You are on page 1of 33

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP 2 : KELUARGA

KELAHIRAN ANAK PERTAMA (CHILD-BEARING FAMILY)

Mata Kuliah :

KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :

1. Farda Nur Emilia (202001140)


2. Rahma Dani Dwi S. (202001149)
3. Sintia Anggun Irmawati (202001158)
4. Riyas Pratiwi (202001167)
5. Elok Rahma Diesa (202001175)
6. Kenny Cakra W. (201801110)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

TA 2020/2021

Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto, (0321) 39020


DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan...............................................................................................................1

Bab II Tinjauan Teori..........................................................................................................4

2.1 Definisi Keperawatan Keluarga.............................................................................4

2.2 Tahapan Perkembangan Keluarga.........................................................................4

Bab III Tinjauan Kasus........................................................................................................6

3.1 Triggercase.............................................................................................................6

3.2 Data Pengkajian.....................................................................................................6

3.3 Analisa Data.........................................................................................................14

3.4 Diagnosa...............................................................................................................15

3.5 Skoring.................................................................................................................15

3.6 Intervensi..............................................................................................................18

3.7 Implementasi Dan Evaluasi.................................................................................23

3.8 Evaluasi Sumatif Askep Keluarga Tahap II.........................................................30

Bab IV Penutup..................................................................................................................32

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................32

Daftar Pustaka....................................................................................................................34
1.1. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak sebagai tempat


anak belajar dan bersosialisasi, dimana umumnya anak melakukan interaksi yang intim di
dalam keluarga. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap
anggota keluarga (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008). Sedangkan menurut Achiar, (2010)
keluarga adalah suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama
yang mempunyai hubungan darah perkawinan atau adopsi, tinggal bersama dan saling
menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling
pengertian, dan saling menyayangi.
Pada keluarga terdapat tahap perkembangan dan tugas perkembangan. Tahap
perkembangan keluarga menurut teori Duval 1985 dalam Setiadi (2008) dibagi dalam
delapan tahap perkembangan, yaitu keluarga baru (Berganning Family), keluarga dengan
anak pertama <30 bulan (Childbearing), keluarga dengan anak pra sekolah, keluarga
dengan anak usia sekolah (6-13 tahun), keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun),
keluarga dengan anak dewasa (anak pertama meninggalkan rumah), keluarga usia
pertengahan (Midlle Age Family), dan keluarga lanjut usia.
Tahap perkembangan keluarga dengan childbearing adalah keluarga yang dimulai
dari kelahiran anak pertama sampai anak berusia 30 bulan. Pada tahap ini terjadi transisi
peran dari individu menjadi orang tua. Tugas perkembangan pada keluarga dengan tahap
perkembangan childbearing adalah adaptasi perubahan anggota keluarga (peran,
interaksi, seksual, dan kegiatan), mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, membagi peran dan tanggungjawab, bimbingan orang tua tentang pertumbuhan
dan perkembangan anak, konseling KB post partum 6 minggu, menata ruangan untuk
anak, biaya atau dana childbearing, menfasilitasi role learning anggota keluarga, dan
mengadakan kebiasaan keagamaan rutin. Supaya dapat mencapai harapan tugas pada
2
fungsi dasar keluarga salah satunya konseling keluarga berencana dengan pemilihan alat

