You are on page 1of 27

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

HIPERTENSI

NAMA KELOMPOK :

1. AMANDA CHAMELIA 2220007


2. FITROTUN NISA 2220018
3. NOVAN SUSANTO 2220032
4. SHAFIRA FINKA 2220040
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat kesehatan,
iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Stas dasar nikmat tersebut itulah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Hipertensi " tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini sehingga kami mempresentasikannya. Khususnya kepada
dosen Patologi Anatomi Respirasi dan Kardiovaskular, Ibu dr. Edwina Monayo, M. Biomed
yang telah memberikan berbagai arahan dan pelajaran dalam arti penting mengaktualisasikan diri
yang merupakan cikal bakal terbentuknya makalah ini.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan mahasiswa, dan para
pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.

Surabaya,27 September 2023

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………I

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..2

1.3 Tujuan Pembahasan…………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hipertensi……………………………………….………………….3

2,2 Etiologi Hipertensi…………………………………………………………..4

2.3 Patofisiologi Hipertensi…………………………..…………………………5

2.4 Tanda Dan Gejala Hipertensi……………..………………………………...7

2.5 Test Diagnostik Hipertensi…………………………………………………8

2.6 Penatalaksanaan Hipertensi……………………………………………….. 9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………………... 17

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………23

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 24

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah
secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah stu jenis penyakit yang sangat
berbahaya. Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang.
Sebanyak 10-30% dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap NegaraBerdasarkan data
Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkatDi
India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta
orang pada tahun 2025Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan
diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi
penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi
diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-
15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Hari hipertensi di dunia
diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh WHO sejak 2005.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi hipertensi ?

2. Apa etiologi hipertensi ?

3. Apa patofisiologi hipertensi ?

4. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi ?

5. Bagaimana test diagnostik hipertensi ?

6. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi?

7. Bagaimana asuhan keperawatan hipertensi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi hipertensi

2. Untuk mengetahui etiologi hipertensi

3. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi

4 Untuk mengetahui tanda dan gejala hipertensi

5.Untuk mengetahuitest diagnostik hipertensi

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan hipertensi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI HIPERTENSI

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteriArteri adalah
pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan
organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun
emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.

Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg dan
tekanan darah diastoltik >90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya dengan
1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat
melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg)


Normotensi <140 <90
Hipertensi 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 <90

sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on Preventation,
Detection, Evaluation and Treatment of High Bload Pressure1997 klafisikasi hipertensi yaitu

Kategori Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg) Rekomendasi


Normal <130 <85 Periksa ulang dalam
2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam

3
2 tahun
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Konfirmasi dalam ½
bulan, anjurkan
modifikasi gaya
hidup
Hipertensi tingkat 2 160-179 100-109 Evaluasi / rujuk
dalam 1 bulan
Hipertensi Tingkat 3 >180 >110 Evaluasi/ rujuk
segera dalam 1
minggu berdasarkan
kondisi medis

Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan jantung,gagal
jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kronis. Sejalan dengan
bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan darah
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan darah diastolic terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan/bahkan menurun
drastic.

2.2 ETIOLOGI HIPERTENSI

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui


penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetic lingkungan hiperativitis susunan simpatis,system renin-
angiotensisd efek dalam ekskresi Na,peningkatan Na dan Ca intraselular dan factor-
faktor yang meningkatkan risiko,seperti obesitas, alcohol,merokok serta polisitemia.

4
2. Hipertensi sekunder Terdapat sekitar 5% kasusPenyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen.penyakit ginjal,hipertensi vascular renal hiperaldosteronisme
primer,dan sindrom cushingfeokromositomo,koarktasio aorta, hipertensi yang berhubung
dengan kehamilan, dan lain-lain.

