupakan cari mengumpulkan conto dari
populasi pada interval yang spesifik dan teratur, baik dalam jumlah, waktu, dan ruang.
Dalam operasi sampling dikenal pula increment, yaitu sejumlah material yang diambil
sebagai conto dari populasi dengan menggunakan alat sampling dan dengan satu kali
operasi pengambilan. Pada skala yang lebih besar (pabrik pengolahan bahan galian),
sampling dan pembobotan dilakukan sebelum material masuk ke pengolahan lebih lanjut
untuk mengurangi risiko terjadinya kehilangan (losses). Sampel diambil menggunakan
automatic sampling maupun vezin sampler yang masing-masing memiliki cutter sebagai
pengambil sampel. Setelah diambil, sampel material harus diuji kadarnya maupun derajat
liberasinya untuk melihat secara umum karakteristik fisik dari bahan galian. Pengujian
kadar dan derajat liberasi tersebut diikuti dengan uji statistik untuk menentukan keakuratan
metode sampling yang dilakukan. Parameter statistik yang paling umum untuk menentukan
akurasi perocbaan adalah variansi dan standar deviasi (simpangan baku). Semakin kecil
variansi dan standar deviasinya, semakin kecil error dari percobaan. Sampling sangat
penting untuk dilakukan karena hasil dari proses ekstraksi mineral berharga sangat
bergantung pada sampling. Agar hasil yang didapat sesuai dengan yang diinginkan ada 2
hal yang sangat penting saat melakukan sampling, yaitu sampel yang digunakan harus
homogeny dan kandungan logam dalam sampel harus homogeny.

SIZING
Pengecilan ukuran (sizing) adalah salah satu hal yang sangat penting yang perlu
diperhatikan dalam benefisisasi mineral karena beberapa sebagai berikut :

1. Energi yang digunakan untuk proses pengecilan ukuran sangat besar, semakin kecil
ukuran yang diinginkan maka energi yang diperlukan juga semakin besar
2. Ukuran partikel yang diinginkan dalam proses sizing mempengaruhi jenis alat yang
digunakan pada proses ini.
Adapun aplikasi dari distribusi ukuran partikel, antara lain :

1. Efisiensi dari proses kominusi dapat diketahui dan dipelajari dengan melihat ukuran
produk yang dihasilkan dari proses tersebut
2. Luas permukaan partikel mineral dapat dihitung dengan menggunakan analisis ukuran
butir (size analysis)
3. Tenaga/ energi yang digunakan untuk proses crushing dan grinding dari suatu bijih
dengan ukuran umpan (feed) tertentu hingga menjadi produk dengan ukuran tertentu dapat
diestimasikan dengan menggunakan analisis ukuran butir umpan (feed) dan produk
4. Dapat menghitung efisiensi screen dan classifier yang digunakan dalam proses tersebut

MINERAL ANALYSIS

1. Analisis Kualitatif (Ultimate analysis) adalah analisis yang dilakukan dengan cara
mencari tahu elemen (unsur/ logam) apa saja yang ada di dalam sampel yang diidentifikasi.

2. Analisis Kuantitatif (Proximate Analysis) adalah analisis yang dilakukan dengan cara
mencari tahu kadar suatu elemen (unsur/logam) atau komposisinya di dalam suatu sampel
uji
LEACHING

Leaching adalah proses pelarutan selektif logam-logam berharga yang diinginkan


dari bijih atau konsentrat dan memisahkannya dari mineral-mineral pengotor
menggunakan larutan aqueous, baik asam, basa maupun garam. Mineral pengotor
akan tetap pada bentuk padatan dan disebut sebagai residu. Pelindian dapat
dilakukan pada suhu dan tekanan atmosfer ataupun pada suhu dan tekanan yang
lebih tinggi. Reagen pelindi dipilih berdasarkan aspek teknis dan ekonomis yang
meliputi:

➢ Selektivitas reagen pelindi


➢ Kemampuan diregenerasi
➢ Ketersediaan dan harga
➢ Mempunyai dampak lingkungan yang minimal atau bisa dikendalikan

• Reagen pelindi
Selektivitas reagen pelindi adalah kemampuan reagen pelindi melarutkan logam-
logam tertentu yang diinginkan tanpa banyak melarutkan mineral-mineral
pengotornya. Selektivitas reagen pelindi menentukan konsumsi reagen dan biaya
produksi per-ton bijih yang diolah.
• DIAGRAM ALIR PELINDIAN