3
kontrasepsi yang merupakan jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan orang tua dalam
tahap tersebut.
Pada keluarga dengan tahap perkembangan childbearing muncul beberapa
masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang sering muncul yaitu hubungan seksual dan
sosial terganggu, suami merasakan terabaikan dan peningkatan perselisihan. Hubungan
seksual antar pasangan merupakan masalah yang paling sering muncul. Kesulitan seksual
periode pasca post partum bisa terjadi akibat faktor peran baru yang dijalankan oleh ibu
akibat kelelahan dan merasa kehilangan ketertarikan seksual (Mubarak, 2011).
Pada keluarga childbearing masalah kesehatan yang sering muncul terkait dengan
kontrasepsi salah satunya adalah ketidaktahuan atau kurang pengetahuan tentang alat
kontrasepsi. Alat kontrasepsi penting bagi pasangan usia subur dan pasangan baru
menikah karena dapat menentukan jarak untuk merencanakan kehamilan selanjutnya. Hal
tersebut dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Rachmawati
(2013) tentang penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur dan pasangan baru
menikah bahwa sebanyak 63,2% kurang pengetahuan tentang penggunaan KB dan 65,9%
tidak menggunakan KB. Berdasarkan data dari BKKBN (2015) jumlah peserta KB aktif
21,3%, yang menggunakan IUD sebanyak 4,8%, MOP 0,1%, MOW 3,8%, yang
menggunakan implan sebanyak 4,4%, suntik sebanyak 31,2%, pil 13,4%, kondom 1,7%,
MAL sebanyak 0.0%, dan tradisional sebanyak 1,6%. Sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Bernadus, Madianung, dan Masi pada tahun 2013 pada pasangan usia
subur 54 orang pengetahuan tentang KB baik.
Berdasarkan hasil studi literatur, masih banyak pasangan usia subur dan pasangan
yang baru menikah yang belum mengetahui tentang pemilihan alat kontrasepsi. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus “Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Tahap Perkembangan Childbearing Dengan Kurangnya Pengetahuan Tentang
Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Keluarga Tn. A”.

1.2. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga pada tahap childbearing dengan
kurangnya pengetahuan tentang pemilihan alat kontrasepsi.

4
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan tahap childbearing.
b. Mampu merumuskan masalah pada asuhan keperawatan keluarga pada tahap
childbearing.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga pada
tahap childbearing.
d. Mampu melakukan tindakan pada asuhan keperawatan keluarga pada tahap
childbearing.
e. Mampu melakukan evaluasi pada asuhan keperawatan keluarga pada tahap
childbearing.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1 Definisi keperawatan
keluarga

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan


komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengertian lain,
keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).

Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di


masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan
memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari
profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes RI,
2010).

II.2 Tahapan perkembangan keluarga


Tahap II : Keluarga kelahiran anak pertama (child-bearing family). Keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun). Kelahiran bayi pertama memberi perubahan
besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenui
kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa terbaikan karena fokus
perhatian tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau istri belum siap menjadi
ibu. Tugas perkembangan keluarga tahap II :

a. Persiapan menjadi orang tua;


b. Membagi peran dan tanggung jawab;
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan;
d. Mempersiapkan biaya atau dana child bearing;
e. Memfasilitasi role learning anggota keluarga; dan
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.

6
BAB III
TINJAUAN KASUS
III.1 Triggercase

Tn. A (27 tahun) memiliki istri bernama Ny. B yang baru saja melahirkan anak pertama 2
minggu yang lalu. Tn. A bersama keluarga kecilnya tinggal bersama dengan Tn. C dan Ny. D
yang merupakan orang tua dari Tn. A. Bayi Ny. B lahir dengan sehat. Saat diwawancarai Ny. B
mengatakan sudah bisa menyusui anaknya dengan dipangku dan masih bingung cara
menggendong anak nya dengan benar. Sebelum melahirkan Ny. B sering berkonsultasi dengan
mertua cara perawatan bayi, dan ingin mengetahui lebih banyak informasi perawatan bayi. Saat
ini Ny. B masih bingung menentukan kontrasepsi yang tepat untuk mengatur jarak
kehamilannya, Ny. B mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai kontrasepsi.

III.2 Data pengkajian


I. Data umum
Nama KK : Tn. A
Usia : 27 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
1. Komposisi keluarga

No Anggota Hubunga Jenis Usia Pendidik Pekerjaan Imunisasi


keluarga n kelamin an
keluarga
1. Tn. A Kepala L 27 tahun SMA Wiraswasta -
keluarga
2. Ny. B Istri P 25 tahun SMA IRT -
3. An. S Anak L 2 - - Hb0
minggu
4. Tn. C Ortu L 60 tahun SMA Pensiun -
5. Ny. D Ortu P 55 tahun SMP - -

2. Genogram

7
Keterangan :
: laki-laki : klien
: perempuan : tinggal satu rumah

3. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah extended family (tipe keluarga besar). Keluarga Tn. A
tinggal bersama kedua orang tuanya dan menanggung seluruh kebutuhan
keluarganya.
4. Suku bangsa
Keluarga Tn. A berasal dari suku Jawa dan bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah campuran bahasa jawa dan bahasa indonesia. Tidak ada budaya yang
mempengaruhi kesehatan keluarga.
5. Agama
Keluarga Tn. A beragama Islam dan selalu melaksanakan kewajiban beribadah
sebagai pemeluk agama Islam.
6. Status sosial ekonomi keluarga
Berdasarkan pendekatan keluarga menurut BKKBN (2015), keluarga Tn. A masuk
dalam keluarga sejahtera tahap II, dengan indikator keluarga dapat memenuhi