2.3 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI

Menurut Smeltzer & Bare (2002:898) mengatakan bahwa mekanisme yang mengontrol
konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medulla oblongata di
otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar dari kolomna medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis. Pada titik ganglion ini neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya norepinefrine
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah akibat aliran darah
yang ke ginjal menjadi berkurang atau menurun dan berakibat diproduksinya renin, renin akan
merangsang pembentukan angiostensin I yang kemudian diubah menjadi angiostensin II yang
merupakan vasokonstriktor yang kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal
dimana hormon aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan
menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan hipertensi.
Terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :

5
 Curah jantung dan tahanan perifer

Mempertahankan tekanan darah yang normal bergantung kepada keseimbangan antara curah
jantung dan tahanan vaskular periferSebagian terbesar pasien dengan hipertensi esensial
mempunyai curah jantung yang normal, namun tahanan perifernya meningkatTahanan perifer
ditentukan bukan oleh arteri yang besar atau kapiler, melainkan oleh arteriola kecil, yang
dindingnya mengandung sel otot polos. Kontraksi sel otot polos diduga berkaitan dengan
peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler (Lumbantobing, 2008).

 Sistem renin-angiotensin

Sistem renin-angiotensin mungkin merupakan sistem endokrin yang paling penting dalam
mengontrol tekanan darahRenin disekresi dari aparat juxtaglomerular ginjal sebagai jawaban
terhadap kurang perfusi glomerular atau kurang asupan garamIa juga dilepas sebagai jawaban
terhadap stimulasi dan sistem saraf simpatis (Lumbantobing. 2008)

 Sistem saraf otonom

Stimulasi sistem saraf otonom dapat menyebabkan konstriksi arteriola dan dilatasi arteriola. Jadi
sistem saraf otonom mempunyai peranan yang penting dalam mempertahankan tekanan darah
yang normal. Ia juga mempunyai peranan penting dalam memediasi perubahan yang berlangsung
singkat pada tekanan darah sebagai jawaban terhadap stres dan kerja fisik (Lumbantobing, 2008).

 Peptida atrium natriuretik (atrial natriuretic peptide /ANP)

ANP merupakan hormon yang diproduksi oleh atrium jantung sebagai jawaban terhadap
peningkatan volum darah. Efeknya ialah meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal, jadi
sebagai semacam diuretik alamiahGangguan pada sistem ini dapat mengakibatkan retensi cairan
dan hipertensi (Lumbantobing, 2008)

6
2.4 TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:

 Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

 Sakit kepala

 Epistaksis

 Pusing/migrain

 Rasa berat ditengkuk

 Sukar tidur

 Mata berkunang kunang

 Lemah dan lelah

 Muka pucat

 Suhu tubuh rendah

Gejala hipertensi merupakan manifestasi klinis dari gangguan kenyamanan yang dirasakan
pasien. Pasien dapat menganggap sebuah gejala hipertensi sebagai sebuah gangguan
kenyamanan atau tidak bergantung dari beberapa faktor. Menurut Potter&Perry (2005) beberapa
faktor tersebut yaitu: usia, jenis kelamin, kebudayaan. makna nyeri, perhatian, ansietas,
keletihan, pengalaman sebelumnyakoping dan dukungan sosial keluarga

7
2.5 TEST DIAGNOSTIK HIPERTENSI

1. Pemeriksaan Laboratorium:

aIIb atau IIt: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat
mengindikasikan faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas dan anemia

b. BUN atau kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjal

cGlukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran
kadar ketokolamin. Hipertensi yang disertai dengan diabetes ataupun diabetes yang disertai
hipertensi dapat menimbulkan risiko pada organ- organ penting. Oleh karena itu diperlukan
pemantauan untuk kadar glukosa dalam darah

dUrinalisa: mengkaji pada darah. proteinglukosamenunjukkan ada disfungsi pada ginjal dan
adanya DM

2. CT Scan: untuk mengkaji adanya tumor cerebral dan encelopati

3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana letak dan berapa luasnya, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

4. JUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensiseperti: batu ginjal dan perbaikan ginjal

5. Foto Thorax: dapat menunjukan destruksi kalsifikusi pada area kutup dan pembesaran jantung

8
2.6 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik
(spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga
dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah
obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan
mengeluarkan garam lewat kulit).