Penjelasan diagram :
1. Proses hidrometalurgi tidak selalu mengolah bijih, namun bisa
konsentrat dan kalsin. Misalnya adalah kalsin ZnO, yaitu produk hasil
pemanggangan ZnS dari hasil proses flotasi. Contoh lainnya adalah
konsentrat CuS, NiS, dll yang bisa dikonsentrasi terlebih dahulu untuk
meningkatkan kadarnya
2. Pada proses hidrometalurgi menggunakan larutan pelindi (reagen
pelindi) yang digunakan untuk melarutkan logam berharganya.
Misalnya untuk melindi ZnO larutan pelindi yang digunakan adalah
H2SO4 yang akan menghasilkan produk berupa ZnSO4. Kadang-
kadang juga diperlukan oksidator/ reduktor yang digunakan untuk
melindi logam yang tidak berikatan dengan logam lain (native
elements). Jadi, pada proses pelindian tersebut emas larut terlebih
dahulu dalam bentuk kationnya (Au2+) melalui mekanisme oksidasi
yang dapat terjadi karena adanya oksidator.
3. Karena dalam proses pelindian ini logam berharga larut dan
pengotornya tidak larut, maka perlu dilakukan pemisahan solid-likuid.
Sehingga dari proses tersebut dihasilkan produk yang berupa larutan
kaya (pregnant leach solution) dan residu
4. Langkah berikutnya adalah pemurnian larutan hasil pelindian. Hal ini
dilakukan agar proses recovery berjalan secara efisien. Karena pada
prakteknya, untuk benar-benar hanya melarutkan logam berharga itu
sangatlah sulit sekali dan pasti ada pengotor (berupa logam lain) yang
ikut terlarut. Selain itu, juga sering kali konsentrasinya terlalu rendah
sehingga perlu ditingkatkan konsentrasinya agar recovery berjalan
secara optimal. Pada tahap ini ditambahkan neutralizing agent, karbon
aktif, resin, dan pelarut organik.
5. Proses terakhir adalah recovery dimana logam berharga diendapkan/
diambil kembali dari ion logamnya. Untuk proses ini diperlukan yang
namanya precipitating agent atau bisa menggunakan arus listrik.
Precipitating agent dapat berupa logam lain yang lebih elektronegatif
dalam deret volta. Misalnya kita punya larutan CuSO4 lalu kita
tambahkan serbuk seng (Zn), maka yang terjadi adalah logam tembaga
akan mengendap dan serbuk seng akan terlarut sebagai ZnSO4.
• Pemisahan Solid-Liquid
Tahapan selanjutnya setelah proses leaching adalah pemisahan fasa solid dan
liquid yang dimana fasa solid adalah endapan atau residu dan fasa liquid adalah
reagen pelindi yang didalamnya sudah terkandung mineral berharga yang larut
saat proses pelindian. Pemisahan solid liquid dapat dilakukan dengan metode
filtering ataupun CCD dengan thickener.