8
kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah memenuhi kebutuhan sosial
psikologis, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangnnya, seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
7. Aktivitas rekreasi keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga hanya dilakukan di rumah, yaitu berkumpul dengan
anggota keluarga dengan menonton TV. Rekreasi keluar rumah hanya dilakukan
setahun sekali, untuk berlibur ke tempat rekreasi.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. A termasuk dalam tahap II : keluarga kelahiran
anak pertama (child-bearing family), dimana anak pertama Tn. A berusia 2 minggu.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga dengan anak pertama sudah terpenuhi, dapat
membagi peran dan tanggung jawab orang tua dan memenuhi kebutuhan biaya.
Tetapi keluarga Tn. A belum memahami pemilihan kontrasepsi untuk mengatur
jarak kelahiran berikutnya.
3. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn. A saat ini dalam keadaan sehat, tidak memiliki riwayat penyakit. Ny.
B masih bingung dalam pemilihan alat kontrasepsi.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. A mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi,
diabetes dan hepatitis. Tn. C pernah dirawat di rumah sakit karena thypoid 1 tahun
lalu.
III. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
Kondisi rumah cukup rapi dan lingkungan rumah bersih. Terdapat ventilasi udara
sehingga udara dapat berganti dan cahaya matahari dapat masuk. Pencahayaan
dirumah baik. terdapat ruang tamu, ruang makan 1 kamar mandi, 3 kamar tidur,
dapur, halaman depan dan halaman belakang. Keluarga mengkonsumsi air sumur
yang direbus, karakteristik air jernih dan tidak berbau.

9
Denah rumah

2. Karateristik tetangga dan komunitas RW


Rumah Tn. A berdekatan dengan tetangga. Mayoritas tetangga bekerja sebagai
wiraswasta. Keluarga akrab dengan tetangga disekitar rumah dan sering bertukar
informasi tentang perawatan bayi.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga tinggal di jl. Apel no. 15 Malang sejak 2 tahun yang lalu. Rumah tersebut
milik pribadi.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul dengan tetangga adalah sore
hari. komunikasi terjalin dengan harmonis baik dengan tetangga maupun dengan
keluarga.

IV. Struktur keluarga

10
1. Sistem pendukung keluarga
Keluarga memiliki jaminan kesehatan sebagai pendukung pemeriksaan kesehatan.
Ny. B melahirkan anak pertama di rumah sakit dengan jaminan kesehatan. Jarak ke
tempat pelayanan kesehatan 30 menit. Apabila anggota keluarga sakit ringan seperi
pusing, lemas biasanya membawa berobat ke bidan desa.
2. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. A terjalin komunikasi yang cukup baik. Ny. B sering berkonsultasi
kepada mertua tentang perawatan bayi, dan Ny. D dengan senang hati membantu.
Keluarga sering menghabiskan waktu di ruang keluarga sambil bercengkrama.
3. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga apabila terdapat masalah diselesaikan dengan musyawarah dan
keputusan berada pada kepala keluarga.
4. Struktur peran
Tn. A berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas sebagai kepala keluarga
mencari nafkah dan mengambil keputusan keluarga. Ny. B berperan sebagai ibu
rumah tangga yang mengurus anak, membersihkan rumah dan memasak untuk
keluarga. Tn. C dan Ny. B membantu mengasuh cucunya dan kadang kala
membantu mengerjakan tugas rumah.
5. Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan budaya jawa yang sopan santun dan menghargai orang tua.
Saat akan merawat bayi Ny. C selalu mencuci tangan terlebih dahulu. Tidak ada
budaya jawa yang khusus diterapkan saat perawatan bayi.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. A merupakan keluarga yang harmonis, saling menghormati dan
menyayangi semua anggota keluarga. Keluarga Tn. A menyambut dengan suka cita
kelahiran anaknya di tengah keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Interaksi dan hubungan keluarga terjalin dengan baik antar sesama anggota dan
anggota lainnya. Keluarga Tn. A sering bersosialisasi dengan tetangga sekitar.
3. Fungsi perawatan kesehatan