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Pengobatan non obat (non farmakologis)


2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

 Pengobatan non obat (non farmakologis)

Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga


pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan
pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat
dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. Pengobatan non
farmakologis diantaranya adalah:

 Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh


 Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan


asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak
dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada
pengobatan farmakologis.

9
 Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis
dapat
 mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

 Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
 Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
 Perbanyak maknan yg mengandung kalsium, kalium dan magnesium
 Perbanyak makanan yg mengandung serat
 Menjaga berat badan
 Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan

 Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Obat-obatan antihipertensiTerdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini.

Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

 Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing)
sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi
lebih ringan.

Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.

 Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada
saat kita beraktivitas)

Contoh obatnya adalah: Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

 Betabloker

10
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis
betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan
seperti asma bronkial.

Contoh obatnya adalah: Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.

Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia
(kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya
bagi penderitanya)Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran
pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.

 Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah Prasosin HidralasinEfek samping
yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah: sakit kepala dan pusing.

 Penghambat ensim konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah
Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah: batuk kering, pusing, sakit kepala dan
lemas.

 Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung
(kontraktilitas)Yang termasuk golongan obat ini adalah: Nifedipin, Diltiasem dan VerapamilEfek
samping yang mungkin timbul adalah sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah

 Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya
yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantungObat-obatan yang termasuk dalam golongan
ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing,
lemas dan mualDengan pengobatan dan control yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensimaka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

11
Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat yang jitu untuk menurunkan tekanan darah
seperti:

1. Biasakan berjalan kaki

Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat menurunkan tekanan darahnya dengan
cepat sebanyak sekitar 6 mmHg sampai 8 mmHg. Berjalan akan membuat jantung lebih banyak
menggunakan oksigen dengan lebih efisien, sehingga tidak berupaya keras memompa darah.
Lakukan latihan kardio sedikitnya 30 menit setiap hari dalam semingguCobalah tingkatkan
kecepatan atau jaraknya sehingga membuat badan tetap langsing.

2. Tarik napas panjang

Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti qigong, yoga dan tai chi akan
menurunkan hormon stres kortisol yang dapat mengangkat renin, enzim dari ginjal yang
meningkatkan tekanan darah Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam
hariTarik napas dalam-dalam dan perluas perutBuang napas dan lepaskan semua ketegangan

3. Pilih produk kaya kalium

Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran merupakan bagian penting
dalam program penurunan tekanan darah. Usahakan untuk mendapatkan asupan kalium dari
2.000 sampai 4.000 mg per hari," kata Linda Van HornPhD, RD, profesor kedokteran preventif
di Northwestern University Feinberg School of Medical. Sumber makanan yang kaya kalium
antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentangpisang, kacang merah, kacang polong,
melonsemangka dan buah-buahan kering seperti kismis.

4. Batasi konsumsi garam

Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi lebih besar kemungkinannya
memiliki tekanan darah tinggiterutama yang sensitif terhadap garam atau sodiumTapi karena

12
tidak ada cara untuk mengetahui apakah seseorang sensitive terhadap sodium, maka setiap orang
harus mengurangi asupan sodiumnya," kata Eva ObarzanekPhD, ahli gizi penelitian di National
Heart, Lung, dan Darah Institute. Batasi penggunaan garam adalah 1.500 mg per hariSedangkan
setengah sendok teh garam mengandung sekitar 1.200 mg sodiumPerhatikan juga kadar garam
atau sodium dalam makanan olahan, sebab di situlah sebagian besar asal muasal sodium dalam
makanan. Bumbui makanan dengan rempah-rempah, jamu, lemon, dan jangan ditambahi garam.