• Pemurnian Larutan Hasil Leaching


Liquid yang mengandung logam berharga biasanya disebut dengan larutan
kaya kemudian dimurnikan (solution purification) terlebih dahulu sebelum
dilakukan proses recovery. Proses pemurnian larutan dilakukan agar
konsentrasi logam berharga di dalam larutan dapat ditingkatkan hingga level
tertentu dan konsentrasi pengotor diturunkan sampai dibawah konsentrasi
tertentu, sehingga proses berikutnya (recovery) dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien. Macam-macam metode pemurnian adalah sebagai berikut :
1. Adsorbsi dengan Karbon Aktif
Paling banyak digunakan untuk emas dan perak. Proses adsopsi dengan
karbon aktif bisa dilakukan pada larutan (hasil leaching yg sudah terpisah
dengan material pengotornya) ataupun juga bisa dilakukan pada slurry
hasil leaching ataupun karbon dimasukkan saat proses leaching.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
2 Au(CN)2- + Ca+ + 2C → Ca[C-Au(CN)2]2
2 Ag(CN)2- + Ca+ + 2C → Ca[C-Ag(CN)2]2
Mekanisme adsrobsi dengan karbon aktif yaitu dengan cara memasukkan
carbon ke dalam larutan hasil leaching. Carbon tersebut bersifat selektif,
carbon akan mengikat logam berharganya yaitu emas dan perak. Emas
dan perak akan masuk ke dalam pori pori carbon, jadi yang pada awalnya
fasanya liquid, setelah masuk ke carbon fasanya menjadi solid. Untuk
memisahkan carbon dan slurry digunakan screen (ayakan).
2. Ekstraksi Pelarut (Solvent Extraction)
Adalah proses ekstraksi dan pemurnian larutan dengan cara melarutkan
logam dalam fasa aqueous dengan larutan organik tertentu sehingga
terbentuk organometallic complex solution.
Guna dari solvent extraction adalah untuk mengikat mineral berharga
dengan larutan organik. Jadi ditahapan awal leaching kita sudah
melarutkan logam-logam dari mineralnya. Karena yang larut tidak cuma
logam yang kita mau, ada pengotornya sehingga harus ada tahapan
pemurnian lanjutan. Salah satunya solvent extraction. Misalkan larutan
hasil leaching Cu, tidak hanya Cu yang ada pada larutan tersebut, tetapi
ada logam logam yang lain seperti Ni, Fe2+, Fe3+ dan lain lain.. Jadi
yang larut ketika leaching tidak hanya mineral berharga tetapi juga
pengotornya dengan kadar tertentu sesuai dengan persen ekstraksi
masing-masing. Karena banyak yang larut setelah leaching, sehingga ada
proses yang namanya pemurnian larutan hasil leaching.

Dalam proses ekstrasi pelarut digunakan 2 bahan uji, yaitu larutan


aqueous dan larutan organic. Pada gambar diatas dapat dilihat ada 2
layer, yaitu atas dan bawha. Hal ini karena adanya perbedan massa jenis
antara larutan aqueous dan larutan organik. Kemudian dilakukan
pencampiran kedua larutan tersebut dengan cara pengocokan sampai
setimbang agar terjadi reaksi. Adapun reaksi yang terjadi adalah :

[R-H] adalah larutan organiknya dan Cu2+ merupakan larutan


aqueousnya (larutan hasil leaching atau biasa dikenal dengan larutan
kaya). Makin lama dan makin cepat pengadukannya makin banyak
kontak antar reaktan sehingga reaksi akan semakin mudah. Setelah
direaksikan hasilnya yaitu [R]2 + 2H+. Cu2+ akan terikat ke organic
berwarna bening dan larutan kaya berwarna orange. Larutan orange
(larutan kaya) sisa dari proses solvent extraction 1 di ulangi lg proses
esktrasi pelarutnya nya dg larutan organik baru berguna untuk
mengurangi kekayaan dari larutan kayanya.
Jadi ketika proses ektrasi pelarut yang pertama, belum tentu semua Cu2+
yang ada pada larutan orange bereaksi dengan larutan organic. Bisa jadi
persen ekstraksi masih 80%. Kalau tembaga dalam larutan 100 ppm, dan
persen ekstraksi 80%, sisa di larutan orange Cu 20 ppm. Kalau tidak
dilakukan ekstrasi pelarut ke 2 yang terjadi masih banyak cu yang tersisa
di larutan kaya. Cu sisa ini malah akan terbuang jadi tailing ini akan
merugikan, jadi untuk menaikkan persen ekstraksi dilakukan eskstrasi
pelarut tahap 2. Mungkin nanti total ekstraksi jadi sekitar 98% .
3. Resin Penukar Ion
Adalah material padat tidak larut yang dapat mengadsorpsi ion ion dari
larutan aqueous dengan mekanisme pertukaran ion.

Contoh soal untuk penjelasan gambar diatas :