11
Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk berobat, keluarga
biasanya mengunjungi bidan desa saat mengeluh pusing dan badan lemas. Keluarga
sangat menjaga kondisi hygien dapat dibuktikan dengan kondisi rumah yang bersih
dan selalu mencuci tangan sebelum makan atau akan melakukan perawatan bayi.
4. Fungsi reproduksi
Ny. B mengatakan baru memiliki satu anak laki-laki berusia 2 minggu dan masih
belum memahami kontrasepsi yang akan digunakan, dan tidak pernah mengalami
abortus.
5. Fungsi ekonomi
Tn. A sebagai tulang punggung keluarga dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Keluarga Tn. A tergolong keluarga sejahtera tahap II.

VI. Stres dan koping keluarga


1. Stresor jangka pendek dan panjang
 Stresor jangka pendek : Ny. B masih bingung dalam pemilihan kontrasepsi
yang cocok dan ingin mengetahui cara perawatan bayi dengan benar.
 Stresor jangka panjang : Ny. B mengatakan kontrasepsi yang digunakan tidak
cocok dan tidak mampu merawat anaknya dengan baik.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Keluarga belum mengatasi stresor yang dialami. Ny. B masih bingung dengan cara
perawatan bayi dengan benar dan pemilihan kontrasepsi yang cocok.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny. B biasanya bertukar informasi dengan mertua dan merencanakan akan
berkonsulatsi dengan bidan desa.

VII. Pemeriksaan fisik

Pemfis Tn. A Ny. B An. S Tn. C Ny. D


Ttv 120/100 110/90 - 140/110 130/100
S. Cardio Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
S. GI Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan

12
S. Respirasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
S. Muskulo Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan

VIII. Harapan keluarga


Keluarga berharap An. S dapat tumbuh menjadi anak yang sholeh dan membanggakan
keluarga. Ny. B berharap mampu merawat anaknya dengan baik dan mengatur jarak
kelahiran dengan tepat.

III.3 Analisa Data

N DATA MASALAH
O
1. Ds : Defisiensi pengetahuan
- Ny.B mengatakan belum pernah tentang pemilihan alat
menggunakan KB setelah melahirkan dan kontrasepsi.
sebelum melahirkan.
- Ny.B mengatakan masih bingung dalam
memilih alat kontrasepsi/KB.
- Ny.B mengatakan belum pernah mendapat
pendidikan kesehatan tentang KB/alat
kontrasepsi.

Do :
- Saat ini Ny.B belum menggunakan alat
kontrasepsi/KB.
- Ny.B terlihat bingung.
- Dari hasil kuisioner dan wawancara
didapatkan bahwa Ny.B belum tahu tentang
2. KB. Kesiapan meningkatkan

13
Ds : menjadi orang tua.
- Ny. B mengatakan sudah mengetahui cara
menyusui yaitu dengan dipangku.
- Tn. A mengatakan sudah mengetahui cara
menggendong tapi belum mengetahui cara
menggendong yang benar.
- Ny. B dan Tn. A sudah tahu apabila anaknya
sakit/demam diukur suhunya dan dikompres.

Do :
- Ny. B dan Tn. A terlihat sudah mengetahui
tapi ingin lebih mengetahui lagi tentang
merawat bayi.

III.4 Diagnosa
1. Defisiensi pengetahuan tentang pemilihan alat kontrasepsi
2. Kesiapan peningkatan peran menjadi orang tua pada keluarga Tn. A

III.5 Skoring
1. Defisiensi pengetahuan tentang pemilihan alat kontrasepsi

NO Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


.
1. Sifat masalah : 1 3/3*1 = 1 Ny.B mengatakan
1. Defisit kesehatan (3) belum pernah mendapat
2. Ancaman kesehatan (2) pendidikan kesehatan
3. Faktor risiko (1) tentang KB/ alat
kontrasepsi dan masih
bingung.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah : 2 ½*2 = 1 Ny. B mengatakan

