Professional Documents
Culture Documents
3TS14380
3TS14380
LANDASAN TEORI
Menurut Triatmodjo (2010), neraca air dapat dinyatakan dalam interval waktu
singkat atau untuk durasi panjang, untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau
ΔS
P + Qi + Gi - E - T - Q0 - G0 - =0 (3-1)
Δt
dengan :
P : presipitasi
Qi ,Qo : debit aliran masuk dan keluar
Gi , G0 : aliran air tanah masuk dan keluar
E : evaporasi
T : evapotranspirasi
∆S : perubahan volume tampungan untuk selang waktu ∆𝑡
Untuk kondisi tertentu, beberapa suku pada persamaan (3-1) dapat diabaikan
tergantung pada sifat daerah yang ditinjau dan periode hitungan neraca air. Apabila
evaluasi dilakukan dalam suatu periode panjang, variasi tampungan air relatif seimbang
sehingga perubahan tampungan ∆𝑆 dapat diabaikan. Pada suatu DAS, dimana tidak ada
aliran yang masuk melalui batas DAS, maka 𝑄𝑖 = 0 dan jika dalam suatu DAS dianggap
13
14
tidak ada transfer air tanah dari satu DAS ke DAS di dekatnya, maka 𝐺𝑖 = 𝐺0 = 0.
P-E-T-Q=0 (3-2)
dengan :
P : presipitasi
E : evaporasi
T : evapotranspirasi
Q : debit sungai, yang merupakan aliran dari DAS ke dalam sungai
Dalam FAO Irrigation and Drainage Paper No. 56, persamaan FAO Penman-
900
0.408∆(Rn -G) + γ u (e e )
T+273 2 s- a
ETo = ∆ + γ(1+0.34u2 )
(3-3)
4.87
u = uz (3-4)
ln (67.8z-5.42)
17.27T
4098 [0.6108 exp ( )
T+237.3
Δ= 2 (3-5)
(T + 273.3)
eo (Tmax ) + eo (Tmin)
es = (3-8)
2
RHmax RHmin
eo (Tmin ) + eo (Tmax )
100 100
ea = (3-9)
2
17.27T
eo = 0.6108 exp ( T+237.3 ) (3-10)
n
Rs = (as + bs N )Ra (3-14)
24
N= ωs (3-15)
π
24(60)
Ra = Gsc dr [ωs sin(φ) sin(δ) + cos(δ) sin(ωs ) ] (3-16)
π
π
dr = 1 + 0.033 cos 365 J (3-17)
2π
δ = 0.409 sin( 365 J - 1.39) (3-18)
Tmax. K4 + Tmin. K4 R
Rnl =σ[ ](0.34-0.14√ea )(1.35 R s - 0.35) (3-20)
2 so
dengan :
yang tertutup rumput hijau dan tidak kekurangan air. Evapotranspirasi potensial akan
m
Ea ETo ( ETo (18 n) (3-22)
20
dengan :
m : Exposed Surface
P = (Et + R + I) (3-23)
dengan :
Debit andalan yang akan digunakan sebagai debit ketersediaan air akan
dihitung dengan metode Mock (1973). Persamaan debit yang tersedia adalah :
A.TRO.1000
Qn = (3-24)
H.24.3600
dengan :
WS = (P-Eto)-SS (3-29)
i = WS × if (3-33)
SRO = P × PF (3-34)
dengan :
P : hujan (mm/bln)
i : infiltrasi (mm/bln)
if : koefisien infiltrasi terdiri dari DIC (bulan kering) dan WIC (bulan
kering)
P : hujan (mm/bln)
untuk mengijinkan distribusi alat ukur yang tak merata dengan menyediakan suatu
b. Garis-garis lurus penghubung antar stasiun dibagi dua dengan garis bagi
stasiun hujan.
hujan pada tiap stasiun dengan persentase luas tiap polygon dan
menjumlahkannya.
thiessen sebagai :
A1 P1 + A2 P2 +…+ An Pn
P= (3-35)
A1 + A2 +…An
dengan :
Pada tugas akhir kali ini, pengerjaan metode polygon thiessen ini akan
dilakukan dengan bantuan software Arcgis 10.2. Software Arcgis 10.2 digunakan
karena DAS Serayu memiliki luas yang cukup besar, yaitu 3738 km2.
23
Menurut Pedoman Teknis Puslitbang SDA No. PD. T-22-2004, pencarian data
hujan yang hilang dapat dihitung dengan menggunakan Normal Ratio Method :
1. Menentukan tahun patokan dimana pada satu tahun yang sama, data curah
1 N N N
NR x Pa x Pb ... x Pn (3-36)
n N a Nb Nn
Keterangan :
Rx/NR = Not Recorded / Data Curah Hujan hilang yang akan dicari
Nx = Jumlah curah hujan tahunan pada tahun patokan pada stasiun yang
Na, Nb, = Jumlah curah hujan tahunan di tahun patokan pada stasiun yang
berpengaruh
Pa, Pb, = Data curah hujan harian pada tanggal yang sama dengan data yang