You are on page 1of 3

GAYA BELAJAR DAN GAYA BERPIKIR

A. Pengertian
Inteligensi merupakan kemampuan, sedangkan menurut Sternberg (Santrock,
2009) (dalam Faizah dkk , 2017) gaya berpikir dan belajar sebagai cara yang disukai
seseorang untuk menggunakan kemampuannya. Gaya belajar dan gaya berpikir adalah
preferensi individu untuk bagaimana mereka menggunakan keterampilan mereka.
Tidak ada seorangpun yang hanya memiliki satu gaya belajar dan satu cara berpikir,
pada dasarnya banyak orang yang memiliki banyak gaya. Individu sangat berbeda
sehingga ada ratusan gaya belajar dan berpikir yang disajikan oleh guru dan
psikolog. Pembahasan gaya berpikir dan belajar mengacu kajian tokoh dari Santrock
(2009) (dalam Faizah dkk , 2017) terhadap dua gaya berpikir dan belajar yang dikenal
secara umum. Gaya seorang siswa bisa berubah-ubah sesuai dengan mata pelajaran
yang dipelajari ataupun yang dipikirkan oleh siswa.

B. Macam Gaya Belajar Dan Gaya Berpikir

Dua dikotomi gaya yang paling banyak didiskusikan dalam wacana tentang
pembelajaran adalah gaya impulsif/reflektif dan mendalam/dangkal (dalam Santrock,
2004).

1. Gaya Impulsif Dan Reflektif

Dapat didefinisikan sebagai kecepatan memahami konsep, yang


melibatkan kecenderungan siswa untuk bertindak cepat dan impulsif, sedangkan
gaya reflektif siswa mengambil lebih banyak waktu untuk merespon dan
memikirkan sebuah konsep dalam menentukan ketepatan jawaban (Kagan dalam
Santrock, 2009 pada Faizah dkk , 2017). Gaya impulsive/reflektif juga disebut
sebagai tempo kontekstual yakni murid cenderung bertindak cepat dan impulsif.
Murid yang impulsif cenderung lebih banyak melakukan kesalahan daripada
murid yang reflektif. (dalam Santrock, 2004).

Riset terhadap impulsivitas/refleksi telah mempengaruhi Pendidikan


(Jonassen & Grabowski 1993 dalam Santrock 2004). Dibandingkan murid yang
impulsif, murid reflektif lebih mungkin melakukan tugas di bawah ini:

a. Mengingat informasi yang terstruktur.


b. Membaca dengan memahami dan menginterpretasi teks.
c. Memecahkan problem dan membuat keputusan.

Siswa dengan gaya reflektif cenderung mampu menetapkan tujuan belajar


dan standar kinerja, fokus pada informasi yang relevan, dan pola belajar lebih
efektif daripada siswa dengan gaya impulsif. Namun, kelemahan siswa reflektif
adalah selalu memikirkan masalah dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

Dalam mengkaji gaya impulsif dan gaya reflektif, ingatlah walaupun


kebanyakan murid belajar dengan lebih baik saat mereka menggunakan gaya
reflektif, ada beberapa anak yang memang bisa cepat belajar secara tepat dan bisa
membuat keputusan sendiri. Bereaksi dengan cepat adalah strategi yang buruk
hanya jika menyangkut jawaban yang salah. Juga, beberapa anak reflektif
mungkin terlalu sibuk berkutat dengan satu problem dan kesulitan untuk
memecahkannya. Guru dapat mendorong siswa ini untuk mempertahankan gaya
reflektif tetapi tetap dapat menemukan solusi.

2. Gaya Yang Mendalam Dan Permukaan

Gaya ini menurut Marton, Hounsell, Entwistle (Santrock, 2009)


melibatkan sejauhmana siswa-siswa mempelajari materi pelajaran, dengan cara
membantu memahami arti materi secara mendalam (gaya mendalam) sedangkan
gaya permukaan hanya ditunjukkan tentang apa yang perlu dipelajari (gaya
permukaan/gaya dangkal). Siswa dengan gaya permukaan (surface learner)
mengalami kesulitan menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan kerangka
konseptual yang lebih besar, karena siswa dengan gaya permukaan cenderung
belajar secara pasif dan seringkali hanya mengingat informasi.

Pembelajar yang mendalam lebih mungkin untuk secara aktif memahami


apa yang mereka pelajari dan memberi makna pada apa yang perlu mereka ingat.
Oleh karena itu, pelajar menggunakan pendekatan konstruktivis mendalam dalam
kegiatan belajarnya. Selain itu, pelajar mendalam lebih mungkin memotivasi diri
sendiri untuk belajar, sedangkan pelajar dangkal/permukaan (surface learner)
lebih mungkin akan termotivasi belajar jika ada penghargaan dari luar, seperti
pujian dan tanggapan positif dari guru (Snow, Corno & Jackson, 1996 dalam
Santrock 2004).
REFERENSI

Faizah, dkk. (2017). PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Aplikasi Teori di Indonesia). Malang: UB


Press.
Santrock, J. W. (2004). Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: KENCANA.

You might also like