14
1. Mudah (2) selalu berkonsultasi
2. Sebagian (1) dengan mertua dan
3. Tidak dapat (0) selalu mencari
informasi terkait
perawatan bayi namun
beliau masih saja
bingung.
3. Potensi masalah untuk dicegah : 1 1/3*1= Pengetahuan Ny. B
1. Tinggi (3) 1/3 mengenal masalah
2. Rendah (2) masih kurang.
3. Sedang (1)
4. Menonjolnya masalah : 1 ½*1= 1 Keluarga masih
a. Masalah dirasakan dan harus bingung bagaimana
segera ditangani (2) mengatasi masalah
b. Masalah dirasakan namun tersebut.
tidak membutuhkan penangan
segara (1)
c. Masalah tidak dirasakan
Jumlah 3 1/3

2. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua pada Ny. B

NO Kriteria Bobot Nilai Kebenaran


.
1. Sifat masalah : 1 1/3 *1= Ny. B sudah sedikit
1. Defisit kesehatan (3) 1/3 mengetahui tentang
2. Ancaman kesehatan (2) cara cara merawat bayi.
3. Faktor risiko (1)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah : 2 1/2*2= 1 Ny. B dan Tn. A
1. Mudah (2) terlihat sudah
2. Sebagian (1) mengetahui tapi ingin
3. Tidak dapat (0) lebih mengetahui lagi
tentang merawat bayi.

15
3. Potensi masalah untuk dicegah : 1 2/3*1 = Ny. B dan Tn. A
1. Tinggi (3) 2/3 terlihat sudah
2. Rendah (2) mengetahui tapi ingin
3. Sedang (1) lebih mengetahui lagi
tentang merawat bayi.

4. Menonjolnya masalah : 1 ½*1 = ½ Ny B masih ingin lebih


d. Masalah dirasakan dan harus untuk mengetahui cara
segera ditangani (2) cara merawat bayi
e. Masalah dirasakan namun
tidak membutuhkan penangan
segara (1)
f. Masalah tidak dirasakan
Jumlah 2 1/2

16
III.6 Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Umum Khusus
1. Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan TUK 1 Intervensi 1
tentang pemilihan alat tindakan Setelah dilakukannya kunjungan 3 x 60 1. Jelaskan kesiapan dan
kontrasepsi keperawatan menit diharapkan keluarga dapat kemampuan keluarga
selama beberapa mengenal masalah kesehatan dengan KH: menerima informasi
hari diharapkan 1. Keluarga mengetahui apa definisi alat 2. Jelaskan definisi alat
defisiensi kontrasepsi kontrasepsi
pengetahuan 2. Keluarga mengetahui pentingnya 3. Jelaskan pentingnya
tentang alat penggunaan alat kontrasepsi penggunaan alat kontrasepsi
kontrasepsi 3. Keluarga mengetahu jenis alat 4. Jelaskan jenis jenis alat
berhubungan kontrasepsi kontrasepsi
dengan kurang 4. Keluarga mengetahui kapan alat 5. Jelaskan kapan alat
sumber kontrasepsi digunakan kontrasepesi digunakan
pengetahuan dapat 5. Mengetahui efek samping alat 6. Jelaskan efek samping alat
teratasi dengan kontrasepsi kontrasepsi
kriteria hasil : 6. Keluarga mengetahui berapa lama 7. Jelaskan berapa lama
penggunaan alat kontrasepsi penggunaan alat kontrasepsi.

TUK 2 Intervensi 2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Identifikasi persepsi
diharapkan keluarga mampu mengambil mengenai masalah dan

17
keputusan masalah kesehatan dengan KH informasi yang memicu konflik
1.Mampu mengidentifikasi informasi 2. Fasilitasi
secara jelas mengklarifikasi nilai dan
2.Mengidentifikasi alternatif pilihan harapan yang membantu
3.Mengidentifikasi sumber daya yang membuat pilihan
dibutuhkan setiap alternatif 3. Diskusikan kelebihan
4.Mempertimbangjan alternatif pilihan dan kekurangan dari setiap
solusi
4. Fasilitasi melihat situasi
secara realistic
5. Motivasi
mengungkapkan tujuan
perawatan yang diharpakan
6. Fasilitasi pengambilan
keputusan secara kolaboratif
7. Hormati hak pasien
untuk menerima atau menolak
informasi
8. Fasilitasi menjelaskan
keputusan kepada orang lain.