5. Makan cokelat hitam

Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh darah menjadi lebih elastis Dalam
sebuah penelitian, 18% pasien yang makan cokelat hitam setiap hari mengalami penurunan
tekanan darah. Ada baiknya memakan 1/2 ons cokelat hitam setiap hari-hari. Pastikan coklat
hitam yang dimakan mengandung setidaknya 70% kakao.

6. Minum suplemen

Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim Q10 mengurangi
tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg. Antioksidan diperlukan untuk memproduksi
energi dan melebarkan pembuluh darah. Konsultasikan dengan dokter tentang pemakaian
suplemen 60 mg sampai 100 mg untuk 3 kali sehari.

7. Minum sedikit saja alkohol

Menurut kajian dari 15 penelitian, semakin sedikit minum alkohol, semakin sedikit tekanan
darah yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian di rumah sakit Boston's Brigham and Women
menemukan bahwa minum alkohol dalam taraf ringan, yaitu seperempat sampai setengah
minuman per hari untuk wanita, dapat mengurangi tekanan darah lebih banyak daripada yang
tidak minum setiap hari. Yang dimaksud satu minuman adalah 12 ons bir, atau 5 ons anggur atau
1,5 ons alkohol. Penelitian lain juga menemukan bahwa minum satu gelas sehari pada wanita dan
dua gelas sehari untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung."Dalam jumlah tinggi,

13
alkohol jelas merugikan. Tapi konsumsi alkohol dalam taraf sedang adalah pelindung jantung,
jika diminum dalam porsi yang cukup," kata Obarzanek.

8. Minum kopi tanpa kafein

Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap tekanan darah. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa kafein tidak mempengaruhi tekanan darah, tapi suatu
penelitian dari Duke University Medical Center menemukan bahwa konsumsi kafein 500 mg
atau sekitar tiga 8 ons cangkir kopi, dapat meningkatkan tekanan darah sebesar 4 mmHgEfeknya
berlangsung hingga menjelang tidur. "Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dengan
mengencangkan pembuluh darah dan mempembesar efek stres. Ketika sedang stres, jantung
memompa darah lebih.

9. Minum teh herbal

Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang meminum 3 cangkir teh hibiscus
setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 7 poin dalam rata-rata 6 minggu.
Hasil ini setara dengan obat resep. Peserta yang meminum minuman plasebo hanya mengalami
penurunan tekanan darah sebesar satu poin.Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu
nampaknya dapat banyak mengurangi tekanan darah tinggiDalam teh herbal, banyak terkandung
kembang sepatu. Lihatlah campuran bahan-bahan yang terkandung dalam produk teh, dan
pilihlah produk yang banyak mengandung kembang sepatu dalam setiap porsinya.

10. Kurangi lembur

Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan meningkatkan risiko hipertensi sebesar
15%, demikian menurut penelitian oleh University of California, Irvine terhadap 24.205 orang
warga California. Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan

14
sehatUsahakan menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga dapat mengunjungi pusat
kebugaran atau lebih sering memasak makanan sehat.

11. Bersantai dengan music

Untuk menurunkan tekanan darah, disamping dibantu oleh obat, juga bisa dibantu dengan
merubah gaya hidup. Menurut para peneliti di University of Florence di Italia, lagu-lagu yang
tepat dapat membantu menurunkan tekanan darah, Peneliti meminta 28 orang dewasa yang sudah
mengggunakan pil hipertensi mendengarkan musik klasik, Celtic, atau musik India selama 30
menit setiap hari sambil bernapas perlahan-lahan. Setelah seminggu, para peserta rata-rata
mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebesar 3,2 poin. Sebulan kemudian, angkanya
turun sebanyak 4,4 poin