Cu2+ dengan konsentrasi 15 ppm, volume 20 liter, volume eluant 2 liter,
hitung konsentrasi Cu2+ setelah dilakukan pemurnian menggunakan resin
penukar ion !
Jawab :
1. Dimasukkan resin penukar ion negative [R-H+] pada wadah yang
digunakan
2. Resin yang ada di dalam wadah dimasukkan larutan Cu2+ hasil leaching
dengan volume 20 liter dan kadar Cu2+ dalam larutan tersebut sebesar
15 ppm
3. Dalam wadah tersebut terjadi reaksi pertukaran ion antara ion H+ yang
ada dalam resin dengan ion Cu2+ yang ada pada larutan membentuk
senyawa R2Cu + H+
4. Selanjutnya wadah dibuka untuk mengeluarkan kotoran (tailing) dalam
bentuk H+ dan logam-logam ikutan yang ikut terlarut dalam proses
leaching
5. Ditambahkan ion H+ dengan konsentrasi yang tinggi (pekat) untuk benar-
benar membuat logam Cu murni tanpa pengotor dan juga penambahan
ion H+ pekat dilakukan untuk membalik reaksi dari R2Cu + H+ → R-H+
+ Cu
6. Sehingga setelah proses tersebut diperoleh logam Cu dengan kadar yang
jauh lebih tinggi dari larutan hasil leaching sebelumnya, yaitu sebesar
150 ppm. Hasil tersebut didapatkan dari perhitungan berikut :
M1.V1 = M2.V2
15.20 = M2.2
300 = 2M2
M2 = 150 ppm
• HAL-HAL YANG DIINGINKAN DALAM LEACHING
1. Keminimalan kandungan clay dalam material umpan
Ketika terdapat clay pada umpan akan mengganggu proses pelindian
dalam pemisahan partikel solid pengotor dan larutan hasil pelindian akan
menjadi sulit
2. Keminimalan konsumsi reagen oleh pengotor
Ketika mineral pengotor ikut mengonsumsi reagen nantinya
berpengaruh terhadap banyak reagen yang harus digunakan sehingga
membuat bertambahnya biaya dalam membeli reagen.
3. Bentuk material porous (SCM)
Ketika material bersifat porous nanti akan mempermudah proses
pelarutan karena partikel dan reagen dapat berkontak secara langsung.
4. Sifat reagen yang tidak merusak alat dan lingkungan
Reagen yang digunakan harus dapat tidak bersifat korosif karena
dapat merusak alat. Selain itu reagen yang digunakan juga harus aman untuk
pekerja dan alam. Saat reagen yang digunakan bersifat berbahaya
diharuskan adanya treatment sehingga dapat mengatasi bahaya kepada
pekerja dan juga pencemaran terhadap lingkungan.

• PARAMETER PENENTU PROSES LEACHING

➢ KONSENTRASI REAKTAN
- Semakin tinggi konsentrasi larutan yang digunakan, maka reaksi
menjadi lebih cepat
Pengertian konsentrasi dapat ditinjau dari viscocity, di mana pada
larutan yang pekat ikatan antar partikel lebih rapat disbanding larutan
encer. Dari hal tersebut juga dapat terlihat lebih banyak molekul-nya
sehingga tumbukan antar molekul lebih besar intensitasnya.
- Kestimbangan kimia
1. Jika konsentrasi ditambah, maka kesetimbangan reaksi akan
bergerak ke kiri
2. Jika konsentrasi dikurangi, maka kesetimbangan reaksi akan
bergerak ke kanan
➢ LUAS PERMUKAAN BIJIH

- Semakin besar luas permukaan maka frekuensi tumbukan akan lebih


besar sehingga reaksi berjalan lebih cepat.

➢ TEMPERATUR

- Semakin tinggi temperatur maka reaksi akan lebih cepat berlangsung


dan begitu juga sebaliknya.
- Jika suhu dinaikkan maka kesetimbangan reaksi bergerak ke reaksi
endotermik (menyerap panas)
- Jika suhu diturunkan maka kesetimbangan reaksi bergerak kereaksi
eksotermik (melepas panas)
• PENAMBAHAN KATALIS
Pada suatu kesetimbangan jika dilakukan penambahan katalis yang berguna untuk
menggeser kesetimbangan suatu reaksi. Katalis merupakan suatu zat yang dapat
meningkatkan laju reaksi tanpa bereaksi pada reaksi tersebut. Katalis bekerja
dengan cara menurunkan energi aktivasi antara reaktan dan priduk. Adanya
penambahan katalis menyebabkan reaksi akan berjalan lebih cepat dan
membutuhkan energi aktvasi yang lebih rendah.