TUK 3 Intervensi 3

18
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, dukasi program pengobatan
keluarga dapat melakukan perawatan 1. Identifikasi
kesehatan dengan kriteria hasil : pengetahuan tentang obat yang
direkomendasikan
1. Mengikuti tindakan ppenggunaan 2. Berikan dukungan
alat kontrasepsi untuk menjalani program
2. Memantau efek samping alat pengobatan dengan baik dan
kontasepsi benar
3. Mengikuti pengobatan yang 3. Latih keluarga untuk
direkomendasikan memberikan dukungan pada
4. Menggunakan strategi untuk pasien selama pengobatan
meningkatkan kenyamanan 4. Jelaskan manfaat dan
efek samping pengobatan
5. Jelaskan strategi
mengelola efek samping obat
6. Anjurkan memonitor
perkembangan keefktifan
pengobatan
7. Jelaskan keuntungan
dan kerugian program
pengobatan.
TUK 4 Intervensi 4

19
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen lingkungan
keluarga mampu memodifikasi 1. Identifikasi keamanan
lingkungan untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan lingkungan
dengan kriteria hasil : 2. Sediakan lingkungan
1. Mampu melakukan perawatan yang bersih dan nyaman
kenyamanan
2. Dukungan keluarga Dukungan emosional
3. Kemampuan mengelola dan 1. Fasilitasi pasien
mengatasi masalah kesehatan mengungkapakan perasaan
4. mampu memanajemen lingkungan 2. Anjurkan
mengungkapkan perasaan yang
dialami
3. Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan yang
tepat

TUK 5 Intervensi 5
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Memberikan informasi
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas fasilitas pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan dengan kriteria hasil 2. Identifikasi
: pengetahuan tentang fasilitas
1. Pengetahuan tentang sumber- kesehatan

20
sumber kesehatan 3. Jelaskan peraturan
2. Perilaku mencari pelayanan mengenai pelayanan kesehatan
kesehatan 4. Bantu keluarga untuk
3. Partisipasi keluarga dalam menentukan pelayanan
perawatan keluarga kesehatan yang diperlukan

21
III.7 Implementasi dan evaluasi
Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
Defisiensi Rabu, 14 April (TUK 1) : keluarga mampu mengenal Subjektif
pengetahuan 2021 masalah kurangnya pemahaman  Ny. B mengatakan bahwa tujuan dari
tentang pemilihan tentang kontrasepsi. kontrasepsi adalah mencegah kehamilan yang
alat kontrasepsi tidak diinginkan. (skala 4, pengetahuan baik).
Teaching : jenis alat kontrasepsi.  Tn. A menyebutkan beberapa jenis alat
Media : jenis kontrasepsi, lembar balik, kontrasepsi meliputi kondom, pil kb, IUD,
leaflet. vasektomi dan tubektomi. (skala 4, pengetahuan
Waktu : 60 menit. baik).
Proses : setelah semua persiapan  Ny. B mengatakan bahwa pentingnya
selesai, dilakukan penjelasan mengenai menggunakan kontrasepsi untuk mengatur jarak
kontrasepsi menggunakan lembar balik kehamilan dan mencegah penyakit menular
dan menunjukan bentuk kontrasepsi. seksual. (skala 4, pengetahuan baik).
Keluarga antusias mendengarkan dan  Ny. B mampu menjelaskan efek samping
aktif bertanya. Perawat meninggalkan penggunaan kontrasepsi adalah rasa mual,
leaflet agar keluarga mampu mengingat peningkatan berat badan dan gairah seks
meteri yang telah dijelaskan. menurun. (skala 4, pengetahuan baik).
 Tn. A mengatakan penggunaan kontrasepsi saat
ingin mencegah kehamilan dan terhindar dari
infeksi menular seksual. (skala 4, pengetahuan
baik).

22
 Ny. B mengatakan lama penggunaan kontrasepsi
tegantung jenis nya, IUD dapat bertahan hingga
5 tahun sekali. (skala 4, pengetahuan baik).