12. Mengatasi ngorok saat tidur

Dengkuran yang kencang adalah salah satu gejala utama sleep apnea obstruktif (OSA)Peneliti
dari Universitas Alabama menemukan bahwa penderita apnea tidur banyak memiliki kadar
aldosteron yang tinggi, hormon yang dapat meningkatkan tekanan darahBahkan, diperkirakan
bahwa separuh dari semua orang yang mengalami sleep apnea memiliki tekanan darah tinggi.
Penderita apnea tidur biasanya mengalami banyak gangguan tidur yang berpotensi mengganggu
pernapasan dan mengancam nyawa saat tertidur. Selain mendengkur dengan keras, kelelahan
yang berlebihan di siang hari dan sakit kepala pada pagi hari juga adalah pertanda apnea tidur.
Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada dokter apakah apnea tidurnya dapat
disembuhkan. Mengobati apnea tidur dapat menurunkan kadar aldosterone dan memperbaiki
tekanan darah tinggi.

13. Banyak makan kedelai

15
penelitian yang dimuat Journal of American Heart Association menemukan untuk pertama
kalinya bahwa mengganti karbohidrat olahan dengan makanan kaya protein kedelai atau susu,
seperti susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik penderita hipertensi atau
prehipertensi.

Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita mencegahnya terlebih
dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :

 Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut lebih
cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan jantung terpaksa
memompa lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kita
 Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan lebih
banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi
 Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah dan
menjadikannya tebal dan kaku
 Pertahankan berat badan ideal
 Olahraga secara teratur
 Hindari konsumsi alcohol
 Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami

16
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

1. Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan merupakan pengkajian status kesehatan, baik status kesehatan saat ini
(riwayat penyakit sekarang), status kesehatan masa lalu (riwayat penyakit dahulu), dan status
kesehatan keluarga (riwayat penyakit keluarga)

a) Riwayat Penyakit Sekarang

Merupakan proses atau alur bagaimana keluhan bisa terjadi Bila di dalam keluhan utama tidak
dijelaskan bagaiman bisa keluhan utama dalam hipertensi itu munculmaka di dalam riwayat
penyakit sekarang dimunculkan. Pada pengkajian ini bisa muncul berbagai keluhan yang
lainnyaYang perlu ditanyakan pada klien adalah bagaimana proses keluhan menyangkut
hipertensi itu bisa terjadi, tindakan yang telah dilakukan pasien dan keluarga untuk meringankan
keluhan yang muncul akibat hipertensi (termasuk pengobatan yang telah dilakukan). bagaimana
prosesnya sampai pasien dibawa ke rumah sakit. Misalnya jika dalam hipertensi ini biasanya
pasien merasa pusing Hal-hal yang ditanyakan meliputi:

1) Gambaran pusing atau sakit kepala yang dirasakan oleh pasien

2) Kapan rasa pusing itu muncul?

3) Apakah yang menyebabkan pusing akibat kenaikan tekanan darah yang dialami oleh pasien
bertambah parah?

4) Apakah pasien telah menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan gejala dari hipertensi
tersebut?

5) Apakah efek samping dari obat yang dikonsumsi baik atau tidak terhadap rasa pusing atau
sakit kepala yang dirasakan?

17
b) Riwayat Penyakit Dahulu

Mengkaji apakah ada penyakit yang pernah pasien derita di masa lalu. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah penyakit terdahulu yang pernah diderita berdampak pada penyakit yang
muncul pada pasien saat ini. Hal yang perlu dikaji apakah dulunya pasien punya riwayat
hipertensi dan pernah MRS dengan keluhan yang sama. Selain itu perlu ditanyakan pula apakah
pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler lainnya.

c) Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga ditujukan untuk mencari apakah ada factor keturunan atau pun
bawaan. Hal yang ditanyakan adalah adakah anggota keluarga yang pernah menderita penyakit
hipertensi sebelumnya. Pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga ini jangan lupa sertakan
genogram.

2. Aktivitas/ Istirahat

Gejala kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

3. Sirkulasi

Gejala: Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit


cebrocaskuler, episode palpitasi.

Tanda: Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

4. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan,


yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda: Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot
muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

18
5. Eliminasi

Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa
yang lalu).