• GENERAL PRINCIPLES AND TERMINOLOGY

- Mineral dan senyawa pengotor yang tidak diinginkan dalam reaksi pelindian
harus memiliki kelarutan yang cukup rendah untuk menghasilkan
pemisahan yang baik antara mineral berharga dan pengootor selama
pelindian, dan untuk mendapatkan larutan pelindian dengan kemurnian yang
dapat diterima untuk recovery logam selanjutnya.
- Perpindahan logam dari bijih ke larutan pelindian merupakan perpindahan
fasa padat ke cair. Karena perlaukanya selektif, sebagian besar komponen
yang tidak diinginkan dalam bijih tidak terpengaruh oleh proses pelindian dan
tetap dalam keadaan padat.
- Padatan dapat dipisahkan dari larutan setelah proses pelindian selesai, larutan
yang dihasilkan disebut larutan hamil (pregnant leach solution) atau cairan
pelindian (leach liquor). Produk padat disebut residu atau tailing.
- Proses pelindian metal yang terikat pada mineral bijih harus menggunakan
reagen pelindi yang sesuai sehingga logam berharga dapat larut dengan persen
ekstraksi yang tinggi.
- Termodinamika dari sistem reaksi akan menggambarkan kemungkinan
maksimum kelarutan logam yang terikat pada mineral pembawa.
- Sedangkan faktor kinetika menentukan sejauh mana reaksi tersebut dapat
dicapai dalam waktu yang tersedia.

• MEKANISME PROSES PELINDIAN


Reagen pelindi masuk ke dalam bijih menggunakan model kinetika shrinking-core
model (SCM) dengan tahapan sebagai berikut :
1. Difusi reagen pelindi melalui lapisan film yang mengelilingi permukaan
bijih. ( FILM DIFUSSION CONTROLS / EXTERNAL MASS TRANSFER)
2. Penetrasi dan difusi reagen pelindi melalui lapis bijih ke permukaan mineral
atau logam yang belum bereaksi ( RATE DIFUSSION / ASH DIFUSSION )
3. Reaksi kimia antara reagen dengan mineral atau logam. (SURFACE
CHEMICAL CONTROL )
4. Difusi hasil reaksi (larutan kaya dan senyawa hasil lainnya) melalui badan
bijih ke permukaan bijih. ( RATE DIFUSSION )
5. Difusi hasil reaksi melalui lapis film kembali ke larutan. ( FILM
DIFUSSION ).
Pada proses ini laju yang paling lambat dari mekanisme ini akan mengontrol laju
proses pelindian secara keseluruhan. Hal ini disebabkan pengendali laju pelindian
adalah tahapan dimana dalam prosesnya memerlukan waktu yang paling lama.
Dengan adanya pengontrolan pada bagian ini, kita dapat menentukan metode
terbaik yang bisa dilakukan agar dapat membuat pelindian dapat dilakukan dengan
waktu yang dapat diterima. Dalam hal ini meningkatkan laju reaksi adalah dengan
mengoptimalkan proses pada tahapan yang menjadi pengendali laju reaksi.
KINETIKA PELINDIAN
• Kinetika proses pelindian memiliki pengaru terhadap capital
cost dari leaching plant, equipment yang digunakan untuk
efisiensi proses, lama umur pabrik, kebutuhan tenaga kerja,
dan hal-hal terkait lainya.
• Tipe mineral dalam proses pelindian dapat dibagi menjadi 3
jenis secara umum :
1. Free/ pure particles
2. Middling : sebagian mineral berharga terekspos ke larutan
pelindi membentuk larutan kaya.
3. Dispered material : dikelilingi oleh material gangue
dan tidak dapat diakses atau tidak mudah diakses
oleh larutan pelindian
TRANSPORT MASSA