Objektif
 Keluarga dapat menjelaskan tujuan kontrasepsi.
 Keluarga mengetahui jenis kontrasepsi.
 Keluarga mampu menjelaskan pentingnya
kontrasepsi.
 Keluarga dapat memahami efek samping
kontrasepsi.
 Keluarga dapat menjelaskan kapan harus
menggunakan kontrasepsi dan lama
penggunaannya.
Analisa
 TUK 1 tercapai dimana keluarga dapat mengenal
masalah kurangnya pemahaman tentang
kontrasepsi.
Planning
 TUK 1 tercapai dan lanjutkan pada perencanaan
di TUK 2 tentang mengambil keputusan yang
tepat pada pertemuan berikutnya.

23
(TUK 2) : keluarga mampu Subjektif
mengambil keputusan pemilihan  Tn. A dan Ny. B mengatakan sepakat ingin
kontrasepsi. memakai kontrasepsi pil kb. Tetapi Ny. B takut
dengan efek sampingnya. (skala 4, pengetahuan
Media : jenis kontrasepsi, lembar balik, baik).
leaflet.  Ny. B mengatakan sudah memahami kelebihan
Waktu : 60 menit. dan kekurangan dari kontrasepsi pil kb. (skala 4,
Proses : setelah semua persiapan pengetahuan baik).
selesai, dilakukan pengambilan
keputusan mengenai kontrasepsi yang Objektif
sesuai digunakan untuk Tn. A dan Ny.  Keluarga sudah memutuskan kontrasepsi yang
B menggunakan lembar balik dan digunakan dan perawat memfasilitasi kebutuhan
menunjukan bentuk kontrasepsi. keluarga.
Keluarga antusias mendengarkan dan  Perawat menghormati hak pasien dalam
aktif bertanya. Perawat meninggalkan menerima informasi.
leaflet agar keluarga mampu mengingat
meteri yang telah dijelaskan. Analisa
 TUK 2 tercapai dimana keluarga sudah
mengambil keputusan kontrasepsi yang akan
digunakan.

Planning

24
 TUK 2 tercapai dan lanjutkan pada perencanaan
di TUK 3 tentang melakukan perawatan
kesehatan.
(TUK 3) : keluarga dapat melakukan Subjektif
perawatan kesehatan.  Ny. B mengatakan keuntungan dari pil kb adalah
mampu mencegah kehamilan hingga 90% dan
Media : lembar balik. kelemahannya adalah harus mengkonsumsi
Waktu : 60 menit. setiap hari. (skala 4, pengetahuan baik).
Proses : setelah semua persiapan  Tn. B mengatakan siap mengingatkan dan
selesai, dilakukan edukasi dan diskusi memotivasi Ny. A dalam mengkonsumsi pil kb.
perawatan kesehatan tentang pil kb (skala 4, pengetahuan baik).
yang sesuai digunakan untuk Tn. A dan  Ny. A mengatakan apabila timbul efek samping
Ny. B menggunakan lembar balik berupa nyeri kepala, akan meminum obat pereda
nyeri seperti paracetamol. (skala 4, pengetahuan
baik).

Objektif
 Ny. B memahami keuntungan dan kerugian pil
kb.
 Tn. B memberikan dukungan pada Ny. B.
 Ny. B dapat mengelolah efek samping pil kb.
Analisa

25
 TUK 3 tercapai dimana keluarga dapat
melakukan perawatan kesehatan.

Planning
 TUK 3 tercapai dan dilajutkan pada perencanaan
di TUK 4 tentang memodifikasi lingkungan.
(TUK 4) : keluarga dapat Subjektif
memodifikasi lingkungan.  Ny. B mengatakan akan menaruh pil kb di
lemari obat agar tidak lupa minum setiap hari.
Media : lembar balik. (skala 4, pengetahuan baik).
Waktu : 60 menit.  Keluarga mengatakan senang dapat mengatasi
Proses : setelah semua persiapan masalahnya. (skala 4, pengetahuan baik).
selesai, dilakukan demonstrasi dalam  Keluarga mendukung keputusan Ny. B dalam
memodifikasi lingkungan tentang memilih pil kb sebagai kontrasepsi. (skala 4,
penggunaan pil kb yang sesuai pengetahuan baik).
digunakan untuk Tn. A dan Ny. B
menggunakan lembar balik Objektif
 Ny. B dapat memodifikasi lingkungan.
 Keluarga dapat mengatasi masalah.
 Keluarga memberikan dukungan.