6. Makanan/cairan

Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol
mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria

7. Neurosensori

Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun
dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis)

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker,
penurunan keuatan genggaman tangan.

8. Nyeri ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala

9. Pernafasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispneabatuk


dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok

TandaDistress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan


(krakties/mengi), sianosis.

10. Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

19
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan yang dialami oleh pasien akibat hipertensi

3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tujuan:

Kriteria Hasil:

 Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan

 Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur

 Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi

3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatiakn frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit
diatas frekuensi istirahat: peningkatan tekanan darah yang nyata selama atau sesudah
aktivitas (tekanan sistolik meningkat 40mm/Hg atau tekan diastolik meningkat 20mm/Hg);
dispnea atau nyeri nada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaforesis; pusing atau
pingsan

2. Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi, mis., menggunakan kursi saat
mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas dengan
perlahan.

3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika dapat
ditolenransiBerikan bantuan sesuai kebutuhan,

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi adalah tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi


keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien.

20
Tujuan implementasi:

 Membantu atau mengarahkan kinerja aktifitas kehidupan sehari-hari

 Memberikan arahan keperawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat kepada klien.

 Mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan
yang berkelanjutan klien.

Tahap-tahap implementasi:

1. pengkajian ulang terhadap klien.

2. meninjau dan merevisi rencana asuhan keperawatan yang ada.

3. mengorganisasi sumber daya dan pemberian asuhan keperawatan.

4. mengantisipasi dan mencegah komplikasi

5. mengimplementasi intervensi keperawatan

3.6 EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan perawat menentukan


apakah intervensi telah berhasil meningkatkan kondisi klien

Tujuan evaluasi:

 Melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

 Menentukan apakah intervensi telah tercapai atau belum

Tahap-tahap evaluasi:

1. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi

2. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah terpenuhi

3. Mengiterprestasi dan meringkas data

4. Mendokumendasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis

5. Meneruskanmenghentikan atau merevisi rencana keperawatan

21
Jenis-jenis evaluasi:

a) evaluasi formatif

evaluasi formatif adalah evaluasi yang berfokus pada aktifitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan

b) evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh semua aktifitas proses keperawatan selesai
dilakukan

Penentuan masalah teratasi atau tidak teratasi dengan cara membandingkan SOAP dengan tuuan
kriteria hasil yang telah di tentukan

 S(subjektif): adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan di berikan

 O(objektif): adalah informasi yang didapat dari hasil pengamatan, penilaian, pengukuran
yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan

 A(analisis) membandingkan antara informasi subjektif dan objektif dengan tujuan dan
kriteria hasil kemudian dapat disimpulkan masalah tertasi, teratasi sebagian atau tidak terasi

 (planning): rencana keperawatan yang dilakukan berdasarkan hasil analisa.

22
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg dan
tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang berbahaya karena
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi
menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak
diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab
spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio
aorta.

B. SARAN

Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca : Selalu menjaga kesehatan.
Kesehatan merupakan anugrah yang tak temilai harganya. Karena di dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang kuat.

Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah makanan yang
bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita Rajin berolahraga

23
DAFTAR PUSTAKA

http://cai-sl.blogspot.com/2012/06/latar-belakang-hipertensi-penyakit.html

http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/makalah-hipertensi.html

http://nuurasiyah.blogspot.com/

http://gustiaanggriana909.blogspot.co.id/2015/12/makalah-hipertensi.htmL

http://rositaerni.blogspot.co.id/2015/10/makalah-hipertensi.html Beevers, D.G2002. Seri


Kesehatan : Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat. Brigham, J.C. 1991.
Social Psychology. New York: Harpercollins Publisher. Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku
Patofisiologl. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Carpenito, L.J. 2000Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. JakartaEGC Dalmartha,


Setiawan dan Nova Sutarina. 2008. Care Your Self HipertensiJakarta: Penebar Plus

24

You might also like