Transport massa dari spesi ion dan molekul melalui boundary layer terjadi karena
adanya difusi. Kekuatan pendorong proses difusi ini adalah perbedaan konsentrasi
antara konsentrasi reaktan dan produk dalam ruah larutan dengan konsentrasi
reaktan dan produk pada bijih.
- Saat konsentrasi reaktan pada permukaan adalah nol dan laju reaksi
kimia cukup untuk reaksi semua spesi, maka reaksi ini dikendalikan oleh
transport massa ke permukaan.
- Apabila reaktan tidak terkonsumsi sepenuhnya pada permukaan, maka
laju reaksi dikendalikan oleh reaksi kimia.
Laju tranpost massa melalui lapisan difusi meningkat dengan :
1. Diffusion layer yang semakin menipis.
2. Gradien konsentrasi yang semakin besar (dengan meningkatkan konsentrasi
larutan).
3. Meningkatkan temperature larutan (untuk kasus tertentu tidak berlaku
karena akan dapat menurunkan kelarutan gas, sehingga harus diperhatikan
untuk kasus per kasus)
Ketebalan lapis difusi merupakan fungsi :
- Kekasaran permukaan bijih
- Viskositas larutan
- Laju aliran padatan dalam larutan (dengan menggunakan baffles pada
tank dan high-shear impellers)
- Kecepatan pengadukan
- Derajat turbulensi dalam ruah larutan
Agitasi yang buruk : boundary layer > 0,5 mm
Agitasi yang baik : boundary later < 0,01 mm
IN-SITU LEACHING
In-Situ Leaching (ISL) merupakan metode hidrometalurgi untuk memperoleh
(recovery) mineral dan logam berharga secara langsung dari underground ore
bodies yang melibatkan proses pelarutan deposit ore di bawah tanah untuk
mengambil mineral yang diinginkan. Dalam ISL, mineral ore memerlukan reaksi
leaching dengan reagen peleaching atau lixiviant . ISLbiasanya melibatkan proses
ekstraksi mineral atau logam dari tempat ore langsung. Proses ekstraksi ini biasanya
sekaligus digabung dengan proses recovery mineral.

Endapan uranium yang sesuai untuk ISL biasanya merupakan mineral yang terdapat
di pasir atau batu pasir yang permeable, dibatasi di atas dan di bawa oleh lapisan
kedap air atau dibawah air.

KELEBIHAN IN-SITU LEACHING


1. Memungkinkan menambang di bagian yang sulit untuk diakses
2. Waktu pengembangan tambang lebih pendek
3. Tidak ada biaya penggalian
4. Menurunkan biaya pertambangan dan infrasturktur
5. Mengurangi dampak visual dari operasi penambangan
6. Pada pekerja tetp terisolasi dari bahaya radiasi lainya

KEKURANGAN IN-SITU LEACHING


- Masalah permeabilitas bijih :
1. Jika tubuh bijih tidak dapat ditembus maka harus dipecahkan oleh ledakan.
2. Pegendapan mineral sekunder dapat menyebabkan masalah permaebilitas.
3. Cairan pelindian dapat mengalir ke bawah tanpa meresap ke seluruh
badan bijih.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


- Permeabilitas Ore : Permabilitas bijih adalah sifat yang mengukur
kemampuan bijih untuk memungkinkan aliran fluida, seperti air atau
larutan kimia, melalui jaringan pori-pori atau ruang terbuka di
dalamnya. Permabilitas bijih adalah parameter penting dalam industri
pertambangan dan pengolahan mineral karena memengaruhi
kemampuan untuk mengalirkan larutan pereduksi atau larutan
pengolahan ke dalam bijih. Permeabilitas ore dapat ditingkatkan melalui
controlled blasting dengan fragmentasi ore di tempat, yang disebut
dengan rubblizing.
- Retakan alami Ore ; : berfungsi sebagai jalur aliran larutan
METODE IN SITU LEACHING
- Spraying Methode, dapat dilakukan apabila permukaan dari
bijih terekspos, dengan cara disemprot menggunakan larutan.
- Injection Methode, dapat dilakukan apabila permukaan dari
bijih tidak terekspos, dengan cara diinjeksikan dengan
tekanan tinggi.

PROSES DALAM IN SITU LEEACHING

1. Proses awalnya melibatkan pengeboran lubang ke dalam deposit bijih


2. Rekahan eksplosif atau hidraulik dapat digunakan untuk membuat jalur
terbuka di deposit agar larutan dapat menembus
3. Larutan pelindian di pompa ke dalam endapan yang bersentuhan dengan
bijih
4. Larutan yang mengandung bijih terlarut tersebut kemudian di pompa ke
permukaan dan di proses
5. Proses ini memungkinkan ekstraksi logam dan garam dari badan bijih tanpa
perlu penambangan konvensional yang melibatkan penambangan bor dan
peledakan, tambang terbuka, atau tambang bawah tanah