Analisa

26
 TUK 4 tercapai dimana keluarga dapat
memodifikasi lingkungan untuk menjamin
kepatuhan Ny. B minum pil kb.

Planning
 TUK 4 tercapai dan dilanjutkan pada
perencanaan TUK 5 tentang memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
(TUK 5) : keluarga dapat Subjek
memanfaatkan fasilitas pelayanan  Ny. B mengatakan bahwa dalam berkonsultasi
kesehatan. tentang pil kb dapat dilakukan di bidan desa atau
puskesmas. (skala 4, pengetahuan baik).
Media : lembar balik.  Ny. B mengatakan dapat memperoleh pil kb
Waktu : 60 menit. dengan membeli di apotik atau puskesmas.
Proses : setelah semua persiapan (skala 4, pengetahuan baik).
selesai, dilakukan edukasi dalam  Tn. A mengatakan siap mengantar istrinya
memanfaatkan pelayanan kesehatan. apabila memerlukan bantuan dalam membeli pil
kb. (skala 4, pengetahuan baik).

Objektif
 Ny. B memahami fasilitas yang dapat digunakan
dalam pelayanan kesehatan seputar kontrasepsi.

27
 Ny. B memahami tempat membeli pil kb.
 Tn. A berpartisipasi dalam perawatan keluarga.

Analisa
 TUK 5 tercapai dimana keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Planning
 Mengevaluasi hasil intervensi keperawatan
(TUK 1-5) untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga Tn. A dalam memilih alat kontrasepsi
yang sesuai.

28
III.8 Evaluasi sumatif askep keluarga tahap II
Hasil
No Respon keluarga Ya Tidak Modifikasi lingkungan
1. Keluarga dapat menjelaskan :
a. Tujuan dari penggunaan alat
kontrasepsi.
b. Efek samping kontrasepsi.
c. Kapan saat menggunakan kontrasepsi.
d. Kelebihan dan kekurangan alat
kontrasepsi
2. Keluarga dapat menyebutkan 6 dari 7
macam-macam alat kontrasepsi.
a. Pil kb
b. Implan
c. IUD
d. Vasektomi
e. Tubektomi
3. Keluarga dapat memutuskan pemilihan alat
kontrasepsi.
4. Keluarga dapat menjelaskan minimal satu
kelebihan dan kekurangan menggunakan
kontrasepsi pil kb.
5. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan
agar selalu ingat minum pil kb setiap hari.

29
6. Keluarga mendukung keputusan Ny. B
dalam memilih kontrasepsi
7. Keluarga dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan dalam mendapatkan pil kb.

30
BAB IV
PENUTUP
IV.1Kesimpulan

Pengkajian dilakukan pada tanggal Rabu, 14 April 2021 diperoleh data keluarga pasien
bernama Tn. A dan Ny. B. Keluhan utama klien mengatakan masih bingung menentukan
kontrasepsi yang tepat untuk mengatur jarak kehamilannya. Penulis menegakkan diagnosa
keperawatan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang familier terhadap sumber
informasi dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari kunjungan rumah
diharapkan klien mengetahui, memahami, menyadari pentingnya keluarga berencana, dengan
kriteria, klien menggunakan salah satu alat kontrasepsi, klien menggunakan metode KB.

Intervensi yang dilakukan yaitu perkenalkan diri dan menjaga kerahasiaan percakapan,
tanyakan pada klien alat kontrasepsi yang pernah dipakai, kaji tingkat pengetahuan klien,
jelaskan arti dan tujuan KB, jelaskan kerugian dan kelebihan masing-masing alat kontrasepsi,
evaluasi tingkat pengetahuan klien tentang apa yang dijelaskan, kaji tingkat pengetahuan klien,
evaluasi tingkat pengetahuan klien tentang apa yang dijelaskan, anjurkan klien agar datang ke
fasilitas pelayanan KB. Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis yaitu sesuai dengan
intervensi yang telah dibuat. Penulis menyimpulkan bahwa masalah teratasi karena saat
dilakukan evaluasi, klien dapat menjawab dengan lancar, klien juga telah memutuskan untuk
memilih alat kontrasepsi IUD untuk mengatur jarak.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Arief Andriyanto, M. Kep., Sp. Kep.Kom. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Keluarga, berdasarkan evidence based practice. Mojokerto: Infermia Publishing.

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: dewan pengurus pusat
PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

32

You might also like