PENERAPAN IN SITU LEACHING


• In Situ Leaching Uranium
1. Pemboran Sumur : Sumur-sumur dibor di sekitar deposit bijih. Sumur-
sumur ini biasanya berfungsi sebagai saluran untuk menginjeksikan larutan
kimia ke dalam deposit uranium.
2. Injeksi Larutan Kimia: Larutan kimia yang mengandung reagen yang
sesuai diinjeksikan ke dalam deposit uranium melalui sumur-sumur yang
telah dibor. Larutan ini dapat berisi asam, basa, atau senyawa kimia lain
yang dapat melarutkan atau mengubah bijih menjadi bentuk yang lebih
larut.
3. Reaksi Kimia: Larutan kimia berinteraksi dengan bijih uranium di dalam
deposit. Ini mengakibatkan perubahan kimia dalam bijih, yang
memungkinkan logam atau mineral yang diinginkan larut dalam larutan
pelindian.
4. Ekstraksi Logam atau Mineral : Larutan yang telah diubah kimianya
mengandung logam atau mineral yang diinginkan. Larutan ini ditarik
kembali ke permukaan melalui sumur-sumur yang berbeda atau sama yang
digunakan untuk injeksi. Di permukaan, logam atau mineral kemudian
diendapkan atau dipisahkan dari larutan. Di dalam larutan kaya terdapat
beberapa mineral diantaranya, tembaga, emas , dan uranium.
5. Pemrosesan Lanjutan : Hasil dari larutan kaya yang terdapat beberapa
mineral, kemudian dilakukan pemurnian larutan hasil pelindian. Pada
tembaga dapat dilakukan solven extraction kemudain electrowinning untuk
dihasilkan tembaga katoda. Pada emas dilakukan proses carbon in pulp hasil
dari CIP kemudian dilakukan proses stripping, electrowinning, dan smelting
sampai didapatkan emas murni. Pada uranium dilakukan pengolahan
mineral untuk mendapatkan yellowcake U3O8.

Larutan uranium yang diekstraksi kemudian disaring melalui resin beads.


Melalui proses pertukaran ion, resin beads mengikat uranium dari larutan.
Resin yang diisi uranium kemudian diangkut ke pabrik pengolahan, di mana
U3O8 dipisahkan dari resin beads dan dihasilkan bubuk konsentrat uranium.
• EKSTRAKSI Cu ( Ekstraksi Pelarut )
Ekstraksi pelarut diperlukan untuk memfokuskan PLS dalam kandungan tembaga
sebelum proses EW. Metode ini didasarkan pada penggunaan ekstraktan (misalnya
LIX984) kompleks dengan pelarut organik dan dicampur dengan PLS.
Proses kimia proses ekstraksi pelarut cukup sederhana dan dapat dijelaskan oleh
persamaan keseimbangan massa berikut :

• STRIPPING
Tahap stripping digunakan untuk memisahkan tembaga dari fasa
organik. Proses ekstraksi dan pengupasan ini diulang beberapa kali
hingga konsentrasi tembaga yang sesuai dengan electrowinning
diperoleh. h+ pada stripping memiliki volume lebih kecil dan
konsentrasi lebih tinggi dengan pengotor yang lebih dikit dr
sebelumnya
• IN SITU LEACHING EMAS
Pencucian in – situ belum digunakan dalam skala komersial untuk penambangan
emas. Setelah mendapatkan hasil yang buruk, mungkin karena bijih telluride yang
kompleks, pengujian dihentikan. Contoh ISL emas di dunia adalah ISL Emas di
Tambang Emas Ajax di Cripple Creek Amerika Serikat menggunakan larutan
klorida dan iodide. Produksi emas dengan cara ISL menghasilkan greenhouse gas
(GHS) yang jumlahnya lebih rendah dari cara lain. Gross Energy Requirement
(GER) ISL emas juga lebih rendah dari cara produksi lainnya

• DAMPAK IN SITU LEACHING TERHADAP LINGKUNGAN


Efek kuantitas air yang dapat ditimbulkan dari pelindian in-situ penambangan
termasuk tamasya lixiviant selama injeksi dan alami migrasi sisa lixiviants dan air
tanah lain yang terkena dampak tambang setelah penambangan berhenti. Lixiviant
yang ideal untuk penggunaan in-situ adalah yang akan mengoksidasi uranium,
mengomplekskannya untuk mempertahankannya dalam larutan, dan berinteraksi
sedikit dengan host rock yang mandul. Sayangnya, tidak ada lixiviant sepenuhnya
lembam terhadap mineral lain yang umumnya terkait dengan sedimen deposit
uranium.

You might also like